Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN TERPADU IMMERSED & NETWORKED

Dosen Pengampu:

Deby Adelita, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 08

1. Mardinatus Zilvi
2. Novia Eka Wildana

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG

KRAKSAAN-PROBOLINGGO

2022-2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, di antaranya bidang
pendidikan khususnya pendidikan sains yang sangat ketat. Kita dihadapkan pada
tuntutan akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu
berkompetisi. Sumber daya manusia yang berkualitas, yang dihasilkan oleh
pendidikan yang berkualitas dapat menjadi kekuatan utama untuk mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi dalam pendidikan. Salah satu cara yang ditempuh adalah
melalui peningkatan mutu pendidikan. Saat ini peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia khususnya peningkatan mutu pendidikan sains masih terus diupayakan
karena sangat diyakini bahwa sains sebagai ilmu dasar memegang peranan yang
sangat penting dalam pengembangan IPTEK.
Fisika merupakan salah satu bagian dari sains yang dianggap sangat penting
keterkaitannya dengan bidang lain. Berdasarkan ringkasan dari IUPAP yang
mengatakan bahwa “fisika adalah (1) pengetahuan yang dapat menginspirasi generasi
muda guna memperluas pengetahuannya tentang alam, (2) menghasilkan pengetahuan
dasar yang diperlukan pada teknologi masa depan yang dapat menjadi mesin
penggerak ekonomi dunia, (3) merupakan element yang penting dalam bidang ilmu
lainya seperti kimia, biologi, teknik dan computer sains, dan (4) memperluas dan
meningkatkan pemahaman tentang bidang ilmu lain, seperti kebumian, pertanian,
lingkungan, biologi, kosmologi dan astrofisika yang substansinya sangat penting
untuk kemaslahatan orang banyak. Oleh karena itu, keterpaduan fisika dengan
berbagai disiplin ilmu sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah yang
terdapat di dalam masyarakat serta untuk menghadapi kompetisi yang sangat ketat
pada abad 21.
Keterpaduan Fisika dengan ilmu lainnya dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.
Hal yang harus dilakukan adalah mencari model pembelajaran yang tepat untuk
memadukan dua atau lebih disiplin ilmu yang berbeda tersebut. Salah satu model
pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan
belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan
pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakna karena dalam
pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu
melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
mereka pahami (Trianto, 2010:57). Menurut Fogarty (1991) terdapat sepuluh model
kurikulum terpadu (integrated curriculum) dimulai dari eksplorasi dengan mata
pelajaran tunggal (within single disciplines) yaitu model fragmented, connected, dan
nested; terpadu beberapa mata pelajaran (across several disciplines) yaitu model
sequenced, shared, webbed, threated, dan integrated); dioperasikan diantara pebelajar
sendiri yaitu model Immersed; dan jejaring diantara pebelajar yaitu model networked.
Pembahasan pada makalah ini diarahkan kepada pembelajaran terpadu model
immersed dan model networked yang terintegrasi dengan beberapa mata pelajaran
pada pembelajaran kurikulum 2013 yang disesuaikan dengan Kompetensi Inti(KI)
dan Kompetensi Dasar(KD) mata pelajaran IPA dan Fisika di jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP), sekolah Menengah Atas (SMA).
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang dibuat untuk menjadi arah dalam penulisan
ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Model Immersed?
2. Apa yang dimaksud dengan Model Networked?
3. Bagaimana penerapan model Immersed dalam kurikulum 2013 berdasarkan
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang ingin dicapai?
4. Bagaimana penerapan model Networked dalam kurikulum 2013 berdasarkan
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang ingin dicapai?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini
adalah :
1. Mengetahui pengertian mengenai model Immersed.
2. Mengetahui pengertian mengenai model Networked.
3. Mengetahui penerapan model Immersed dalam kurikulum 2013 berdasarkan
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang ingin dicapai.
4. Mengetahui penerapan model Networked dalam kurikulum 2013 berdasarkan
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang ingin dicapai.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed


1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Pembelajaran terpadu tipe Immersed (pembenaman) yaitu suatu pembelajaran
yang menggunakan pendekatan antardisiplin ilmu, dimana siswa dapat
memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran
sesuai bidang minatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Fogarty,
1991). Fogarty (1991) mengemukakan tipe Immersed, perpaduan dilakukan oleh
siswa, guru hanya menyediakan fasilitasdan mengarahkan proses perpaduan yang
dilakukan siswa, tipe Immersed hanya sesuai untuk siswa dengan tingkat
pemikiran yang sudah tinggi.
Model Immersed adalah model pembelajaran terpadu yang berpusat untuk
memadukan kebutuhan para siswa/mahasiswa, dimana mereka akan melihat apa
yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri. Keterpaduan secara
internal dan intrinsik dicapai oleh siswa/mahasiswa yang belajar dengan sedikit
atau tanpa intervensi dari luar atau ekstrinsik. Setiap individu memadukan semua
data, ide-ide melalui bidang yang sangat diminatinya.
Pembelajaran terpadu tipe Immersed merupakan pembelajaran yang dirancang
agar setiap individu dapat memadukan semua data dari beberapa bidang ilmu dan
menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya. Pembelajaran Immersed ini
memerlukan kemampuan berpikir yang tinggi pada anak.
Tipe ini tidak mengharuskan sebuah perancangan yang rumit. Tipe ini dapat
berlangsung secara otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal dalam
diri pebelajar, akan tetapi sekali tipe ini dipakai, maka tim pengajar harus dapat
memfasilitasi proses perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran
yang luas, variasi materi pembelajaran, yang dipadukan dengan berbagai
keterampilan, konsep, dan sikap kerja yang baik dari pembelajar Immersed
(Fogarty, 1991: 86).
Menurut Suprayekti (2003) arti harfiah dari kata Immersed adalah pencelupan
atau pembenaman. Pada pembelajaran terpadu tipe ini, seluruh mata pelajaran
merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para siswa secara individu. Para
siswa menyaring sendiri seluruh konsep yang dipelajarinya menurut sudut
pandang mereka sendiri dan meleburkan atau membenamkan diri mereka dalam
pengalaman melalui kegiatan yang dijalaninya.
2. Kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran terpadu tipe immersed
Dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed tentunya juga memiliki kelebihan dan
kekurangan. Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan dari pembelajran
terpadu tipe Immersed:
a. Kelebihan Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
1) Dampak positif dari membenamkan ide-ide dari beberapa bidang studi
adalah siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan
mengahasilkan pemikiran yang dengan minatnya.
2) Siswa mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus
sehingga terjadi proses internalisasi.
3) Membenamkan ide-ide beberapa bidang studi memungkinkan siswa
mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki serta meng asimilasi ide-ide
secara terus menerus sehingga memudahkan terjadinya proses transfer ide-
ide bidang studi tersebut.
b. Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
1) Penyaringan semua gagasan melalui cara pandang tunggal yang sempit
dapat menimbulkan terlalu prematur atau terlalu tajamnya sebuah fokus.
2) Agar dimensi sudut pandang siswa menjadi lebih dalam, diperlukan
pengalaman dan pengetahuan yang luas. Keadaan ini tentu cukup sulit
dipenuhi oleh siswa pada jenjang pendidikan dasar.
3) Model pembelajaran terpadu tipe Immersed, menekankan pada
penggabungan pengetahuan pada beberapa bidang studi berbeda untuk
membahas suatu masalah khusus. Keadaan ini berpotensi untuk
mempersempit cakupan pemikiran siswa terhadap bidang-bidang studi
tertentu.
4) Pada jenjang pendidikan dasar, keluasan wawasan pemikiran siswa
merupakan hal semestinya ditekankan, tidak perlu terburu-buru untuk
mengkhususkannya.
B. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Network
Robin Fogarty (1991) mengemukakan bahwa Networked merupakan model
pemaduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi,
bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah
siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang
berbeda–beda. Belajar disikapi sebagi proses yang berlangsung secara terus–
menerus karena adanya hubungan timbale balik antara pemahaman dan kenyataan
yang dihadapi siswa.
Model networked dirancang untuk memadukan pembelajaran yang mengandalkan
kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan
bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi,
kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang
berlangsung secara terus-menerus karena adanya hubungan timbal balik antara
pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa. Model jaringan merupakan
model yang sesuai untuk menyajikan motivasi kepada peserta didik. Tutor atau
mentor sering menyarankan model jaringan untuk memperluas cakrawala para
pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan.
Model networked merupakan model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa
dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan
dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa
secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa
buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru
yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri
artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam
dirinya. Model Networked merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi. Jika
dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa untuk
mampu memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian
dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan
kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai
contoh yaitu seorang arsitek ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerja sama
dengan ahli teknik pemrograman, dan ahli interior desain. Ia bekerja secara lintas
bidang dan bekerjasama dengan keahlian pelajar lain untuk memperoleh
keterampilan yang sempurna.
2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
Kelebihan dari model jaringan ini sangat beragam. Pendekatan pembelajaran
terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik memulai
pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan kemampuanya
sendiri. Peserta didik dirangsang dengan informasi yang relevan, keterampilan,
atau konsep yang diberikan di sepanjang proses pembelajaran. Nilai tambahan
dari model jaringan ini bagaimanapun tidak bisa dipaksakan pada peserta didik
melainkan harus muncul dari dalam diri masing-masing peserta didik. Namun,
mentor memberikan layanan yang diperlukan untuk mendukung tingkat
pembelajaran yang lebih tinggi. Pada model networked ini peserta didik
terstimulasi oleh informasi, ketrampilan atau konsep-konsep baru.

Kelemahan dari model jaringan sangat dipahami oleh mereka yang telah
mengembangkan beragam kepentingan tenaga dari cintanya. Sangat mudah untuk
mendapatkan sisi acak ke dalam salah satu ide disampingnya. Ini juga mungkin
untuk mendapatkan di dalam pemikiran kita. Sebuah jalan tertentu tampaknya
mengundang dan berguna, tapi tiba-tiba menjadi sebaliknya. Manfaat kadang
tidak lagi seimbang dengan harga yang harus dibayar. Kelemahan lain adalah
bahwa model jaringan, jika diambil untuk perbedaan-perbedaan besar, dapat
menyebarkan minat yang terlalu tipis dan dan tidak terkonsentrasi atau memecah
perhatian peserta didik sehingga upaya-upaya pengajaran yang dilakukan menjadi
tidak efektif. Dan juga banyak kelemahan lainnya yaitu:
a. Jangkauan materi terlalu luas karena banyak minat yang bermacam-macam
b. Tidak fokus pada materi yang dipelajari karena terlalu banyak ide yang keluar
c. Perhatian siswa dapat terpecah perhatiannya sehingga model pembelajaran
jaringan yang diterapkan menjadi tidak efektif.
d. Motivasi siswa dapat berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi
dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari
berbagai sumber.
C. Penerapan Model Pembelajaran Tipe Immersed dan Networked dalam
Kurikulum 2013
1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
a. Menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada pedoman
kurikulum 2013 di setiap mata pelajaran.
b. Menentukan keahlian yang disesuaikan dengan minat siswa.
c. Menentukan mata pelajaran yang akan dipadukan sesuai dengan keahlian yang
diinginkan siswa.
d. Menentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dari setiap mata pelajaran
yang akan dipadukan.
e. Menentukan indikator yang akan dikembangkan disetiap aspek kemampuan.
f. Mendesain model Immersed yang disesuaikan dengan minat siswa.
g. Hasil dari rancangan model Immersed dimasukkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
h. Menentukan media, fasilitas, strategi, pendekatan maupun metode langkah-
langkah kegiatan dalam pelaksanaan (pembukaan, kegiatan inti, dan penutup).
i. Langkah evaluasi terhadap kegiatan tersebut dengan menggunakan RPP yang
telah dibuat.
2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
a. Menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada pedoman
kurikulum 2013 di setiap mata pelajaran.
b. Menentukan keahlian yang disesuaikan dengan minat siswa.
c. Menentukan mata pelajaran yang akan dipadukan sesuai dengan keahlian yang
diinginkan siswa.
d. Menentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dari setiap mata pelajaran
yang akan dipadukan.
e. Menentukan indikator yang akan dikembangkan disetiap aspek kemampuan.
f. Mendesain model networked yang disesuaikan dengan minat siswa.
g. Hasil dari rancangan model jaringan (networked) dimasukkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
h. Menentukan media, fasilitas, strategi, pendekatan maupun metode langkah-
langkah kegiatan dalam pelaksanaan (pembukaan, kegiatan inti, dan penutup).
i. Langkah evaluasi terhadap kegiatan tersebut dengan menggunakan RPP yang
telah dibuat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan serangkaian penjelasan mengenai model Immersed dan Networked serta
hasil analisis sejumlah kompetensi inti dan kompetensi dasar dari masing-masing
disiplin ilmu pada satuan pendidikan SMP dan SMA maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran terpadu tipe Immersed (pembenaman) yaitu suatu pembelajaran
yang menggunakan pendekatan antardisiplin ilmu, dimana siswa dapat
memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran
sesuai bidang minatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Model networked merupakan model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa
dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan
dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa
secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber.
3. Pembelajaran terpadu tipe Immersed dan Networked bisa diterapkan pada
kurikulum 2013 dengan menerapkan beberapa langkah agar dapat dilaksanakan
pada proses pembelajaran.
B. Saran
Pada penerapan model Immersed dan Networked siswa mengembangkan sendiri
minatnya sehingga guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Oleh karena
itu, guru diharapkan dapat membimbing siswa dengan memberikan petunjuk dan
pengarahan sehingga pembelajaran lebih bermakna, menyeluruh, otentik dan aktif.

Anda mungkin juga menyukai