Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

"KAIDAH - KAIDAH BAHASA DALAM USHUL FIQIH"


Dosen Pengampu :
ABD.GHAFUR, M. E. I

Di Susun Oleh:
Siti Zulaiha
Siti Aisah

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN PROBOLINGGO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya lah sehingga kami
pemakalah ini dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kaidah - Kaidah
Bahasa Dalam Ushul Fiqih”,penyusunan makalah ini hanya sebatas pengetahuan yang kami
miliki dan beberapa referensi maupun buku atau website. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh bapak Abd. Ghafur,M.E.I
selaku dosen pembimbing pada matakuliah ushul fiqh. Terima kasih kami ucapkan kepada
doa pihak yang telah memberikan saran dan arahan selama penulisan materi sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Pengertian 'Am..................................................................................................................2
2.2 Takhsis 'Am.......................................................................................................................5
2.3 Macam - Macam Takhsis Al-'am......................................................................................6
2.4 pengertian Khos Dan Macam- Macam khos.....................................................................8
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pembahasan Uhsul Fiqh, bahasaArab adalah salah satu ilmu pendukung sangat
penting dalam hal yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Mengingat Nash-nash
hukum islam hal ini sangatlah logis untuk menggunakan bahasa Arab. Karena itu,
seseorang dapat memahami dan belajar lebih dalam tentang hukum yang terkandung
dan harus mendalami bahasaArab. Pembahasan ini berat pada aspek cakupan Lafaz 'saya.
Dari segi sifat yang ditentukan muthlaq dan muqayyad.
Al-quran sebagai sumber primer agama Islam, telah mengandung hukum-hukum yang
menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Namun, semua hukum itu tidak jelas
secara spesifik. Oleh karena itu ulama membuat metode tertentu untuk menangkap maksud
tuhan dalam al-quran, baik berbentuk perintah, larangan, ataupun pilihan. Ilmu ushul fikih
adalah salah satu bidang ilmu keislaman yang penting dalam mamahami syari'at Islam dari
sumber asli al-quran. Melalui ushul fikih dapat megetahui kaidah kaidah, prinsip-prinsip
umum syari'at Islam ,serta cara memahami suatu dalil dan implementasinya dalam
kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan 'Am?
2. Apa yang dimaksud Takhsis 'Am?
3. Apa Saja Macam-macam Takhsis Al-am?
4. Apa yang dimaksud dengan Khos dan Macam-macamnya?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan 'Am
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Takhsis 'Am
3. Untuk mengetahui apa saja Macam-macam Takhsis Al-am
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Khos Dan untuk mengetahui Macam-
macam khos

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian 'Am


Am di review dari segi bahasa berarti umum dan merata. Dalam ushul fiqih, 'am adalah
lafadh yang menunjukkan dua atau lebih yang tidak terbatas. Ada pula yang mengartikan
'am sebagai lafadh yang mencakup bawahannya. Sederhananya 'am adalah lafadh dalam al-
Quran yang mencakup dua perkara atau lebih. Lafadh tersebut mencakup bawahannya.
Misalnya lafadh zaidani , maka lafadh zaidani mencakup dua zaid. Contohnya lagi, semisal
an-Nas yang berarti manusia. makanya lafadh an-Nas mencakup semua manusia tanpa
terkecuali.
Lafadz-Lafadz 'Am
1. Lafaz kullun atau jamî'un, dan lafadh yang semakna.
Contoh:

‫اَلَ ْم تَ ْعلَ ْم اَ َّن هّٰللا َ ع َٰلى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬


Artinya “Apakah engkau tidak mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu” (QS. Al-Baqarah: 106)
2. Isim jama' yang di ma'rifatkan dengan ‫ ال‬.
Contoh:
َ‫فَا ْقتُلُوْ ا ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬
Artinya“Bunuhlah orang-orang musyrik” (QS. Al-Taubah:5)
3. lafadz mufrod yang dima'rifatkan dengan ‫ ال‬istighroqil jinsi .
contoh:
ۗ ‫َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الر ِّٰب‬
‫وا‬
Artinya “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al-
Baqarah: 275)
Lafaz al-bai' dan al-ribâ, keduanya adalah isme mufrad yang di ma'rifatkan dengan al .
Oleh karena itu keduanya adalah lafadh 'am yang mencakup seluruh satuan-satuan yang
dapat dimasukkan di dalamnya.
4. Isim nakirah yang dinafikan dengan ‫ال‬. Seperti َ‫ ال ِإ ْك َراه‬pada ayat:
ِ ‫ال ِإ ْك َراهَ فِي الد‬
‫ِّين‬
Artinya “Tidak ada paksaan dalam beragama” (QS. Al-Baqarah: 256)
2
5. Isim maushûl
contoh :
ً‫ت ثُ َّم لَ ْم يَْأتُوْ ا بِاَرْ بَ َع ِة ُشهَد َۤا َء فَاجْ ل ِ ُدوْ هُ ْم ثَمٰ نِ ْينَ َج ْل َدة‬ َ ْ‫َوالَّ ِذ ْينَ يَرْ ُموْ نَ ْال ُمح‬
ِ ‫ص ٰن‬
Artinya “Orang-orang yang menuduh (berzina terhadap) perempuan yang baik dan
mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka delapan puluh
kali” (QS. Al-Nur: 4)
Lafadh َ‫ الَّ ِذ ْين‬adalah isim maushul, maka lafadh tersebut masuk dalam katagori 'am.
6. Istim syarat, seperti lafadh man pada ayat di bawah ini:
ٰ ‫َم ْن َذا الَّ ِذيْ يُ ْق ِرضُ هّٰللا َ قَرْ ضًا َح َسنًا فَي‬
ً‫ُض ِعفَهُ لَهُ اَضْ َعافًا َكثِ ْي َرة‬
Artinya “Siapakah yang mau memberikan pinjaman yang baik kepada Allah? Maka Allah
akan melipatgandakan (pembayaran atas pinjaman itu) sampai berkali-kali lipat” (al-
Baqarah: 245)
7. Isim istifham
contoh:
َ‫اَفَ ُح ْك َم ْال َجا ِهلِيَّ ِة يَ ْب ُغوْ ۗنَ َو َم ْن اَحْ َسنُ ِمنَ هّٰللا ِ ُح ْك ًما لِّقَوْ ٍم يُّ وْ قِنُوْ ن‬
Artinya “Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih
baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)” (QS. Al-
Maidah: 50)
8. Lafazd jamak yang dima'rifkan dengan mudhaf.
contoh:
‫ص ْي ُك ُم هّٰللا ُ فِ ْٓي اَوْ اَل ِد ُك ْم‬
ِ ْ‫يُو‬
Artinya “Allah yang memerintah kalian untuk memberikan warisan kepada anak-anak
kalian” (QS. Al-Nisa':11)
Lafazd aulâd adalah lafaz jamak dalam posisi nakîrah. Akan tetapi karena lafaz tersebut
disandarkan dengan lafaz kum, maka ia menjadi ma'rifah. Karena itu lafaz tersebut
menunjukkan seluruh satuan-satuan yang dapat dimasukkan ke dalamnya.
2.2 Takhsis 'Am
Definisi Takhsish
Takhsis berasal dari kata khos yang berarti khusus yang di ikutkan wazan af'ala, lalu
maknanya berubah menjadi khususkan. Dalam ushul fiqih takhsis berarti mengkhususkan
lafadh yang 'am kepada sebagian afrad- nya (lafadh yang masuk bawahannya).
Contohnya, misalnya kafir mu'ahad (kafir yang melakukan perjanjian damai) mentakhsish
ayat :
3
َ‫فَا ْقتُلُوْ ا ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬
Dalam ulumul Quran, tahksish adalah mengkususkan ayat Al-Quran atau hadis yang 'am
dengan ayat lain atau hadis yang khos. Seperti contoh di atas.
2.3 Macam-macam Takhsis Al-am
Takhsis terbagi menajdi dua, takhsis muttashil dan munfashil. Berikut ini penjelsannya:
1. Takhsis Muttashil
Takhsis muttashil adalah takhsis yang berada dalam satu kalimat. Takhsis ini terbagi
menjadi empat, yaitu:
a. Takhsis dengan Istisna'
Istisna' adalah mengecualikan sesuatu dari sesuatu. Istisna' dapat mentakhsis kalimat
yang 'am. Seperti contoh:

‫ ِإاَّل الَّ ِذينَ آ َمنُوا‬, ‫ْر‬


ٍ ‫ِإ َّن اِإْل ْن َسانَ لَفِي ُخس‬
Artinya “Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-
orang yang beriman” (QS. Al-'Ashr: 1-2)
Kalimat ‫ ٍر‬œ ‫انَ لَفِي ُخ ْس‬œ ‫ ِإ َّن اِإْل ْن َس‬adalah ayat yang 'am. Lalu di takhsis dengan ‫وا‬œœُ‫ِإاَّل الَّ ِذينَ آ َمن‬.
Demikian maka manusia yang rugi hanyalah manusia yang tidak beriman.
b. Takhsish dengan Persyaratan
Takhsis dengan syarat adalah mentakhshis lafadh dengan berikutnya yang menajdi
sifat. Misalnya:
‫هّٰللا‬ ۚ ‫هّٰللا‬
َ‫صفُوْ ن‬ ِ ْ‫لَوْ َكانَ فِ ْي ِه َمآ ٰالِهَةٌ اِاَّل ُ لَفَ َس َدتَا فَ ُسب ْٰحنَ ِ َربِّ ْال َعر‬
ِ َ‫ش َع َّما ي‬
Artinya “Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain
Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki 'Arsy, dari apa
yang mereka sifatkan” (QS. Al-Anbiya': 22)
c. Takhsis dengan Sifat
Takhsis dengan sifat adalah mentakhsis lafadh yang 'am dengan sifat yang berada
sesudahnya. Misalnya:
‫َو َمن قَتَ َل ُمْؤ ِمنًا خَ طًَأ فَتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ُّمْؤ ِمنَ ٍة‬
Artinya “Barangsiapa membunuh seorang mukmin yang tidak sengaja maka ia
memerdekakan hamba sahaya yang beriman” (QS. An-Nisa : 92)
Lafadh ‫ َرقَبَ ٍة‬yang merupakan lafad yang 'am maka di takhsish dengan ‫ ُّمْؤ ِمنَ ٍة‬. maka budak
yang di merdeka harus budak yang mu'min.

4
d. Takhsis dengan Ghoyah
Takhsish dengan ghayah adalah takhsish dengan lafadh yang memilki makna ghayah.
Misalnya ‫ َحتَى‬. seperti contoh:

ْ َ‫ۖ واَل تَ ْق َربُوه َُّن َحتَّ ٰى ي‬


َ‫طهُرْ ن‬ َ
Artinya “Janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci” (QS. Al-Baqarah :
222)
Ayat di atas berarti larangan mendekati istrinya yang sedang menstruwasi. Dan hal itu di
larang sampai mereka suci. Jadi larangan tersebut hanya di khususkan hanya pada saat
sedang haid.
e. Takhsis dengan Badal
Takhsish dengan badal adalah mentakhsis lafadh yang umum dengan badal yang berada
setelahnya. Seperti contoh:
ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬
‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع ِإلَ ْي ِه َسبِياًل‬ ِ َّ‫َوهَّلِل ِ َعلَى الن‬
Artinya “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu orang
yang mampu melakukan perjalanan ke Baitullah, (baik secara finansial maupun fisik)”
(QS. Ali-Imran : 97)
Kalimat ‫ت‬ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬
ِ َّ‫ َوهَّلِل ِ َعلَى الن‬adalah lafadh yang umum. Dan lafadh tersebut lafadh
berikutnya, yaitu ‫ َم ِن ا ْستَطَا َع ِإلَ ْي ِه َسبِياًل‬.
2. Takhsis M unfashil
Takhsis munfashil adalah takhsish dengan ayat atau hadis lain yang berikatan. Takhsish
munfashil ini boleh takhsish al-Quran dengan al-Quran, al-Quran dengan hadis, hadis
dengan hadis, hadis dengan al-Quran. Berikut ini adalah macam-macam takhsish
munfashil:
a. Takhsis al-Quran dengan Al-Quran. Takhsis al-Quran dengan Al-Quran mentakhsis
ayat atau potongan ayat al-Quran dengan ayat lain. Seperti contoh dalam surat al-
Baqarah ayat 221:
ِ ‫ُوا ْٱل ُم ْش ِر ٰ َك‬
‫ت‬ ْ ‫َواَل تَن ِكح‬
Artinya “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik”
Ayat tersebut di takhsish denagn surat al-Maidah ayat 5 berikut ini:
َ ‫َات ِمنَ الَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِكت‬
‫َاب ِمن قَ ْبلِ ُك ْم‬ ُ ‫صن‬َ ْ‫َو ْال ُمح‬
Artinya ”wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi
Al Kitab sebelum kamu”
5
Ayat al-Baqoroh yang melarang pelarangan wanita musyrik hanya di tujukan kepada selain
ahlul kitab seperti yahudi dan nasrani. Karena sudah di takhsis dengan ayat lain al-Maidah
ayat 5, yang memperbolehkan menikahi ahlul kitab.
b. Takhsish al-Quran dengan hadis seperti contoh:
‫َّارقَةُ فَا ْقطَعُوا َأ ْي ِديَهُ َما‬ ُ ‫َّار‬
ِ ‫ق َوالس‬ ِ ‫َوالس‬
Artinya “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya” (QS. al-Maidah: 38)

Ayat di atas di takhsish dengan hadis Rasulullah Saw. berikut ini:


ْ َ‫الَ ق‬
ٍ ‫ط َع فِي َأقَ َّل ِم ْن رُ ب ِْع ِد ْين‬
‫ رواه الجماعة‬. ‫َار‬
Artinya “Tidak ada hukuman potong tangan di dalam pencurian yang nilai barang
yang dicurinya kurang dari seperempat dinar”. (HR. Al-Jama'ah).
c. Takhsish hadis dengan al-Quran seperti contoh:

‫رواه متفق عليه‬.‫ضَأ‬


َّ ‫ى يَت ََو‬ َ ‫صالَةَ َأ َح ِد ُك ْم ِإ َذا َأحْ د‬
َّ ‫َث خَت‬ َ ُ‫اَل يَ ْقبَ ُل هللا‬

Artinya “Allah tidak menerima shalat salah seorang dari kamu bila ia berhadats
sampai ia berwudhu”. (HR.Bukhari Muslim)
Bukhari Muslim)

Hadis tersebut ditakhshish al-Quran surah Al-Maidah ayat 6:

‫ ِعيدًا‬œ‫ص‬ َ ‫وا‬œœ‫ا ًء فَتَيَ َّم ُم‬œœ‫ض ٰى َأوْ َعلَ ٰى َسفَ ٍر َأوْ َجا َء َأ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغَاِئط ِ َأوْ اَل َم ْستُ ُم النِّ َسا َء فَلَ ْم تَ ِجدُوا َم‬
َ ْ‫َوِإ ْن ُك ْنتُ ْم َمر‬
ُ‫طَيِّبًا فَا ْم َسح ُوا بِ ُوجُو ِه ُك ْم َوَأ ْي ِدي ُك ْم ِم ْنه‬

Artinya “Jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh udara,
Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih) sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu”.
d. Takhsish hadis dengan hadis seperti contoh:

‫ متفق عليه‬. ‫ت ال َّس َما ُء ْال ُع ْش ُر‬


ْ َ‫فِ ْي َما َسق‬
6
Artinya “Pada tanaman yang disirami oleh air hujan, zakatnya sepersepuluh”.
(HR. Bukhari Muslim).

Hadis ini ditakhsish dengan hadis lain berikut ini:

‫ متفق عليه‬. ٌ‫ص َدقَة‬ ٍ ‫ْس فِ ْي َما ُدوْ نَ خَ ْم َس ِة َأوْ ُس‬


َ ‫ق‬ َ ‫لَي‬

Artinya “Tidak wajib zakat pada taanaman yang kurang dari lima watsaq
(1000 kilogram)” (HR. Bukhari Muslim).
2.4 Khos
Khos adalah bentuk asal dari kata kerja , yang secara bahasa adalah tertentu atau
khusus. Dan secara istilah adalah lafaz yang tidak dapat menerima dua arti
ataupun lebih, sehingga makna yang dimaksud dari lafaz khos ini, merupakan
makna yang sudah tertentu yang diambil dari makna yang umum. Atau bias
dikatakan bahwa lafaz khos adalah lafaz yang tidak bisa memperoleh dua makna
atau lebih dengan tanpa membatasi maknalafaz itu sendiri.
Macam-Macam khosh
 Lafadz has berbentuk mutlak tanpa dibatasi qayyid atau syarat
Contoh:
‫ا‬œœ‫ه وهللا بم‬œœ‫ون ب‬œœ‫و عظ‬œœ‫ا ذالكمت‬œœ‫ل ان يتماس‬œœ‫ة من قب‬œœ‫ا لوافتحريررقب‬œœ‫والذين يظهرون من نسائهم ثم يعدون لما ق‬
‫تعملون خبي‬
Atinya : orang –orang yang mendzihar istri mereka. kemudian mereka hendak
menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka wajib atasnya memerdekakan
seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur.demikianlah yang
diajarkan kepadamu, dan Alloh maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
 Lafadz khas berbentuk muqqoyyad (dibatasi qayyid)
Contohnya surat Annisa’ 42
‫ومن قتل مؤمناخطاء فتحرير رقبة مؤمنة‬
Artinya: barang siapa membunuh seorang mukmin karena tersalah hendaknya ia
memerdekakan seotang hamba sahaya yang beriman.
 Lafadz khas berbentuk amr
Contohnya dalam syurat annisa’ 58
7
‫ان هللا ياء مروكم ان تؤدوااالمنت الى اهلها‬
Artinya : sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya.
 Lafadz khas yang berbentuk larangan
Contoh surat annahl 90 ;

‫روالبغى يعظكم لعلكم‬œœ‫اء والمنك‬œœ‫ربى وينهى عن الفحش‬œœ‫ائ ذئ الق‬œœ‫ن وايت‬œœ‫دل واالءحس‬œœ‫ا لع‬œœ‫رون ب‬œœ‫اء م‬œœ‫ان هللا ي‬
‫تذكرون‬

Artinya: sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat


kebajikan member kepada kaum kerabat dan Alloh melarang dari perbuatan keji
kemungkaran dan permusuhan dia member pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.

Contoh Khas
Allah Swt. berfirman dalam QS. al-A’raf ayat 37:

‫ضى زَ ْي ٌد ِم ْنهَا َوطَرًا زَ َّوجْ نَا َكهَا‬


َ َ‫فَلَ َّما ق‬

“Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya


(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia.”

Lafazh “Zaid” dalam ayat di atas merupakan lafazh Khash. Beliau adalah Zaid bin
Haritsah radhiyallahu ‘anhu. Yang dahulu merupakan anak angkat Rasulullah Saw.
Sebelum adopsi anak itu dilarang dan dibatalkan.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu unsur penting yang digunakan sebagai pendekatan dalam mengkaji Islam adalah
Ilmu Ushul Fiqh, yaitu ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang dijadikan pedoman
dalam menetapkan hukum-hukum syari’at yang bersifat amaliyah yang diperoleh melalui
dalil-dalil yang rinci. Melalui kaidah-kaidah Ushul Fiqh akan diketahui nash-nash syara’
dan hukum-hukum yang ditunjukkannya. Diantara kaidah-kaidah Ushul Fiqh yang penting
diketahui adalah Istinbath dari segi kebahasaan. Salah satu dari kaidah-kaidah ushul fiqh
adalah lafadz ‘amm (lafaz umum) dan lafadz khas (lafaz khusus). Amm ialah suatu lafaz
yang dipergunakan untuk menunjukan suatu makna yang pantas (boleh) dimasukan pada
makna itu dengan mengucapkan sekali ucapan saja. Seperti kita katakan “arrijal”, maka
lafaz ini meliputi semua laki-laki. Pengertian khash(khushush) adalah lawan dari
pengertian ‘am (umum). dengan demikian bila telah memahami pengertian lafaz ‘am
secara tidak langsung, juga dapat memahami pengertian lafaz khas. takhshish adalah
penjelasan sebagian lafadz ‘am bukan seluruhnya. Atau dengan kata lain, menjelaskan
sebagian dari satuan-satuan yang dicakup oleh lafadz ‘am dengan dalil. takhsis adalah teori
yang di gunakan untuk mengkhususkan lafadz yang bermakna umum dalam Al-Quran dan
hadis. Secara garis besar takhsish ada dua: 1.Takhsis muttashil adalah takhsish yang berada
dalam satu kalimat. 2.Takhsis munfashil adalah takhsish dengan ayat atau hadis lain yang
berikatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nazar Bakry. Fiqh & Ushul Fiqh. 2003. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
H. Amir Starifudin. Ushul Fiqh jilid 2. Jakarta: PT LOGOS Wacana Ilmu.
Satria Effendi. Ushul Fiqh.2008. Jakarta: Penerbit Kencana.
Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fikih Kaidah Hukum Islam. 2003. Jakarta: Pustaka
Amani.

10

Anda mungkin juga menyukai