Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

STANDAR BAIK DAN BURUK DALAM ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah: akhlak tasawuf

Dosen Pengampu: Dr. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag.

Oleh :

Kelompok 03

1. Nanda Silsabila Herawati (212101030070)


2. Nur Syahira (212101030066)
3. Luluk Atul Fitriyah (212101030067)
4. Mufti Hamidi (212101030082)
5. M. Alfi Aulia (212101030069)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER


2022
PRAKATA

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “standar baik
buruk dalam islam” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akhlak Tasawuf.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang standar baik buruk
menurut agama islam.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Teori
Belajar Dan Pembelajaran, Dr. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag. yang telah memberikan arahan
dalam penyusunan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Kami selaku penulis telah merasa cukup dengan makalah ini, namun jika ada
kesalahan penulis berharap untuk menuangkan atau menyampaikan kritik, saran, maupun
pendapat yang dapat membangun dalam penyusunan makalah ini.

Senin, 28 maret 2022

Kelompok 03

i
DAFTAR ISI

COVER

PRAKATA ......................................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Pengertian Baik Dan Buruk .................................................................................... 3

B. Baik Dan Buruk Dalam Perspektif Ajaran Islam .................................................... 4

C. Ukuran Baik Dan Buruk Dalam Ilmu Akhlak ........................................................ 10

D. Hikmah Yang Di Dapat Aoabila Berbuat Baik....................................................... 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 14

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14

B. Saran ....................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Islam, akhlak memiliki kedudukan yang sangat penting, baik sebagai
individu maupun masyarakat dan bangsa. Akhlak diposisikan sebagai salah satu rukun
agama Islam. Pentignya kedudukan akhlak dapat dilihat ketika melihat bahwa sumber
akhlak salah satunya adalah wahyu. Akhlak memberikan peranan penting bagi kehidupan
baik yang bersifat individual ataupun kolektif.1
Akhlak dalam Islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional, tetapi akhlak
yang benar memiliki nilai yang mutlak. Nilai-nilai baik dan buruk, terpuji dan tercela
berlaku kapan dan dimana saja dalam segala aspek kehidupan. Kejujuran terhadap non-
muslim sama dituntutnya dengan kejujuran terhadap sesama muslim. Keadilan harus
ditegakkan, sekalipun terhadap diri dan keluarga sendiri. Ajaran akhlak dalam Islam sesuai
dengan fitrah manusia. Manusia akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki dan bukan
semu bila mengikuti nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh alQur’an dan Sunnah yang
merupakan dua sumber akhlak dalam Islam.
Akhlak Islam benar-benar memelihara eksistensi manusiasebagai makhluk
terhormatsesuai dengan fitrah manusia.Karenanya, pembinaan akhlak sangat perlu
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Islam menginginkan suatu masyarakat
yang berakhlak mulia. Akhlak yang mulia ini sangat ditekankan karena di samping akan
membawa kebahagiaan bagi individu, juga membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada
umumnya. Dengan kata lain, akhlak adalah hal utama yang harus ditampilkan oleh
seseorangyang tidak lain tujuannya adalah untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan
di akhirat.2

1
Ahmad Izzan dan Saehudin, Hadis Pendidikan: Konsep Pendidikan Berbasis Hadis, (Perpustakaan Nasional
Katalog Dalam Terbitan), hal. 239.
2
Dr. H. Muhammad Hasbi, M. Ag. AKHLAK TASAWUF-Solusi Mencari Kebahagiaan dalam Kehidupan Esoteris
dan Eksoteris. (yogyakarta: TrustMedia Publishing, 2020), hal. 1-2.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari baik dan buruk?
2. Bagaimana baik dan buruk dalam perspektif ajaran islam?
3. Bagaimana ukuran baik dan buruk dalam ilmu akhlak?
4. Hikmah apa yang akan di dapat apabila berbuat baik?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa memahami dan mempraktekkan arti baik dan buruk.
2. Agar mahasiswa memahami baik dan buruk dalam perspektif islam.
3. Agar mahasiswa mengetahui ukuran baik dan buruk dalm ilmu akhlak.
4. Agar mahasiswa memahami hikmah yang di dapat apabila berbuat baik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Baik Dan Buruk


Perbuatan manusia selalu terkait dengan nilai atau norma. Perbuatan itu dapat dinilai
baik atau buruk. Namun demikian, baik buruknya perbuatan itu bukan tergantung dari
perbuatan itu sendiri, melainkan suatu penilaian yang sematkan oleh manusia kepada
sebuah perbuatan itu. Karena itu, predikat baik buruknya perbuatan sifatnya relatif, tidak
mutlak. Hal itu disebabkan adanya perbedaan tolok ukur atau indikator yang digunakan
untuk penilaian tersebut.
Agar dapat membedakan baik dan buruk dalam melakukan sesuatu, kita harus
mmahami engertian baik dan buruk terlebih dahulu.
1. Pengertian Baik
Pengertian baik secara bahasa dalam bahasa arab adalah khair atau dalam bahasa
inggris good. Menurut Louis Ma'luf dalam kitab Munjid, mengatakan bahwa yang
disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.3 Selanjutnya yang baik
itu juga adalah sesuatu yang memiliki nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan
memberikan kepuasan. Dan yang disebut baik itu adalah sesuatu yang mendatangkan
rahmat, memberikan perasaan senang,atau bahagia.Adapula pendapat yang mengatakan
bahwa baik itu adalah sesuatu yang diinginkan, diusahakan dan menjadi tujuan
manusia. Tingkah laku manusia adalah baik, sedangkan kebaikan disebut nilai, apabila
kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang kongkrit.
Dalam islam sesuatu dikatakan baik jika hal itu sesuai dengan al-Quran dan
Sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Perbuatan baik dalam islam adalah yang
membawa kemaslahatan bagi dirinya sendiri dan bagi orang-orang yang ada di
sekitarnya. Sedangkan yang dimaksud dengan keburukan adalah sesuatu yang
bertentangan dengan ajaran al-Quran dan Sunnah, perbuatan yang tidak membawa
manfaat baik bagi dirinya sendiri apalagi bagi orang lain.
Dari kutipan diatas, menggambarkan bahwa yang disebut baik adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan, dan disukai
manusia.Dengan mengetahui sesuatu yan baik maka akan memperemudah dalam
mengetahui yang buruk.

3
Louis Ma'luf, Munjid, al-Maktabah al- Katulikiyah,tt.Beirut,h.198

3
2. Pengertian Buruk
Dalam bahasa Arab istilah Buruk adalah syarr yang artinya sesuatu yang tidak
baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam kualitas, dibawah standar,
kurang dalam nilai, keji jahat, tidak bermoral dan perbuatan yang bertentangan denagn
norma- norma masyarakat yang berlaku. Dengan demikian yang dikatakan buruk itu
adalah sesuatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik.
Sedangkan buruk yang diinformasikan Alquran memberikan gambaran bahwa
perilaku itu merupakan kemenangan tabiat tercela manusia. Seperti telah dijelaskan
pada keterangan yang telah lalu, pada dasarnya kecenderungan manusia kepada
keburukan dipengaruhi oleh hawa dan syahwatnya. Oleh karena itu, wajar bila Alquran
menjelaskan bahwa menuruti hawa nafsu merupakan akhlak tercela. Akhlak tercela
juga menggambarkan kebodohan, kesombongan, kerakusan dan sifat-sifat lainya yang
menandakan manusia dikendalikan oleh syahwah-nya

Defenisi diatas, memberikan kesan bahwa sesuatu yang disebut baik atau buruk itu
relatif sekali, karena tergantung pada pandangan dan penilaian masing- masing yang
merumuskan.Dengan demikian nilai baik dan buruk menurut pengertian tersebut bersifat
relatif, dan subyektif, karena bergantung kepada individu yang menilainya.4 Dalam
mendefenisikan baik buruk, setiap orang pasti berbeda- beda.Sebab sumber penentu baik
dan buruk, yaitu Tuhan dan manusia, wahyu,akal, agama dan filsafat.

B. Baik Dan Buruk Dalam Perspektif Agama Islam


Ajaran islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah Swt. Menurut ajaran
agama islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada al-Quran dan Hadis.
Didalam al-Quran maupun Hadis banyak dijumpai istilah yang mengacu pada yang baik
dan buruk.
Diantara istilah yang mengacu pada hal yang baik misalnya al-hasanah,thayyibah, al-
hkhair,mahmudah,karimah dan albirr.
1. Al-Hasanah
Al-Raghib asfahani mengemukakan sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan
sesuatu yang disukai atau yang dipandang baik adalah hasanah. Hasanah dibagi
menjadi tiga, pertama hasanah dari segi akal, kedua hasanah dari segi nafsu atau

4
Abuddin Nata,. Akhlak Tasawuf.(Jakarta:Rajagrafindo-Persada 2006). hal.1044.

4
keinginan dan hasanah dari panca indra.5 Lawan dari hasanah adalah Al-sayyiah. Yang
termasuk hasanah misalnya keuntungan, kelapangan rezeki dan kemenangan.
2. At-Thayyibah
Al-thayyiban digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang memberikan kelezatan
kepada panca indra dan jiwa, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal dan
sebagainya. Lawan dari Al-thayyiban adalah Al-qhabibah yang artinya buruk.
3. Al-Khair
Al-khair digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang baik oleh seluruh umat manusia,
seperti berakal,adil,keutamaan dan segala sesuatu yang bermanfaat. Lawan katanya
adalah Al-syarr .
4. Al-Karimah
Kata Al-karimah digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan akhlak yang
terpuji yang ditampakkan pada kehidupan sehari-hari7 . Selanjutnya kata karimah biasa
digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang terpuji yang sekalanya besar, seperti
menafkahkan hartanya dijalan Allah dan berbuat baik pada orang tua.
5. Al-Mahmudah
Kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang utama sebagai akibat dari
melakukan sesuatu yang disukai Allah Swt8 . Dengan demikian kata Al-mahmudah
lebih menunjukkan pada kebaikan yang bersifat batin dan spiritual.
6. Al-Birr
Kata Al-birr digunakan untuk menunjukkan pada upaya memperluas melakukan
perbuatan yang baik. Kata tersebut terkadang digunakan sebagai sifat Allah dan
terkadang juga untuk manusia. Jika kata tersebut digunakan untuk sifat Allah, maka
maksudnya adalah bahwa Allah memberikan pahala yang besar, dan jika digunakan
untuk manusia,maka yang dimaksud adalah ketaatannya.

5
Al-Raghib al-Asfahami,Mu’jam Mufradat al-fadz al-Qur’an,(Beirut:Dar al-Fikr,t.t).hlm.1175

5
Adapun istilah yang mengacu pada sesuatu yang buruk adalah di antaranya sayyiah,
sharr, fujûr, munkar, fasad, fahshâ’, dan khabîth.

1. Sayyiah
Secara bahasa berarti jelek, buruk, jahat, kerusakan, kesusahan dan yang tidak
menyenangkan.6Al-Ashfahani menyebutkan bahwa kata al-sayyiah lawan dari al-
hasanah (kebaikan) biasa digunakan untuk keburukan yang berkaitan dengan kelaparan,
kesempitan, atau kesusahan. Biasanya al-sayyiah digunakan untuk siksaan. Dengan
bentuk kata sayyiah menunjukkan dua hal yang sama sekali berbeda; satu sisi kata ini
berarti suatu peristiwa yang tidak menyenangkan dan tidak dapat diterima dalam
kehidupan manusia; dan di sisi lain, digunakan untuk perbuatan buruk yang dilakukan
manusia atas kehendak Allah, yaitu maksiat atau tidak patuh sebagaimana sering kali
disebut dalam al-Qur‟an. Kata sayyiah kadang-kadang digunakan untuk pengertian
malapetaka , cobaan, dan kadang-kadang dalam pengertian dosa dan tidak patuh .
Biasanya sayyiah sering diambil pengertian keburukan yang umum. Dalam suatu kasus,
alQur‟an menegaskan bahwa penggunaan kata sayyiah dalam pengertian nasib buruk
dan kadang-kadang dalam pengertian perbuatan buruk.7
2. Sharr
Al-Syarr menunjukkan pengertian segala sesuatu yang dibenci. Keburukan berdasarkan
istilah ini lebih menggambarkan keburukan yang tidak mudah diketahui oleh
masyarakat banyak, melainkan hanya oleh orangorang tertentu wajar bila al-Qur‟an
mengisyaratkan bahwa untuk sampai pada alkhair dan menghindari keburukan ini mesti
diajak bukan diperintahkan.9 Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa konsep
keburukan dalam term al-syarr, memiliki kecenderungan dalam menggambarkan
keburukan yang berdimensi sosial.
3. Munkar
Secara bahasa munkar merupakan bentuk kata yang berasal dari kata nakara yang
berarti sulit, susah, samar dan ingkar. Sedangkan munkar adalah tidak dikenal, perkara-
perkara yang munkar atau yang diingkari dengan maksud lain yang harus dihindari.
Secara istilah munkar berarti segala perbuatan yang menjauhkan diri dari Allah
termasuk di dalamnya kesombongan, mengingkari ayat-ayat Allah dan kafir. Ingkar

6
Adib Bisri dan Munawwir AF, Kamus Al-Bisri Arab Indonesia-Indonesia Arab, (Surabaya: Pustaka Progresif,
1999), 350.
7
6Toshihiko Izutsu, Konsep-Konsep Etika Religius dalam al-Qur’an, 272-275.

6
terkadang muncul secara lisan yang penyebabnya adalah ingkar dengan hati yang
kemudian menunjukkan pengingkaran dalam bentuk perbuatan yaitu dusta.8
4. Fasad
Fasâd merupakan antonim dari kata shalâh yang berarti keluarnya sesuatu dari
barisannya yaitu keluar dari istiqamah dalam menjalankan sesuatu, baik dalam lingkup
pribadi maupun kelompok.13 Kata fasada merupakan kata yang sangat komprehensif
yang menunjukkan semua jenis pekerjaan yang buruk, jelas dari pengamatan tingkah
lakunya.
5. Fahsya’
fahsyâ’ dari asal kata fahisya menurut bahasa artinya perbuatan keji atau perbuatan
yang menimbulkan aib besar. Sedangkan yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah
suatu perbuatan yang melanggar susila, seperti bercumbu rayu yang dilakukan oleh
seorang istri/ suami dengan orang lain yang bukan suami/ istri yang sah, tetapi tidak
sampai berbuat zina atau melakukan homoseksual dengan teman sejenisnya. Keburukan
dalam terma fahisya’ ini merupakan perbuatan yang dilakukan karena kurangnya
pengendalian diri.
6. Khabits
Khabîts merupakan kebalikan dari kata thayyib yang maksudnya adalah sesuatu yang
dibenci baik secara inderawi maupun akal termasuk di dalamnya kesalahan dalam
akidah, dusta dalam perkataan dan buruk dalam perbuatan. 14 Dalam Tafsir Jalalain
disebutkan khabîts di sini bermakna orang munafik.15 Dalam ayat lain khabîts dipakai
untuk kebiasaan yang paling buruk dari kaum Sodom yang mereka itu dideskripsikan
sebagai orang yang sû’ dan fâsiq.
7. Fujur
Secara bahasa dengan bentuk masdar yaitu al-Fujûr berarti kemaksiatan, kecabulan,
perzinaan kemudian fâjir-fujjâr merupakan bentuk ism fâ’il dari fajara yang berarti
memancarkan, mendurhakai, mendustakan, kufur. Maka fâjirfujjâr adalah orang yang
melakukan maksiat, zina, pencabulan, dan kedusataan.16 Fujûr merupakan perbuatan
dosa yang lebih dekat dengan makna dusta, dusta membawa seseorang kepada dosa
lainnya, kemudian membawa seseorang ke neraka.

8
10Al-Raghib al-Ashfahani, al-Mufradât, 505.

7
Dari uraian tentang pengungkapan keburukan yang terdapat dalam al-Qur‟an dengan
menggunakan istilah secara langsung menunjukkan makna keburukan, dapat diketahui ada
beberapa jenis keburukan. Beranjak dari pembahasan dan penelitian terhadap istilah-istilah
keburukan dan kata-kata yang mempunyai makna yang sama atau mendekatinya, penulis
mencoba untuk membuat kategorisasi keburukan yang didasarkan dari analisis ayat-ayat
al-Qur‟an. Ragam keburukan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keburukan Dalam Akidah


Akidah yang dimaksud di sini adalah keyakinan dan keimanan. Sebagai seorang
muslim hendaklah kuat keyakinan dan keimanannya. Banyak ayat alQur‟an yang
mengungkapkan tentang keburukan yang berhubungan dengan akidah. Sebagaimana
pembahasan sebelumnya, bahwa ada term yang berkaitan dengan keburukan dalam
akidah, yaitu khabits, fujûr yang berarti kafir, sayyiah dan dzalim. Sayyiah di sini
berarti kufur dan ma‟siat atau tidak patuh. Keburukan yang berkaitan dengan akidah
dapat dikategorikan dengan beberapa ragam. Di antaranya adalah perbuatan zalim
seperti kufur, munafik dan syirik. Sikap mengingkari Allah, para malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian dan mengingkari rukun iman adalah
suatu bentuk pengingkaran yang paling besar.
2. Keburukan Dalam Ibadah
Keburukan yang berhubungan dengan ibadah merupakan keburukan yang berkenaan
dengan manifestasi kepercayaan seseorang. Keburukan yang berkaitan dengan ibadah
mempunyai beberapa kategori atau ragam. Secara umum keburukan yang berkenaan
dengan hal ibadah banyak dikaitkan dengan hal-hal yang dihubungkan dengan
kemusyrikan. Syirik merupakan suatu penyimpangan yang dilakukan manusia dalam
pelaksanaan pengabdiannya kepada Allah. Ragam keburukan dalam hal ibadah juga
terjadi dalam merasuknya sifat riya‟ beribadah seperti shalat, sedekah, berpakaian dan
ibadah lainnya. Orang yang riya‟ dalam beribadah sebenarnya tidak memiliki
keyakinan yang sempurna terhadap Allah. Riya‟ menunjukkan ia masih mengharapkan
penghargaan dan penilaian dari yang lain.
3. Keburukan Dalam Interaksi Social
Perbuatan buruk yang berkaitan dengan interaksi sosial tentunya banyak sebagaimana
yang telah terjadi di masyarkat. Keburukan yang berhubungan dengan interaksi sosial
mempunyai beberapa ragam yaitu menuduh wanita mukmin yang baik berbuat zina
yang ditunjuk dengan term fahsyâ, memalingkan wajah ketika berpapasan dengan

8
orang lain menunjukkan pada suatu sikap yang tidak menyenangkan orang lain
sekaligus menganggapnya rendah, itu sumpah palsu, berkata dengan perkataan yang
buruk, menghina dan mencela dengan panggilan yang buruk.
4. Keburukan Dalam Logika Atau Pemikiran
Ragam keburukan dalam logika atau pemikiran diantaranya adalah berprasangka buruk
tanpa pengetahuan, mengikuti sesuatu tanpa ilmu, melakukan perbuatan aniaya dengan
kebodohan, enggan menerima kebenaran dan bersikap sombong akan pengetahuannya.
5. Keburukan Dalam Hukum
Keburukan yang berhubungan dengan hukum mempunyai sejumlah kategori:
 pertama, orang-orang yang tidak mau berhukum atau menetapkan dengan hukum
yang diturunkan Allah melalui ayat-ayat-Nya, dengan lebih mengutamakan hukum
yang dibuat oleh manusia disebabkan mengikuti hawa nafsu atau mengejar materi
dunia, ia berada dalam keadaan kufur, dzalim, dan fasik yang mengantarnya
kepada keburukan dan kesesatan.
 Kedua, orang yang berupaya mengubah aturan-aturan Allah dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan bagi diri atau kelompoknya, termasuk dalam kategori
orang yang berbuat buruk dalam hal hukum. Orang yang mengubah aturan Allah
adalah orang yang tidak percaya pada kebaikan dan kebenarannya. Mereka
mengubah aturan Allah karena dorongan hawa nafsunya.
 Ketiga, mengetahui akan anugerah nikmat dari Allah tetapi tidak mau mengakui
dan mensyukurinya.
6. Keburukan Dalam Ekonomi
Keburukan yang berkaitan dengan ekonomi mempunyai ragam sebagai berikut yaitu
orang yang melakukan kecurangan dalam masalah takaran dan timbangan, berbuat kikir
atau bakhil, riya‟ dalam menginfakkan harta, memilih sesuatu yang jelek untuk
diinfakkan, dan berbuat batil seperti suap korupsi, berjudi dan sebagainya,
menyebutnyebut barang yang diinfakkan dan menyakiti perasaan si penerima.

9
C. Ukuran Baik Dan Buruk Dalm Ilmu Akhlak
Kebanyakan manusia berselisih dalam pandangan mengenai suatu daintara mereka
ada yang melihatnya baik dan diantara mereka ada yang melihat buruk, bahkan ada orang
yang melihat sesuatu baik dalam waktu ini, lalu melihatnya buruk pada waktu lain. Berikut
adalah ukuran baik buruk dalam ilmu akhlak:
1. Adat Istiadat
adat istiadat yang berlaku dalam kelompok ataupun masyarakat tertentu menjadi salah
satu ukuran baik dan buruk anggotanya dalam berperilaku.Melakukan sesuatu yang
tidak menjadi kebiasaan masyarakat sekitarnya ataupun kelompok akan menjadi
problem dalam berinteraksi. masing- masing kelompok trtentu memiliki batasan-
batasan tersendiri tentang hal- hal yang harus diikuti atau tidak diikuti. seseuatu yang
dianggap baik oleh masyarakat belum tentu demikian menurut masyarakat lain.
2. Nurani
jiwa manusia memiliki kekuatan yang mampu membedakan mana yang baik dan yang
buruk.kekuatan tersebut dapat menolong berbuat baik dan mencegah berbuat
buruk,jiwanya akan merasa bahagia jika telah berbuat baik dan merasa tersiksa jika
telah berbuat buruk. Kekuatan ini disebut nurani.masing- masing individu memiliki
kekuatan yang berbeda satu sama lain,perbedaan kekuatan ini dapat menyebabkan
perbedaan persepsi tentang sesuatu yang dianggap baik dan buruk .
3. Rasio
rasio merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada manusia yang
membedakannya dengan makhuk lain.Dengan rasio yang dilmiliki, manusia dapat
menimbang mana perkara yang baik dan yang buruk .Dngan akalnya manusia yang
dapat menilai bahwa perbuatan yang berakibat baik layak disebut baik dan dilestarikan
dan begitu sebaliknya.Penilaian manusia akan terus berkembang dan mengalami
perubahan dengan pengalaman- pengalaman yang mereka miliki.
4. Pandangan Individu
Kelompok / masyarakat tertentu memiliki anggota / masyarakat secara individual
memiliki pandangan / pemikiran yang berbeda dengan kebanyakan orang
dikelompok.Masing- masing individu memiliki kemerdekaan untuk memiliki hak untuk
memiliki pandangan dan pemikiran tersendiri meskipun harus berbeda dengan
kelompok / masyarakat.masing- masing individu memiliki hak untuk menentukan mana
yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk.Tidak mustahil apa yang semula

10
dianggap buruk oleh masyarakat, akhirnya dianggap baik karena terdapat seseorang
yang berhasil menyakinkan masyarakat bahwa apa yang dainggap buruk adalah baik.
5. Norma Agama
Saluran agama didunia ini mengajarkan kebaikan.Ukuran baik dan buruk menurut
norma agama lebih bersifat tetap, bila dibandingkan dengan ukuran baik dan buruk
dimata nurani, rasio, adat istiadat, dan pandangan individu.Keempat ukuran ini bersifat
relatif dan dapat berubah sesuai dengan ruang dan waktu .Ukuran baik dan buruk yang
berlandaskan norma agama kebenarannya lebih dapat dipercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan karena menurut norma agama merupakan ajaran Tuhan yang
maha suci.Disamping itu Tuhan lebih bersifat universal.lebih terhindar dari
subyektifitas individu maupun kelompok.
6. Intuisi
intuisi merupakan kekuatan batin yang dapat mengenal sesuatu yang baik dan buruk
dengan sekilas pandang tanpa melihat buah dari akibatnya.Paham ini berpendapat
bahwa tiap manusia itu mempunyai kekuatan bayin sebagai suatu instrumen yang dapat
membedakan baik dan buruk.Kekuatan ini dapat berbeda anatara seseorang dengan
yang lainnya karena perbedaan massa.tetapi tetap berakar dalam tubuh tiap individu.
Apabila ia melihat suatu perbuatan, ia mendapat semacam ilham yang memberitahu
nilai perbuatan itu lalu menetapkan hukum baik dan buruknya,sebagaimana diberikan
mata untuk melihatdan telinga untuk mendengarmelihat sekilas pandangan dapat
menetapkan putih atau hitamnya sesuatu,mendengar suara dapat menyatakan bahwa ia
merdu atau tidak.Demikian pula bila melihat suatu perbuatan dapat menetapkan baik
buruknya .9

9
3 vidaraesa.uinsuka.blogspot.co.id/2013/11/akhlak tasawuf baik buruk

11
D. Hikmah Yang Di Dapat Apabila Berbuat Baik.
Jika seseorang tulus melakukan kebaikan, balasannya ialah kebaikan pula. Untuk itu,
jangan ragu dalam menebar kebaikan, meskipun dari hal-hal kecil, salah satunya
memperlakukan orang lain dengan baik alias santun. Berikut adalah hikmah yang akan di
dapat apabila berbuat baik:
1. Akan Mendapat Kebahagiaan Sejati
Seperti sudah menjadi rumus kehidupan, melakukan perbuatan baik dalam hal apapun
tentu saja akan mendatangkan kebahagiaan hakiki bagi pelakunya. Ketika orang lain
merasa senang dengan kebaikanmu, maka kebahagiaan tersebut akan kembali
kepadamu dengan kadar yang lebih banyak. Kebahagiaan sejati akan senantiasa hadir
dalam kehidupanmu ketika kebaikan sudah menjadi kebiasaan dan berakar kuat dalam
hati.
2. Ketenangan Dan Kenyamanan
Setelah mendapatkan kebahagiaan sejati, batin kamu juga tentu saja akan merasa lebih
tenang dan nyaman dalam menjalani rutinitas harian dalam kehidupan. Rasa nyaman
dan ketenangan tersebut akan berbanding lurus dengan kebaikan-kebaikan yang kamu
lakukan. Semakin sering kamu berbuat baik, maka kebahagiaan dan ketenangan hidup
akan senantiasa hadir dalam kehidupanmu.
3. Akan Terbebas Dari Pikiran Negatif
Tahap selanjutnya saat kamu menjadikan perbuatan baik sebagai kebiasaan adalah tentu
saja kamu akan terbebas dari pikiran-pikiran negatif. Meski dalam perjalanannya ada
banyak masalah yang menghampiri, selama pikiran kamu tetap positif, masalah sebesar
apapun akan terasa ringan ketika kebaikan sudah menjadi prioritas utama dalam
kehidupanmu.
4. Menginspirasi Orang Lain Untuk Berbuat Kebaikan
Ketika kamu berbuat kebaikan, akan ada banyak orang yang sejatinya terinspirasi
dengan kebaikanmu. Satu kebaikan yang kamu perbuat hari ini, akan bercabang
menjadi kebaikankebaikan lain di masa depan. Dan dari satu kebaikan tersebut, kamu
sejatinya memiliki sumbangsih merubah dunia menjadi lebih baik.
5. Semakin Tau Hakikat Dan Tujuan Hidup
Kita semakin faham bahwa kita tidak akan selamanya hidup di dunia dan sudah pasti
akan kembali kepada-Nya. Orang yang selalu berbuat kebaikan tentu saja faham dan
mengerti apa hakikat dan tujuan kehidupan sebenarnya.

12
6. Akan Dikenang Sebagai Orang Baik
Meski raga kamu sudah tiada, nama kamu akan selalu dikenang sebagai orang baik
karena semasa hidup selalu berbuat kebaikan. Nama kamu akan disebut-sebut oleh
generasi-generasi selanjutnya dan dijadikan panutan kebaikan bagi banyak orang.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas kesimpulan yang dapat di ambil adalah sebagai berikut
a. Pengertian Baik Dan Buruk
 Pengertian baik secara bahasa dalam bahasa arab adalah khair atau dalam bahasa
inggris good. Menurut Louis Ma'luf dalam kitab Munjid, mengatakan bahwa yang
disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan
 Dalam bahasa Arab istilah Buruk adalah syarr yang artinya sesuatu yang tidak
baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam kualitas, dibawah standar,
kurang dalam nilai, keji jahat, tidak bermoral dan perbuatan yang bertentangan
denagn norma- norma masyarakat yang berlaku.
b. Baik Dan Buruk Dalam Perspektif Agama Islam
 Ajaran islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah Swt. Menurut ajaran
agama islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada al-Quran dan Hadis.
Didalam al-Quran maupun Hadis banyak dijumpai istilah yang mengacu pada yang
baik dan buruk.
 Diantara istilah yang mengacu pada hal yang baik misalnya al-hasanah,thayyibah,
al-hkhair,mahmudah,karimah dan albirr.
 Adapun istilah yang mengacu pada sesuatu yang buruk adalah di antaranya
sayyiah, sharr, fujûr, munkar, fasad, fahshâ’, dan khabîth.
 kategorisasi keburukan yang didasarkan dari analisis ayat-ayat al-Qur‟an. Ragam
keburukan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Keburukan Dalam Akidah
b. Keburukan Dalam Ibadah
c. Keburukan Dalam Interaksi Social
d. Keburukan Dalam Logika Atau Pemikiran
e. Keburukan Dalam Hukum
f. Keburukan Dalam Ekonomi

14
c. Ukuran Baik Dan Buruk Dalm Ilmu Akhlak
Berikut adalah ukuran baik buruk dalam ilmu akhlak:
 Adat Istiadat
 Nurani
 Rasio
 Pandangan Individu
 Norma Agama
 Intuisi
d. Hikmah Yang Di Dapat Apabila Berbuat Baik
Berikut adalah hikmah yang akan di dapat apabila berbuat baik:
 Akan Mendapat Kebahagiaan Sejati
 Ketenangan Dan Kenyamanan
 Akan Terbebas Dari Pikiran Negatif
 Menginspirasi Orang Lain Untuk Berbuat Kebaikan
 Semakin Tau Hakikat Dan Tujuan Hidup
 Akan Dikenang Sebagai Orang Baik

B. Saran
Allah SWT telah memberikan banyak keringanan (rukshah) dalam kehihdupan ini,
yang diberikan kepada umat Isalam dalam menjalankan ibadahnya sesuai kemampuan
masing-masing. Namum kita sebagai umat Islam jangan hanya berpatokan kepada sumua
keringanan yang diberi, sehingga kita lalai dan meremehkan kebakan yang seharusnya kita
jalankan.
Dengan banyaknya keringanan-keringan yang kita peroleh, maka tidak ada alasan
lagi bagi kita umat Islam untuk berbuat buruk dan melanggar segala perintahnya.
Sebagai umat yang baik dan taat, sudah sepatutnya kita menjauhi sikap buruk dan
memperbanyak melakukan kebaikan agar nantinya mendapatkan hikmah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hujwiri, Ali ibn Usman al-Hujwiri (selanjutnya disingkat alHujwiri), Kasyf al-Mahjub,
trans. Suwardjo dan Abdul Hadi W.N., Bandung: Mizan, 1993.

Al-Jauziyah, Abu Abdillah Muhammad Ibn Abu Bakr Ibn Ayyeb Ibn Qayyim, Madarij Al-
Shalikin Baina Manazili Iyyaka Na‟budu wa Iyyaka Nasta‟in, Cet. I; Beirut: Dar Al-
Kutub Al-Ilmiyah, t.th.

https://rumaysho.com/19209-hadits-arbain-18-takwa-mengikutkan-kejelekan-dengan-
kebaikan-dan-berakhlak-mulia.html

Jawas, Yazid bin Abdul Qadir, Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama‟ah (Bogor: Pustaka
Imam Syafi’i, 2013.

Nasirudin, Akhlaq Pendidik (Upaya Membentuk Kompetensi Spiritual dan Sosial),


Semarang: UIN Walisongo, 2015.

Quraish Shihab, M. Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran. Jilid 2, Cet.
Ke-8. Jakarta: Lentera Hati, 2007.

Said, Usman, Pengantar Ilmu Tasawuf, Medan: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama
Institut Agama Islam Negeri, 1981/1982.

Seyyed Hossein Nasr, 1991, Tasawuf Dulu dan Sekarang, terj. oleh Abdul Hadi WM.,
Jakarta: Pustaka Firdaus

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1990

16

Anda mungkin juga menyukai