Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH NUZUL (turunnya) ULUMUL


QUR’AN DAN PENULISANNYA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah

Dosen Pengampu : Dr. Pepen Apendi, M.Hum.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

Abdul Fattah Azzam 23.1.2688


Aqil Rizkullah Zaelani 23.1.295

INSTITUT AGAMA ISLAM DEPOK AL-KARIMIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalaamu ‘alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakaatuh

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah singkat ini adalah “Sejarah Nuzul
(turunnya) Ulumul Qur’an dan penulisannya”. Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad S.A.W.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari..

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas


kepada para pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullaahi Wa Barakaatuh

Sawangan, 21 September 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................i

Daftar Isi ......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ..........................................................................................1

Rumusan Masalah .....................................................................................1

Tujuan Penulisan ......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

Sejarah Nuzul Ulumul Qur’an..................................................................2

Sejarah Penulisan Ulumul Qur’an ...........................................................6

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ..............................................................................................9

Saran ........................................................................................................9

Daftar Pustaka ..........................................................................................9

endekatan berarti cara


pandang, paradigma,
metodologi.
ii
Pendekatan ilmu kalam
adalah cara pandang
atau analisis terhadap
masalah ketuhanan
dengan menggunakan
norma-norma agama atau
simbol-simbol keagamaan
yang ada. Signifikansi
kajian ini adalah untuk
menunjukkan keris sebagai
jimat dengan pendekatan
ilmu kalam. Objek
kajian ilmu kalam yang
lebih rumit dan
menimbulkan perdebatan
panjang
iii
di antara aliran-aliran
teologi Islam yang ada
namun perdebatan panjang
tersebut dipahami bahwa
harus dalam kerangka atau
paradigma Islam yang
sesuai

iv
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Al-Qur’an adalah sumber hukum Islam yang pertama, sehingga kita hendaknya
harus dapat memahami tentang kandungan di dalamnya. Al-Qur’an dengan huruf-
hurufnya, bab-babnya, surat-suratnya dan ayat-ayatnya yang sama di seluruh dunia,
baik di Jepang, Brasilia, Iraq dan lain-lain. Andaikata ia bukan dari Allah Swt, tentu
terdapat perbedaan yang banyak.
Al-Qur’an adalah laksana sinar yang memberikan penerangan terhadap kehidupan
manusia, bagaikan pelita yang memberikan cahaya ke arah hidayah dan ma’rifah. Al-
Qur’an juga adalah kitab hidayah dan i’jaz (melemahkan yang lain). Ayat-ayatnya
tentu ditetapkan kemudian dan diperinci oleh Allah Swt. Yang Maha Bijaksana dan
Maha Mengetahui. Oleh karena itu kita sebagai umat islam harus benar-benar
mengetahui kandungan-kandungan yang ada didalamnya dari berbagai aspek. Ulum
Al-Qur’an adalah salah satu jalan yang bisa membawa kita dalam memahami
kandungan Al-Qur’an.
Ilmu ini mencakup pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan Al-
Qur’an dari segi sebab turunnya,pengumpulan dan urutan-urutannya,pengetahuan
tentang ayat-ayat makkiyah dan madaniyyah,Nasikh dan Mansukh dan lain-
lain.Ulum Al-Qur’an dengan berbagai cabang dan macamnya tidak lahir
sekaligus,tetapi melalui proses dan perkembangan yang dapat dibagi ke dalam fase
periwayatan dan fase kodifikasi.
Selain memahami Al-Qur’an kita juga perlu mengetahui bagaimana
perkembangan Ulum Al-Qur’an dan siapa saja tokoh-tokoh yang menjadi
pendongkrak munculnya Ulum al- Qur’an. Secara tidak langsung pemikiran
merekalah yang mengilhami kita dalam memahami Al-Qur’an.

Rumusan Masalah

1. Jelaskan sejarah turunnya Ulumul Qur’an!

2. Bagaimana penulisan Ulumul Qur’an dilaksanakan?

Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai.

1. Mengetahui sejarah turunnya Ulumul Qur’an.

2. Mengetahui bagaimana penulisan Ulumul Qur’an.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Nuzul Ulumul Qur’an

Munculnya ‘Ulumul Qur’an merupakan bagian yang penting dalam mengetahui


dan memahami Al-Qur’an yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari.’Ulumul Qur’an sebagai pengetahuan tentang Al-Qur’an fokus pada dua hal
yaitu kajian yang berkaitan dengan materi-materi yang terdapat dalam Al-Qur’an
seperti kajian tafsir Al-Qur’an;dan kajian yang berkenaan dengan materi-materi
seputar Al-Qur’an tetapi lingkupnya di luar materi dalam Al-Qur’an seperti kajian
tentang asbab an-nuzul. Sejarah perkembangan ‘Ulumul Qur’an tidak terlepas waktu
kapan Al-Qur’an diturunkan pertama kali sampai dengan bagaimana Al-Qur’an
menjadi sebuah mushaf.Perkembangan ‘Ulumul Qur’an secara umum tidak ada yang
tahu persis kapan istilah ‘Ulumul Quran pertama kali diperkenalkan dan menjadi
sebuah disiplin ilmu.Namun menurut beberapa ahli bahwa istilah ‘Ulumul Qur’an
pertama kali diperkenalkan oleh Ibn AlMarzuben(wafat 309 H).
Sejarah perkembangan ‘ulumul quran terbagi menjadi beberapa fase, dimana tiap-
tiap fase menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase selanjutnya, hingga ‘ulumul
quran menjadi sebuah ilmu khusus yang dipelajari dan dibahas secara khusus pula.
Berikut beberapa fase / tahapan perkembangan ‘ulumul quran.

I. Sejarah Ulumul Qur’an pada masa Rasulullah SAW.

Embrio awal ‘ulumul quran pada fase ini adalah berupa penafsiran ayat Al-
Quran langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat,
atau berupa riwayat mengenai pertanyaan para sahabat tentang makna suatu ayat
Qur’an, menghafalkan dan mempelajari hukum-hukumnya.
Contoh riwayat saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menafsirkan ayat
Qur’an kepada sahabat,
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al Juhani berkata,

َّ‫اس<تَطَ ْعتُ ْم ِمنْ قُ< َّو ٍة } َأاَل ِإن‬


ْ ‫سلَّ َم َو ُه< َو َعلَى ا ْل ِم ْنبَ ِر يَقُ<<و ُل { َوَأعِ دُّوا لَ ُه ْم مَا‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ ُ ‫س ِمعْتُ َر‬ َ
َ‫ا ْلقُ َّوة‬
‫ال َّر ْم ُي َأاَل ِإنَّ ا ْلقُ َّوةَ ال َّر ْم ُي َأاَل ِإنَّ ا ْلقُ َّوةَ ال َّر ْم ُي‬

“Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di atas mimbar


berkata: ‘Dan persiapkan untuk mereka apa yang kalian mampu berupa kekuatan.
Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu
adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah!’” (HR. Abu
Daud No. 2153)

Diantara riwayat yang menyebutkan antusiasme sahabat dalam menghafal dan


mempelajari Al-Quran adalah riwayat berikut,

2
َ‫ َأنَّ ُه ْم َكانُوا يَ ْقتَ ِرُئون‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ب النَّبِ ِّى‬ ِ ‫ص َحا‬ ْ ‫عَنْ َأبِى َع ْب ِد ال َّر ْح َم ِن قَا َل َح َّدثَنَا َمنْ َكانَ يُ ْق ِرُئنَا ِمنْ َأ‬
ْ ‫ت فَالَ يَْأ ُخ ُذونَ فِى ا ْل َع‬
َ‫ش ِر اُأل ْخ َرى َحتَّى يَ ْعلَ ُموا َما فِى َه ِذ ِه ِمن‬ ٍ ‫ َعش ََر آيَا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫سو ِل هَّللا‬ ُ ‫ِمنْ َر‬
.‫ قَالُوا فَ َعلِ ْمنَا ا ْل ِع ْل َم َوا ْل َع َم َل‬.‫ا ْل ِع ْل ِم َوا ْل َع َم ِل‬

Riwayat dari Abi Abdul Rahman as-Sulamiy (seorang tabi’in), ia berkata, “Telah
menceritakan kepada kami orang yang dulu membacakan kepada kami yaitu
sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa mereka dulu
mendapatkan bacaan (Al-Qur’an) dari Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
sepuluh ayat, mereka tidak mengambil sepuluh ayat yang lainnya sehingga mereka
mengerti apa yang ada di dalamnya yaitu ilmu dan amal. Mereka berkata, ‘Maka
kami mengerti ilmu dan amal.’” (Hadits Riwayat Ahmad nomor 24197, dan Ibnu
Abi Syaibah nomor 29929)

Hal yang berkaitan dengan ‘ulumul qur’an adalah kebijakan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang melarang para sahabat–pada masa tertentu–untuk menulis
selain qur’an, sebagai upaya menjaga kemurnian AlQuran.

Dari Abu Sa’id al- Khudri, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

ِ ‫اَل تَ ْكتُبُوا َعنِّي َو َمنْ َكت ََب َعنِّي َغ ْي َر ا ْلقُ ْرآ ِن فَ ْليَ ْم ُحهُ َو َح ِّدثُوا َعنِّي َواَل َح َر َج َو َمنْ َك َذ َب َعلَ َّي قَا َل َه َّما ٌم َأ ْح‬
‫سبُهُ قَا َل‬
‫ُمتَ َع ِّمدًا فَ ْليَتَبَ َّوْأ َم ْق َع َدهُ ِمنْ النَّا ِر‬

“Janganlah kalian tulis riwayat/yang kamu terima dariku, barangsiapa yang (telah)
menulis riwayat dariku selain al qur’an hendaklah Ia menghapusnya, dan
beritakanlah apa yang kamu terima dariku ini (kepada orang lain) dan tidak ada
halangan (tidak dosa bagi kamu). Barang siapa berdusta atas (nama) ku dengan
sengaja, maka dia akan menempati (menyiapkan) tempatnya di neraka.” (H.R.
Muslim No. 5326).

Dalam ulumul Quran, diuraikan secara terperinci tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan ilmu dan penafsiran Alquran. Seperti metode dan bentuk
penafsiran Alquran, hubungan antara satu ayat dengan ayat lainnya, termasuk sejarah
tentang cara penerimaan wahyu tersebut oleh Rasulullah SAW, hingga proses
pengodifikasiannya.

3
Kendati menjabarkan berbagai ilmu tentang Alquran, penulisan ulumul Quran tidak
dilakukan pada masa yang sama ketika Alquran diturunkan. Alquran ditulis dan
dikumpulkan secara resmi pada masa Khalifah Utsman bin Affan RA. Sedangkan,
penulisan ulumul Quran dilakukan selepas periode tersebut.

Hal ini karena pada masa awal Islam, pengetahuan mengenai seluk-beluk Alquran dan
hal-hal yang berkaitan dengannya belum ditulis dan disusun dalam bentuk buku.
Pengetahuan tersebut masih tersimpan dalam hati para sahabat Nabi Muhammad SAW.

Ketika itu, para sahabat Nabi pun belum merasa perlu untuk menuliskan pengetahuan
tentang Alquran. Hal ini disebabkan dua hal. Pertama, adanya larangan Nabi
Muhammad untuk menuliskan sesuatu, selain Alquran. Kedua, bila memang ditemukan
berbagai masalah yang berkaitan dengan Alquran, para sahabat cukup menanyakan hal
tersebut langsung kepada Nabi.

Akhirnya, selepas wafatnya Nabi Muhammad, penulisan Alquran pun mulai dilakukan.
Kekhalifahan Utsman bin Affan yang mulanya merintis pekerjaan ini.

Pada masa tersebut, usaha penulisan Alquran dengan mushaf yang baik dan benar
sedang dicanangkan. Karena itu, untuk mempermudah pekerjaan tersebut, disusunlah
suatu ilmu yang mengatur metode penulisan mushaf Alquran, yang disebut ilm ar-rasm
al-Qurani atau ilm ar-rasm al-Utsmani.

Pekerjaan tersebut pun dilanjutkan pada masa Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib RA.
Pada masa ini, dibentuk suatu ilmu yang membahas uraian kedudukan kata dalam
Alquran. Ilmu tersebut diberi nama ilm i'rab Alquran.

Sedangkan pada masa Bani Umayyah, perhatian para sahabat mulai diarahkan untuk
menyebarkan ulumul Quran dengan cara periwayatan dan pengajaran secara lisan.
Usaha ini dipandang sebagai rintisan untuk melakukan penulisan ulumul Quran. Usaha
yang sama dilakukan pula pada periode awal Dinasti Abbasiyah.

Penulisan ulumul Quran yang sesungguhnya mulai dilakukan pada abad kedua
Hijriyah. Pada masa itu, cabang ilmu Alquran yang pertama mendapat perhatian para
ulama adalah ilmu tafsir. Usaha ini ditandai dengan disusunnya berbagai kitab tafsir
oleh para ulama pada masa tersebut.

II. Ulumul Qur’an pada masa Khalifah

4
Pada masa khalifah,tahapan perkembangan awal(embrio)’Ulumul qur’an mulai
berkembang pesat,diantaranya dengan kebijakan-kebijakan para khalifah
sebagaimana berikut:
a. Khalifah Abu Bakar:dengan kebijakan pengumpulan(penulisan Al-Qur’an
yang pertama yang diprakarsai oleh ‘Umar bin Khottob dan dipegang oleh
Zaid bin Tsabit.
b. Kekhalifahan Utsman Ra;dengan kebijakan menyatukan kaum muslimin pada
satu mushaf,dan hal itupun terlaksana.Mushaf itu disebut mushaf
Imam.Salinan-salinan mushaf ini juga dikirimkan ke beberapa
provinsi.Penulisan mushaf tersebut dinamakan ar-Rosmul ‘Usmani yaitu
dinisbahkan kepada Usman,dan ini dianggap sebagai permulaan dari ilmu
Rasmil Qur’an.
c. Kekhalifahan Ali Ra:dengan kebijakan perintahnya kepada Abu ‘Aswad Ad-
Du’ali meletakkan kaidah-kaidah nahwu,cara pengucapan yang tepat dan
baku dan memberikan ketentuan harakat pada qur’an.ini juga disebut sebagai
permulaan Ilmu I’rabil Qur’an.

III. Ulumul Qur’an Masa Sahabat dan Tabi’in

Para sahabat senantiasa melanjutkan usaha mereka dalam menyampaikan makna-


makna Al-Qur’an dan penafsiran ayat-ayat yang berbeda diantara mereka, sesuai
dengan kemampuan mereka yang berbeda-beda dalam memahami dan karena adanya
perbedaan lama dan tidaknya mereka hidup bersama Rasulullah SAW,hal demikian
diteruskan oleh murid-murid mereka, yaitu para tabi’in.

Diantaranya para Musafir yang termashur dari pada sahabat adalah:

1)Empat orang khalifah(Abu Bakar,’Umar,’Utsman dan ‘Ali)

2)Ibnu Mas’ud 3)Ibnu ‘Abbas,

4)Ubai bin Ka’ab,

5) Zaid bin Tsabit,

5
6)Abu Musa al-asy’ari dan

7)’Abdullah bin Zubair.

B. Sejarah Penulisan Ulumul Qur’an

Setelah berakhirnya zaman khalifah yang Empat, timbul zaman Bani


Umayyah. Kegiatan para sahabat dan Tabi’in terkenal dengan usaha-usaha
mereka yang tertumpu pada penyebaran ilmu-ilmu Alquran melalui jalan
periwayatan dan pengajaran secara lisan, bukan melalui tulisan atau catatan.
Kegiatan-kegiatan ini dipandang sebagai persiapan bagi masa pembukuannya.
Orang-orang yang paling berjasa dalam periwayatan ini adalah; khalifah yang
Empat, Ibn Abbas, Ibn Mas’ud, Zaid ibn Tsabit, Abu Musa al-Asy’ari, Abdullah
ibn al-Zubair dari kalangan sahabat. Sedangkan dari kalangan Tabi’in ialah
Mujahid, ‘Atha, ‘Ikrimah, Qatadah, Al-Hasan al-Bashri, Sa’id ibn Jubair, dan
Zaid ibn Aslam di Madinah.

Perkembangan selanjutnya dalam ulumul quran adalah masa pembukuan ulumul


Quran , yang juga melewati beberapa perkembangan sebagai berikut :

1 Pembukuan Tafsir Al-Quran menurut riwayat dari Hadits, Sahabat & Tabi'in

Pada abad kedua hijri tiba masa pembukuan ( tadwin ) yang dumulai dengan
pembukuan hadist denga segala babnya yang bermacam-macam, dan itu juga
menyangkut hal yang berhubungan dengan tafsir. Maka sebagian ulama
membukukan tafsir Qur'an yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW dari para sahabat
atau dari para tabi'in.

Diantara mereka yang terkenal adalah, Yazid bin Harun as Sulami, ( wafat 117
H ), Syu'bah bin Hajjaj ( wafat 160 H ), Waqi' bin Jarrah ( wafat 197 H ), Sufyan bin
'uyainah ( wafat 198 H), dan Aburrazaq bin Hammam ( wafat 112 H ). Mereka
semua adalah para ahli hadis. Sedang tafsir yang mereka susun merupakan salah satu
bagiannya. Namun tafsir mereka yang tertulis tidak ada yang sampai ketangan kita.

2 Pembukuan Tafsir berdasarkan susunan Ayat

6
Kemudian langkah mereka itu diikuti oleh para ulama'. Mereka menyusun tafsir
Qur'an yang lebih sempurna berdasarkan susunan ayat. Dan yang terkenal diantara
mereka ada Ibn Jarir at Tabari ( wafat 310 H ).

Demikianlah tafsir pada mulanya dinukil ( dipindahkan ) melalui penerimaan


( dari muluit kemulut ) dari riwayat, kemudian dibukukan sebagai salah satu bagian
hadis, selanjutnya ditulis secara bebas dan mandiri. Maka berlangsunglah proses
kelahiran at Tafsir bil Ma'sur ( berdasarkan riwayat ), lalu diikuti oleh at Tafsir bir
Ra'yi ( berdasarkan penalaran ).

3 Munculnya Pembahasan Cabang-cabang Ulumul Quran selain Tafsir

Disamping ilmu tafsir lahir pula karangan yang berdiri sendiri mengenai pokok-
pokok pembahasan tertentu yang berhubungan dengan quran, dan hal ini sangat
diperlukan oleh seorang mufasir, diantaranya :

I. Ulama abad ke-3 Hijri

 Ali bin al Madini ( wafat 234 H ) guru Bukhari, menyusun karangannya


mengenai asbabun nuzul

 Abu ‘Ubaid al Qasim bin Salam ( wafat 224 H ) menulis tentang Nasikh
Mansukh dan qira’at.

 Ibn Qutaibah ( wafat 276 H ) menyusun tentang problematika Quran


( musykilatul quran ). 2. Ulama Abad Ke-4 Hijri

 Muhammad bin Khalaf bin Marzaban ( wafat 309 H ) menyusun al- Hawi
fa 'Ulumil Qur'an.

 Abu muhammad bin Qasim al Anbari ( wafat 751 H ) juga menulis tentang
ilmu-ilmu qur'an.

 Abu Bakar As Sijistani ( wafat 330 H ) menyusun Garibul Qur'an.

 Muhammad bin Ali bin al-Adfawi ( wafat 388 H ) menyusun al Istigna' ;


'Ulumil Qur'an.

7
II. Ulama Abad Ke-5 dan setelahnya

 Abu Bakar al Baqalani ( wafat 403 H ) menyusun I'jazul Qur'an,

 Ali bin Ibrahim bin Sa'id al Hu6 ( wafat 430 H )menulis mengenai I'rabul
Qur'an.

 Al Mawardi ( wafat 450 H ) menegenai tamsil-tamsil dalam Qur'an


( 'Amsalul Qur'an ).

 Al Izz bin Abdussalam ( wafat 660 H ) tentang majaz dalam Qur'an.

 'Alamuddin Askhawi ( wafat 643 H ) menulis mengenai ilmu Qira'at ( cara


membaca Qur'an ) dan Aqsamul Qur'an.

III. Ulama Abad Ke-5 dan setelahnya

 Abu Bakar al Baqalani ( wafat 403 H ) menyusun I'jazul Qur'an,

 Ali bin Ibrahim bin Sa'id al Hu6 ( wafat 430 H )menulis mengenai I'rabul
Qur'an.

 Al Mawardi ( wafat 450 H ) menegenai tamsil-tamsil dalam Qur'an


( 'Amsalul Qur'an ).

 Al Izz bin Abdussalam ( wafat 660 H ) tentang majaz dalam Qur'an.

 'Alamuddin Askhawi ( wafat 643 H ) menulis mengenai ilmu Qira'at ( cara


membaca Qur'an ) dan Aqsamul Qur'an.

4 Mulai pembukuan secara khusus Ulumul Quran dengan mengumpulkan


cabang-cabangnya.

Pada masa sebelumnya, ilmu-ilmu al-quran dengan berbagai


pembahasannya di tulis secara khusus dan terserak, masing-masing dengan
judul kitab tersendiri. Kemudian, mulailah masa pengumpulan dan penulisan
ilmu-ilmu tersebut dalam pembahasan khusus yang lengkap, yang dikenal
kemudian dengan Ulumul Qur'an. Di antara ulama-ulama yang menyusun
secara khusus ulumul quran adalah sebagai berikut :

8
1 Ali bin Ibrohim Said (330 H) yang dikenal dengan al Hu- dianggap sebagai
orang pertama yang membukukan 'Ulumul Qur'an, ilmu-ilmu Qur'an.
2 Ibnul Jauzi ( wafat 597 H ) mengikutinya dengan menulis sebuah kitab
berjudul fununul Afnan ; 'Aja'ibi 'ulumil Qur'an.
3 Badruddin az-Zarkasyi ( wafat 794 H ) menulis sebuah kitab lengkap dengan
judul Al-Burhan ;i ulumilQur`an .
4 Jalaluddin Al-Balqini (wafat 824 H) memberikan beberapa tambahan atas Al-
Burhan di dalam kitabnya Mawaaqi`ul u`luum min mawaaqi`innujuum.
5 Jalaluddin As-Suyuti ( wafat 911 H ) juga kemudian menyusun sebuah kitab
yang terkenal Al-Itqaan ;i u`luumil qur`an.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

‘Ulumul Quran adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan alQuran yang berguna
untuk mempermudah para pengkaji AlQuran dalam memahami ayat-ayat Al-Quran
dan menghindarkan dari salah penafsiran. Saat ini perkembangan „Ulumul Quran
sangat nyata dengan banyaknya kitab-kitab yang telah dibuat oleh para „Ulama akhir
akhir ini tentang „Ulumul Quran. Hikmah yang bisa diambil untuk generasi sekarang
dalam menyikapi perbedaan adalah kuatnya toleransi selama tidak melenceng dari
pedoman utama.

Saran
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami mengambil dari
berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka
kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada
kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

cet.1, Dar al-„ilm, Jeddah ,1993 Manshur, „Abd al-Qadir, Mawsu’at ‘Ulum al-Qur
an, Dar al-Qalam al-„Arabi,Halb ,Suria, 1422H/ 2002.

Al-Khiyari ,Al-Sayyid Ahmad Yasin Ahmad, Muhadharat fi ‘Ulum al-Quran,

9
Al-Shabbagh, Muhammad bin Luthfi, Lamahat fi ‘Ulum al-Qur an wa Ittijahatal-
tafsir, al-Maktab al-Islami, Beirut, 1990.

Wahbi, al-Saykh Fayyadh,Mush haf al-Qiyam, Dar Ghar Hira, Damasykus,1427 H./
1427.

Haydar, Hazim Sa‟id, „Ulum al-Qur an bayn al-Burhan wa alItqan, Dar al-Zaman,
al-Madinah al-Munawwarah, 1420 H.

10

Anda mungkin juga menyukai