Rasulullah
Untuk memenuhi tugas:
Sejarah Al-Quran
Dosen Pengampu:
Hafiz Taqwa, Lc., M.Ed.
Disusun oleh:
Azzam Nashrullah
Ibnu Jabal Kusnandar
Khairullah
Muhammad Nur Azzami
Muhammad Syafi’i
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Ilmu Terjemah Al Qur’an. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami pemakalah sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas dari mata kuliah Sejarah Al Qur’an yang diampu oleh Hafiz Taqwa, Lc., M.Ed.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Pemakalah
i|S e j ara h Al - Qu ra n
DAFTAR ISI
ii | S e j a r a h A l - Q u r a n
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu karunia yang Allah limpahkan kepada manusia adalah bahwa Dia tidak
hanya memberikan fitrah lurus yang membimbing menuju kebaikan dan kebajikan, tapi juga
mengutus seorang rasul kepada manusia dari waktu ke waktu. Seorang rasul yang membawa
risalah dan mengajak umat manusia untuk beribadah hanya kepada Allah semata, serta
menyampaikan kabar gembira dan peringatan agar hujjah tegak atas umat manusia. Allah
berfirman:
1|S e ja ra h Al - Qu ra n
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
A. Definisi Al-Qur'an Secara Bahasa
Qara’a artinya adalah menyatukan dan menggabungkan. Al-Qira'ah artinya adalah
menggabungkan huruf-huruf dan kata-kata satu sama lain saat membaca. Al-Qur'an) pada
dasarnya sama seperti kata al- qira'ah, bentuk mashdar dari kataqara'a-qira'atan-qur'ânan.
Allah berfirman:
"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat
rahmat." (Al-A'raf: 204)
Sebagian ulama menyebutkan bahwa kitab ini disebut Al-Qur'an, tidak seperti nama
kitab-kitab sebelumnya, karena Al-Qur'an mencakup inti seluruh kitab-kitab Allah, bahkan
mencakup inti seluruh ilmu, seperti yang Allah isyaratkan melalui firman-Nya:
2|S e ja ra h Al - Qu ra n
"Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka
dikumpulkan." (Al-An'âm: 38)"
Sebagian ulama berpendapat bahwa kata Al-Qur'an menurut asal katanya tidak
menggunakan hamzah, karena kata Al-Qur'an dibuat sebagai nama untuk kalam yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad, bukan berasal dari kata qara a. Atau kemungkinan berasal
dari kata: qarana asy-syai'a bisy syai'i, yang berarti menggabungkan sesuatu dengan sesuatu.
Atau berasal dari kata qara in, karena ayat-ayat Al-Qur'an menyerupai satu sama lain. Dengan
demikian, huruf nûn (3) dalam kata Al-Qur'an adalah nun asli. Pendapat ini lemah, dan yang
benar adalah pendapat pertama.
Al-Qur'an tidak bisa didefinisikan dengan definisi-definisi logika yang memiliki jenis,
pasal, dan ciri-ciri khusus dalam arti sebagai definisi hakiki Definisi hakiki Al-Qur'an adalah
mengingatnya dalam bentuk yang dikenal di dalam pikiran atau disaksikan secara nyata,
misalkan kita menunjuk ke arah Al-Qur'an dalam bentuk tulisan di dalam mushaf, atau dibaca
dengan lisan, lalu kita mengatakan, "Inilah Al-Qur'an yang ada di antara dua sampul kitab,"
atau, "Al-Qur'an adalah surah Al-Fatihah sampai surah An-Nas."
Ulama menyebutkan sebuah definisi untuk mempermudah maknanya dan
membedakannya dengan kitab-kitab yang lain. Mereka mendefinisikan Al-Qur'an bahwa ia
adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad dan membacanya merupakan bentuk
ibadah.
Al-Qur'an: Kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad, dan membacanya
merupakan bentuk ibadah.
"Kalam" adalah kata jenis, mencakup seluruh kalam. Adanya kata ini disandarkan kepada
"Allah" berarti mengecualikan selain kalam siapapun selain Allah, baik kalam jin, manusia,
ataupun malaikat.
Kata "Yang diturunkan" mengecualikan kalam Allah yang hanya Allah saja yang
mengucapkannya. Allah berfirman:
ت َر ِبي لَنَ ِف َد ۡٱلبَ ۡح ُر قَ ۡب َل أَن تَنفَ َد َك ِل َٰ َمتُ َر ِبي َولَ ۡو ِج ۡئنَا ِب ِم ۡث ِل ِهۦ
ِ قُل لَّ ۡو كَانَ ۡٱلبَ ۡح ُر ِمدَادٗ ا ِل َك ِل َٰ َم
َمدَدٗ ا
"Katakanlah (Muhammad), Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat
Rabbku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Rabbku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". "(Al-Kahfi: 109)
سَ ْبعَةُ أَخر ما نَ ِّفدَتْ َك ِّل َمتُ للاِّ إِّنَ للاَ ع َِّزيز َح ِّكيم،شج ََرة أ َ ْقلَ ُم َوا ْلبَحْ ُر يَ ُم ُدهُ ِّمنْ بَ ْع ِّد ِّه ِّ َولَ ْو أ َ ْن َما فِّي ْاْل َ ْر
َ ض ِّمن
"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta), ditambahkan
kepadanya tujuh lautan (lagi) setelah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya
(dituliskan) kalimat- kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana."
(Luqman: 27)
Mengikat kata "yang diturunkan dengan kata "kepada Muhammad "maka definisi ini
mengecualikan kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi sebelumnya seperti Taurat, Injil,
dan lainnya.
3|S e ja ra h Al - Qu ra n
Kalimat "Membacanya merupakan bentuk ibadah" telah mengecualikan bacaan hadits-hadits
ahad dan hadits qudsi-jika kita katakan lafal hadits qudsi diturunkan dari sisi Allah.
Sebab,kalimat "membacanya merupakan bentuk ibadah" artinya diperintahkan untuk dibaca di
dalam shalat dan ibadah-ibadah lainnya, sementara hadits-hadits ahad dan qudsi tidak seperti
itu.
B. Pengertian Al-Quran Secara Istilah
Sedangkan pengertian al-Qur’an menurut istilah (terminologi), para ulama berbeda
pendapat dalam memberikan definisi, sesuai dengan segi pandangan dan keahlian masing-
masing. Berikut dicamtumkan beberapa definisi al -Qur’an yang dikemukakan para ulama,
antara lain:
1. Menurut Imam Jalaluddin al -Suyuthy seorang ahli Tafsir dan Ilmu Tafsir di dalam
bukunya “Itmam al -Dirayah” menyebutkan: “Al -Qur’an ialah firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.untuk melemahkan pihak -pihak yang menantang
- padanya”.
2. Muhammad Ali al -Shabuni menyebutkan pula sebagai berikut: “Al -Qur’an adalah
Kalam Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. penutup
para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan malaikat Jibril a.s dan ditulis pada mushaf -
mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan
mempelajarinya merupakan suatu ibadah, yang dimulai dengan surat al -Fatihah dan
ditutup dengan surat an -Nas.
3. As -Syekh Muhammad al -Khudhary Beik dalam bukunya “Ushul al -Fiqh” “Al -Kitab
itu ialah al -Qur’an, yaitu firman Allah Swt. yang berbahasa Arab, yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw. untuk dipahami isinya, untuk diingat selalu, yang
disampaikan kepada kita dengan jalan mutawatir, dan telah tertulis didalam suatu mushaf
antara kedua kulitnya dimulai dengan surat al -Fatihah dan diakhiri dengan surat an -
Nas”.
4|S e ja ra h Al - Qu ra n
ُعلَ ْينَا َج ْمعَهُ َوقُ ْرآنَه
َ ( إن17)
5|S e ja ra h Al - Qu ra n
awam terhadap Al-Quran yang menjadi pedoman bagi hidup dan kehidupannya. Ubadah bin
Shamit menceritakan: "Apabila ada seseorang yang masuk Islam, maka Rasul segera
menetapkan seorang daripada shahabatnya untuk. menjadi pengajar Al-Quran baginya".
Berdasarkan kepada beberapa riwayat yang diketengahkan oleh al-Bukhari dalam shahihnya
yang mengatakan bahwa jumlah para shahabat yang hafal Al-Quran pada masa hidup
Rasulullah tidak lebihdari tujuh orang. Mereka itu adalah Abdullah binMas’ud, Salim, Mu’adz
bin Jabal, Zaid bin Tsabit, Ubai bin Ka’ab,Abu Zaid bin Sakan dan Abu Darda’.
Demikian antusiasisme para shahabat untuk mempelajari dan menghafal Al-Quran,
sehingga Rasulullah pun mendorong mereka ke arah itu dan memilih orang-orang tertentu yang
akan mengajarkan Al-Quran kepada yang lainnya. Akan tetapi perlu disadari, menurut
pemahaman dan pentakwilan para ulama yang dapat diterima mengemukakan bahwa
pembatasan tujuh orang hafiz seperti yang disebutkan di atas, tidak lain adalah kelompok
shahabat yang menghimpun Al-Quran di dalam dadanya masing- masing dan menghafalnya
secara baik. Bahkan mereka itu telah menguji pembacaan dan ketepatan hafalannya masing-
masing di hadapan Rasulullah Saw. serta isnad-nya sampai kepada kita.
Dengan demikian betapa banyaknya para penghafal Al-Quran di masa Rasulullah. Hal
ini merupakan salah satu keistimewaan dan perioritas yang luar biasa yang diberikan Allah
kepada umat ini, sehingga ia terpelihara dari perubahan dan penyelewengan. Berbeda halnya
dengan Ahli Kitab, mereka tak seorangpun yang hafal Taurat dan Injil. Dalam
mengabadikannya mereka hanya berpedoman dengan bentuk tulisan, tidak membacanya
dengan penuh penghayatan seperti halnya Al-Quran. Oleh karena itu, masuklah unsur-unsur
perubahan dan penggantian terhadap kedua kitab suci tersebut.
Sementara itu pula, kegiatan dalam soal tulis- menulis di kalangan bangsa Arab pada
zaman Rasulullah Saw. merupakan kegiatan yang masih relatif langka, disebabkan alat tulis-
menulis ketika itu masih dalam keadaan sangat sederhana, tidak seperti halnya pada zaman
sekarang. Selain itu, bangsa Arab sendiri dalam artian umum adalah bangsa yang ummi,
mereka yang tidak pandai membaca dan menulis, seperti yang diisyaratkan Allah Swt. dalam
surat al-Jumu'ah ayat 2:
7|S e ja ra h Al - Qu ra n
Dengan wafatnya Rasulullah, maka berakhirlah. turunnya Al-Quran. Kemudian Allah
masa mengilhamkan penulisannya kepada para khulafah al- rasyidin sesuai dengan janji-Nya
yang benar kepada umat tentang jaminan pemeliharaan Al-Quran sepanjang zaman. Dalam hal
ini terjadi pertama kalinya pada masa khalifah Abu Bakar atas pertimbangan usulan Umar bin
Khattab yang sangat meyakinkan.
8|S e ja ra h Al - Qu ra n
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penulisan Al-Quran pada masa Rasulullah adalah dengan mengangkat beberapa orang
penulis yang dianggap mahir dan dipercaya oleh Rasulullah SAW seperti para Khulafa’u
rasyidin. Penulisannya di berbagai media seperti riqa’ yang ditulis sesuai dan otentik seperti
ayat yang dibacakan oleh Rasulullah SAW dan juga ayat tersebut dihafalkan dalam hati.
3.2. SARAN
Diakhir tulisan ini, kami menitipkan beberapa buah saran untuk pembaca dan
penelaah dengan harapan semuga Allah SWT memudahkan hambaNya meraih berjuta pintu
kebaikan. Jadikanlah kitab suci al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW sebagai kitab pembimbing
bagi mencapai maksudnya Nur al-Qur’an ke dalam jiwa kita, sehingga menjadi seorang
Muslim yang mencukupi arti kata dengan Nur al- Qur’an itu sendiri.
9|S e ja ra h Al - Qu ra n
DAFTAR PUSTAKA
10 | S e j a r a h A l - Q u r a n