Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BAIK DAN BURUK SERTA HAK DAN KEWAJIBAN

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ahklak Tasawuf
Dosen Pengampu oleh

Bapak. DWI JULI PRIYONO, M,Pd.I

Disusun oleh :

MUHAMMAD ARDIANTO : 2309601068

YUSU HARIYANTO : 2309601038

FAISAL ANDI IHKSAN : 2309601089

FAIDATUR ROCHMATIRRIDLO : 2309601014

NURUL AENY : 2309601059

KELAS : PAI 1B

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QODIRI JEMBER

2023

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpah rahmat, hidayah
serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu
halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah
menuju zaman islamiah sekarang ini.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Baik dan Buruk serta
Hak dan Kewajiban” adalah agar pembaca bisa memahami tentang Baik dan Buruk
serta Hak dan Kewajiban. Tidak lupa ucapan terima kasih kami tunjukan kepada
pihak-pihak yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini antara lain :
1. Bpk. Dwi Juli Priyono, M,Pd.I selaku Dosen mata kuliah Ahklak Tasawuf serta
2. Semua pihak yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan
hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.

Jember, 24 Oktober 2023

Kelompok 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................
C. Tujuan.................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Baik dan Buruk dalam Islam...............................................................


B. Hak dan Kewajiban Manusia............................................................................
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

lOMoARcPSD|32531004

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perbuatan manusia ada yang baik dan ada yang buruk. Baik dan buruk
merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan
yang dilakukan oleh seseorang.kadang-kadang di suatu tempat, perbuatan itu
dianggap salah atau buruk. Hati manusia memiliki perasaan dan dapat mengenal,
perbuatan itu baik atau buruk dan benar atau salah.

Penilaian terhadap suatu perbuatan adalah relative, hal ini disebabkan


adanya perbedaan tolak ukur yang digunakan untuk penilaian tersebut.perbuatan
tolak ukur tersebut disebabkan karena adanya perbedaan agama, kepercayaan, cara
berfikir, ideologi, lingkungan hidup dan sebagainya.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa melepaskan diri dari


masalah yang berkaitan dengan hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban merupakan
suatu yang melekat pada diri orang itu sendiri ataupun pada orang lain yang ada
disekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa hak dan kewajiban mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep baik dan buruk dalam islam?
2. Bagaimana hak dan kewajiban manusia?

C. Tujuan
1. Untuk mengatahui konsep baik dan buruk dalam islam
l
2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban manusia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Baik dan Buruk


1. Pengertian Baik dan Buruk
Pada hakikatnya di dunia ini berisi dua hal, yaitu perbuatan atau
tingkah laku manusia yang baik dan yang buruk. Menilai yang baik dan yang
buruk dari segi peninjauan yang berbeda; menurut siapa yang menyaksikan
dan siapa yang menilainya, maka hal ini merupakan masalah.mungkin
sebagian orang beranggapan bahwa Sesutu itu baik, tetapi sebagian lagi akan
mengatakan sesuatu itu tidak baik atau buruk.
Pengertian baik menurut ilmu akhlak adalah sesuatu yang berharga
untuk suatu tujuan. Pengertian buruk adalah sesuatu yang tidak berharga, tidak
berguna untuk tujuan, yang apabila merugikan atau yang menyebabkan tidak
tercapainya tujuan1. Setiap tindakan seseorang atau golongan dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari pasti mempunyai tujuan tertentu, dimana
tujuan itu sama lain adalah berbeda, namun pada akhirnya mempunyai tujuan
yang sama, yaitu menginginkan kebaikan, kebaikan untuk dirinya ataupun
golongannya. Akan tetapi untuk mecapai tujuan tidak boleh menggunakan
segala macam cara. Oleh karenanya,cara atau sarana untuk sampai kepada
tujuan harus tetap menggunakan norma yang baba

2. Ukuran Baik dan Buruk


Untuk memperoleh ketetapan dan kepastian yang baik dan yang buruk,
tidak mungkin dapat ditemukan selama hanya didapatkan dari kesimpulan
manusia, sebab setiap orang mempunyai pendapat dan alas an pikiran yang
berbeda satu sama lain.
Penilaian baik dan buruk yang dilakukan manusia bersifat relative
bukan merupakan penilaian yang mutlak dan tidak memiliki kepastian.Namun
tidak demikian hanya menurut agama islam,bahwa sesuatu yang baik dan
buruk harus ditinjau dari kacamata islam sebagai “Ad-din” dengan
berlandaskan undang-undang tuhan. Dengan demikian apa yang disebut baik
dan buruk, akan mendapatkan kepastiannya yang mutlak. Apabila dari segi
agama telah dinyatakan baik,maka pastilah kebaikannya, begitu juga
sebaliknya apabila dinyatakan tidak baik dari segi agama, maka sudah dapat di
pastikan keburukannya.

Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa :


a. Ukuran baik adalah sesuatu yang mengandung kriteria kebaikan,
kriteria baik itu adalah sesuatu yang dianjurkan oleh islam untuk
melakukannya.
b. Ukuran buruk adalah sesuatu yang mengandung kriteria keburukan,
kriteria buruk itu adalah sesuatu yang dilarang oleh islam untuk
dilakukan.

Ukuran tersebut datangnya dari Allah SWT, yang tidak berubah oleh
perubahan situasi dan kondisi. Berbeda dengan ukuran-ukuran lain yang
diberikan oleh para ahli yang terdiri dari bermacam-macam ukuran yang
berbeda, dan masing-masing menurut penilaian mereka sendiri-sendiri.
Mereka akan terus mempertahankannya selaras ukuran itu dapat dijadikan
pedoman.

3. Berbagai Aliran tentang Baik dan Buruk

Pada pembahasan terdahulu telah di terangkan, bahwa perbuatan


manusia itu ada yang baik dan ada yang buruk, untuk mengetahui tentang
pengetahuan yang baik dan yang buruk itu perlu dikemukakan tentang
sumber-sumber yang menjadi ketentuan mana yang baik dan mana yang
buruk. Diuraikan beberapa aliran dalam filsafat akhlak, baik dari gerakan-
gerakan moral agama maupun moral skuler. Dari aliran-aliran skuler
sebagaimana yang dipaparkan oleh Humaidi Tatapangarsa2 ada enam aliran
moral skuler yaitu:
a. Aliran Etopiricisme (Empiris/pengalaman)
Aliran ini berpendapat bahwa pengalaman manusia adalah satu-satunya
alat yang terpercaya untuk mengetahui yang baik dan yang buruk.
b. Aliran Intuitionisme (Intuisi/bisikan hati)
Aliran Intuitionisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang baik
dan buruk adalah intuisi yang dalam bahasa arab disebut dengan istilah
“Madzhab Laqonah
c. Aliran Rasionalisme (Rasio/akal)
Aliran Rasionalisme berpendapat bahwa rasional lah yang menjadi
sumber moral dan bukannya yang lain. Termasuk pelopor aliran ini
adalah ploto, aristoteles, hegel dan Spinoza.
d. Aliran Tradisionalisme (Tradisi/adat kebiasaan)
Aliran Tradisionalisme berpendapat bahwa yang menjadi norma baik dan
buruk adalah tradisi.
e. Aliran Hedonisme
Aliran Hedonisme berpendapat bahwa kebahagiaan merupakan norma
baik dan buruk. Maksudnya sesuatu perbuatan itu baik kalau
mendatangkan kebahagiaan dan sebaliknya, perbuatan itu buruk kalau
mendatangkan penderitaan.
f. Aliran Evolusionisme
Aliran Evolusionisme berpendapat bahwa perbuatan-perbuatan moral itu
tumbuh berkembang secara berangsur-angsur dan meningkat maju demi
sedikit. Ia berproses terus menuju idealism yang menjadi tujuan hidup.
004

Oleh karena itu, suatu perbuatan dikatakan baik apabila mendekati


idealisme dan sebaliknya perbuatan dikatakan buruk jika jauh dari
idealisme.

B. Hak dan Kewajiban


1. Pengertian Hak
Hak adalah sesuatu yang sudah diterima setelah manusia tersebut di
beratkan dengan kewajiban, di karenakan hak dan kewajiban tidak akan bisa di
pisahkan3. Dengan begitu manusia yang telah mendapatkan hak tidak boleh
mengganggu hak orang lain wajib menghormati hak orang lain, dan seseorang
tersebut menggunakan hak juga bisa di gunakan suatu kebaikan dengan diri
maupun kebaikan orang lain. Hak dalam al-quran biasanya di jumpai dengan
kata al-haqq tetapi dalam penerjemahan dalam kata hak dan al-haqq sedikit
berbeda, yang pada umum nya kata hak di jelaskan bahwa sesuatu yang sudah
menerima setelah manusai tersebut di beratkan oleh kewajiban, sedangkan
pengertian kata al-haqq yaitu milik atau orang menguasai. Sebagaimana
pengertian al-haqq yang di kemukakan oleh al raghib al isfahani bahwa al haqq
adalah al-muthabaqah wa al-muwafaqah artinya kecocokan, kesesuaian dan
kesepakatan.

2. Macam-macam Hak
a. Hak hidup
Hak asasi yang paling utama dalam Islam adalah hak untuk hidup dan
menghargai hidup manusia, karena setiap manusia mempunyai hak untuk
hidup. Hak hidup itu adalah hak yang suci yang tidak dapat diberikan untuk
keperluan sesuatu yang lain, hak hidup membawa kepada dua kewajiban :
wajib bagi setiap orang menjaga hak hidupnya dan mempergunakan
hidupnya untuk kebaikan dirinya dan kebaikan orang lain.
wajib bagi setiap orang menjaga hak hidup orang lain.Barang siapa
yang mengganggu hak hidup orang lain dengan cara melakukan
pembunuhan atau gangguan lainnya, maka ia mendapat hukuman.
hukuman itu dapat berupa hukuman keras, yang berarti bahwa ia harus
dilenyapkan hak hidupnya.
b. Hak kemerdekaan
Manusia berhak berbuat menurut kehendaknya asal tidak mengurangi
kemerdekaan orang lain. Akhlak mengartikan bahwa manusia itu berhak
mempertinggi dirinya menurut kehendaknya dengan tidak ada yang
mencampuri urusannya, kecuali bila ada keadaan yang memaksa, atau
campur tangan itu semata-mata untuk mempertinggi orang yang dicampuri
urusannya. Hak kemerdekaan yang dimaksud disini adalah kemerdekaan
seseorang dalam berbagai hal diantaranya adalah :
1) Kemerdekaan lawan dari perhambaan, yaitu manusia yang baru
merasakan merdeka jika dirinya bebas dari perhambaan yang diatur
oleh orang lain.
2) Kemerdekaan bangsa-bangsa, yaitu kebebasan bangsa dari tekanan
atau jajahan bangsa lain. Dalam hal ini berarti suatu bangsa tidak
tunduk kepada kekuasaan asing sehingga bangsa tersebut senang hidup
merdeka dan menguasai dirinya.
3) Kemerdekaan kemajuan, yaitu kemerdekaan yang dirasakan seseorang
jika bangsanya telah maju. Bangsa yang masih mundur, tiap-tiap orang
tidak aman dari pembunuhan, pencurian, dan menyita hak miliknya
sehingga tidak dapat merasakan kemerdekaan kemajuan. Apabila suatu
bangsa telah maju, maka setiap orang mempunyai hak untuk
mempertahankan dirinya di muka pengadilan dan lain-lain.
4) Kemerdekaan politik, artinya seseorang memiliki hak untuk turut
mengatur pemerintahan dengan memilih wakilnya dalam pemilihan
umum dan sebagainya.
c. Hak Menikah
Perkawinan atau perkawinan adalah salah satu prinsip dasar
terpenting kehidupan dalam pergaulan atau masyarakat yang sempurna.
Perkawinan bukan hanya cara yang sangat mulia untuk mengatur
kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi juga dapat dilihat sebagai
cara untuk saling mengenal. Bagi umat Islam, pernikahan tidak hanya
dianggap suci, tetapi juga berarti ibadah. Perkawinan mempunyai tujuan
yang mulia karena perkawinan merupakan wadah cinta, kasih sayang, dan
hubungan timbal balik yang akrab antara suami dan istri.

d. Hak Memiliki
Hak milik dibagi menjadi dua jenis, yaitu hak milik pribadi dan hak
milik umum. Beberapa barang dapat dijadikan milik pribadi dan milik
umum karena kita tahu bahwa milik pribadi membawa lebih banyak
penghematan dan pemeliharaan yang lebih baik. Milik pribadi lebih baik
jika kepemilikannya membawa pemeliharaan dan ketertiban, sedangkan
milik umum lebih baik jika kepemilikannya lebih dijauhkan dari monopoli.
Misalnya, sesuatu untuk dimakan dan rumah yang akan ditempati akan
lebih baik jika dijadikan milik pribadi untuk menimbulkan pemeliharaan
yang lebih baik. Sedangkan segala sesuatu yang kita sebut milik umum
adalah milik pemerintah, karena pemerintah mewakili rakyat, pemerintah
mengatur barang-barang yang digunakan untuk kepentingan rakyat juga.
Hak milik menentukan dua kewajiban,yaitu wajib bagi seseorang untuk
menghormati milik perseorangan, tidak mencampuri dengan
mengambilnya secara paksa, dan wajib bagi pemiliknya untuk
menggunakannya dengan sebaik-baiknya

e. Hak Mendidik
Setiap orang pada dasarnya memiliki hak untuk mendidik, hak untuk
belajar, membaca dan menulis. Sebagai manusia, kita berhak atas
pendidikan karena pendidikan merupakan alat untuk mencapai kemandirian
dan untuk menjalani kehidupan yang tinggi. Orang yang terdidik dalam
penilaiannya tentu lebih cepat, lebih benar dalam pandangannya dan lebih
lurus dalam berpendapat. Misalnya seseorang yang lebih berpendidikan
dapat mendidik anak, mengatur rumah tangganya dan lain-lain dengan ilmu
yang diperoleh dari pendidikannya. Ilmu adalah pintu menuju akhlak yang
baik dan agama yang benar, melalui ilmu seseorang mengetahui
harga dirinya, mengetahui kehidupan yang tinggi, dan meningkatkan
dirinya. Pemerintah wajib menyediakan berbagai hal bagi setiap individu
agar ia menjadi anggota masyarakat yang baik, mengetahui hak-haknya dan
mengetahui kewajibannya tentang pendidikan.
f. Hak Wanita
Hak-hak perempuan telah ada dan sama dengan hak-hak laki-laki
atau bagi manusia. Sekarang perempuan telah melangkah lebih jauh untuk
mencapai hak-hak mereka. Kebanyakan ahli percaya bahwa wanita akan
terus berjalan sampai mereka mencapai hasil antara lain :
1) Perbuatan wanita dan laki-laki pada masa sekarang tidak dilihat
dengan satu pandangan dan tidak dihukumi dengan satu hukum.
Misalnya baik laki-laki maupun wanita yang telah melakukan dosa
tetap akan dipandang rendah.
2) Wanita akan mempunyai kekuasaan sama dengan laki-laki.
3) Terdidik dengan didikan yang lebih baik dari pendidikannya sekarang,
sehingga dapat mengasuh anak-anaknya dengan dasar-dasar ilmu
pengetahuan.
4) Wanita diperkenankan menjabat pekerjaan kantor sehingga jika
ditinggal mati oleh suaminya sudah terbiasa dalam menjalankan
haknya untuk menanggu hidupnya secara mandiri.
C. Pengertian Kewajiban

1. Kewajiban
Manusia menjadi makhluk sosial yang tidak lepas dari tuntutan yang
disebut kewajiban. Manusia hidup di dunia tidak hanya sebagai makhluk
sosial, tetapi juga sebagai khalifah di muka bumi ini. Kewajiban berasal dari
kata wajib yang berarti harus dilakukan. Kewajiban berarti sesuatu yang harus
dilakukan. Kewajiban berhubungan dengan hak. Hak adalah wewenang dan
tuntutan orang lain yang menimbulkan kewajiban, yaitu kewajiban untuk
menghormati pelaksanaan hak orang lain. Jika kewajiban itu ditinggalkan,
maka manusia akan berdosa, karena kewajiban itu akan berdampak pada
terhalangnya hak orang lain. Kewajiban memainkan peran penting dalam
pelaksanaan hak.
Dalam ajaran Islam, kewajiban ditetapkan sebagai hukum syara'
dimana yang wajib jika dilakukan mendapat pahala dan jika ditinggalkan
mendapat dosa bagi pelakunya. Dengan kata lain, kewajiban ini berkaitan
dengan pelaksanaan hak-hak yang diwajibkan oleh Allah.
Ajaran agama Islam berkaitan dengan aturan-aturan hidup manusia di
dunia. Di dalam ajaran Islam tentunya diatur mengenai hak dan kewajiban.
Hal itu menjadi bukti bahwa Islam sangat menjunjung tinggi hak-hak setiap
manusia. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah juga mempunyai kewajiban
terhadapnya.
Prinsip dasar ibadah ini merupakan kewajiban bagi manusia sebagai
makhluk Tuhan. Ibadah yang dilakukan manusia bukan semata-mata untuk
kepentingan Tuhan, tetapi untuk keselamatan dirinya sendiri baik dalam dunia
dan akhirat. Bagi Tuhan tidak masalah jika manusia tidak menyembahnya,
konsekuensi dari sikap engganan ini akan berdampak pada kehidupan mereka
sebagai makhluk Tuhan. Jika manusia mencari keselamatan, ia harus
melaksanakan kewajiban yang telah ditentukan oleh Tuhan.
Setiap tindakan manusia juga mempengaruhi pola hubungannya
sebagai makhluk sosial. Dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari,
aktivitas manusia tidak akan lepas dari interaksi dengan manusia lainnya. Oleh
karena itu, kita dituntut untuk menghormati hak orang lain dengan melakukan
sesuatu yang diwajibkan dari kita.

2. Macam-macam kewajiban
a) Kewajiban Individu
Untuk mempertahankan eksistensinya sebagai makhluk hidup, setiap
manusia memiliki kewajiban terhadap dirinya sendiri. Ada tiga unsur yang
dimiliki oleh setiap manusia, yaitu badan atau tubuh, pikiran, dan hati atau
jiwa. Cara melaksanakan kewajiban individu sebagi berikut :
1) Merawat tubuh dengan menjaga kesehatan
2) Meningkatkan akal dengan menuntut ilmu pengetahuan yang
bermanfaat
3) Menyempurnakan jiwanya dengan akhlak yang baik.

b) Kewajiban Sosial
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang sempurna dan sebagai khalifah
memiliki tugas utama memelihara kehidupan dunia dengan baik dan
kemakmurannya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, manusia memiliki
beberapa kewajiban yang harus dipenuhi. Berikut cara melaksakan
kewajiabn sosial :

1) Saling tolong-menolong antar sesama.


2) Menghargai hak asasi satu sama lain.
c) Kewajiban terhadap Allah SWT
Kewajiban kepada Allah sangat penting agar setiap orang dapat
mengetahui setiap kewajiban yang harus dilakukan dalam upaya mencapai
kebahagiaan yang dicitacitakan.Dengan demikian jika seseorang dapat
melaksanakan segala kewajibannya dengan baik, maka akan mampu
menciptakan hubungan yang baik antara dirinya dengan orang lain dan
dengan makhluk lain serta hubungan yang baik dengan Allah SWT.
Berikut cara kewajiban terhada Allah SWT :
1) Beriman kepada Allah
2) Beribadah dengan ikhlas hanya kepada Allah
3) Tidak menyekutukan Allah dengan apapun
4) Bersyukur kepada Allah
5) Meminta ampun dan bertaubat
6) Taqwa kepada Allah
7) Tawakal kepada Allah6

Selain pembagian diatas, menurut ruang lingkupnya kewajiban


dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1) Tanggung jawab terbatas, yang dapat dimintai pertanggungjawaban
kepada orang yang sama, dan tidak berubah-ubah dapat dijadikan
undang-undang negara seperti jangan membunuh dan jangan
mencuri, selain itu dapat dikenakan hukuman, bagi orang yang
melakukannya.
2) Kewajiban tidak terbatas, ialah tidak dapat dibuat undang-undang,
karena jika dibuat akan merugikan dengan kerugian yang besar dan
tidak dapat ditentukan ukuran mana yang yang dikehendaki oleh
kewajiban ini, seperti kebajikan, padahal kadar yang diwajibkan ini
berbeda masa, tempat dan keadaan yang mengelilingi manusia7.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di dunia ini berisi dua hal, yaitu perbuatan atau tingkah laku manusia ada
yang baik dan yang ada tidak baik (buruk).Pengertian baik menurut ilmu akhlak
adalah sesuatu yang berharga untuk suatu tujuan. Pengertian buruk adalah sesuatu
yang tidak berharga, tidak berguna untuk tujuan, yang apabila merugikan atau yang
menyebabkan tidak tercapainya tujuan. Penilaian baik dan buruk yang dilakukan
manusia bersifat relative bukan merupakan penilaian yang mutlak dan tidak memiliki
kepastian. Adapun ukuran baik dan buruk dalam islam memiliki arti sebagai berikut :
1.Ukuran baik adalah sesuatu yang mengandung kriteria kebaikan, kriteria baik itu
adalah sesuatu yang dianjurkan oleh islam untuk melakukannya. 2.Ukuran buruk
adalah sesuatu yang mengandung kriteria keburukan, kriteria buruk itu adalah sesuatu
yang dilarang oleh islam untuk dilakukan. Terdapat berbagai Aliran tentang Baik dan
Buruk. Beberapa aliran tersebut ada dalam filsafat akhlak, baik dari gerakan-gerakan
moral agama maupun moral skuler. Dari aliran-aliran skuler sebagaimana yang
dipaparkan oleh Humaidi Tatapangarsa ada enam aliran moral skuler yaitu:
1. Aliran Etopiricisme (Empiris/pengalaman).

2. Aliran Intuitionisme (Intuisi/bisikan hati).

3. Aliran Rasionalisme (Rasio/akal).

4. Aliran Tradisionalisme (Tradisi/adat kebiasaan).

5. Aliran Hedonisme.

6. Aliran Evolusionisme.

Hak adalah sesuatu yang sudah diterima setelah manusia tersebut di beratkan
dengan kewajiban, di karenakan hak dan kewajiban tidak akan bisa di pisahkan.
Dalam hak ada beberapa macam yaitu: 1. Hak hidup 2. Hak kemerdekaan 3. Hak
menikah 4. Hak memiliki 5. Hak mendidik 6. Hak wanita.

Manusia hidup di dunia tidak hanya sebagai makhluk sosial, tetapi juga
sebagai khalifah di muka bumi ini. Kewajiban berasal dari kata wajib yang berarti
harus dilakukan. Kewajiban berarti sesuatu yang harus dilakukan. Kewajiban
berhubungan dengan hak. Terdapat beberapa macam kewajiban yaitu:1. Kewajiban
individu 2. Kewajiban sosial 3. Kewajiban terhadap Allah SWT.

B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami buat, kami menyadari bahwa


makalah yang kami susun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi lebih baiknya penulisan makalah
yang selanjutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Mas’ud, Akhlak Tasawuf. CVDwiputra Pustaka Jaya, Surabaya, 2012

Drs, H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia Bandung, Bandung, Maret 2022

Abid Nurhuda, Hak, Kewajiban dan Keutamaan Dalam Akhlak Tasawuf, 2019

lOMoARcPSD|32531004

Anda mungkin juga menyukai