Disusun oleh:
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan......................................................................................18
B. Saran................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap perbuatan manusia itu ada yang baik dan ada yang tidak baik atau
buruk. Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk
menentukan suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Pernyataan tersebut
dapat dijadikan indikator untuk menilai perbuatan itu baik atau buruk sehingga
dapat dilatarbelakangi sesuatu yang mutlak dan relatif.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut:
C. Tujuan
Adapun Kemudian baik, dari segi bahasa adalah terjemahan dari kata khair
dalam bahasa arab, atau good dalam bahasa inggris. Akhlak baik biasa disebut
akhlak terpuji yang merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa Arab akhlak
mahmudah. Mahmudah merupakan bentuk maf’ul dari kata hamida yang berarti
”dipuji”.akhlak terpuji deisebut dengan akhlaq karimah (akhlak mulia), atau
makarim al-akhlaq (akhlak mulia), atau al-akhlaq al-munjiyat (akhlak yang
menyelamatkan pelakunya). Louis Ma’luf dalam kitabnya, Munjid, mengatakan
bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.
Kata buruk sepadan dengan kata evil, bad dalam bahasa Inggris yang bisa
diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik, keji, jahat, tidak bermoral, tidak dapat
diterima, atau sesuatu yang tercela. Akhlak buruk atau tercela merupakan tingkah
laku tercela yang dapat merusak keimanan seseorang dan menjatuhkan
martabatnya sebagai manusia.
Ukuran baik dan buruk yang dikenal dalam ilmu akhlak antara lain :
1. Nurani
2. Rasio
3. Adat
4. Pandangan Individu
5. Norma Agama
Seluruh agama di dunia ini mengajarkan kebaikan. Ukuran baik dan buruk
menurut norma agama lebih bersifat tetap, bila dibandingkan dengan ukuran baik
dan buruk dimata nurani, rasio, adat istiadat, dan pandangan individu. Keempat
ukuran tersebut bersifat relatif dan dapat berubah sesuai dengan ruang dan waktu.
Ukuran baik dan buruk yang berlandaskan norma agama kebenarannya lebih
dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan, karena norma agama
merupakan ajaran Tuhan Yang Maha Suci. Disamping itu, ajaran Tuhan lebih
bersifat universal, lebih terhindar dari subyektifitas individu maupun kelompok.
Menurut aliran ini baik dan buruk ditentukan berdasarkan adat istiadat
yang berlaku dan ditentukan berdasarkan adat istiadat yang berlaku dan dipegang
teguh oleh masyarakat. Orang yang mengikuti dan berpegang teguh pada adat
dipandang baik dan orang yang menentang dan tidak mengikuti adat istiadat
dipandang buruk, dan kalau perlu dihukum secara adat.
Aliran hedonisme adalah aliran filsafat yang terhitung tuah, karena berlatar
pada pemikiran filsfat Yunani, khususnya pemikiran filsafat Epicurus (341-270
SM), yang selanjutnya dikembangkanoleh cyrenics sebagaimana telah diuraikan
diatas, dan belakangan ditumbuh kembangkan freud.
Kekuatan batin ini adalah kekuatan yang telah ada dalam jiwa manusia,
tidak terambil dari keadaan luarnya. Kita diberinya kemampuan untuk
membedakan antara baik dan benar, sebagai mana kita diberikan mata untuk
melihat dan diberi telinga untuk mendengar.
Secara harfiah utilis berarti berguna. Menurut paham ini bahwa yang baik
adalah yang berguna. Jika ukuran ini berlaku bagi perorangan, disebut individual,
dan jika berlaku bagi masyarakat dan Negara disebut social.
Menurut paham ini baik ialah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup
manusia. Kekuatan dan kekuasaan yang menaklukkan orang lain yang lemah
dianggap sebagai yang baik. Paham ini lebih lanjut cenderung pada sikap
binatang, dan berlaku hokum siapa yang kuat dan menang itulah yang baik.
Menurut paham ini yang dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai
dengan kehendak Tuhan, sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang tidak
sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam pahan ini keyakinan teologis, yakni
keimanan kepada tuhan sangat memegang peranan penting, karena tidak mungkin
orang mau berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan, jika yang bersangkut tidak
beriman kepada-Nya. Menurut Poedjawijatna aliran ini dianggap yang paling baik
dalam praktek. Namun terdapat pula keberatan terhadap aliran ini, yaitu karena
ketidak umuman dari ukuran baik dan buruk yang digunakannya.
Mereka yang mengikuti paham ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang
ada di alam ini mengalami evolusi, yaitu berkembang dari apa adanya menuju
kepada kesempurnaanya. Pendapat seperti ini bukan hanya berlaku pada benda-
benda yang tampak, seperti binatang, manusia, dan tumbuh-tumbuhan, tetapi juga
berlaku pada benda yang tak dapat dilihat atau diraba oleh indera, seperti akhlak
dan moral.
Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk al-
qur’an dan al-hadis. Jika kita perhatikan al-qur’an atau hadis dapat dijumpai berbagai
istilah yang mengacu kepada baik dan ada pula yang mengacu kepada yang buruk.
Diantara istilah yang mengacu kepada yang baik misalnya al- hasanah, thayyibah,
khairah.
ن ـ ن قل ى
ال اَـ ْح ـ ـ ِة ا َن ِد ْل ِاٰـلـى َس ِب ْيـــلـ ا ْد ِح ْك َر م وا ْل َم
ِتي هي ه ْم ْلح ـ ْو ع ع ِب ك ا ْل ِة
وجا ِة
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S al-
Nahl, 16: 125)”.
Artinya: “Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah.
Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak
ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang
melakukan kebaikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha
Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui (Q.S. al-baqarah, 2: 158)”.
“Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari makanan yang
baik-baik yang kami berikan kepadamu. (Q.S. al-baqarah, 2:57)”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata buruk sepadan dengan kata evil, bad dalam bahasa Inggris yang bisa
diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik, keji, jahat, tidak bermoral, tidak dapat
diterima, atau sesuatu yang tercela.
1. Nurani
2. Rasio
3. Adat
4. Pandangan Individu
5. Norma Agama
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka
penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada. 2014.
Prof Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
https://academia.edu
https://id.wikipedia.org