Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

STANDAR BAIK DAN BURUK BERDASARKAN AKHLAK, MORAL DANETIKA

Dosen Pembimbing: ARIONO, M. Pd.I.

Disusun Oleh :
Moh Andi
Zaenal abidin
Yanuar Riski Muzamzami

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL MUSLIHUUN TLOGO BLITAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat, nikmat sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tidak lupa kita hadiahkan kepada sang
junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW Tidak lupa pula penyusun ucapakan terimakasih
kepada bapak Satrio,M.A selaku dosen pembimbing mata kuliah akhlak tasawuf. Penyusun
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan makalah ini dengan judul “Standar baik dan buruk berdasarkan
akhlak,moral,dan etika”. Penyusun menyadari walaupun makalah ini telah disusun semaksimal
mungkin, tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak disengaja. Maka dari itu
penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………….. 2

Daftar Isi………………………………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………….. 4


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….…………………… 5
C. Tujuan Masalah ………………………………………………………………………………. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Standar baik dan buruk……………………………………………………………………….6


B. Konsep baik dan buruk…..…………………………………………………… ……………….7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………….………………………….15
B. Saran ……………………………………………………………….…………………………15
BAB I
PENDAHUAN

A.Latar Belakang

Perbuatan manusia ada yang baik dan ada yang tidak baik atau buruk. Baik dan
buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu
perbuatan yangdilakukan oleh seseorang. Kadang-kadang di suatu tempat, perbuatan itu
dianggap salah atauburuk. Hati manusia memiliki perasaan dan dapat mengenal, perbuatan
itu baik atau burukdan benar atau salah.Penilaian terhadap suatu perbuatan adalah relatif, hal
ini disebabkan adanya perbedaant o l o k u k u r y a n g d i g u n a k a n u n t u k p e n i l a i a n
t e r s e b u t . P e r b u a t a n t o l o k u k u r t e r s e b u t disebabkan karena adanya perbedaan agama,
kepercayaan, cara berfikir, ideologi, lingkunganhidup, dan sebagainya.Ada pendapat yang
mengatwakan bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan insting.Hal ini berfungsi bagi
manusia untuk dapat membedakan mana yang baik dan buruk, karenapengaruh kondisi dan
situasi lingkungan. Dan seandainya dalam satu lingkungan pun belumtentu mempunyai
kesamaan insting. Kemudian pada diri manusia juga mempunyai ilham yang dapat
mengenal nilai sesuatu itu baik atau buruk. Di dalam Ilmu Akhlak kita berjumpadengan
istilah baik dan buruk. Apakah kebiasaan-kebiasaan yang kita perbuat itu baik atau buruk.

B. Rumusan Masalah

1. Apa standar baik dan buruk?


2. Bagaimana konsep Baik dan Buruk?

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian standar baik dan buruk.
2. Untuk mengetahui konsep baik dan buruk
BAB II

PEMBAHASAN

A.STANDAR BAIK DAN BURUK BERDASARKAN AJARAN AKHLAK MORAL


DAN ETIKA

Di dalam diri manusia ada dua potensi:ada potensi baik dan buruk.ada Akhlak baik ada
Akhlak buruk. Definisi Akhlak yang termaktub dalam kitab ihya Ulumuddin yaitu kitabnya
imam Al-Ghazali,imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa akhlak itu adalah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwa seseorang.Standar yang baik dan buruk adalah adalah Al Qur’an hadits,
dimana ad konsep agama maka disitulah ada standar baik dan buruknya,dalam belajar itu ada
fardhu’ain,fardhu kifayah,sunah,hal”yang berhubungan dengan aqidah, fiqh, Tasawuf, itu adalah
wajib.
Di dalam aqidah mutlak wajib Seseorang untuk mengetahuinya sehingga dia terlepas
daripada taqlik.Taqlik itu adalah mengikuti secara membabi buta kan syar’i nya. ada beberapa
aliran untuk menentukan standar baik dan buruknya.

Aliran Idealisme Aliran ini memandang bahwa kebenaran yang hakiki tidak dapat dilihat
melalui panca indera semata, karena baik dan buruk itu dapat dipengaruhi oleh pembawaan
manusia sejak lahir kedunia.Kemudian banyak beberapa aliran dalam menentukan keinginannya,
kecuali bila Allah yang menghendakinya

Menurut aliran Tasawuf nilai baik dan buruk sesuatu itu bisa dilihat dari perasaan Bahagia.
Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah merupakan reaksi dari aliran Mu’tazilah yang menganggap bahwa
dalam memecahkan persoalan hanya dengan filosofisnya saja dan tidak dibandingkan dengan
teologi sebelumnya .Maka lain halnya dengan aliran Mu’tazilah, aliran Ahlus Sunnah Wal-
Jama’ah banyak menggunakan sunnah Nabi dalam menentukan sesuatu itu baik ataupun salah
dan lebih mendahulukan nash baru kemudian akal yang menjelaskannya..

B .KONSEP BAIK DAN BURUK MENURUT


HEDONISME,NATURAL,IDEALISME,ILMU KALAM

1 Menurut hedonism

Aliran Hedonisme berpendapat bahwa norma baik dan buruk adalah “kebahagian”.
Karenanya suatu perbuatan apabila dapat mendatangkan kebahagian maka perbuatan itu baik dan
sebaliknya perbuatan itu buruk apabila mendatangkan penderitaan.

Menurut aliran ini, setiap manusia selalu menginginkan kebahagian, yang merupakan dorongan
dari tabiatnya dan ternyata kebahagiaan adalah merupakan tujuan akhir dari hidup manusia, oleh
karenanya, jalan yang mengantarkan ke arahnya dipandang sebagai keutamaan (perbuatan
mulia/baik)

2.Menurut Naturalis

Aliran ini berpendirian bahwa segala sesuatu dalam dunia ini menuju kepada suatu tujuan
tertentu. Dengan memenuhi panggilan nature setiap sesuatu akan dapat sampai kepada
kesempurnaan. Benda-benda dan tumbuh-tumbuhan, juga termasuk didalamnya, menuju kepada
tujuan yang satu, tetapi dicapainya secara otomatis tanpa pertimbangan atau perasaan. Hewan
menuju kepada tujuan itu dengan naluri kehewanannya, sedangkan manusia menuju tujuan itu
dengan naluri akal dan pikirannya.

3 Menurut Idealisme

Aliran idealisme dipelopori oleh immanuel kant (1724-1804) seorang yang


berkebangsaan Jerman. Immanuel kant (1725-1804) menjelaskan pokok pedoman untuk
menentukan hukum suatu perbuatan itu menurut etika atau tidak, yakni:
a) Wujud yang paling dalam kenyataan (hakikat) ialah kerohanian. Seorang berbuat baik
pada prinsipnya bukan karena di anjurkan orang lain melainkan atas dasar kemauan
sendiri atau rasa kewajiban. Sekalipun di ancam dan dicela orang lain, perbuatan baik itu
dilakukan juga karena adanya rasa kewajiban yang bersemi dalam rohani manusia
b) Faktor yang paling penting mempengaruhi manusia ialah kemauan yang melahirkan
tindakan yang kongkrit. Dan yang menjadi pokok disini adalah kemauan yang baik.
c) Dari kemauan yang baik itulah dihubungkan dengan satu hal yang
menyempurnakannya yaitu rasa kewajiban.[2]
Dalam etika Immanual Kant, kita dapat mengadakan beberapa catatan :
a) Dasar etika Kant, ialah akal pikiran
b) Menurut Kant, yang terpenting ialah kemauan mencapai hakikat sesuatu.
c) Kant, mendasarkan rasa kewajiban” untuk terwujudnya perbuatan banyak hal-hal yang
meminta perhatian etika
Menurut Plato, manusia memiliki kemampuan dasar yang terdiri dari kemampuan berpikir
yang terletak di kepala, kemampuan berkehendak yang terletak di dada, kemampuan bernafsu
(berkeinginan) yang terletak di perut. Pikiran (idea), kehendak (kemauan) dan nafsu (keinginan)
terikat dalam kehidupan jasmani manusia.[3]
Dasar pandangan idealisme Plato (427-347 SM), murid Socrates (468-399 SM) yang
mengajarkan tentang idea (serba cita), termasuk penilaian baik dan buruk, harus diukur dengan
kemampuan cita, tidak dapat diukur dengan kemampuan panca indera, menurut aliran idealism
.

4.Menurut Ilmu Kalam

Dalam Islam perbuatan baik dan buruk itu sering di sebutkan dengan’amar ma’ruf nahi
munkar’(Perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk) yang dilakukan manusia dalam selurah
kehidupannya, manusia itu dikatakan berbuat baik apabila dia dapat melaksanakan ajaran agama
secara’’ kaffah’’(keseluruhan) manusia di katakan berbuat yang tidak baik apabila ia melakukan
perbuatan yang menyimpang dari ketentuan yang telah di perintahkan oleh Allah SWT.
Pada dasarnya tugas dan tanggung jawab manusia adalah untuk mengabdi kepadanya, dalam
peroses pengabdiannya manusia harus mengetahui atau memiliki dasar yang hakiki untuk di
jadikan landasan yang utama dalam hidupnya agar dalam menjalani kehidupan dunia ini lebih
bermakna, adapun yang landasan yang dimaksudkan adalah sumber-sumber ajaran Islam yang
mengatur semua aspek kehidupan manusia, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan Allah SWT.,
sesama manusia, sesama alam atau lingkungannya.

Mengabdikan diri dalam Islam erat kaitannya dengan pendidikan akhlak, kemudian
konsep mengabdikan diri dalam Al-Qur’an dikaitkan dengan taqwa dan taqwa itu sendiri berarti
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya, perintah Allah itu berkaitan dengan
perbuatan-perbuatan yang baik sedangkan yang berkaitan larangan adalah dengan perbuatan-
perbuatan yang tidak baik .
Adapun lapaz al-hasanah dan as-sayyiah dalam Al-Qur’an memiliki berberapa makna, seperti
yang di jelaskan dalam QS. 3:120, QS.9:50, QS.7:164 dan QS.42:48. Dengan demikian dalam
ayat tersebut secara pasti mengandung makna bahwa al hasanah dan as sayyiah berarti segala
kenikimatan dan musibah demikian pula yang dikatakan oleh para Mufassir, oleh sebab itu As-
Sadiy menyatakan bahwa al Hasanah adalah kemakmuran sedangkan as Sayyiah adalah
kemudhadaratan yang terjadi pada harta mereka .
Dengan demikain akan menjadi jelas bahwa kebaikan dan keburukan dalam ajaran Islam
merupakan dua bahasa yang berbeda akan tetapi memiliki keterkaitan antara keduanya, yaitu
kalau tidak berbuat baik maka berbuat buruk, maka manusia tinggal memilih pada posisi mana ia
harus berbuat karena kebaikan dan keburukan itu sudah jelas di atur dalam ajaran agama
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan luhur, bermartabat,
menyenangkan, disukai manusia dan memiliki tujuan yang baik. Sedangkan buruk adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan sesuatu yang rendah, hina, menyusahkan, dibenci manusia
dan tidak mempunyai tujuan yang baik.
Ukuran baik dan buruk dalam ilmu akhlak antara lain adat istiadat, nurani, rasio,
pandangan individu dan norma agama.
Aliran-aliran baik buruk pada masa itu antara lain aliran hedonisme, eudaemonisme,
utilitarianisme, intuitionisme, naturalisme, theologis, deon-tology, prakmatisme dan
eksistensialisme.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Kami selaku penyusun
makalah tersebut mengharapkan saran, dan ide yang bisa membangun, untuk melengkapi
makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai