Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKHLAK BAIK DAN AKHLAK BURUK

Disusun oleh:

Ilham Akbar Saputra


216601069

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


ENAM-ENAM KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Baik dan Akhlak Buruk......................................3


B. Ukuran Akhlak Baik dan Akhlak Buruk...........................................4
C. Macam-macam Pendapat Akhlak Baik dan Akhlak Buruk...............6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................18
B. Saran................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perbuatan manusia itu ada yang baik dan ada yang tidak baik atau
buruk. Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk
menentukan suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Pernyataan tersebut
dapat dijadikan indikator untuk menilai perbuatan itu baik atau buruk sehingga
dapat dilatarbelakangi sesuatu yang mutlak dan relatif.

Pernyataan – pernyataan tersebut perlu dicarikan jawaban dan dapat


dijadikan rumusan masalah sehingga para pembaca menilai sesuatu itu baik atau
buruk memiliki indikator yang pasti. Untuk itu dijadikan pembahasan masalah
adalah Bagaimana ukuran menilai baik dan buruk menurut pandangan Islam.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Apa Pengertian Akhlak Baik dan Akhlak Buruk?

2. Apa Ukuran Akhlak Baik dan Akhlak Buruk?

3. Bagaimana Pendapat tentang Akhlak Baik dan Akhlak Buruk?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Akhlak Baik dan Akhlak Buruk.

2. Untuk mengetahui Ukuran Akhlak Baik dan Akhlak Buruk

3. Untuk mengetahui Pendapat tentang Akhlak Baik dan Akhlak Buruk


BAB II

A. Pengertian Akhlak Baik dan Akhlak Buruk

Akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq, yang bermakna al-


sajiyah(perangai). Ath-thabi’ah (tabi’at, watak), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman),
dan al-muru’ah (peradaban yang baik).

Adapun Kemudian baik, dari segi bahasa adalah terjemahan dari kata khair
dalam bahasa arab, atau good dalam bahasa inggris. Akhlak baik biasa disebut
akhlak terpuji yang merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa Arab akhlak
mahmudah. Mahmudah merupakan bentuk maf’ul dari kata hamida yang berarti
”dipuji”.akhlak terpuji deisebut dengan akhlaq karimah (akhlak mulia), atau
makarim al-akhlaq (akhlak mulia), atau al-akhlaq al-munjiyat (akhlak yang
menyelamatkan pelakunya). Louis Ma’luf dalam kitabnya, Munjid, mengatakan
bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.

Kata buruk sepadan dengan kata evil, bad dalam bahasa Inggris yang bisa
diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik, keji, jahat, tidak bermoral, tidak dapat
diterima, atau sesuatu yang tercela. Akhlak buruk atau tercela merupakan tingkah
laku tercela yang dapat merusak keimanan seseorang dan menjatuhkan
martabatnya sebagai manusia.

Dikatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang menimbulkan


rasa keharuan dan kepuasan, kesenangan, persesuaian, dan seterusnya. Bila
dihubungkan dengan akhlak, yang dimaksud dengan baik (sebut: akhlaq yang
baik) menurut Burhanudin Salam adalah adanya keselarasan antara prilaku
manusia dan alam manusia tersebut . Sementara itu, Ahmad Amin menyatakan
bahwa perilaku manusia dianggap baik atau buruk bergantung pada tujuan yang
dicanangkan oleh pelaku.

Kedua pengertian tersebut tampaknya lebih baik disatukan menjadi satu


definisi, sebab definisi pertama lebih memperhatikan akibat dari perilaku yang
dihasilkan, sementara definisi kedua lebih menitik beratkan pada tujuan
terwujudnya perilaku. Dengan hanya mempertimbangkan tujuan pelaku,
seseorang akan cenderung berani melakukan tindakan yang tidak selaras dengan
alam dengan dalih bertujuan baik, juga adanya kesulitan mengukur kebenaran
tujuan pelaku. Berdasarkan pertimbangan tersebut, barangkali dapat dirumuskan
bahwa perilaku yang baik adalah prilaku yang memiliki tujuan baik dan selaras
dengan alam manusia.

B. Ukuran Akhlak Baik dan Akhlak Buruk

Ukuran baik dan buruk yang dikenal dalam ilmu akhlak antara lain :

1. Nurani

Jiwa manusia memiliki kekuatan yang mampu membedakan mana yang


baik dan mana yang buruk. Kekuatan tersebut dapat mendorongnya berbuat baik
dan mencegahnya berbuat buruk. Jiwanya akan merasa bahagia jika telah berbuat
baik dan merasa tersiksa jika telah berbuat buruk. Kekuatan ini disebut nurani.
Masing – masing individu memiliki kekuatan yang berbeda satu sama lain.
Perbedaan kekuatan ini dapat menyebabkan perbedaan persepsi tentang sesuatu
yang dianggap baik dan yang dianggap buruk.

2. Rasio

Rasio merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada manusia, yang


membedakannya dengan makhluk lain. Dengan rasio yang dimiliki, manusia
dapat menimbang mana perkara yang baik dan yang buruk. Dengan akalnya
manusia dapat menilai bahwa perbuatan yang berakibat baik layak disebut baik
dan dilestarikan, dan begitu sebaliknya. Penilaian rasio manusia akan terus
berkembang dan mengalami perubahan sesuai dengan pengalaman – pengalaman
yang mereka miliki.

3. Adat

Adat istiadat yang berlaku dalam kelompok ataupun masyarakat tertentu


menjadi salah satu ukuran baik dan buruk anggotanya dalam berperilaku.
Melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaan masyarakat sekitarnya ataupun
kelompoknya akan menjadi problem dalam berinteraksi. Masing – masing
kelompok atau masyarakat tertentu memiliki batasan – batasan tersendiri tentang
hal – hal yang harus diikuti dan yang harus dihindari. Sesuatu yang dianggap baik
oleh masyarakat satu belum tentu demikian menurut masyarakat yang lain.
Mereka akan mendidik dan mengajarkan anak-anak mereka untuk melakukan
kebiasaan–kebiasaan yang mereka anggap baik dan melarang melakukan sesuatu
yang tidak menjadi kebiasaan mereka.

4. Pandangan Individu

Kelompok atau masyarakat tertentu memiliki anggota kelompok atau


masyarakat yang secara individual memiliki pandangan atau pemikiran yang
berbeda dengan kebanyakan orang di kelompoknya. Masing–masing individu
memiliki kemerdekaan untuk memiliki pandangan dan pemikiran tersendiri meski
harus berbeda dengan kelompok atau masyarakatnya. Masing–masing individu
memiliki hak untuk menentukan mana yang dianggapnya baik untuk dilakukan
dan mana yang dianggapnya buruk. Tidak mustahil apa yang semula dianggap
buruk oleh masyarakat, akhirnya dianggap baik, karena terdapat seseorang yang
berhasil meyakinkan kelompoknya bahwa apa yang dianggapnya buruk adalah
baik.

5. Norma Agama

Seluruh agama di dunia ini mengajarkan kebaikan. Ukuran baik dan buruk
menurut norma agama lebih bersifat tetap, bila dibandingkan dengan ukuran baik
dan buruk dimata nurani, rasio, adat istiadat, dan pandangan individu. Keempat
ukuran tersebut bersifat relatif dan dapat berubah sesuai dengan ruang dan waktu.
Ukuran baik dan buruk yang berlandaskan norma agama kebenarannya lebih
dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan, karena norma agama
merupakan ajaran Tuhan Yang Maha Suci. Disamping itu, ajaran Tuhan lebih
bersifat universal, lebih terhindar dari subyektifitas individu maupun kelompok.

C. Macam-macam Pendapat Akhlak Baik dan Akhlak Buruk

Membicarakan baik dan buruk pada perbuatan manusia maka penentuan


dan karakternya baik dan buruk perbuatan manusia dapat diukur melalui fitrah
manusia. Menurut Poedja Wijatna berhubungan dengan perkembangan pemikiran
manusia dengan pandangan filsafat tentang manusia (Antropologi Metafisika) dan
ini tergantung pula dari Metafisika pada umumnya.

Dan dapat disimpulkan bahwa diantara aliran-aliran filsafat yang


mempengaruhi dalam penentuan baik dan buruk diantaranya :

1. Baik Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat ( sosialisme)

Menurut aliran ini baik dan buruk ditentukan berdasarkan adat istiadat
yang berlaku dan ditentukan berdasarkan adat istiadat yang berlaku dan dipegang
teguh oleh masyarakat. Orang yang mengikuti dan berpegang teguh pada adat
dipandang baik dan orang yang menentang dan tidak mengikuti adat istiadat
dipandang buruk, dan kalau perlu dihukum secara adat.

Adat istiadat selanjutnya disebut pula sebagai pendapat umum, Ahmad


Amin mengatakan bahwa tiap-tiap bangsa mempunyai adat istiadat yang tertentu
dan menganggap baik bila mengikutinya,mendidik anak-anaknya sesuai dengan
adat istiadat itu, dan menanamkan perasaan kepada mereka, bahwa adat istiadat
itu akan membawa kepada kesucian,sehingga apabila seseorang menyalahi adat
istiadat itu sangat dicela dan dianggap keluar dari golongan bangsanya.

2. Baik dan Buruk Menurut Aliran Hedonisme

Aliran hedonisme adalah aliran filsafat yang terhitung tuah, karena berlatar
pada pemikiran filsfat Yunani, khususnya pemikiran filsafat Epicurus (341-270
SM), yang selanjutnya dikembangkanoleh cyrenics sebagaimana telah diuraikan
diatas, dan belakangan ditumbuh kembangkan freud.

Menurut paham ini banyak yang disebut perbuatan yang banyak


mendatangkan kelezatan, kenikmatan, dan kepuasan nafsu biologis. Aliran ini
tidak mengatakan bahwa semua perbuatan mengandung kelezatan, melainkan
adapula yang mendatangkan kesedihan, dan apabila ia disuruh memilih manakah
perbuatan yang harus dilakukan,maka yang dilakukan adalah yang mendatangkan
kelezatan. Epicurus sebagai peletak dasar paham ini mengatakan bahwa
kebahagiaan atau keezatan itu adalah tujuan manusia.tidak ada kebaikan dalm
hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan kecuali penderitaan. Dan akhlaq
itu tak lain dan tak bukan adalah berbuat untuk menghasilkan kelezatan dan
kebahagiaan serta keutamaan. Keutamaan itu tidak mempunyai nilai
tersendiri,tetapi nilainya terletak pada kelezatan yang menyertainya.

3. Baik dan Buruk Menurut Paham Intuisisme (humanisme)

Intuisi adalah merupakan kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu


sebagai baik atau buruk dengan sekilas tanpa melihat buah atau akibatnya.
Kekuatan batin itu disebut juga kata hati adalah merupakan potensi rohaniah yang
secara fitrah yang ada pada diri setiap orang. Paham ini berpendapat bahwa pada
setiap manusia mempunyai kekuatan instinct batin yang dapat membedakan baik
dan buruk dengan sekilas pandang. Kekuatan batin ini terkadang berbeda
refleksinya, karena pengaruh masa dan lingkungan, akan tetapi dasarnya ia tetap
sama dan berakar pada tubuh manusia. Apabila ia melihat sesuatu perbuatan ia
mendapat semacam ilham yang dapat membertahu nilai perbuatan itu, lalu
menetapkan hukum baik dan buruknya. oleh karena itu, kebanyakan manusia
sepakat mengenai keutamaan seperti benar, dermawan, berani, dan mereka juga
sepakat menilai buruk terhadap perbuatan yang salah, kikir dan pengecut.

Kekuatan batin ini adalah kekuatan yang telah ada dalam jiwa manusia,
tidak terambil dari keadaan luarnya. Kita diberinya kemampuan untuk
membedakan antara baik dan benar, sebagai mana kita diberikan mata untuk
melihat dan diberi telinga untuk mendengar.

4. Baik dan Buruk Menurut Paham Utilitarianisme

Secara harfiah utilis berarti berguna. Menurut paham ini bahwa yang baik
adalah yang berguna. Jika ukuran ini berlaku bagi perorangan, disebut individual,
dan jika berlaku bagi masyarakat dan Negara disebut social.

Paham penentuan baik buruk berdasarkan nilai guna ini mendapatkan


perhatian di masa sekarang. Dalam abad sekarang ini kemajuan dibidang teknik
cukup meningkat, dan kegunaanlah yang menentukan segala-galanya. Namun
demikian paham ini terkadang cenderung ekstrim dan melihat kegunaan hanya
dari sudut pandang materialistik. Orang tua yang sudah jompo misalnya semakin
kurang dihargai, karena secara material tidak ada lagi kegunaanya. Padahal kedua
orang tua tetap berguna untuk dimintakan nasihat dan doanya serta kerelaanya.
Selain itu paham ini juga dapat menggunakan apa saja yang dianggap ada
gunanya untuk memperjuangkan kepentingan politik misalnya tidak segan-segan
menggunakan fitnah, khianat, bohong, tipu muslihat, kekerasan, paksaan dan lain
sebagainya, sepanjang semua yang disebutkan itu ada gunanya.

Namun demikian kegunaan dalam arti bermanfaat yang tidak hanya


berhubungan dengan materi melainkan juga dengan yang bersifat rohani bias
diterima. Dan kegunaan bias juga diterima jika yang digunakan itu hal-hal yang
tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain. Nabi misalnya menilai bahwa orang
yang baik adalah orang yang member manfaat pada yang lainnya, ( HR. Bukhari ).

5. Baik Buruk Menurut Paham Vitalisme

Menurut paham ini baik ialah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup
manusia. Kekuatan dan kekuasaan yang menaklukkan orang lain yang lemah
dianggap sebagai yang baik. Paham ini lebih lanjut cenderung pada sikap
binatang, dan berlaku hokum siapa yang kuat dan menang itulah yang baik.

Paham vitalisme ini pernah dipraktekkan para penguasa di zaman


feodalisme terhadap kaum yamh lemah dan bodoh.dengan kekuatan dan
kekuasaan yang dimiliki ia mengembangkan pola hidup feodalisme, kolonialisme,
dictator dan tiranik. Kekuatan dan kekuasaan menjadi lambang dan status social
untuk dihormati. Ucapan, perbuatan dan ketetapan yang dikeluarkannya menjadi
pegangan hidup masyarakat. Hal ini bias berlaku, mengingat orang-orang yang
lemah dan bodoh selalu mengharapkan pertolongan dan bantuannya.

Dalam masyarakat yang sudah maju, di mana ilmu pengetahuan dan


keterampilan sudah mulai banyak dimiliki oleh masyarakat, paham vitalisme tidak
akan mendapat tempat lagi, dan digeser dengan pandangan yang bersifat
demokratis.
6. Baik Buruk Menurut Paham Religiosisme

Menurut paham ini yang dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai
dengan kehendak Tuhan, sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang tidak
sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam pahan ini keyakinan teologis, yakni
keimanan kepada tuhan sangat memegang peranan penting, karena tidak mungkin
orang mau berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan, jika yang bersangkut tidak
beriman kepada-Nya. Menurut Poedjawijatna aliran ini dianggap yang paling baik
dalam praktek. Namun terdapat pula keberatan terhadap aliran ini, yaitu karena
ketidak umuman dari ukuran baik dan buruk yang digunakannya.

Diketahuia bahwa di dunia ini terdapat bermacam-macam agama, dan


masing-masing agama menentukan baik buruk menurut ukurannya masing-
masing. Agama Hindu, Yahudi, Kristen dan islam, misalnya, masing-masing
memiliki pandangan dan tolak ukur tentang baik dan buruk yang satu dan lainnya
berbeda-beda. Poedjawijatna mengatakan bahwa pedoman itu tidak sama,
malahan di sana- sini tampak bertentangan : misalnya tentang poligami, talak dan
rujuk, aturan makan dan minum, hubungan suami dan istri dan sebagainya.

7. Baik Buruk Menurut Paham Evolusi ( Evolution )

Mereka yang mengikuti paham ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang
ada di alam ini mengalami evolusi, yaitu berkembang dari apa adanya menuju
kepada kesempurnaanya. Pendapat seperti ini bukan hanya berlaku pada benda-
benda yang tampak, seperti binatang, manusia, dan tumbuh-tumbuhan, tetapi juga
berlaku pada benda yang tak dapat dilihat atau diraba oleh indera, seperti akhlak
dan moral.

Herbert Spencer ( 1820-1903 ) salah seorang ahli filsafat Inggris yang


berpendapat evolusi ini mengatakan bahwa perbuatan akhlak itu tumbuh secara
sederhana, kemudian berangsur meningkat sedikit demi sedikit berjalan ke arah
cita-cita yabg dianggap sebagai tujuan. Perbuatan itu baik bila dekat dengan cita-
cita itu dan buruk bila jauh dari padanya. Sedang tujuan manusia dalam hidup ini
ialah mencapai cita-cita atau paling tidak mendekatinya sedekat mungkin.

8. Baik Buruk Menurut Ajaran Islam

Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk al-
qur’an dan al-hadis. Jika kita perhatikan al-qur’an atau hadis dapat dijumpai berbagai
istilah yang mengacu kepada baik dan ada pula yang mengacu kepada yang buruk.
Diantara istilah yang mengacu kepada yang baik misalnya al- hasanah, thayyibah,
khairah.

Al-hasanah sebagaimana dikemukakan oleh Al-raghib al- Asfahani adalah


suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang disukai atau
dipandang baik. Al-hasanah terbagi menjadi 3 bagian, pertama hasanah dari segi
akal, kedua dari segi hawa nafsu/keinginan dan hasanah dari segi pancaindera.
Pemakaian kata al-hasanah kta jumpai pada ayat-ayat yang berbunyi :

‫ن‬ ‫ـ ن قل ى‬
‫ال اَـ ْح‬ ‫ـ ـ ِة ا َن ِد ْل‬ ‫ِاٰـلـى َس ِب ْيـــلـ ا ْد ِح ْك َر م وا ْل َم‬
‫ِتي هي‬ ‫ه ْم‬ ‫ْلح ـ‬ ‫ْو ع‬ ‫ع ِب ك ا ْل ِة‬
‫وجا‬ ‫ِة‬

﴾١٢٥﴿ ‫َو اَـ ْعل م ْهتَــــــ ِد‬ ‫ْ ن َس ِب‬ َ ‫ربـ ك ه َو ا‬


‫ْي َن ا ْل‬ ‫م وه‬ ‫ْيـــ ِلهـ ضل‬ ‫ْعلَ م م‬
‫ْن‬

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S al-
Nahl, 16: 125)”.

Adapun kata at-tayyibah khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatu


yang memberikan kelezatan kepada pancaindera dan jiwa seperti makan dan
sebagainya. Hal ini misalnya terdapat pada ayat yang berbunyi :

Selanjutnya kata al-khair digunakan utnuk menunjukkan sesuatu yang baik


oleh seluruh umat manusia, seperti berakal, adil, keutamaan dan segala sesuatu
yang bermanfaat misalnya terdapat pada ayat yang berbunyi “
‫ِه َما‬ ‫ف‬ ‫ن ال ص ْل َم ْر م‬
‫ت أ َم َر ف ج لَ ْي ِه أ ط‬ ‫ِئ ِر ِ َ ا ْل َب ْي‬
‫ْن و‬ ‫ِو ا َل عتَ نَ اح‬ ‫حج‬ ‫َعا ال م‬ ‫َفا َو َة وا ْن‬
‫ْن‬

‫َشا ك ر ِل يـ م‬ َ‫ۖ و َم ْن تَـط‬


ِ ‫ًرا َفإِـ‬
‫َلال‬ ‫ن خ ْي‬ ‫و‬

Artinya: “Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah.
Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak
ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang
melakukan kebaikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha
Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui (Q.S. al-baqarah, 2: 158)”.

“Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari makanan yang
baik-baik yang kami berikan kepadamu. (Q.S. al-baqarah, 2:57)”.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq, yang bermakna al-


sajiyah(perangai). Ath-thabi’ah (tabi’at, watak), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman),
dan al-muru’ah (peradaban yang baik).

Kata buruk sepadan dengan kata evil, bad dalam bahasa Inggris yang bisa
diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik, keji, jahat, tidak bermoral, tidak dapat
diterima, atau sesuatu yang tercela.

Ukuran Akhlak Baik dan Akhlak Buruk

1. Nurani

2. Rasio

3. Adat

4. Pandangan Individu

5. Norma Agama

Macam-macam Pendapat Akhlak Baik dan Akhlak Buruk

1. Baik Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat ( sosialisme)

2. Baik dan Buruk Menurut Aliran Hedonisme

3. Baik dan Buruk Menurut Paham Intuisisme (humanisme)

4. Baik dan Buruk Menurut Paham Utilitarianisme

5. Baik Buruk Menurut Paham Vitalisme

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka
penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada. 2014.

Prof Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
https://academia.edu
https://id.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai