Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
FAKULTAS SYARI’AH
PONOROGO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul “KAJIAN BAIK DAN BURUK”dengan tepat waktu.
Makalah ini diperuntukkan untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata
kuliah ‘AKHLAK TASAWUF”dengan dosen pengampu bapakSirojudin Ahmad,
M.H.Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan –
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Dalam
penulisan makalah ini kami menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada
dosen pengampu yang selalu memberikan dukungannya.
Ponorogo,13Maret 2023
Pemakalah
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................6
A.Pengertian Baik dan Buruk .........................................................................................6
B.Ukuran Baik dan Buruk................................................................................................6
C.Macam-macamaliransertagagasanmerekamengenaibaik dan buruk..........................9
D.Baik dan Buruk menurut islam..................................................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................................13
A.Kesimpulan...............................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baik dan buruk adalah persoalan yang pertama kali muncul di kalangan
para filsuf Yunani. Persoalan ini pula yang menjadi pembicaraan utama
dalam kajian ilmu akhlak dan ilmu estetika. Sebelum membahas lebih
dalam tentang baik dan buruk alangkah baiknya untuk memahami kedua
istilah tersebut yaitu baik dan buruk. Istilah baik dan buruk merupakan dua
kata yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang
dilakukan oleh manusia.
Setiap filsuf hampir mebicarakan persoalan ini, terutama para filsuf
dari kalangan Marxisme. Di kalangan para teolog, persoalan ini
memunculkan perdebatan yang sengit diantara aliran – aliran. Mu’tazilah,
umpanya, berpendapat bahwa akal manusia mampu membedakan mana
yang baik dan buruk. Ini berbeda dengan aliran Ahlus Sunnah wa Jamaah,
diantaranya Asy’ariyyah. Mereka berpendapat bahwa penentu baik dan
buruk mutlak merupakan otoritas wahyu, bukan domain akal.
Pembicaraan mengenai baik dan buruk penting karena dua alasan.
Pertama, persoalan ini menjadi pembahasan utama ilmu akhlak sekaligus
menjadi inti keberagaman seseorang. Kedua, mengetahui pandangan Islam
tentang persoalan ini di tengah maraknya berbagai aliran yang
memperbincangkan persoalan ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
1. Untuk mengetahui pengertan/arti baik dan buruk
2. Untuk mengetahui sifat ukuran baik dan buruk
3. Untuk mengetahui macam-macam sifat baik dan buruk
4. Untuk mengetahui pengertian bai dan buruk menurut islam
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abuddin Nata,2006. AhklakTasawuf. Jakarta:Rajagrafindo, h.104
2
Louis Ma’luf, Munjid,al-Maktabah al-Katulikyah, tt. Beirut, h.198
6
Dalam mendefinisikan baik buruk setiap orang berbeda- beda. Sebab
sumber penentu baik dan benar, yaitu Tuhan dan manusia, wahyu dan
akal, agama dan filsafat
Setiap gerak dan langkah untuk mencari nilai, sudah tentu manusia
memiliki suatu standar untuk mengukur sesuatu yang baik dan buruk,
kendati ukuran tersebut berlainan antara yang satu dengan yang
lainnya.
1. Adat Istiadat3
2. Nurani
3
Dudung Rahman Hidayat, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. Bagian 3 Pendidikan DisiplinIlmu,
(Jakarta:PT Imperial Bhakti Utama,2007), h.19
7
Jiwa manusia memiliki kekuatan yang mampu membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk.Kekuatan tersebut dapat
mendorongnya berbuat baik dan mencegahnya berbuat buruk. Jiwanya
akan merasa bahagia jika telah berbuat baik dan merasa tersiksa jika
telah berbuat buruk. Kekuatan ini disebut nurani. Masing-masing
individu memiliki kekuatan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan
kekuatan ini dapat menyebabkan perbedaan persepsi tentang sesuatu
yang dianggap baik dan yang dianggap buruk.
3. Rasio
4. Pandanganindividu
8
5. Norma Agama
a. Aliran Hedonisme
b. AliranEudaemonisme
4
Mohdliki Hamid, PengajianTamadun Islam, (Jakarta:Propesinal Pendidikan,2008).h.121
5
RosihonAnwar, AkhlakTasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h.72
9
Aliran ini ditemukan oleh Aristoteles (384-322 SM). Dalambukunya,
nicomedian ethics, ia mengenukakan bahwa dalam setiap
kegiatannya, manusia mengejar suatu tujuan, sedangkan tujuan
btertinggi atau terakhir hidup manusia adalah kebahagiaan.Tetapi,
Aristoteles beranggapan bahwa tidak semua hal bias diterima sebagai
kebahagiaan. Ada yang beranggapan bahwa kesenangan sebagai
kebahagiaan, dan ada pula yang mengnggap ketentraman sebagai
kebahagiaan.
c.Aliran Utilitarianisme
d.Aliran Intuitionisme
e.Aliran Naturalisme
10
Manusia menuju tujuannya dengan naluri akal pikirannya. Karena
akal pikiran itulah yang menjadi wasilah bagi manusia untuk
mencapai tujuan kesempurnaan, maka manusia harus melakukan
kewajibannya dengan berpedoman kepada akal. Akhlak yang menjadi
pedoman hidupnya. Seolah-olah naluri itulah jalan lurus, dimana akal
sebagai suluh yang manerangi menuju jalan tujuan kesempurnaan.[7]
11
perbuatan itu. Seseeorang yang berniat baik, tapi dalam melakukannya
menempuh cara yang salah, maka perbuatan itu dipandang tercela.
Selain itu perbuatan yang dianggap baik oleh Islam juga adalah
perbuatan yang sesuia dengan petunjuk Al-Qur’an Dan Al-Sunnah, dan
perbuatan yang buruk adalah perbuatan yang bertentangan dengan Al-
Qur’an dan Al-Sunnah. Namun demikian, Al-Qur’an dan Al-Sunnah
bukanlah sumber ajaran yang eksklusif atau tertutup. Kedua sumber itu
bersikap terbuka untuk menghargai bahkan menampung pendapat akal
pikiran, adat istiadat dan sebagainya yang dibuat manusia, dengan catatan
semuanya itu tetap sejalan dengan petunjuk al-qur’an dan al-sunnah..
Ketentuan baik dan buruk yang didasarkan pada logika dan filsafat
dengan berbagai alirannya tertampung dalam istilah etika, atau ketentuan
baik-birik yang didasarkan atas istilah adat istiadat tetap diakui dan
dihargai keberadaannya6. Ketentuan baik-buruk yang terdapat pada etika
dan moral dapat digunakan sebagai sarana atau alat untuk menjabarkan
ketentuan baik dan buruk yang ada didalam Al-Qur’an.
6
Abd Haris, Etika HamkaKonstruksiEtikBerbasisRasional-Religius.
(Yogyakarta:LKiS,2010),h.119-120
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14