Kelompok II:
Hikmal Fiat Tanjung
M.Ikhsan
Segala puji dan syukur kehadirat Allah ﷻyang telah memberikan berbagai
nikmatnya agar terus berkembang dan mengarah menuju jalan ridha-Nya dan atas
nikmat-Nya pula kita mendapatkan ilmu pengetahuan yang menjadi salah satu
anugerah terbesar dari-Nya sehingga kita tidak termasuk orang-orang yang
merasakan pahitnya kebodohan.
Solawat serta salam kita tetap tercurahkan kepada insan kamil sekaligus
pemimpin umat yaitu baginda nabi Muhammad ﷺyang telah membawa kita dari
zaman jahiliyyah menuju zaman islamiyyah.
Dengan selesainya makalah Ushul Tafsir yang berjudul “Ushul Tafsir dan
Perkembangannya” penyusun telah banyak menerima bimbingan, arahan, masukan,
dari berbagai pihak.Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. KH. DR. Muslih Abdul Karim, MA. Selaku pengasuh pesantren Baitul
Qur’an yang telah menyediakan berbagai fasilitas pembelajaran.
2. Dr. M. Rahman, Lc.,MA Selaku dosen pengampu yang telah memberikan
dorongan ilmu pengetahuan selama pembelajaran berlangsung.
3. Seluruh dosen Baitul Qur’an yang senantiasa memberikan pengetahuan
ilmu selama pembelajaran berlangsung.
Demikianlah makalah yang dibuat semoga dapat bermanfaat bagi penyusun dan
pembaca pada umumnya.
penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu hal yang sangat dibanggakan oleh umat islam dari dulu
hingga sekarang yakni keotentikan Al-Qur’an yang tetap terjaga. Dari dulu
hingga sekarang Al-Qur’an tetaplah sama, akan tetapi yang
membedakannya adalah bagaimana cara membacanya yang dibahas
Panjang lebar dalam ilmu qiro’at dan bagaimana cara menafsirkannya yang
dikenal dengan ilmu tafsir. Sebelum meamasuki kejenjang penafsiran maka
dibutuhkan aturan-aturan umum yang digunakan untuk memahami makna-
makna Alqur’an dan cara menggunakan aturan-aturan tersebut yang
merupakan bagain dari pada salah satu disiplin ilmu yakni ushul tafsir. Oleh
karena itu sebelum membahas lebih jauh lagi maka kali ini kami akan
membahas mengenai Ushul Tafsir dan Perkembangannya.
B. Rumusan Masalah
Mengenai latar belakang di atas maka dapat di rumuskan beberapa
C. Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui lebih mendalam lagi makna dari pada ushul tafsir
dan bagaimana sejarahnya, yang dapat dijadikan bekal dalam menafsirkan
Al-Qur’an
4
BAB II
PEMBAHASAN
ُُ ص أو
Ushûl (ل ُ ) أadalah bentuk jamak dari kata ashl (ص ُُل
ُ اْل َ ) أyang secara
اْل أ
bahasa artinya bagian paling bawah dari sesuatu, atau yang darinya dibangun
sesuatu yang lain. Tafsîr ( )ال َّت أف ِس أي ُُرsecara bahasa berasal dari kata kerja fasara
( ) َفسَ َُرyang artinya menyingkap atau menjelaskan.1
a. Khalid al-Akk
b. M. Luthfi As-Shabbagh
1
Jumal Ahmad, “Mengenal Definisi Perkembangan dan Referensi tentang Ilmu Ushul
Tafsir", https://ahmadbinhanbal.com/mengenal-ilmu-ushul-tafsir/ (diakses pada 22 Agustus
2023,pukul 14.00).
2
Luthfi as-Shabbagh, Buhuts fi Ushal al-Tafsir
3
Khalid al-Akk, Ushul al-Tafsir wa Qaw'iduhu
5
c. Maulay Umar bin Hammad
Berbicara tentang sejarah perkembangan ilmu Ushul Tafsir maka dapat kita
kategorikan ke dalam 3 fase:5
Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang
lelaki yang mencium perempuan (melakuan pelecehan), kemudian lelaki tersebut
datang menghadap Nabi shalallahu alaihi wasallam menyesali perbuatannya
tersebut maka turunlah ayat;
“Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada
bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-
kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).”6
4
Maulay Umar bin Hammad, Ilmu Ushul al-Tafsir
5
Muhammad Fatwa Hamidan,"Sejarah perkembangan Ilmu Ushul Tafsir".
https://hamalatulquran.com/sejarah-perkembangan-ilmu-ushul-tafsir/ (diakses pada 22
Agustus 2023,pukul 22.30).
6
QS. Hud : 114
6
Permuda tersebut berkata, “Apakah ayat ini khusus untukku?” maka Nabi bersabda,
Maka dalam riwayat diatas kita jumpai adanya satu petunjuk yang jelas dari
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam akan sebuah kaidah,
سبَب
َّ صُال
ِ ص أو َ َّومُالل
ُ فظَُلُبِ ُخ ِ ال ِعب َأرةُُبِعُ ُم
“Yang menjadi tolak ukur adalah teks yang bersifat umum/general bukan sebab
yang bersifat spesifik.” Dan kaidah ini termasuk kaidah yang paling sering
digunakan dalam pembahasan Asbab Nuzul.
7
Imam Bukhari,shahih Bukhari. no 4319.
7
Kedua, Di Tengah-tengah Kitab Tafsir.
Sejak dimulainya penulisan tafsir di masa sahabat dan tabi’in sampai masa
kita sekarang ini buku-buku tafsir memuat sejumlah ushul-ushulnya, meskipun
terkadang nampak disebagiannya secara gamblang dan terkadang tidak terlihat.
Misalnya adalah penggunaan Imam Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah atas
sebuah kaidah
ِ ت َ أق ِديأمُُُاْل َ أش َه
ُاريُمِ أنُلُغَةُِالعَ َرب
“Mendahulukan makna yang populer dalam bahasa Arab.” Dan ini adalah salah
satu kaidah tafsir yang merupakan bagian dari ilmu ushul tafsir.
Ushul Tafsir dan Ulumul Quran adalah dua hal yang berbeda, namun
keduanya memiliki hubungan yang kuat. Hubungan diantara Ilmu Ushul Tafsir dan
Ulumul Quran adalah umum dan khusus Mutlaq. yaitu ilmu usul tafsir lebih khusus
dari ulumul quran dan ilmu ulumul quran lebih umum dari Usul Tafsir. Maka,
semua yang terdapat di dalam Ushul Tafsir adalah sebagian dari ilmu Ulumul Quran
namun tidak sebaliknya semua yang terdapat di dalam Ulumul Quran adalah
sebahagian dari Ushul Tafsir. Oleh karena itu buku-buku Ulumul Quran memuat
sebagian pembahasan ilmu Ushul Tafsir. Dan diantara kitab Ulumul Quran yang di
dalamnya memaparkan kaidah-kaidah Ushul Tafsir adalah kitab “Al Burhan fi
Ulumil Quran” karya Az Zarkasyi (794 H) dan kitab “Al Itqan fi Ulumil Quran”
karya As Suyuthi (911 H)
8
Keempat, Di dalam Kitab-kitab Ushul Fiqh.
Munculnya benih ilmu ini amat nampak dalam isyarat sejumlah ayat dan
hadis-hadis Nabi shalallahu alaihi wasallam. Kemudian juga dalam atsar para
sahabat dan tabi’in serta orang-orang setelah mereka. Setelah itu mulailah muncul
pembahasannya sedikit demi sedikit sehingga sampailah ilmu Ushul Tafsir ini
menjadi ilmu khusus tersendiri yang berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya. Dan
diantara kitab Ushul Tafsir yang paling bagus dan termasuk paling awal secara
khusus membahas ilmu Ushul Tafsir adalah “Muqoddimah fi Ushul At Tafsir” karya
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (728 H). Sejatinya Ibnu Taimiyah tidak menamainya
dengan nama tersebut, hanya saja saat dicetak oleh Syaikh Jamil Asy Syathi (mufti
Hanabilah) diberikan nama tersebut, akhirnya sampai saat ini pun terkenal dengan
nama tersebut (Muqoddimah fi Ushul At Tafsir).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat di ambil kesimpulan bahwa Ushul Tafsir adalah cabang dari ilmu al-
Qur’an yang membahas tentang ilmu ilmu dan kaidah-kaidah yang diperlukan dan
harus diketahui untuk menafsirkan al-Qur’an. Ushul Tafsir ini adalah bagian dari
Ulumul Qur’an yang paling penting karena sangat erat kaitannya dengan istinbath
(penyimpulan hukum) dalam fikih dan penetapan i’tikad (tauhid, akidah) yang
benar. Sedangkan perkembangan Ushul Tafsir di bagi menjadi 3 fase :
10
DAFTAR PUSTAKA
11