Anda di halaman 1dari 13

STANDAR BAIK DAN BURUK BERDASARKAN

AJARAN AKHLAK, MORAL DAN ETIKA

Dosen pengampu :

Dr. Haqqul Yaqin, M. Ag

Disusun oleh :

1. Meli Agustin

2. Muhammad hannan

3. Hilmi lubaba

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN PROBOLINGGO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayah nya dan tidak lupa pula kami sampaikan sholawat serta salam
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW dan tidak ada Sekutu baginya. Sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul standar baik dan buruk
berdasarkan ajaran akhlak, moral dan etika.
Kami selaku penulis makalah bagaimanapun juga tidak bisa memendam
ucapan Terima kasih kepada Dr,haqul yakin M. Ag. selaku dosen pengampu mata
kuliah akhlak tasawuf yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
penulisan makalah ini .
Makalah ini di dusun untuk memenuhi tugas mata kuliah studi akhlak tasawuf dan
untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua yang membacanya
dan kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua. Yang membacanya dan kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua.
Dan kami menyadari bahwasanya dalam penulis makalah ini masih banyak
kekurangannya, maka dari itu, kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan
untuk membangun harapan dan memperbaiki makalah ini ke depannya. Dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusun.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
A. Latar belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Standar baik dan buruk berdasarkan ajaran ahklak akhlak moral dan etika ................... 3
B. Konsep baik dan buruk aliran Hedonisme, Naturalisme ,idealisme, ilmu kalam dan
Tasawuf. ............................................................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 9
B. Saran .......................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempuna, kualitasnya
dibawah standar, kurang dalam nilai.
2. Keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui,
tidak dapat diterima.
3. Segala perbuatan yang tercela yang bertentangan dengan normanorma
Masyarakat yang berlaku (Ensiklopedi Indonesia). Dari beberapa definisi
tersebut, dapatlah dipahami bahwa sesuatu yang disebut baik atau buruk itu
sangat relatif. Bergantung kepada pandangan, persepsi atau penilaian
masing-masing orang yang memformulasikannya. Oleh karena itu, nilai
baik atau buruk bersifat subyektif, tergantung tolok ukur apa yang
digunakan. Akan tetapi secara obyektif, walaupun tujuan orang atau
golongan di dunia ini berbeda-beda, sesungguhnya pada akhirnya semuanya
mempunyai tujuan yang sama, sebagai tujuan akhir tiap-tiap sesuatu, bukan
saja manusia bahkan binatang pun mempunyai tujuan. Dan tujuan akhir dari
semua itu sama, yaitu bahwa
Semuanya ingin baik. Dengan kata lain semuanya ingin bahagia. Tak ada
seorang pun dan sesuatu pun yang tidak ingin bahagia. Tujuan dari masing-
masing sesuatu, walaupun berbeda-beda, semuanya akan bermuara kepada
satu tujuan yang dinamakan baik, semuanya mengharapkan mendapatkan
yang baik dan bahagia, tujuan yang akhir yang sama ini dalam ilmu Ethik
”Kebaikan Tertinggi”, yang dengan istilah Latinnya disebut ”Summum
Bonum” atau bahasa Arabnya Al-Khair al-Kully. Kebaikan tertinggi ini bisa
juga disebut kebahagiaan yang universal atau Universal Hepines.

1
B. Rumusan Masalah
1. Standar baik dan buruk berdasarkan ajaran ahklak akhlak moral dan
etika
2. Konsep baik dan buruk menurut aliran Hedonisme, Naturalisme
,idealisme, ilmu kalam dan Tasawuf.

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Standar baik dan buruk berdasarkan ajaran ahklak
akhlak moral dan etika
2. Untuk mengetahui Konsep baik dan buruk menurut aliran Hedonisme,
Naturalisme ,idealisme, ilmu kalam dan Tasawuf.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Standar baik dan buruk berdasarkan ajaran ahklak akhlak moral dan
etika
Akhlak menurut iman Algozali adalah sifat yang melekat pada diri
seseorang yang menjadikannya dengan mudah bertindak tanpa banyak
mempertimbangkan lagi , ada sebagian juga ulama lainnya mengatakan
bahwa akhlak itu merupakan suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang
dimana sifat itu akan timbul dengan mudah karena sudah menjadi
kebiasaan. Sedangkan baik menurut etika adalah sesuatu yang berharga
untuk sesuatu tujuan, sebaliknya yang tidak berharga tidak berguna untuk
tujuan, apabila yang merugikan atau yang menyebabkan tidak tercapainya
tujuan adalah “ buruk”1.
Tujuan dari masing-masing sesuatu,walaupun berbeda-
beda,semuanya akan bermuara kepada satu tujuan yang dinamakan
baik,semuanya mengharapkan mendapatkan yang baik dan bahagia,tujuan
yang akhir yang sama ini dalam ilmu ethik ”kebaikan tertinggi”, yang
dengan istilah latinnya di sebut Summum Bonum atau bahasa arabnya Al-
khair al-Kully.
Kebaikan tertinggi ini bisa juga di sebut kebahagiaan yang universal atau
Universal Happiness.
Allah Berfirman :

ِِّ ‫ فَا ْستَبِقُوا اْل َخي َْرا‬. ‫ل ِو ْج َهةِّ ُه َِّو ُم َو ِل َها‬


)١٤٨ : ‫ت ( البقرة‬ ِِّ ‫َو ِل ُك‬
”dan setiap sesuatu (niat) mempunyai tujuan yang ingin di capainya,maka
berlomba-lombalah kalian ( membuat ) kebaikan”
Kebenaran yang objektif, yang merupakan kebenaran yang pasti dan satu
itu adalah kebenaran yang didasarkan kepada peraturan yang dibuat oleh
yang Maha satu, Maha mengetahui akan segala sesuatu yang Maha benar.
Karena itu, satu-satunya kebenaran yang objektif adalah kebenaran yang

1
Rosihan Anwar, akhlak tasawuf(Bandung: penerbit pustaka setia, 2010), 70.

3
dibuat oleh yang Maha satu yang Maha benar itu. Dan peraturan yang dibuat
manusia yang bersifat relatif itu adalah benar apabila tidak bertentangan
dengan peraturan yang obyektif yang dibuat oleh yang maha satu yang maha
benar. Yakni peraturan yang tidak bertentangan dengan wahyu, karena
kebenaran mutlaq adalah kebenaran dari yang maha benar.
Allah SWT. Berfirman :
َِّ ‫ن اْل ُم ْمت َِري‬
)١٤٧ : ‫ْن ( البقرة‬ َِّ ‫ك فَلَِّ ت َ ُك ْونَنِّ ِم‬ ِّْ ‫ا َ ْل َحقِّ ِم‬
َِّ ‫ن َر ِب‬
“kebenaran adalah dari tuhanmu dan janganlah kalian termasuk orang yang
ragu-ragu”.
Di dalam akhlak islamiyah,untuk mencapai tujuan baik harus dengan
jalan yang baik dan benar. Sebab ada garis yang jelas antara yang boleh dan
tidak boleh; ada garis damarkasi antara yang boleh di lampaui dan yang
tidak boleh di lampaui, garis pemisah antara yang halal dan yang haram.
Semua orang muslim harus melalui jalan yang di bolehkan dan tidak boleh
melalui jalan yang dilarang. Bahkan antara yang hala dan yang haram tidak
jelas, disebut Syubhat,orang muslim harus berhati-hati, jangan sampai jatuh
di daerah yang Syubhat, sebab di khawatirkan akan jatuh di daerah yang
haram.
Sebagaimana sabda Rasullullah SAW :
ِّ‫ فَ َم ِن‬, ‫اس‬ ِّ ِ ‫ن الن‬ َِّ ‫ َوبَ ْينَ ُه َما ُِّم ْشت َ ِب َهاتِّ الَيَ ْعلَ ُم ُهنِّ َكثِيْرِّ ِم‬, ِّ‫ام بَ ِين‬َِّ ‫ َواِنِّ اْل َح َر‬, ِّ‫ل بَيِن‬ َِّ َ‫اِنِّ اْل َحل‬
ِِّ ‫ي ِ اْل َح َر‬
. ‫ام‬ ِّ ‫ت َو َق َِّع ف‬ِِّ ‫ن َو َق َِّع الشبُ َها‬ ِّْ ‫ َو َم‬, ‫ض ِِّه‬ ِ ‫ت َف َق ِّْد ا ْستَب َْرِّأ َ ِل ِد ْينِ ِِّه َو ِع ْر‬
ِِّ ‫ات َقي الشبُ َها‬
ِّ‫الَ َواِن‬
ِّ َ ‫ ا‬, ‫ك ِح ًمى‬ ِّ ‫ل َم ِل‬ ِِّ ‫الَ َواِنِّ ِل ُك‬
ِّ َ ‫ ا‬, ‫ن َيقَ َِّع فِ ْي ِِّه‬
ِّْ َ ‫ك ا‬ ُِّ ‫لح َمى ي ُْو ِش‬ ِ ْ‫ل ا‬ َِّ ‫عي َح ْو‬ َ ‫َكالرا ِعي َي ْر‬
َ ‫ح اْل َج‬
َ‫ َواِذِّا‬, ُ‫س ِّدُ ُكل ِّه‬ َِّ ُ‫صل‬
َ ‫ت‬ َ َ‫ اِذِّا‬, ً‫ضغَ ِّة‬
ِّْ ‫صلُ َح‬ ْ ‫س ِِّد ُم‬ َ ‫ي ِ اْل َج‬ ِّ ‫الَ َواِنِّ ف‬ ِّ َ ‫ار ُم ِّهُ ا‬
ِ ‫للاِ َم َح‬ ِّ ‫ِح َمى‬
)‫ب ( متفق عليه‬ ُِّ ‫ِي اْلقَ ْل‬ ِّ َ ‫س ِّدُ ُكل ِّهُ ا‬
َِّ ‫الَ َوه‬ َ ‫س ِّدَ اْل َج‬
َ َ‫ت ف‬ َ َ‫ف‬
ِّْ َ‫سد‬
”sesungguhnya halal itu jelas dan sesungguhnya haram itu jelas. Dan
diantara keduanya ada beberapa Syubhat yang tidak diketahui oleh
kebanyakan manusia oleh karena itu barang siapa menjauhi Syubhat
(keadaan tidak jelas, sesunnguhnya (berarti) ia telah membersihkan
agamanya dan kehormatan dirinya.; dan barang siapa yang termasuk di
dalam syubhat akan termasuk kedalam, sebagaimana gembala yang
mengembala di keliling batas, hampir ia akan jatuh ke dalamnya.

4
Ketahuilah, bahwa tiap-tiap milik da batasnya; dan ketahuilah, bahwa batas-
batas allah ialah larangan-larangan-Nya.
Dan ketahuilah, bahwasanya di tubuh itu ada sekepal daging, yang apabila
dia bersih, bersihlah tubuh semuanya; dan apabila dia rusak rusaklah tubuh
semuanya; dan ketahuilah, dia ialah ”hati”.
Jadi, menurut akhlak islam, perbuatan itu disamping baik juga harus benar,
yang benar juga harus baik. Sebab dalam ethik yang benar belum tentu baik,
dan yang baik belum tentu benar.
Banyak orang yang mengira bahwa orang yang mengetahui tentang
baik itu otomatis menjadi baik; orang yang mengetahui ilmu akhlak menjadi
orang yang berakhlak mulia; seperti halnya orang yang mengetahui ilmu
agama, pandai dalam ilmu agama menjadi orang yang beragama dengan
baik. Belum tentu orang pandai tentu dalam ilmu agama itu menjalankan
agama secara baik, seperti halnya orang yang tahu akan ilmu akhlak belum
tentu menjadi orang yang berakhlak mulia. Kemauan menjadi modal utama
untuk berakhlak. Seseorang yang tahu akan baik, mengetahui baiknya
sesuatu, mengetahui betapa baiknya jujur, adil, dermawan, ramah, sopan,
rendah hati, dll. Tapi apabila dia tidak mau melakukan berbuat jujur, tidak
mau berbuat adil, tidak mau dermawan, tidak mau ramah, tidak mau berbuat
sopan, dan sebagainya, maka dia tidak menjadi orang yang baik tersebut.2
Kalau kita ingin akan menjadi baik, kita harus menjalankan kebaikan
itu. Kalau kita ingin menjadi orang beragama kita harus melaksanakan
ketentuan-ketentuan agama. Dan kebaikan ini akan menjadi akhlaknya
apabila perbuatan baik itu dibiasakannya. Tidak cukup untuk disebut
berakhlak baik apabila melakukan kebaikan itu tidak menjadi kebiasaannya.
Umpamanya Shalat hanya sesekali atau puasanya sering ditinggalkan dan
zakatnya tidak diberikan dan lain sebagainya.
Macam macam perbuatan baik menurut etika Yang baik pada garis
besarnya ada dua macam : yaitu baik dan terbaik. Diluar daripada itu adalah
tidak baik, ahli yunani kuno, menurut plato. Ujung tengah antara ujung yang

2
Ahmad Solihin, kutbah Jumat petingan jilid 1,bandung sinar baru Algensindo.2000

5
baik itu adalah yang benar ditegah sebelum ujung awal adalah kurang dans
esudah ujung akhir, awal dan ujung akhir adalah terlalu.
Seperti ahli filsafat didalam akhlak islamiyah sama dengan pendapat ahli :
sabda Rasulullah SAW.
‫ط َها‬ َ ‫ْر اْأل ُ ُم ْو ِِّر ا َ ْو‬
ُ ‫س‬ ُِّ ‫َخي‬
“ sebaik-baiknya perkara adalah pertengahannya “
Yang penting didalam hal pertengahan itu adalah yang muwadamah,
kontinyu dan istiqomah.
Gambaran akhlak Rasulullah SAW Rasulullah Saw adalah orang
yang banyak berdoa dan selalu merendahkan diri. Beliau selalu memohon
kepada Allah Swt supaya dihiasi dengan etika yang baik dan akhlak terpuji.
Dalam doanya, beliau selalu membaca :
‫ن خ َْل ِقي َو ُخلُ ِقي‬
ِّْ ‫للا َح ِس‬
“ Ya Allah, perindahlah rupa dan akhlakku.”
Sa’id bin Hisyam bercerita : aku masuk menemui Aisyah ra, dan
bertanya kepadanya tentang akhlak Rasulullah Saw. Aisyah menjawab
dengan pertanyaan, ”Apakah engkau membaca Al-Qur’an?” Akupun
menjawab, ”Ya.” Aisyah berkata, ” Akhlak Rasulullah Saw adalah al-
Qur’an.”
Rasulullah Saw bersabda , ”Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang muia.”

B. Konsep baik dan buruk aliran Hedonisme, Naturalisme ,idealisme,


ilmu kalam dan Tasawuf.
a. Aliran Hedonisme
Hedonisme merupakan aliran filsafat tua yang berakar dai pemikiran
filsafat Yunani. Menurut aliran ini sesuatu yang dikategorikan baik itu adalah
sesuatu yang bisa mendatangkan kenikmatan nafsu biologis. Sedangkan sesuatu
yang buruk itu adalah sesuatu yang tidak memberikan kenikmatan nafsu
biologis. Sehingga aliran ini menitik beratkan bahwa kebahagiaan itu terletak

6
pada kepuasan biologis dan hal itu merupakan tujuan hidup bagi mereka yang
beraliran hedonisme
b. Aliran Naturalisme
Aliran ini memandang bahwa untuk menilai sesuatu yang baik dan
buruk itu dapat dipengaruhi oleh pembawaan manusia sejak lahir ke dunia.
Dengan kata lain manusia sejak anak-anak dapat menilai sesuatu itu baik
ataupun buruk, akan tetapi dia belum bisa menganalisis mengapa sesuatu itu
baik ataupun buruk. Untuk bisa menganalisis sesuatu itu baik dan buruk
diperlukan pengalaman hidup yang lama, karena semakin lama pengalaman
hidupnya maka semakin matang pemahamannya terhadap sesuatu yang baik
dan buruk. Dengan ini dapat ditegaskan bahwa menilai sesuatu itu ditentukan
oleh kebutuhan dan kondisi wilayah yang ditempati oleh manusia.3
c. Aliran idealisme
Aliran ini memandang bahwa kebenaran yang hakiki tidak dapat
dilihatmelalui panca indera semata, karena semua sesuatu yang tampak melalui
anca indra hanya merupakan kepalsuan belaka dan bukan sesuatu
yangsebenarnya. Jadi kesimpulan dari aliran ini adalah bahwa untuk
mengetahui sesuatu itu baik atau buruk maka dapat diukur dengan cita.4
d. Aliran kalam
Pada dasarnya mu'tazilah merupakan aliran yang mengetengahkan
pendapat pendapatnya yang rasionalitas tentang berbagai macam masalah
Sungguh menurut mereka akallah yang sangat berperan ketimbang wahyu.
Salah satu pendapatnya yang rasionalitas adalah Pandangannya tentang
perbuatan baik dan buruk manusia, pada prinsipnya masalah ini berkaitan erat
dengan prinsip keadilan dimana Tuhan maha adil yang menunjukkan
kesempurnaan pada segala hal, pada manusia ajaran ini bertujuan ingin
menunjukkan Tuhan benar-benar adil menurut sudut pandang manusia karena
alam semesta ini diciptakan untuk kepentingan manusia.
Ajaran tentang keadilan ini berkaitan erat dengan perbuatan manusia, manusia
menurut mu’tazilah melakukan dan menciptakan perbuatannya sendiri, terlepas

3
Fudhoilurrahman dan Aida Humaira, Ringkasan ihya ‘ulumuddin Terjemahan , jakarta, sahara
publishers2009
4
Ahmad Solihin, Khutbah Jum’at Petingan Jilid I, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2000

7
dari kehendak dan kekuasaan Tuhan baik secara langsung atau tidak. Perbuatan
apa saja yang dilahirkan manusia adalah perbuatan manusia itu sendiri kecuali
dalam mempersepsi warna, bau,warna, bau, dan sesuatu lainnya yang
dialaminya tidak diketahui manusia.
E. Aliran tasawuf
Baik atau kebaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan yang
luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Sedangkan yang
disebut buruk adalah syar dalam bahasa arab, atau sesuatu yang dinilai
sebaliknya dari yang baik ata sesuatu yang hina,rendah dan menyusahkan. Dan
tidak disukai kehadirannya oleh manusia.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita baca makalalah di atas maka dapat kita ketahui bahwasanya
Akhlak, Etika dan Moral adalah suatu yang harus kita perhatikan dalam
kehidupan kita di dunia ini, dan bahwasanya baik dan buruk itu tidak akan
pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari, kapanpun, dimanapun, dan waktu
apapun itu.
Bahwasanya kita seorang manusia harus memiliki sifat yang baik,dan
menjauhkan sifat yang buruk.pepatah mengatakan ‘’aku lebih menghargai orag
yang bradab dari pada orang yang berilmu, setan lebih tinggi ilmunya dari pada
manusia’’
Disinilah kitra harus memahami dan mengamalkan adab adab yang baik
dan benar.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca mengetahui Baik dan
Buruk dalam Pembelajaran Akhlak Tasawuf dan juga mengetahui standar baik
dan buruk berdasarkan ajaran akhlak moral dan etika .Saya menyadari bahwa
makalah yang disusun ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu
kritik, saran, dan masukan yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan
untuk baiknya makalah ini kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Solihin, Khutbah Jum’at Petingan Jilid I, Bandung, Sinar Baru Algensindo,
2000

Fudhoilurrahman dan Aida Humaira, Ringkasan ihya ‘ulumuddin Terjemahan ,


jakarta, sahara publishers2009

Rosihan Anwar, akhlak tasawuf(Bandung: penerbit pustaka setia, 2010), 70.

10

Anda mungkin juga menyukai