Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKHLAK / TASAWUF

BAIK DAN BURUK


Disusun untuk memenuhi mata kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu : Dr. Saepudin, MA

Oleh :
Rahmatika

Kelas : 1 PGMI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT BAKTI NEGARA TEGAL 2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Baik dan Buruk pada mata
kuliah Akhlak Tasawuf ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Akhlak Tasawuf. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang materi yang akan saya bawakan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr saepudin MA, selaku dosen mata
kuliah Akhlak Tasawuf yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Tegal, 15 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian akhlak Baik dan Buruk .......................................................................2
B. Beberapa pandangan dan aliran Baik dan Buruk ..................................................3
C. Baik dan Buruk menurut para ahli ........................................................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................................8
B. Saran .....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perbuatan manusia itu ada yang baik dan ada yang tidak baik atau buruk.
Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Pernyataan tersebut dapat dijadikan indikator
untuk menilai perbuatan itu baik atau buruk sehingga dapat dilatarbelakangi sesuatu yang
mutlak dan relatif. Pernyataan – pernyataan tersebut perlu dicarikan jawaban dan dapat
dijadikan rumusan masalah sehingga para pembaca menilai sesuatu itu baik atau buruk
memiliki indikator yang pasti. Untuk itu dijadikan pembahasan masalah adalah Bagaimana
ukuran menilai baik dan buruk menurut pandangan Islam.
Baik dan buruk selalu dikaitkan dengan adat istiadat yang
berlaku dimasyarakat.Baik dan buruk terlihat dari bagaimana seseorang berinteraksi
dengan lingkungannya. Kebaikan seseorang akan dinilai baik jika bemanfaat bagi banyak
orang dan sesuai dengan nilai-nilai norma yang berlaku, dan dinilai buruk jika perilaku
seseorang merugikan orang lain dan tidak sesuai dengan nilai-nilai norma.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akhlak baik dan buruk
2. Apa saja pandangan dan aliran tentang akhlak Baik dan Buruk
3. Bagaimana pandangan baik dan buruk menurut ajaran islam

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian akhlak baik dan buruk
2. Untuk mengetahui pandangan dan aliran akhlak baik dan buruk
3. Untuk mengetahui baik dan buruk menurut ajaran islam

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian akhlak Baik dan Buruk

Akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq, yang bermakna asajiyah(perangai). Ath-
thabi’ah (tabi’at, watak), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman), dan al-muru’ah (peradaban
yang baik).

Kata baik, dari segi bahasa adalah terjemahan dari kata khair dalam bahasa arab,
atau good dalam bahasa inggris. Akhlak baik biasa disebut akhlak terpuji yang
merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa Arab akhlak mahmudah. Mahmudah
merupakan bentuk maf’ul dari kata hamida yang berarti ”dipuji”.akhlak terpuji deisebut
dengan akhlaq karimah (akhlak mulia), atau makarim al-akhlaq (akhlak mulia), atau al-
akhlaq al-munjiyat (akhlak yang menyelamatkan pelakunya). Louis Ma’luf dalam
kitabnya, Munjid, mengatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah
mencapai kesempurnaan.
Dikatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang menimbulkan rasa
keharuan dan kepuasan, kesenangan, persesuaian, dan seterusnya. Bila dihubungkan
dengan akhlak, yang dimaksud dengan baik (sebut: akhlaq yang baik) menurut
Burhanudin Salam adalah adanya keselarasan antara prilaku manusia dan alam manusia
tersebut . Sementara itu, Ahmad Amin menyatakan bahwa perilaku manusia dianggap
baik atau buruk bergantung pada tujuan yang dicanangkan oleh pelaku.
Setiap ada pengertian baik pasti ada pengertian buruk. Kata buruk sepadan dengan
kata evil, bad dalam bahasa Inggris yang bisa diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik,
keji, jahat, tidak bermoral, tidak dapat diterima. Akhlak buruk atau tercela merupakan
tingkah laku tercela yang dapat merusak keimanan seseorang dan menjatuhkan
martabatnya sebagai manusia. Istilah buruk dalam bahasa arab dikenal dengan
istilah syarr, dan diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik, yang tidak seperti yang
seharusnya, tak sempurna dalam kualitas, dibawah standar, kurang dalam nilai, tak
mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak
dapat diterima, sesuatu yang tercela, lawan dari baik, dan perbuatan yang bertentangan
dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.
Kedua pengertian tersebut tampaknya lebih baik disatukan menjadi satu definisi,
sebab definisi pertama lebih memperhatikan akibat dari perilaku yang dihasilkan,
sementara definisi kedua lebih menitik beratkan pada tujuan terwujudnya perilaku.
Dengan hanya mempertimbangkan tujuan pelaku, seseorang akan cenderung berani
melakukan tindakan yang tidak selaras dengan alam dengan dalih bertujuan baik, juga
adanya kesulitan mengukur kebenaran tujuan pelaku. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, barangkali dapat dirumuskan bahwa perilaku yang baik adalah prilaku yang
memiliki tujuan baik dan selaras dengan alam manusia.

2
B. Beberapa pandangan dan aliran Baik dan Buruk
1. Aliran Naturalisme
Menurut aliran ini, ukuran baik atau buruk  adalah apakah sesuatu itu sesuai
dengan fitrah (naluri) manusia atau tidak, baik fitrah lahir maupun batin. Apabila
sesuai dengan fitrah dikatakan baik, sedangkan apabila tidak sesuai maka
dipandang buruk.Pola pemikiran pada aliran ini menyangkut baik dan buruk
didasarkan pada adanya kelangsungan hidup di dunia ini.Seluruh makhluk yang
diciptakan di dunia ini hanya memiliki satu tujuan yaitu memenuhi suatu panggilan
naturnya kearah kesempurnaan yang abadi. Karena manusia dibekali akal, ia mampu
bertahan hidup lebih lama didunia ini.

2. Aliran Hedonisme
Berikut ini beberapa pandangan aliran hedonisme:
1. Setiap perbuatan dikatakan susila apabila perbuatan itu mengandung kelezatan
atau kenikmatan.
2. Kelezatan dan kenikmatan merupakan suatu tolak ukur dalam menentukan baik
buruknya suatu perbuatan.

Bagi kita pandangan ini melahirkan suatu kebingungan, yaitu perbuatan


bagaimana yang dikatakan lezat dan nikmat tersebut?Hal ini karena nilai logika
manusia berbeda oleh karena itu, mereka yang menganut aliran ini harus mampu
berusaha dengan nilai logikanya untuk meneliti mana perbuatan susila yang banyak
mengandung nilai kelezatan sekalipun banyak untuk
kepentingan pribadinya.Paham ini juga menghendaki agar manusia mencari
kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk sesama manusia, bahkan segala makhluk
yang berperasaan.

3. Aliran Eudaemonisme
Berikut ini beberapa pandangan aliran eudaemonisme:
1. Tujuan hidup dan kegiatan manusia adalah tercapainya kebahagiaan dan
kesejahteraan yang sifatnya hanya sementara.
2. Kesenangan dan kebahagiaan jasmaniah adalah satu-satunya hal yang baik dalam
dirinya sendiri, sedangkan kejahatan dianggap sebagai penyebab utama segala
bentuk rasa sakit dan kesedihan.
3. Yang disebut baik secara moral adalah hal-hal yang mendatangkan kegunaan dan
keuntungan dalam upaya manusia mencapai cita-citanya, yaitu kebahagiaan dan
sukses sementara.

4. Aliran Humanisme
Menurut aliran ini perbuatan yang baik adalah perbuatan yang sesuai dengan
penilaian yang diberikan oleh hati nurani.Dan sebaliknya perbuatan buruk adalah

3
perbuatan yang menurut hati nurani atau kekuatan batin di pandang buruk.Menurut
paham ini ukuran baik dan buruk adalah tindakan yang sesuai dengan derajat manusia,
dan tidak menentang atau mengurangi keputusan hati. Secara batin setiap orang pasti
tidak akan dapat membohongi kata hatinya. Jika suatu ketika seseorang mengatakan
suatu kebohongan, hal yang demikian hanya dapat dilakukan atau diterima oleh
ucapannya, tetapi kata hatinya tetap tidak mengakui kebohongan itu.

5. Aliran Utilitarianisme
Aliran ini dianggap sebagai “etika sukses”, yaitu etika yang menilai kebaikan
orang dari apakah perbuatannya menghasilkan sesuatu yang baik atau buruk.
Pokok-pokok pandangan aliran ini adalah:
1. Baik buruknya suatu perbuatan atas dasar besar kecilnya manfaat yang ditimbulkan
bagi manusia.
2. Kebaikan yang tertinggi adalah manfaat (utility)
3. Tujuannya adalah kebahagiaan orang banyak.
4. Aliran Vitalisme
Menurut paham  ini yang baik ialah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup
manusia. Kekuatan dan kekuasaan yang menaklukkan orang lain yang lemah
dianggap sebagai yang baik. Paham ini lebih lanjut cenderung pada sikap binatang,
dan berlaku hukum siapa yang kuat dan menang itulah yang baik.Kekuatan dan
kekuasaan menjadi lambang dan status sosial untuk dihormati

6. Aliran Religiosisme
Menurut aliran ini yang dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan
kehendah Tuhan, sedangkan perbuatan yang buruk adalah yang tidak sesuai dengan
kehendak Tuhan. Dalam paham ini keyakinan  teologis, yakni keimanan kepada
Tuhan sangat memegang peranan penting, karena tidak mungkin orang mau berbuat
sesuai dengan kehendak Tuhan, jika yang bersangkutan tidak beriman kepada-Nya.

C. BAGAIMANA PANDANGAN BAIK DAN BURUK MENURUT AJARAN ISLAM


Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus berdasarkan pada petunjuk
al-Qur’an dan al-haditsDidalam al-Qur’an maupun hadits dapat dijumpai berbagai istilah
yang mengacu pada kebaikan dan ada pula istilah yang mengacu kepada yang buruk
misalnya al-hasanah, thayyibah, khairah, karimah, mahmudah, dan al-birr.
1. Al-hasanah digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang disukai atau dipandang
baik. Al hasanah selanjutnya dapat dibagi menjadi 3 bagian : yang pertama hasanah
dari segi akal, dari segi hawa nafsu dan keinginan, dan yang ketiga dari segi panca
indera. Contohnya missal, keuntungan, kelapangan rizeki, dan kemenangan.
Pemakaian kata al hasanah yang demikian itu misalnya kita jumpai pada ayat yang
berbunyi :
ِ‫يل َر ِّب َك ِب ْالح ِْك َم ِة َو ْال َم ْوعِ َظ ِة ْال َح َس َنة‬
ِ ‫ْاد ُع ِإلِى َس ِب‬

4
“Ajaklah manusia menuju Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik.” (QS Al-Nahl [16]: 125)

‫َمنْ َجا َء ِب ْال َح َس َن ِة َف َل ُه َخ ْي ٌر ِم ْن َها‬


“Barangsiapa yang mendatangkan kebaikan, maka baginya kebaikan.” (QS
Al-Qashash [28]: 84).

2. Al-thayyibah khusus digunakan untuk mengambarkan sesuatu yang memberikan


kelezatan kepada panca indra dan jiwa. Lawannya adalah al-qabihah artinya buruk.
Hal ini misalnya terdapat pada ayat yang berbunyi:

ِ ‫ َعلَ ْي ُك ُم ْال َمنَّ َوالس َّْل َو ٰى ۖ ُكلُوا مِنْ َط ِّي َبا‬.‫َوَأ ْن َز ْل َنا‬
‫ت َما َر َز ْق َنا ُك ْم‬
“Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari makanan
yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.”  (QS Al-Baqarah [2]: 57).

3. Al-khair digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang baik oleh seluruh umat islam.
seperti berakal, adil, keutamaan dan segala sesuatu yang bermanfaat. Lawannya
adalah al-syarr. Hal ini misalnya terdapat pada ayat yang berbunyi.

‫َو َمنْ َت َطوَّ َع َخيْرً ا َفِإنَّ هَّللا َ َشا ِك ٌر َعلِي ٌم‬


“Barangsiapa yang melakukan sesuatu kebaikan dengan kerelaan hati, maka
sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.”(QS Al-
Baqarah [2]: 158).

4. Al-mahmudah digunakan untuk menunjukan sesuatu yang utama sebagai akibat dari


melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah SWT. dengan demikian al-
mahmudah lebih menunjukkan pada kebaikan yang bersifat batin dan spiritual. Hal
ini misalnya dinyatakan dalam ayat yang berbunyi:

‫ا‬ َ ُّ‫َو ِمنَ اللَّ ْي ِل فَتَهَ َّج ْد بِ ِه نَافِلَةً لَكَ َع َس ٰى َأ ْن يَ ْب َعثَكَ َرب‬
‫ك َمقَا ًما َمحْ ُمو ًد‬
“Dan dari sebagian malam hendaknya engkau bertahajjud mudah-mudahan
Allah akan mengangkat derajatmu pada tempat yang terpuji.” (QS Al-Isra’
[17]: 79).

5. Al-karimah digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan akhlak yang terpuji


yang ditampakkan dalam kenyataan hidup sehari-hari. Selanjutnya kata al-
karimah ini biasanya digunakan untuk menunjukkan perbuatan terpuji yang
skalanya besar, seperti menafkahkan harta di jalan Allah, berbuat baik pada kedua
orang tua dan lain sebagainya. Allah SWT berfirman:
ٍّ ‫فالَ تَقُل لَّهُ َما ُأ‬
‫ف َوالَ تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُل لَّهُ َما قَوْ الً َك ِري ًما‬

5
Dan janganlah kamu mengucapkan kata “uf-cis” kepada kedua orang tua,
dan janganlah membentaknya dan ucapkanlah pada keduanya ucapan yang
mulia.”  (QS Al-Isra’ [17]: 23
6. Al-birr digunakan untuk menunjukkan pada upaya memperluas atau
memperbanyak melakukan perbuatan yang baik. Kata tersebut terkadang
digunakan sebagai sifat Allah, dan terkadang juga untuk sifat manusia. Jika kata
tersebut digunakan untuk sifat Allah, maka maksudnya adalah bahwa Allah
memberikan balasan pahala yang besar, dan jika digunakan untuk manusia, maka
yang dimaksud adalah ketaatannya. Misalnya terlihat pada ayat yang berbunyi:

‫ب َو ٰلَ ِك َّن ْالبِ َّر َم ْن آ َمنَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر َو ْال َماَل ِئ َك ِة‬
ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
ِ ‫م قِبَ َل ْال َم ْش ِر‬Šْ ‫ْس ْالبِ َّر َأ ْن تُ َولُّوا ُوجُوهَ ُك‬
َ ‫لَي‬
َ‫ب َوالنَّبِيِّينَ َوآتَى ْال َما َل َعلَ ٰى ُحبِّ ِه َذ ِوي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِكينَ َوا ْبنَ ال َّسبِي ِل َوالسَّاِئلِين‬ ِ ‫َو ْال ِكتَا‬
‫صاَل ةَ َوآتَى ال َّز َكاةَ َو ْال ُموفُونَ بِ َع ْه ِد ِه ْم ِإ َذا عَاهَدُوا ۖ َوالصَّابِ ِرينَ فِي ْالبَْأ َسا ِء‬ َّ ‫ب َوَأقَا َم ال‬
ِ ‫ ال ِّرقَا‬Š‫َوفِي‬
‫ْأ‬
‫س‬ ِ َ‫ضرَّا ِء َو ِحينَ ْالب‬ َّ ‫َوال‬
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan
tetapi sesungguhnya kebaikan itu ialah kebaikan orang yang beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila berjanji, dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.” (QS Al-Baqarah [2]: 177).

Selanjutnya dalam menentukan perbuatan yang baik dan buruk itu, Islam
memerhatikan kriteria lainnya yaitu dari segi cara melakukan perbuatan itu. Seseorang
yang berniat baik, tapi dalam melakukannya menempuh cara yang salah, maka
perbuatan tersebut dipandang tercela. Allah berfirman:

۟ ‫َومٓا ُأ ِمر ُٓو ۟ا اَّل لِيَ ْعبُ ُد‬


ِ ِ‫وا ٱهَّلل َ ُم ْخل‬
‫صينَ لَهُ ٱل ِّدينَ ُحنَفَٓا َء‬ ‫ِإ‬ َ
“padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” (QS
Al-Bayyinah [98]: 5)

Berdasarkan petunjuk tersebut, maka penentuan baik dan buruk dalam Islam
tidak semata-mata ditentukan berdasarkan amal perbuatan yang nyata saja, tetapi lebih
dari itu adalah niatnya. Hal yang dinyatakan oleh Ahmad Amin dengan mengatakan
bahwa hukum akhlak ialah memberi nilai suatu perbuatan bahwa ia baik atau buruk
menurut niatnya.
Selanjutnya dalam menentukan perbuatan yang baik dan buruk itu, Islam
memerhatikan kriteria lainnya yaitu dari segi cara melakukan perbuatan itu. Seseorang

6
yang berniat baik, tapi dalam melakukannya menempuh cara yang salah, maka
perbuatan tersebut dipandang tercela. Allah berfirman:

‫ص َدقَ ٍة يَ ْتبَ ُعهَٓا َأ ًذى َوٱهَّلل ُ َغنِ ٌّى َحلِي ٌم‬


َ ‫ُوف َو َم ْغفِ َرةٌ خَ ْي ٌر ِّمن‬
ٌ ‫قَوْ ٌل َّم ْعر‬
“perbuatan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi
dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya Lagi Maha
Penyantun.”  (QS Al-Baqarah [2]: 263).
Dengan demikian, ketentuan baik dan buruk yang terdapat dalam etika dan moral dapat
digunakan sebagai sarana atau alat untuk menjabarkan ketentuan baik dan buruk menurut
ajaran Islam yang ada dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah.

7
BAB III
PENUTUP

a. KESIMPULAN
Baik dan buruk yang menjadi tolok ukur perilaku manusia pada dasarnya akan
kembali pada hati nurani manusia itu sendiri, sehingga manusia bisa melakukan
perbuatan-perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan yang buruk.
Dalam ajaran Islam baik dan buruk dinilai dari beberapa kriteria seperti niat dari hati
manusia, dan bagaimana langkah yang ditempuh dalam melakukan perbuatan
itu.Perbuatan yang baik dalam Islam adalah perbuatan yang sesuai dengan petunjuk al-
Qur’an dan al-hadits, dan perbuatan yang buruk adalah perbuatan yang bertentangan
dengan al-Qur’an dan al-hadits

Sesuatu yang disebut baik atau buruk itu relative sekali, karena bergantung pada
pandangan dan penilaian masing-masing yang merumuskannya dan pengertian ini
bersifat subjektif, karena bergantung pada individu yang menilainya.
Beberapa aliran-aliran filsafat yang mempengaruhi dalam penentuan baik dan buruk
diantaranya :
1. Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam
2. Baik Buruk Aliran Theologis
3. .Baik Buruk Aliran Naturalisme
4. Aliran Tradisional
5. Evolusi (Evolution)
6. Religiosme
7. Vitalisme
8. Intuition ( Humanisme )
9. Aliran Adat Istiadat ( Sosialisme )
10. Aliran Hedoisme
11.
b. SARAN
Dengan adanya pembahasan tentang akhlak baik buruk, diharapkan perlu adanya
pemahaman terhadap materi ini,Agar ilmu-ilmu tersebut memberikan pengetahuan yang
membangun ilmu pengetahuan yang baru sesuai dengan zaman yang sedang dihadapi.
Semoga makalah ini bias bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Kami selaku
penyusun makalah tersebut mengharapkan saran dan ide yang bisa membangun untuk
melengkapi makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad. 1991. Etika(ilmu akhlak). Jakarta: Bulan Bintang.


Anwar, Rosihon. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia.
Nata, Abuddin. 2002. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,cet IV, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002), hlm. 102.
Farid Ma’ruf, Etika”ilmu Akhlak”,cet VI, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), hlm. 96.

Anda mungkin juga menyukai