Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ALQURAN SUMBER HUKUM ISLAM PERTAMA DAN UTAMA

Disusun Oleh: Kelompok 4

Nurul Atika 8210116


Ovalisa Hidayaturrohmah 8210117
Perawati 8210118
Qomariyah Salumpu 8210119
Ria Apriastuti 8210122
Rima Rahmayati Laila D. 8210123
Sab’a Eka Barkah 8210125

Dosen Pengampu : Asrul Faruq, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

PEMALANG
Jl. D.I Panjaitan Km 3 Paduraksa Pemalang
Telp. 0284-323741, Fax. 0284-323113
E-mail : stitpemalang@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Pendidikan Agama Islam yang bertema “Alquran sebagai Sumber Hukum Islam pertama
dan utama” dengan baik.

Tak lupa, Shalawat kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam yang mengarahkan
kita kejalan Allah Subhanahu wa ta’ala, dan memberikan suri tauladan yang baik bagi kita
semua, yang kita nantikan syafaatnya di yaumil qiyamah kelak. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala
kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan penulis terima dengan senang
hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran bagi penulis agar kelak penulis dapat membuat
dengan lebih baik lagi.

Tak lupa pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini terkhusus untuk Bapak
Asrul Faruq, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca serta bisa dijadikan acuan pembelajaran.

Jakarta, Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................... ii

Daftar isi ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan Makalah ......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Alquran sebagai wahyu Allah yang diterima oleh nabi


Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam ....................................... 2
B. Membedakan ayat ayat Makiyah dan Madaniyah ......................... 4
C. Menyebutkan pokok pokok isi Alquran ........................................ 7
D. Mendeskripsikan Al-qur’an sebagai sumber hukum .................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 15
B. Saran.............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakanng
Alquran merupakan dasar dan sumber utama ajaran Islam selain Sunnah (alhadits)
nabi Muhammad sholallahu álaihi wasallam juga sebagai sumber hukum. Di dalam
Alquran telah disebutkan secara rinci hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah
ibadah dan al ahwal asy syakhshiyah, sedangakan masalah masalah lainnya hanya
disebutkan secara umum.
Alquran disamping dasar dan sumber utama ajaran Islam, juga memberikan barokah
baik yang membaca nya ataupun yang mendengarkannya
Menurut Saidus Syahar, Alquran secara teknis (fiqh) berarti kitab suci Islam berasal
dari wahyu Allah yang disampaikan kepada nabi Muhammad Shalallahu álaihi
wasallam semasa kenabiannya.Sedangkan Nasruddin Razak mengatakan bahwa
Alquran itu adalah kalam Allah subhanahuwataála yang diwahyukan kepada nabi dan
rasul terakhir Muhammad shalallahuálaihi wasallam sebagai mukjizat, membacanya
adalah ibadah.
Kemudian Dr.H.A.Athailah, Mag dalam bukunya Sejarah Alquran, mengutip
pendapatnya Salim Muhsin dalam Tarikh Alquran al karim,ialah kalam Allah yang
diturunkan melalui malaikat Jibril kepada nabi Muhammad shalallahu álaihi wasallam
dengan lafadz Bahasa Arab,dengan makna yang benar agar menjadi hujjah dalam
pengakuannya sebagai Rasulullah,dan sebagai undang undang yang dijadikan pedoman
bagi umat manusia.

B. Rumusan Makalah
a. Pengertian Alquran sebagai wahyu Allah yang diterima oleh nabi Muhammad
shalallahuálaihi wasallam.
b. Membedakan ayat ayat Makiyah dan Madaniyah.
c. Menyebutkan pokok-pokok isi Alquran
d. Mendeskripsikan. Al-qur’an sebagai sumber hukum

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-qur’an
Al-qur’an secara bahasa atau etimologi berasal dari qara’a yang bermakna
membaca, al-qar’u yang bermakna mengumpulkan maksudnya menghimpun huruf-
huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam satu ucapan yang tersusun
rapih.sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Qiyamah ayat 17-18.
Al-qur’an secara istilah menurut Muhammad ‘Abid al-Jabiri adalah kalam Allah
yang diturunkan kepada penutup para Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam, ditulis dalam mushaf, disampaikan secara mutawattir, membacanya
merupakan ibadah dan lafadznya adalah mukjizat.

Penjelasan dari pengertian Al-qur’an secara istilah diatas yaitu:

a. Al-qur’an adalah Kalam Allah (Kalamullah) sebagaimana yang disebutkan oleh


Ibnu Katsir dalam tafsirnya terhadap firman Allah QS At-Taubah ayat 6.

ََّّ ٌٌ ْْ ََ ‫ّٰللاِ ث ُ َّم ا َ ْب ِل ْغهُ َمأ ْ َمنَهٗ ٰۗذ ِل َك بِاَََّّ ُُ ْم‬


ّٰ ‫ار َك فَا َ ِج ْرهُ َحتّٰى يَ ْس َم َع ك َٰل َم‬
َ ‫َوا ِْن ا َ َحدٌ ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِكيْنَ ا ْست َ َج‬
ࣖ َ‫يَ ْعلَ ُم ْْن‬

'' Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadamu, maka
lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah dia ke tempat yang
aman baginya. (Demikian) itu karena sesungguhnya mereka kaum yang tidak mengetahui''

b. Dalam ayat Kalam/Firman disandarkan kepada kata “Allah”, sedangkan Kalam


bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri yang terpisah dari Allah seperti halnya
makhluk. Akan tetapi kalam sesuatu yang ada pada Allah sebagai sifat bagiNya.
c. Al-qur’an diturunkan hanya kepada Nabi Muhammad Shallalahu Alaihi
Wasallam sebagai penutup para Nabi maksudnya adalah Al-qur’an tidak
diturunkan kepada nabi-nabi sebelum beliau maupun setelah beliau wafat. Al-
qur’an sebagai kitab samawi terakhir, wahyu Allah yang diturunkan dari sisi-

2
Nya dan Dia juga yang menjaganya. Sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Hijr
ayat 9

ِ ‫اََِّّا ََّحْ ُن َّ ََّز ْلنَا‬


ُ ‫الذ ْك َر َواََِّّا لَهٗ لَ ٰح ِف‬
َ‫ظ ْْن‬

''Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya''

d. Yang ditulis dalam mushaf, maksudnya awal turunnya Al-qur’an selain dihafal
oleh para sahabat, nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam juga
memerintahkan mereka untuk menulis Al-qur’an pada pelepah kurma, tulang
unta, dan lain sebagainya. Dan ini juga menegaskan kalau Al-qur’an secara
historis telah dijaga keotentikannya setelah diterima oleh Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam. Dan sepeninggal beliau para sahabat bersepakat untuk
mengumpulkan ke dalam satu mushaf.
e. Disampaikan secara mutawattir maksudnya Al-qur’an sudah dapat dipastikan
sebagai kitab suci yang paling mutawattir. Karena sejak awal masa kenabian,
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabat telah fokus untuk
menghafal, mengajarkan dan mempraktikkan ajaran Al-qur’an dari generasi ke
generasi dan tidak ada sejarawan yang menyangkal keontetikannya.
f. Membacanya menjadi ibadah maksudnya hal inilah yang membedakan Al-
qur’an dengan hadits qudsi, meskipun sama-sama diyakini sebagai wahyu Allah.
g. Lafadznya adalah mukjizat maksudnya mukjizat berupa keindahan susunan kata
yang memiliki kandungan nilai sastra yang sangat tinggi dan tidak satupun dari
makshluk bisa menandinginya. Telah berlalu masa yang panjang, telah berganti
sastrawan atau penyair dari masa ke masa tapi tak seorang pu dapat membuat
lafadz yang semisal dengan Al-qur’an. Sebagaimana disebutkan dalam QS Al-
Baqarah ayat 23.

‫ش َُدَ ۤا َءكُ ْم ِم ْن د ُْو ِن‬


ُ ‫ع ْْا‬ ُ ‫ع ْب ِدََّا فَأْت ُ ْْا ِب‬
ُ ْ‫س ْْ َر ٍة ِم ْن ِمثْ ِل ٖه ۖ َواد‬ َ ‫ع ٰلى‬
َ ‫ب ِم َّما َّ ََّز ْلنَا‬ ٍ ‫ي َر ْي‬ ْ ‫َوا ِْن ُك ْنت ُ ْم ِف‬
‫ّٰللا ا ِْن ُك ْنت ُ ْم صٰ ِد َِ ْي َن‬
ِ ّٰ

''Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar'

3
Nama lain Al-qur’an salah satunya yaitu Al-kitab. Kitab ditinjau dari segi
bahasa berasal dari kata kataba – yaktubu ( ‫ ي ْكتب‬- ‫َب‬
َ ‫ ) َكت‬yang mengandung arti
menulis, sehingga arti dari kitab adalah tulisan. Allah telah menurunkan kitab kepada
rasul-rasul utusannya. Jumlah kitab yang Allah turunkan kepada rasulnya yang
tersebut dalam al-qur'an adalah 4 kitab. Kitab-kitab yang Allah turunkan kepada
rasulnya yang tersebut dalam al-qur'an adalah kitab Taurat, kitab Injil, kitab Zabur
dan kitab Al-qur'an.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


‫ْب ۛ فِ ْي ِه ۛ هُدًى ِل ْل ُمت َّ ِقي‬ ُ ‫ٰذ ِل َك ْال ِك ٰت‬
َ ‫ب ََّ َري‬
"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 2)

B. Membedakan ayat-ayat makkiyah dan madaniyah

Al-qur’an diturunkan kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam secara


bertahap dan berdasarkan tempat, maka ada dua tempat yang menjadi tempat
turunnya Al-qur’an yaitu Makkah dan Madinah. Oleh karena itu para ulama
membagi Al-qur’an itu menjadi dua macam, yaitu ayat-ayat makkiyah dan ayat-ayat
madaniyah.

Merujuk kepada kitab Mabahits fi Ulumil Qur’an karya Syekh Manna Al-
Qathathan, jumhur ulama memiliki tiga cara membedakan ayat makkiyah dan ayat
madaniyah, antara lain sebagai berikut:

1. Memperhatikan segi waktu turun ayat


Para ulama menjelaskan bahwa ayat makkiyah adalah ayat yang diturunkan
kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sebelum beliau hijrah ke
Madinah meskipun tempatnya bukan di Makkah. Sedangkan ayat madaniyah
adalah ayat yang diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
setelah beliau hijrah ke Madinah meskipun tempatnya bukan di Madinah. Seperti
firman Allah QS Al-Maidah ayat 3.

ّٰ ‫علَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوا لدَّ ٌُ َولَ ْح ُم ْال ِخ ْن ِزي ِْر َو َم ۤا ا ُ ِه َّل ِلغَي ِْر‬
‫ّٰللاِ بِ ٖه َوا ْل ُم ْن َخنِقَةُ َوا ْل َم َُْْ ْْذَة ُ َوا‬ ْ ‫ُح ِر َم‬
َ ‫ت‬
ََّْ ‫ب َوا َ ْن ت َ ْست َ ْق ِس ُم ْْا بِا‬
ِ ‫ص‬ُ ُّ‫علَى الن‬ َ ‫سبُ ُع ا ََِّّ َما ذ َ َّك ْيت ُ ْم ۗۗ َو َما ذُ بِ َح‬ َّ ‫ْل ُمت ََر ِديَةُ َوا لنَّ ِط ْي َحةُ َو َم ۤا ا َ َك َل ال‬

4
ٌَ ْْ َ‫س الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْوا ِم ْن ِديْـنِ ُك ْم فَ ََل ت َْخش َْْهُ ْم َوا ْخش َْْ ِن ۗۗ ا َ ْلي‬َ ِ‫ْز ََّ ٌِ ۗۗ ٰذ ِل ُك ْم فِ ْس ٌق ۗۗ ا َ ْليَ ْْ ٌَ يَئ‬
‫ط َّر فِ ْي‬ ُ ‫ض‬ ِ ْ ‫ضيْتُ لَـ ُك ُم‬
ْ ‫اَّ س ََْل ٌَ ِد ْينًا ۗۗ فَ َم ِن ا‬ َ ُ‫ا َ ْك َم ْلتُ لَـ ُك ْم ِد ْينَكُ ْم َوا َ تْ َم ْمت‬
ِ ‫علَ ْيكُ ْم َِّعْ َمتِ ْي َو َر‬
‫غفُ ْْ ٌر َّر ِح ْي ٌم‬ ّٰ ‫غي َْر ُمت َ َجا َِّفٍ ِ َِّثْ ٍم ۗ فَ ِا َّن‬
َ َ‫ّٰللا‬ َ ‫َم ْخ َم‬
َ ‫ص ٍة‬

'' Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang
disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang
disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah),
(karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah
kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa
karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang''

2. Memperhatikan lokasi turun ayat


Makkiyah adalah ayat yang diturunkan di Makkah dan wilayah sekitarnya
seperti Hudaibiyah, Mina, arafah. Begitu juga ayat madaniyah adalah ayat yang
diturunkan di Madinah dan wilayah sekitarnya seperti Quba dan uhud.
Adanya pengelompokkan tersebut menjadikan ayat yang turun ditempat
selainnya tidak dikelompokkan dalam ayat makkiyah maupun madaniyah.
Misalnya QS at-taubah ayat 42 yanturun Ketika Nabi shallallahu Alaihi
Wasallam sedang berada di tabuk. Dan QS az-zukhruf ayat45 yang turun Ketika
Nabi berada di Baitul Maqdis pada malam Isra.
Hal inilah yang mendasari para ulama yang berpendapat bahwa ayat yang
turun di Makkah setelah Nabi hijrah disebut ayat Makkiyah.

3. Memperhatikan obyek turunnya ayat.


Ayat yang turun di Makkah umumnya dimulai dengan seruan lafaz Yaa
Ayyuhannaas (wahai manusia). Sedangkan ayat yang turun di Madinah umumnya
dimulai dengan seruan lafaz Yaa ayyuhalladziina aamanuu (wahai orang-orang
yang beriman)
Tetapi perlu kjta perhatikan bahwa tidak semua ayat, makkiyah dan
madaniyah memiliki ketentuan tersebut. Misalnya pada QS Al-baqarah ayat 21
yang termasuk ayat madaniyah walaupun didalamnya terdapat lafaz Yaa

5
ayyuhannaas dan juga QS al-Hajj ayat7 yang merupakan ayat makiyah walaupun
didalamnya terdapat lafaz Yaa ayyuhalladziina aamanuu.
Ada juga Sebagian ulama mengelompokkan dengan meninjau pada dua sisi
yaitu sisi metode penyampaian dan gaya bahasa serta kandungan materi.
Ayat-ayat makkiyah metode penyampaian yang tegas, seruan yang kuat,
ayatnya pendek-pendek namun terkandung gaya debat serta kandungan ayat-ayat
adalah penetapan akidah yang lurus, seruan untuk tidak menyekutukan Allah dan
meyakini adanya hari kebangkitan. Karena orang-orang yang diseru dengan ayat-
ayat Makkiyah adalah tipe penentang, sulit menerima kebenaran, orang yang
menyekutukan Allah serta tidak mengimani hari kebangkitan. Contohnya QS Al-
Qamar ayat 1-10. Adapun QS Ath-thur ayat 1-5.
Sedangkan ayat-ayat madaniyah memiliki metode penyampaian dan gaya
bahasa yang lembut dan mudah, ayatnya panjang-panjang dan tidak mengandung
gaya debat serta berisikan rincian ibadah dan muamalah. Misalnya pada QS 5
ayat 1-2 dan QS 5 ayat 6 tentang wudhu.

Sangat penting untuk memahami ayat-ayat makiyah dan madaniyah ini


karena bukan hanya untuk keperluan metodologi pengkaji Al-qur’an tapi dengan
mudah mengetahui ayat-ayat yang mansukh (dihapus hukumnya) dan ayat-ayat
yang nasikh (ayat-ayat yang menghapus). Apabila terdapat dua ayat yakni ayat
makkiyah dan ayat madaniyah, serta terpenuhi syarat penghapusan hukum maka
ayat-ayat madaniyah sebagai penghapus hukum yang terkandung dalam ayat
makkiyah karena ayat madaniyah diturunkan lebih akhir.

6
C. Pokok-pokok Isi Al-qur’an

Al-qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada


Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melalui malaikat Jibril untuk disampaikan
kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.
Al-qur’an turun secara bertahap yang menurut Sebagian ulama dalam kurun
waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, dan pendapat lain mengatakan 23 tahun untuk
meneguhkan jiwa Rasul-Nya. Dan secara garis besar pokok-pokok kandungan Al-
qur’an meliputi:

1. Akidah
Akidah disebut juga keyakinan atau kepercayaan yang diyakini dengan
sepenuh hati, diucapkan oleh lisan dan diwujudkan dalam bentuk perbuatan
sehari-hari.
Akidah Islam adalah keyakinan yang didasarkan pada ajaran Islam yang
bersumber dari Al-qur’an dan hadits Nabi.
2. Ibadah dan muamalah
Ibadah adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah dengan
tunduk, taat, dan patuh. Kepatuhan dan ketundukan yang lahir dari keyakinan
terhadap Allah, bahwa Allah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan
tidak ada sekutu bagiNya.
Ibadah sebagai tujuan dari penciptaan jin dan manusia, sebagaimana disebutkan
dalam QS 51:56.

‫س ا ََِّّ ِليَ ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ َّْ َّ‫ا‬

‘’ Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku’’

Ibadah juga merupakan bentuk perwujudan dari kebutuhan manusia kepada


Allah, sehingga setiap saat sangat membutuhkan pertolongan-Nya.
Ibadah itu dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu ibadah Mahdah dan
ghairu mahdah. Ibadah mahdah yaitu ibadah yang bersifat tauqifiyah atau tata
cara ibadah sudah ditentukan seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Sedangkan
ibadah ghairu mahdah artinya ibadah yang bersifat umum, tidak ada tata cara
secara khusus. Misalnya silaturrahim, mencari nafkah atau rizki yang halal,

7
menuntut ilmu, yang semuanya itu diatkan untuk mencari ridha Allah dan lain
sebagainya.
Selain beribadah manusia juga sebagai makhluk sosial memiliki
kecendrungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan manusia lain dan hal
ini diatur juga didalam Al-qur’an. Misalnya silaturrahim, jual beli, hutang
piutang, sewa menyewa, dan kegiatan lain dalam kehidupan bermasyarakat. Dan
hubungan dengan manusia lain ini disebut hubungan muamalah.
3. Akhlak
Akhlak disebut juga perangai, tabiat, tingkah laku atau dalam bahasa
Indonesia semakna dengan etika atau moral. Secara terminology akhlak adalah
keadaan diri seseorang yang membuatnya melakukan perbuatan tanpa dipikirkan
dan tanpa pertimbangan (spontan) dalam kehidupannya sehari-hari.
Akhlak merupakan satu fundamen penting dalam ajaran Islam. Hal ini
digambarkan dengan hadits Nabi

“Aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak manusia” (HR. Ahmad)

Hadits diatas menunjukkan pentingnya akhlak, karena seakan-akan


menyempurnakan akhlak saja yang merupakan tujuan diutusnya Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam, padahal tidaklah demikian.
Al-qur’an merupakan sumber ajaran tentang akhlak mulia dan Rasulullah
adalah suri tauladan bagi umat untuk menghiasi dirinya dengan akhlak mulia.
Karena beliau menerapkan ajaran akhlak dari Al-qur’an sehingga menjadi
kepribadian beliau. Sebgaimana dalam Riwayat ketika seorang sahabat bertanya
tentang akhlak beliau maka Aisyah RA menjawab bahwa akhlak beliau adalah
Al-qur’an.

Ayat Al-qur’an yang menyatakan ajaran akhlak beliau adalah QS 33:21

ٰ ْ ٌَ ْْ َ‫ّٰللاَ َو ْالي‬
ّٰ ‫اَّ ِخ َر َوذَك ََر‬
َ‫ّٰللا‬ ّٰ ‫سنَةٌ ِل َم ْن َكانَ يَ ْر ُجْا‬
َ ‫ّٰللاِ اُس َْْة ٌ َح‬ ُ ‫لَقَد ْۗ َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َر‬
ّٰ ‫س ْْ ِل‬
‫َكثِي ًْر ۗا‬

‘’Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat
Allah.’’

8
4. Hukum
Hukum merupakan salah satu dari isi pokok ajaran Al-qur’an yang menjadi
ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat manusia. Dan tujuan untuk menjadi
pedoman kepada umat manusia agar aman, tentram, teratur, bahagia, selamat
didunia dan di akhirat kelak.
Al-qur’an menjad sumber hukum ajaran Islam, banyak memberikan ketentuan-
ketentuan hukum yang dijadikan pedoman dalam menetapkan hukum secara
global maupun terperinci.
Beberapa ketentuan hukum yang dijelaskan dalam Al-qur’an antara lain
hukum pernikahan, hukum mawaris, hukum perjanjian atau akad, hukum pidana,
hukum perang, hukum internasional dan lain sebagainya.

5. Kisah umat masa lalu


Al-qur’an sebagai kitab suci bagi umat Islam banyak menjelaskan sejarah
atau kisah umat pada masa lalu. Kisah tersebut bukan sekedar cerita atau dongeng
semata tetapi dimaksudkan menjadi pelajaran bagi umat Islam. Kemudia
pelajaran into dijadikan petunjuk agar dapat menjalani kehidupan dunia
senantiasa sesuai dengan petunjuk dan keridhaan Allah ta’ala.
Al-qur’an memberikan gambaran tentang umat-umat dahulu baik yang
beriman dan melakukan ketaatan kepadan Allah maupun yang ingkar dan
bermaksiat kepada-Nya.
Dan bagi yang beriman dan taat diberikan kebaikan dan keberkahan sebagaimana
disebutkan dalam QS Yusuf ayat 111

‫ي بَيْنَ يَدَ ْي ِه‬ ْ َ ‫ب َما َكانَ َح ِد ْيثًا يُّ ْفت َٰرى َو ٰل ِك ْن ت‬


ْ ‫ص ِديْقَ الَّ ِذ‬ ِ ۗ ‫ص ُِ ْم ِعب َْرة ٌ َُِّو ِلى ْاََّ ْلبَا‬
ِ ‫ص‬ ْ ِ‫لَقَدْ َكانَ ف‬
َ ََ ‫ي‬

‫ش ْيءٍ َّو ُهدًى َّو َر ْح َمةً ِلقَ ْْ ٌٍ يُّؤْ ِمنُ ْْ َن‬ ِ ‫َوت َ ْف‬
َ ‫ص ْي َل ُك ِل‬

‘’ Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai
0akal. (Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang
sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman’’

Dan sebaliknya yang ingkar dan bermaksiat diturunkan kepadanya azab dan siksa
Allah. Sebagaimana digambarkan dalam QS Al-Furqan ayat 37-39

9
6. Dasar-dasar sains dan teknologi
Al-qur’an merupakan kitab suci yang ilmiah. Banyak ayat yang
mengisyaratkan ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi yang memiliki
potensi untuk dikembangkan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan hidup
manusia.
Al-qur’an menekankan tentang pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagaimana disebut dalam QS al-alaq ayat 1-5.
Ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah diawali dengan perintah untuk
membaca. Dan membaca menjadi salah satu faktor penting dalam proses belajar
agar dapat menguasai suatu ilmu pengetahuan.

D. Deskripsi Al-qur’an sebagai sumber hukum

Sumber hukum Islam adalah asal (tempat pengambilan) hukum Islam.


Sumber juga kadang-kadang disebut dengan istilah dalil hukum Islam atau pokok
hukum Islam atau dasar hukum Islam. Sedangkan kata asal itu sendiri berarti semula
atau keadaan yang pertama sekali. Dalil berarti dasar atau keterangan yang dijadikan
dasar bukti atas kebenarannya.
Allah telah menentukan sumber hukum (dan ajaran) Islam yang wajib diikuti
oleh setiap muslim, yakni sebagaimana firman Allah pada surah An Nisa ayat 59
sebagai berikut:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.
Dalam sebuah riwayat, terjadi dialog antara Rasulullah saw dengan
sahabatnya yang bernama Mu`az bin Jabal sebelum mengutusnya untuk menjadi

10
Gubernur di negeri Yaman, yang dikenal dengan hadis Mu`az bin Jabal sebagai
berikut:

‫ أﻗضﻰ ﺑﻜﺘﺎب اﷲ فإن ﻟﻢ أجﺪ فﺒسﻨﺔ‬:‫كﻴﻒ ﺗﻘضﻰ إذا ﻋﺮض ﻟك ﻗضﺎء؟ ﻗﺎل ﻣﻌﺎذ‬
‫رﺳﻮل‬
Artinya: Bagaimana engkau akan memutuskan hukum jika disodorkan perkara kepadamu?
Mu`az menjawab, “Saya akan memutuskan perkara itu sesuai dengan hukum Al Qur`an
(Kitabullah). Apabila aku tidak jumpai di dalam Kitabullah, aku akan memutuskan dengan
Sunnah Rasulullah, jika tidak ada di dalam Sunnah Rasulullah, saya akan melakukan ijtihad
dengan kemampuanku
Sumber hukum yang disepakati oleh ulama sebagai sumber utama ajaran
Islam adalah Al Qur`an dan Al Sunnah/Hadis.
Beberapa ketentuan-ketentuan hukum dalam Al-qur’an secara terperinci
dalam kehidupan sehari-hari, diantara lain:
1. Hukum pernikahan
Dalam Islam hukum asal menikah adalah sunnah atau anjuran dan ini
pendapat mayoritas ulama. Karena hal penting dari menikah adalah menjaga diri
agar tidak terjatuh dalam perbuatan yang diharamkan. Makanya Ketika seorang
muslim sudah mampu untuk menikah makasegera menikah. Sebagimana firman
Allah dalam QS An-Nur ayat 32

‫ٖ ِل ٖ ۗه‬ ّٰ ‫ص ِل ِحيْنَ ِم ْن ِعبَا ِد ُك ْم َواِ َم ۤا ِٕى ُك ۗ ْم ا ِْن يَّ ُك َُّْْ ْْا فُقَ َر ۤا َء يُ ْغنِ ُِ ُم‬
ْ َ‫ّٰللاُ ِم ْن ف‬ ّٰ ‫و َۗا َ َّْ ِك ُحْا ْاََّيَامٰ ى ِم ْن ُك ْم َوال‬

‫ع ِل ْي ٌم‬
َ ‫ّٰللاُ َوا ِس ٌع‬
ّٰ ‫َو‬

'' Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang
yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka
miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah
Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui''

Menikah merupakan sesuatu yang luhur dan suci karena bentuk ibadah
kepada Allah Ta’ala dan mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam. Adapun tujuan menikah adalah untuk mewujudkan ketentraman serta

11
mawaddah warahmah yang merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada
hambaNya yang menikah.
Oleh karena itu untuk terwujudnya Sakinah mawaddah warahmah, Allah
Subhanahu Wa Ta’ala memberi tuntunan dalam memilih pasangan. Seorang pria
muslim dilarang menikahi wanita musyrik. Begitu juga dengan wanita Muslimah
dilarang menikah dengan seorang laki-laki musyrik. Allah menyebutkan seorang
budak laki-laki dan perempuan yang beriman itu lebih baik daripada wanita
musyrik dan laki-laki musyrik itu menarik hati karena ketampanan, status sosial
atau kekayaan.hal ini disebutkan dalam QS Al-Baqarah ayat 221.

‫ت َحتّٰى يُؤْ ِم َّن ۗ َو َََّ َمةٌ ُّمؤْ ِمنَةٌ َخي ٌْر ِم ْن ُّم ْش ِر َك ٍة َّولَ ْْ ا َ ْع َجبَتْ ُك ْم ۚ َو ََّ ت ُ ْن ِك ُحْا‬ِ ‫َو ََّ ت َ ْن ِك ُحْا ْال ُم ْش ِر ٰك‬
ٰۤ ُ ُ
ِ َّ‫ع ْْنَ اِلَى الن‬
ۖ ‫ار‬ ُ ْ‫ول ِٕى َك يَد‬ ‫ْال ُم ْش ِر ِكيْنَ َحتّٰى يُؤْ ِمنُ ْْا ۗ َولَعَ ْبدٌ ُّمؤْ ِم ٌن َخي ٌْر ِم ْن ُّم ْش ِركٍ َّولَ ْْ ا َ ْع َجبَك ْم ۗ ا‬
ِ َّ‫ع ْْْٓا اِلَى ْال َجنَّ ِة َو ْال َم ْغ ِف َرةِ بِ ِاذَِّْ ٖ ۚه َويُبَيِ ُن ٰا ٰيتِ ٖه ِللن‬
َ‫اس لَعَلَّ ُُ ْم يَتَذَ َّك ُر ْون‬ ُ ْ‫ّٰللاُ يَد‬
ّٰ ‫َو‬

Maka dari ayat ini ketetapan hukum dalam Islam adalah haram menikahi wanita
atau laki-laki musyrik.

2. Hukum Waris
Hukum waris dalam Islam ini diatur agar tidak ada persengketaan atau
perselisihan mengenai harta apabila ditinggalkan oleh orang yang telah
meninggal. Sehingga dengan adanya pengaturan ini maka tidak ada pihak yang
merasa paling berhak, merasa paling harus menguasai harta ketika ditinggalkan.
Tidak jarang permasalahan waris ini membuat keluarga terpecah belah. Allah
memberikan aturan dalam masalah warisan ini dalam Islam agar dapat membawa
kemaslahatan.
Allah mengatur hal ini dalam QS An-Nisa ayat 11-12 dan ayat 176.

3. Hukum perjanjian atau akad


Dalam hukum perjanjian ini senantiasa selalu memperhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan syariat Islam. Seperti pencatatan dalam hutang piutang
sebagaimana disebutkan dalam QS al-baqarah ayat 282.

12
ْٓ
‫ب‬َ ْ ‫ب بِ ْالعَدْ ۖ ِل َو ََّ يَأ‬
ٌ ٌۢ ِ‫س ًّمى فَا ْكتُب ُْْ ۗهُ َو ْليَ ْكتُبْ بَّ ْينَ ُك ْم كَات‬ َ ‫ٰيْٓاَيُّ َُا الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْْْٓا اِذَا تَدَايَ ْنت ُ ْم بِدَي ٍْن ا ِٰلى ا َ َج ٍل ُّم‬
ُ‫َس ِم ْنه‬
ْ ‫ّٰللاَ َربَّهٗ َو ََّ يَ ْبخ‬ ّٰ ‫ق‬ ِ َّ ‫علَ ْي ِه ْال َح ُّق َو ْليَت‬َ ‫ي‬ ْ ‫ّٰللاُ فَ ْليَ ْكت ُ ۚبْ َو ْلي ُْم ِل ِل الَّ ِذ‬
ّٰ ُ‫علَّ َمه‬
َ ‫ب كَ َما‬ َ ُ ‫ب ا َ ْن يَّ ْكت‬ ٌ ِ‫كَات‬
‫ض ِع ْيفًا اَ ْو ََّ يَ ْست َِط ْي ُع ا َ ْن ي ُِّم َّل ُه َْ فَ ْليُ ْم ِل ْل َو ِليُّهٗ ِب ْالعَدْ ۗ ِل‬ َ ‫س ِف ْي ًُا ا َ ْو‬ َ ‫علَ ْي ِه ْال َح ُّق‬
َ ‫ي‬ ْ ‫شيْـ ۗا فَا ِْن َكانَ الَّ ِذ‬ َ
َ‫ض ْْنَ ِمن‬ َ ‫ش ُِ ْيدَي ِْن ِم ْن ِر َجا ِل ُك ۚ ْم فَا ِْن لَّ ْم يَ ُك ََّْْا َر ُجلَي ِْن فَ َر ُج ٌل َّوا ْم َرا َ ٰت ِن ِم َّم ْن ت َْر‬ َ ‫َوا ْست َ ْش ُِد ُْوا‬
‫ع ْْا ۗ َو ََّ تَسْـم ُم ْْْٓا‬ ُ ُ‫ش َُ ۤدَا ُء اِذَا َما د‬ ُّ ‫ب ال‬ َ ْ ‫اء ا َ ْن ت َِٖ َّل اِ ْح ٰدى ُُ َما فَتُذَ ِك َر اِ ْح ٰدى ُُ َما ْاَُّ ْخ ٰر ۗى َو ََّ يَأ‬ ِ َ‫ش َُ ۤد‬
ُّ ‫ال‬
ْٓ
ْٓ َّ ‫ش َُادَةِ َواَدْ َّٰ ْٓى ا َ ََّّ ت َْرت َاب ُْْْٓا ا‬
َِّ ّٰ َ‫سطُ ِع ْند‬
َّ ‫ّٰللاِ َوا َ َْ َْ ٌُ ِلل‬ َ َْ َ ‫ص ِغي ًْرا ا َ ْو َك ِبي ًْرا ا ِٰلى ا َ َج ِل ٖ ۗه ٰذ ِل ُك ْم ا‬َ ُ‫ا َ ْن ت َ ْكتُب ُْْه‬
ۖ ‫علَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح ا َ ََّّ ت َ ْكتُب ُْْه َۗا َوا َ ْش ُِد ُْْٓوا اِذَا تَبَايَ ْعت ُ ْم‬ َ ‫ْس‬ َ ‫اض َرة ً ت ُ ِدي ُْر ْوََّ َُا بَ ْينَ ُك ْم فَلَي‬ ِ ‫ارة ً َح‬ َ ‫ا َ ْن ت َ ُك ْْنَ تِ َج‬
‫ّٰللاُ ِب ُك ِل‬ ّٰ ‫ش ُِيْدٌ ەۗ َوا ِْن ت َ ْفعَلُ ْْا فَ ِاََّّهٗ فُسُ ْْ ٌۢ ٌق ِب ُك ْم ۗ َواتَّقُْا‬
ّٰ ‫ّٰللاَ ۗ َويُعَ ِل ُم ُك ُم‬
ّٰ ‫ّٰللاُ ۗ َو‬ ٌ ِ‫ٖ ۤا َّر كَات‬
َ ََّ ‫ب َّو‬ َ ُ‫َو ََّ ي‬
‫ع ِل ْي ٌم‬
َ ٍ‫ش ْيء‬
َ

Ada juga hukum berkaitan dengan bentuk pinjaman yang diharamkan oleh
Allah yaitu larangan dari akad riba. Allah menyebutkan dalam QS al-baqarah
ayat 279 orang yang berakad dalam riba menjadi musuh Allah dan RasulNya.

4. Hukum pidana
Contoh hukum pidana dalam islam sebagaimana petunjuk Al-qur’an adalah
hukum qishas. Qishas adalah suatu istilah dalam hukum Islam dimana pelaku
kejahatan dibalas seperti perbuatannya. Apabila membunuh maka dibalas dengan
dibunuh dan apabila memotong anggota tubuh orang lain maka dipotong pula
anggota tubuhnya. Dalam QS al-baqarah ayat 179.

ِ ‫اص َح ٰيْة ٌ يّْٰٓاُو ِلى ْاََّ ْلبَا‬


َ‫ب لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُ ْْن‬ ِ ‫ص‬َ ‫َولَ ُك ْم فِى ْال ِق‬

Allah menegaskan tentang hukum qishas yang memiliki hikmah tercapai


keamanan dan ketentraman. Didalam hukum qishas ada jaminan kelangsungan
hidup manusia. Karena ketika dia mengetahui jika dibunuh secara qishas itu
karena perbuatan membunuh maka dia tidak akan melakukan pembunuhan dan
berusaha menahan diri dari perbuatan tersebut.

5. Hukum perang
Islam mengatur bagaimana adab-adab dalam berperang. Umat Islam dilarang
memerangi kaum kafir yang tidak memerangi islam. Dan Ketika berperang juga
tidak boleh melakukan tindakan melampaui batas. Sebagaimana disebutkan
dalam QS al-baqarah:190.

13
َ‫ّٰللاَ ََّ ي ُِحبُّ ْال ُم ْعت َ ِديْن‬
ّٰ ‫ّٰللا الَّ ِذيْنَ يُقَاتِلُ ََّْْ ُك ْم َو ََّ ت َ ْعتَد ُْوا ۗ ا َِّن‬ َ ‫َوََاتِلُ ْْا فِ ْي‬
ِ ّٰ ‫سبِ ْي ِل‬

''Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan
melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas''

Dan menurut Hasan Al-Bashri bahwa tidakan-tindakan melampaui batas


antara lain mencincang musuh, curang, membunuh anak-anak, para wanita dan
orang yang lanjut usia yang tidak ikut berperang dan juga tidak memiliki
kemampuan berperang. Tidak boleh membakar pohon, membunuh hewan
bahkan para rahibdan pendeta yang ada dalam gerejanya pun tidak boleh
dibunuh.

6. Hukum internasional
Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam dan sebagai agama universal tidak
membenarkan adanya diskriminasi diantara sesama manusia. Tidak membedakan
ras, suku, marga, golongan, status sosial, bangasa dan lain sebagainya. Hal ini
disebutkan dalam QS Al-Hujurat ayat 13.

ّٰ َ ‫ارفُ ْْا ۚ ا َِّن ا َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند‬


ِ‫ّٰللا‬ ُ ‫اس اََِّّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِم ْن ذَك ٍَر َّوا ُ َّْ ٰثى َو َجعَ ْل ٰن ُك ْم‬
َ َ‫شعُ ْْبًا َّوََبَ ۤا ِٕى َل ِلتَع‬ ُ َّ‫ٰيْٓاَيُّ َُا الن‬
‫ع ِل ْي ٌم َخبِي ٌْر‬ ّٰ ‫اَتْ ٰقى ُك ْم ۗا َِّن‬
َ َ‫ّٰللا‬

''Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti''

Diayat tersebut dikatakan bahwa adanya bangsa ataupun suku itu


dimaksudkan untuk saling kenal mengenal. Karena dalam pandangan Allah
manusia semuanya sama. Dan yang mulia diantara manusia adalah orang yang
paling takwa. Jadi perliu kita untuk mengetahui hal ini agar tidak menjadi orang
yang rasis.

Demikianlah beberapa penerapan hukum Islam yang disebutkan dalam


kehidupan berbangsa bersuku-suku diantara manusia.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari paparan diatas kami dapat menyimpulkan bahwa

1. Alquran merupakan dasar dan sumber utama ajaran Islam selain Sunnah
(alhadits), Nabi Muhammad sholallahu álaihi wasallam juga sebagai pedoman
dan sumber hukum.
2. Makkiyah adalah ayat- ayat yang turun sebelum Nabi hijrah, sedangkan
Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun setelah hijrah. Makkiyah adalah ayat-
ayat yang turunnya di Makkah dan sekitarnya meskipun setelah hijrahnya Nabi,
dan Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah.
3. Al-qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam melalui malaikat Jibril untuk disampaikan kepada
manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.
Adapun isi dari pokok-pokok kandungan Al-qur’an meliputi:
1. Akidah
2. Ibadah dan muamalah
3. Akhlak
4. Hukum
5. Kisah umat masa lalu
6. Dasar-dasar sains dan teknologi
4. Hukum bahwa hukum Islam merupakan seperangkat norma atau peraturan yang
bersumber dari Allah SWT dan Nabi Muhammad saw. untuk mengatur tingkah
laku manusia di tengah-tengah masyarakatnya.

B. SARAN

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Manan, Abdul. 2007. Reformasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta, PT. Raja Grafindo,

Latif, A. 2017. Al-qur’an Sebagai Sumber Hukum Utama. Hukum dan Keadilan. 4 (1). 62 –
74.
Ridwan, M. 2021. sumber-sumber hukum islam dan . Borneo: Journal of Islamic Studies. 1
(1). 28 – 41.

iii

Anda mungkin juga menyukai