Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014/2015       

  
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah dan inayah-Nya
sehingga penulis telah selesai dalam menyusun makalah ini. Sholawat dan salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga dan para sahabatnya serta para
pengikut beliau yang setia.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Filsafat
Ilmu Ibu Dr. Rohana Abdullah, M.pd yang telah memberikan tugas berupa pembuatan
makalah. Mudah-mudahan dengan adanya tugas makalah ini dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan bagi penulis. Dari pada itu, penulis juga mengharapkan agar para pembaca
dapat mengambil manfaat dari makalah ini.
Sekiranya dalam makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis
mengharapakan kritik dan sarannya yang sifatnya membangun guna menyusun makalah yang
berikutnya.

Makassar, 04 November 2014

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Setiap perbuatan manusia itu ada yang baik dan ada yang tidak baik atau buruk. Baik dan
buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang. Pernyataan tersebut dapat dijadikan indikator untuk menilai perbuatan
itu baik atau buruk sehingga dapat dilatar belakangi sesuatu yang mutlak dan relatif.
Pernyataan-pernyataan tersebut perlu dicarikan jawaban dan dapat dijadikan rumusan
masalah sehingga para pembaca menilai sesuatu itu baik atau buruk memiliki indikator yang
pasti. Untuk itu dijadikan pembahasan masalah adalah bagaimana ukuran menilai baik dan buruk
menurut pandangan Islam.

BAB II
PEMBAHASAN

Dalam ilmu akhlak kita berjumpa dengan istilah baik buruk, benar salah, apakah kita
pakai itu banar atau salah dan apakah kebiasaan-kebiasaan yang kita perbuat untuk baik apa
buruk.
A.    Pengertian

1.      Baik dan Buruk


Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khoir (dalam bahasa arab)/good (dalam
bahasa Inggris). Dikatakan bahwa yang disebut baikadalah sesuatu yang menimbulkan rasa
keharuan dan kepuasan, kesenangan,persesuaian, dan seterusnya. Pengertian baik menurut Ethik
adalah sesuatu yangberharga untuk tujuan. Sebaiknya yang tidak berharga, tidak berguna untuk
tujuan apabila yang merugikan, atau yang mengakibatkan tidak tercapainyatujuan adalah buruk
dan yang disebut baik dapat pula berarti sesuatu yangmendatangkan memberikan perasaan
senang atau bahagia. Dan adapula yang berpendapat yang mengatakan bahwa secara umum,
bahwa yang disebutbaik / kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan dan
menjaditujuan manusia. Walaupun tujuan orang atau golongan di dunia ini
berbedabeda,sesungguhnya pada akhirnya semuaya mempunyai tujuan yang samasebagai tujuan
akhir tiap-tiap sesuatu, bukan saja manusia akan tetapi binatangpun mempunyai tujuan.
Mengetahui sesuatu yang baik sebagaimana disebutkan bahwa akanmempermudah dalam
mengetahui yang buruk dan diartikan dan diartikansesuatu yang tidak baik. Dengan demikian
yang dikatakan buruk itu adalahsesuatu yang dinilai sebaliknya dari yang tidak baik, dan tidak
disukai kehadirannya oleh manusia. Kebaikan yang berhubungan dengan tujuan inidapat kita
bedakan dengan kebaikan sebagai tujuan sementara untuk mencapaitujuan terakhir. Tujuan
sementara mungkin hanya sekali bagi seseorang atausesuatu golongan. Dan tujuan sementara ini
sebagai alat atau jalan untukmencapai tujuan akhir ini terdapat bermacam-macam dan beraneka
ragam.
Didalam akhlak Islamiyah, antara baik sebagai akhlak/cara/tujuansementara harus segaris
atau sejalan dengan baik sebagai tujuan sementara dantujuan akhir berada dalam satu garis lurus
yaitu berdasarkan satu norma karenadidalam akhlak Islamiyah ini disamping bai itu harus benar.
Missal untukmenjadi seorang pengusaha yang kaya. Ia harus berusaha dengan jalan yanghalal,
tidak dengan menganiaya orang lain, tidak dengan jalan korupsi. Sebabdidalam akhlak Islamiyah
ada garis yang jelas antara yang boleh dan tidakboleh, antara yang boleh dilampaui atau tidak,
antara halal dan haram.Berbeda dengan akhlak Machiavelli, yang dianut oleh komunis
untukmencapai tujuan dapat dengan segala macam cara, seperti untuk mencapaikemenangan
kekuasaan memelaratkan rakyat agat bisa dikuasai dan untukmencapai kemenangan dengan
membinasakan orang lain.Jadi menurut akhlak Islam, perbuatan itu disamping baik juga harus
belajar, yang benar juga harus baik.
2.      Benar dan Salah
Pengertian menurut etika ( Ilmu akhlak ) ialah hal-hal yang sesuai dengan peraturan-
peraturan sebaliknya. Pengertian salah menurut etika hal yangtidak sesuai dengan peraturean-
peraturan yang berlaku.Secara objektif “benar” adalah satu, tidak ada dua benar
yangbertentangan. Kebenaran yang objektif yang merupakan kebenaran yang pastidan satu itu
adalah kebenaran yang didasarkan kepada peraturan yang dibuatdalah kebenaran yang
didasarkan kepada peraturan yang dibuat oleh YangMaha Satu, Yang Maha Mengetahui akan
segala sesuatu yang Maha Benar. Dan peraturan yang buat manusia yang bersifat relative itu
adalah benar apabilatidak bertentangan dengan peraturan yang objektif yang dibuat oleh Yang
Maha Satu Yang Maha Benar, yaitu peraturan yang bertentangan dengan wahyu,karena
kebenaran mutlak adalah kebenaran dari Yang Maha Benar.
َ‫ق ِمن َّربِّكَ فَالَ تَ ُكون ََّن ِمنَ ْال ُم ْمت َِرين‬
ُّ ‫ْال َح‬
Artinya :
Kebenaran adalah Tuhanmu dan janganlah kalian termasuk orang yang ragu-ragu (QS. Al-
Baqarah ayat 147)
Peraturan-peraturan yang dibuat oleh manusia, akan dijamin kebenarannya apabila
peraturan-peraturan itu tidak bertentangan dengan peraturan yang dibuat oleh Tuhan.

B.     Peraturan Baik dan Buruk


Membicarakan baik dan buruk pada perbuatan manusia maka penentuan dan karakternya
baik dan buruk perbuatan manusia dapat diukur melalui fitrah manusia.Menurut Poedja Wijatna
berhubungan dengan perkembangan pemikiran manusia dengan pandangan filsafat tentang
manusia (antropologi metafisika) dan ini tergantung pula dari metafisika pada umumnya.
Dan dapat disimpulkan bahwa diantara aliran-aliran filsafat yangmempengaruhi dalam
penentuan baik dan buruk diantaranya :
1.      Baik Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat (Sosialisme)
Menurut aliran ini ditentukan berdasarkan adat istiadat yang berlaku dandipegang teguh oleh
masyarakat. Didalam masyarakat kita jumpai adat istiadatyang berkenaan dengan cara
berpakaian, makan, minum, bercakap-cakapdansebagainya. Orang yang mengikuti cara-cara
yang demikian itulah yangdianggap orang yang baik, dan orang yang menyalahinya adalah orang
yang buruk. Setiap bangsa memiliki adat istiadat tertentu. Apabila seorang darimereka menyalahi
adat istiadat itu, sangat dicela dan dianggap keluar darigolongan bangsanya.
Pada masa sekarang, kirta dapat membenarkan adat istiadat semacam itudan bukan
mengingkarinya, dan bila adat istiadat itu banyak salahnya, makatidak tepat dijadikan ukuran
baik dan buruk bagi perbuatan-perbuatan kita.Poedja Wijatna mengatakan bahwa adat istiadat
pada hakikatnya produk budayamanusia yang sifatnya nisbi dan relative. Keberadaan paham adat
istiadat inimenunjukkan eksistensi dan pesan moral dalam masyarakat. Berpegang adatistiadat
itu, meskipun tidak benar ada juga faedahnya, sebab ada juga orangorangyang tidak mau
melanggar adat istiadat yang baik, dan banyak pula orang-orangyang tidak mau mengikutinya
adat istiadat dari lingkungannya.
2.      Baik Buruk Menurut Aliran Hedoisme
Aliran Hedoisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua, karena berakarpada pemikiran
filsafat Yunani. Menurut paham ini banyak yang disebutperbuatan yang baik adalah perbuatan
yang banyak mendatangkan kelezatan,kenikmatan, dan kepuasan nafsu biologis. Aliran ini tidak
mengatakan bahwasemua perbuatan mengandung kelezatan, melainkan adapula
yangmendatangkan kepedihan, dan apabila ia disuruh memilih manakah perbuatanyang harus
dilakukan, maka yang dilakukan adalah yang mendatangkankelezatan. Maka apabila terjadi
keraguan dalam memilih sesuatu perbuatannya,harus diperhitungkan banyak sedikitnya
kelezatan dan kepedihannya dan sesuatuitu baik apabila diri seseorang yang melakukan
perbuatan mengarah kepadatujuan.
a.    Epicurus
Berpendapat bahwa kebahagiaan, kelezatan ialah tujuan manusia,tidak ada kekuatan dalam hidup
selain kelezatan dan tidak ada keburukankecuali penderitaan. Kelezatan akal dan rohani itu lebih
penting darikelezatan badan. Epicurus pun berpendapat bahwa sebaik-baik kelezatanyang
dikehendaki ialah kelezatan “ketentraman akal”.

b.    Golongan Epicurus
Berpendapat bahwa perbuatan-perbuatan itu tidak diukur dengankelezatan dan kepedihan
yang terbatas waktunya saja, tetapi wajib bagi tiaptiapmanusia melihat ke semua hidupnya.
Epicurus menyebutkan 3 macam kelezatan :
1.    Kelezatan yang wajar dan diperlukan contoh makanan, minuman
2.    Kelezatan yang wajar tetapi belum diperlukan sekali. Missal kelezatan makan yang enak lebih
daripada yang biasa
3.    Kelezatan yang tidak wajar dan tidak diperlukan. Missal kemegahan hartabenda.
Aliran hedoisme dibagi 2 :
1)      Egositic Hedoisme
Dinyatakan bahwa ukuran kebaikan adalah kelezatan diri pribadi orang yang berbuat. Karena
dalam aliran ini mengharuskan kepada pengikutnya agar menyerahkan segala perbuatan untuk
menghasilkan kelezatan yang sebesarbesarnya.
2)      Universalistic Hedoisme
Menyatakan bahwa aliran ini mengharuskan agar manusia dalam hidupnyamencari kebahagiaan
yang sebesar-besarnya untuk sesame manusia danbahkan pada sekalian makhluk yang
berperasaan.

3.      Baik dan Buruk Menurut Paham Intuisisme (Humanisme)


Intuisi adalah merupakan kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatuberbagai baim dan
buruk dengan sekilas tanpa melihat buah / akibatnya. AliranIntuitionesme berpendirian bahwa
setiap manusia mempunyai kekuatan naluribatiniah yang dapat membedakan sesuatu itu baik
atau buruk dengan hanyaselintas pandang. Jadi sumber pengetahuan tentang suatu perbuatan
mana yangbaik atau mana yang buruk adalah kekuatan naluri. Kekuatan Naluri atau batinioni
terkadang berbeda refleksinya karena pengaruh masa dan lingkungan, akantetapi dasarnya tetep
sama dan berakar pada tubuh manusia.
Kekuatan batin ini adalah kekuatan yang telah ada dalam jiwa manusia,tidak terambil dari
keadaan dari luarnya. Menurut paham ini perbuatan yangbaik adalah perbuatan yang sesuai
dengan penilaian yang diberikan oleh hatinurani / kekuatan batin yang ada dalam durinya, dan
sebaliknya perbuatan burukadalah perbuatan yang menurut hati nurani atau kekuatan batin
dipandang buruk.
Penentuan baik buruk perbuatan melalui kata hati yang dibimbing oleh ilham/intuisi ini
hanyalah dianut dan dikembangkan oleh para pemikir akhlakdari kalangan Islam. Falsafah
akhlak mengatakan bahwa etika adalah tidakemosionalistik tetapi etika adalah ilham-ilham
intuisi, menurut kekuatan itutidak berupa emosi dan rasio akan tetapi kekuatan itu
mengintruksikan padamanusia agar melakukan berbagai kewajiban dalam hidupnya dan
kekuatan ituterletak dalam diri dan batin manusia. Paham Intution telah dikecam yangberkata
akan adanya Insting didalam manusia yang dapat memperdayakan antarabaik dan buruk,
sebagaimana panca indra yang dapat memperbedakan antaramacam-macam warna dan suara
bahwa manusia itu berselisih dalam memberi hukum kepada hal-hal yang sudah terang.
Dengan mengikuti uraian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwapenentuan baik buruk
yang berdasarkan intuisi ini dapat menghasilkanpenentuan baik dan buruk yang berdasarkan
intuisi ini dapat menghasilkanpenentuan baik dan buruk secara universal atau berlaku bagi
masyarakat padaumumnya. Hal ini dapat dipahami karena manusia betapapun memiliki
tempattingga, kebangsaan, ras, agama dan lainnya berbeda.

4.      Baik Buruk Menurut Paham Utilitarianisme


Maksud dan paham ini adalah untuk sesame manusia/semua makhlukyang memiliki
perasaan. Dalam abad sekarang ini kemajuan dibidang teknikcukup meningkat, dan kegunaanlah
yang menentukan segala-galanya. Namundemikian paham ini terkadang cenderung akstrem dan
melihat kegunaan hanyadari sudut pandang materialistic kegunaan dalam arti bermanfaat yang
tidakhanya berhubungan dengan materi melainkan juga dengan yang bersifat rohanibisa
diterima. Dan kegunaan bisa juga diterima jika yang digunakan itu hal-halyang tidak
menimbulkan kerugian bagi orang lain. Nabi misalnya menilai bahwaorang yang baik adalah
orang yang memberi manfaat pada yang lainnya.
Ada beberapa kekurangan dalam peham ini yang bertentangan :
1)   Paham yang memastikan untuk memberi hokum kepada perbuatan akan kebaikan dan
keburukannya.
2)   Kebahagiaan umum tidak menjadi ukuran yang tetap lagi terbatas, sehinggauntuk memberi
hokum sebuah perbuatan akan baik dan buruknya menjadi tempat perselisihan yang banyak.
3)   Paham yang menjadikan manusia bersikap dingin pandangannya hanyaditujukan kepada buah-
buah perbuatan apa yang ada kelezatan dan kepedihan.
4)   Perkataan yang menyatakan bahwa tujuan hidup itu hanya mencapaikelezatan dan menjauhi
kepedihan adalah merendahkan kehormatanmanusia dan tidak pantas kecuali bagi jenis binatang

5.      Baik Buruk Menurut Paham Vitalisme


Menurut paham ini yang baik ialah yang mencerminkan kekuatandalam hidup manusia.
Paham ini pernah dipraktekkan pada penguasa di zamanfeodalisme terhadap kaum yang lemah
dan bodoh. Dengan kekuatan dankekuasaan yang dimiliki ia mengembangkan pola hidup
feodalisme,kolonialisme, dictator dan tiranik. Perbuatan dan ketetapan yang dikeluarkanmenjadi
pegangan bagi masyarakat, mengingat orang yang bodoh dan lemahselalu mengharapkan
pertolongan dan bantuannya.
Dalam masyarakat yang sudah maju, dimana ilmu pengetahuan danketerampilan sudah
mulai banyak dimiliki oleh masyarakat, paham utalismetidak akan mendapat tempat lagi, dan
digeser dengan pandangan yang bersifatdemokratis.

6.      Baik Buruk Menurut Paham Religiosme


Menurut paham ini dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengankehendak Tuhan,
sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang tidak sesuaidengan kehendak Tuhan. Dalam
paham ini keyakinan feologis, yakni keimanankepada Tuhan sangat memegang peranan penting,
karena tidak mungkin orangmau berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan, jika yang bersangkutan
tidakberiman kepadanya. Menurut Poedjawitna aliran ini dianggap paling baik dalampraktek,
namun terdapat pula keberatan terhadap aliran ini, yaitu karenaketidakumuman dari ukuran baik
dan buruk yang digunakannya.
Diketahui bahwa didunia ini terdapat bermacam-macam agama, danmasing-masing agama
menentukan baik buruk menurut ukurannya masing-masing.Agama Hindu, Budha, yahudi.
Kristen, dan Islam, misalnya masing-masingmemiliki pandangan dan tolak ukur tentang baik dan
buruk yang satudan lainnya berbeda-beda.

7.      Baik Buruk Menurut Paham Evolusi (Evolution)


Mengikuti paham ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini mengalami
evolusi yaitu berkembang dari apa adanya menuju kepadakesempurnaannya. Paham ini pertama
muncul dibawah oleh seorang ahlipengetahuan bernama “LAMARK”. Dia berpendapat bahwa
jenis binatang ituberubah satu sama lainnya. Pendapat ini bukan hanya berlaku pada benda-
bendayang tampak, seperti binatang, manusia, dan tumbuh-tumbuhan. Tetapi jugaberlaku pada
benda yang tak dapat dilihat / diraba oleh indra, seperti akhlak danmoral.
Ada 2 faktor pergantian :
1)   Lingkungan → mengadakan penyesuaian dirinya menurut keadaan
2)   Warisan → bahwa sifat-sifat tetap pada pokok, sesuai dengan pertengahanberpindah pada
cabang-cabangnya. Paham ini disebut paham pertumbuhandan kepeningkatan (Evolution).
Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) salah seorang ahli filsafat Inggris yangberpendapat evolusi
ini mengatakan bahwa perbuatan akhlak itu tumbuh secarasederhana, kemudian berangsur-
angsur meningkat sedikit demi sedikit berjalan kearah cita-cita yang dianggap sebagai tujuan.
Tampaknya bahwa Spencermenjadikan ukuran perbuatan manusia itu ialah mengubah diri sesuai
dengankeadaan yang mengelilinginya.
Dalam sejarah paham evolusi, Darwin ( 1809 – 1882 ) adalah seorangahli pengetahuan yang
paling banyak mengemukakan teorinya. Dia memberikanpenjelasan tentang pahamm ini dalam
bukunya The Origin of species. Dikatakanbahwa perkembangan ala mini didasari oleh
ketentuan-ketentuan berikut :
a)    Ketentuan alam (selection ao nature)
b)   Perjuangan hidup (straggle for life)
c)    Kekal bagi yang lebih pantas (survival for the fit test)
Yang dimaksud dengan ketentuan alam adalah bahwa alam inimenyaring segala yang maujud
(ada). Berdasarkan ciri-ciri hukum alam yangterus berkembang ini dipergunakan untuk
menentukan baik dan buruk.

8.      Baik Buruk Aliran Idealisme


Aliran idealisme merupakan factor terpenting dari wujudnya tindakantindakanyang nyata.
Menurut Immanual kant untuk dapat terealisasinyatindakan dari kemauan yang baik, maka
kemauan yang perlu dihubungkandengan suatu hal yang akan menyempurnakannya. Dijelaskan
pokok-pokokpandangan Immanual Kant :
Wujud yang paling dalam dari kenyataan (hakikat) ialah kerohanian
1)   Factor yang paling penting mempengaruhi manusia ialah kemauan yangmelahirkan tindakan
yang konkrit
2)   Dari kemauan yang baik itulah dihubungkan dengan suatu hal yangmenyempurnakannya yaitu
rasa kewajiban
Dalam etika Immanual Kant, kita dapat mengadakan beberapa catatan :
1)   Dasar etika Kant, ialah akal pikiran
2)   Menurut Kant, yang terpenting ialah kemauan mencapai hakikat sesuatu
3)   Kant, mendasarkan “rasa kewajiban” untuk terwujudnya perbuatan banyakhal-hal yang meminta
perhatian etika

9.      Baik Buruk Aliran Tradisonal


Tiap umat manusia mempunyai adat / tradisi dan peraturan tertentu yangdianggap baik
untuk dilaksanakan. Karena itu, kapan dan dimanapun juga,dipengaruhi oleh adat kebiasaan atau
tradisi bangsanya, karena lahir dalamlingkungan bangsanya.
Harus diakui, bahwa aliran ini banyak mengandung kebenaran, hanyasecara ilmiah kurang
memuaskan, karena tidak umum. Dengan demikian, makaterjadilah bermacam-macam
perbedaan adat / kebiasaan diantara bangsa-bangsa,tidak itu saja, bahkan perbedaan antar suku.
Adapun sumber daripada adatkebiasaan antara lain :
1)   Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh nenek moyangnya
2)   Perbuatan/peristiwa secara kebetulan, meskipun tidak berdasarkan kepada akal
3)   Anggapan baik dari nenek moyangnya terhadap sesuatu perbuatan yang akhirnya diwariskan
secara turun temurun
4)   Perbuatan orang-orang terdahulu

10.  Baik Buruk Aliran Naturalisme


Yang menjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia menurutaliran ini adalah
perbuatan yang sesuai dengan ftrah / naluri manusia itu sendiri,baik mengenai fitrah lahir
maupun fitrah batin. Aliran ini berpendirian bahwasegala sesuatu dalam dunia ini menuju kepada
suatu tujuan tertentu. Denganmemenuhi panggilan nature setiap sesuatu akan dapat sampai
kepadakesempurnaan. Karena akal pikiran itulah yang menjadi wasilah bagi manusiauntuk
mencapai tujuan kesempurnaan, maka manusia harus melakukankewajibannya dengan
berpedoman kepada akal.

11.  Baik Buruk Aliran Theologis


Aliran ini berpendapat bahwa yang menjadi ukuran baik dan buruknyaperbuatan manusia,
adalah didasarkan atas ajaran Tuhan, apakah perbuatan itudiperintahkan / dilarang oleh-Nya.
Dengan perkataan theologies sajanampakanya masih samara karena didunia ini terdapat
bermacam-macam agamayang mempunyai kitab suci sendiri-sendiri yang antara satu dengan
yang laintidak sama. Sebagai jalan keluar dari kesamaran itu ialah dengan mengkaitkanetika,
theologies ini dengan jelas kepada agama, missal etika theologies menurutKristen, ertika
theologies menurut Yahudi dan Theologis menurut Islam.

C.    Sifat Dari Baik dan Buruk


Sifat dari baik dan buruk didasarkan pada pandangan filsafat yang sesuaidengan sifat dari
filsafat itu sendiri yaitu berubah relative nisbi dan tidak universal.Sifat baik buruk yang
dikemukakan berdasarkan pandangan tersebut sifatnyasubjektif, local dan temporal. Dan oleh
karenanya nilai baik buruk itu sifatnyarelative.

D.    Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam


Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah SWT. Al-Qur’an yang dalam
penjabarannya dilakukan oleh hadits Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam penentuan
baik dan buruk harus didasarkan padapetunjuk Al Qur’an dan Al Hadits. Jika tidak
memperhatikan Al Qur’an dan AlHadits dapat dijumpai berbagai istilah yang mengacu pada
yang baik dan adapulayang mengacu pada yang buruk. Missal Alhasanah dikemukakan oleh Al –
Eqghibal asfahani adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yangdisukai
atau dipandang baik. Lawan dari alhasanah adalah al sayyiah. Yangtermasuk al hasanah missal
keuntungan kelapangan rezeki dan kemenangan.Misalnya kita jumpai pada ayat yang berbunyi :

ِ ِ‫ َربِّكَ َسب‬ ‫ْال َح َسنَ ِة ِعظَ ِة َو ْال َموْ بِ ْال ِح ْك َم ِة‬


ُ ‫يل إِلَى ا ْد‬
‫ع‬
Artinya :
Ajaran manusia menuju Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik (QS. An-Nahl 125)

Adapun kata Al birr digunakan untuk menunjukkan pada upaya


memperluas/memperbanyak melakukan perbuatan yang baik. Jika kata tersebut digunakanuntuk
sifat Allah, maka maksudnya adalah bahwa Allah memberikan balasan pahalayang besar, dan
jika digunakan untuk manusia, maka yang dimaksud adalah ketaatannya.

BAB III
PENUTUP

  Kesimpulan
Sesuatu yang disebut baik atau buruk itu relative sekali, karena bergantung padapandangan
dan penilaian masing-masing yang merumuskannya dan pengertian inibersifat subjektif, karena
bergantung pada individu yang menilainya.Beberapa aliran-aliran filsafat yang mempengaruhi
dalam penentuan baik danburuk diantaranya :
1.         Baik buruk melalui Aliran Adat Istiadat
2.         Baik buruk melalui Aliran Hedoisme
3.         Baik buruk melalui Aliran Intuisisme
4.         Baik buruk melalui Aliran Utilitarianisme
5.         Baik buruk melalui Aliran Vitalisme
6.         Baik buruk melalui Aliran Religiosme
7.         Baik buruk melalui Aliran Evolusi
8.         Baik buruk melalui Aliran Idealisme
9.         Baik buruk melalui Aliran Tradisional
10.     Baik buruk melalui Aliran naturalisme
11.     Baik buruk melalui Aliran Theologis

  Saran
Dalam menjalani kehidupan sekarang ini pembaca disarankan dalam menentukan baik
buruknya segala sesuatu berpegang pada Al – qur’an dan As- sunnah karena Al – Quran sebagai
pedoman hidup yang berlaku sepanjang masa dan As- Sunnah sebagai penjelas dan penguat Al
Qur’an.

DAFTAR PUSTAKA

  Nata, Abiddin. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT raja grafindo Persada


  Mustofa, Akhmad. 1999. Akhlak Tasawuf. Bandung : CV Pustaka Setia
  Shaltat, Mahmud. 1994. Aqidah dan Syari’at Islam. Jakarta : Bumi Aksara

  Al Baqir, Muhammad. 1994. Membentuk Akhlak Mulia. Bandung. Karisma

Anda mungkin juga menyukai