MAKALAH
Disusun oleh:
Irma Dwiyanti 1227050059
Irma Rohmatillah 1227050060
Marvi Yoga Pratama 1227050070
Muhammad Fadhiil H 1227050087
M Miftahur Rizki A 1227050090
M. Nopid Andriansyah 1227050091
2023
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga
saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang ”Pengertian Al-Quran dan Ulumul Quran”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi
tugas Kelompok yang ada di mata kuliah Ulumul Quran.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari peran kami
berenam dan ingin mengucapkan terima kasih karena telah memberikan kritik dan saran dalam
penulisan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
kurangnya pengalaman dan pengetahuan kami yang masih terbatas tentang materi ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar kedepannya kami dapat
lebih baik lagi. Kami juga berharap makalah ini dapat memberi manfaat dalam rangka
Pendidikan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB 1:PENDAHALUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II:PEMBAHSAN 3
BAB III:PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Definisi Al-Quran?
b. Nama dan sifat Al-Quran?
c. Pengertian Ulumul Quran?
d. Apa saja ruang lingkup ulumul quran
e. Apa saja cabang ulumul quran?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui Definisi Al-Quran
b. Mengetahui Nama dan sifat Al-Quran
c. Mengetahui Pengertian Ulumul Quran
d. Menjelaskan apa saja ruang lingkup ulumul quran
e. Menjelaskan apa saja cabang ulumul quran
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi al-Qur’an berasal dari bahasa Arab dalam bentuk kata benda
abstrak mashdar dari kata (qara’a – yaqrau - Qur’anan) yang berarti bacaan. Sebagian ulama
yang lain berpendapat bahwa lafazh al-Qur’an bukanlah musytak dari qara’a melainkan isim
alam (nama sesuatu) bagi kitab yang mulia, sebagaimana halnya nama Taurat dan Injil.
Penamaan ini dikhususkan menjadi nama bagi Kitab Suci yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw.
"Qara'a" memiliki arti mengumpulkan dan menghimpun. Qira`ah berarti
merangkai huruf-huruf dan kata-kata satu dengan lainnya dalam satu ungkapan kata yang
teratur. Al-Qur'an asalnya sama dengan qira ah, yaitu akar kata (masdar-infinitif) dari
qara'a, qira alan wa qur'anan. Allah menjelaskan,
Qur'anah di sini berarti qira'ah (bacaan atau cara membacanya). Jadi kata itu adalah akar
kata (masdar) menurut wazan (tashrif) dari kata fu'lan seperti "ghufran "dan "syukron.
"Anda dapat mengatakan: qara'tuhu, qur'an, qira'atan dan qur'anan, dengan satu makna.
Dalam konteks ini magru (yang dibaca, sama dengan qur'an) yaitu satu penamaan isim
maful dengan masdar.
3
Secara khusus, Al-Qur'an menjadi nama bagi sebuah kitab yang diturunkan kepada
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Maka, jadilah ia sebagai sebuah indentitas diri,
dan, sebutan Al-Qur'an tidak terbatas pada sebuah kitab dengan seluruh kandungannya,
tapi juga bagian daripada ayat-ayatnya juga dinisbahkan kepadanya. Maka, jika Anda
mendengar satu ayat Al-Qur'an dibaca misalnya, Anda dibenarkan mengatakan bahwa si
pembaca itu membaca Al-Qur'an.
"Dan apabila Al-Qur'an itu dibacakan, maka dengarlah bacaannya dan diamlah, supaya
kamu mendapat rahmat."(Al-A'raf 204).
Al-Qur’an secara Bahasa berasal dari kata: وقرانا- راةNNرا – قNN يق-راNN قyang berarti
sesuatu yang dibaca. Al-Qur’an merupakan firman atau kalam Allah SWT. yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup manusia. Bagi yang
membacanya akan menjadi suatu ibadah dan mendapatkan pahala (Mukarromah, 2013:
03). Alquran menurut istilah adalah firman Allah SWT. Yang disampaikan oleh Malaikat
Jibril dengan redaksi langsung dari Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW, dan yang
diterima oleh umat Islam dari generasi ke generasi tanpa ada perubahan. Al-
Qur’an merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai mukjizat yang didalamnya terkandung bacaan dan isi yang menarik
untuk dijadikan studi
sehingga melahirkan berbagai macam pengetahuan diantaranya adalah ‘Ulumul Qur’an.
4
“Sungguh, telah Kami turunkan kepadamu satu Kitab (Alquran) yang di dalamnya
terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti?”(Al-Anbiyaa:10)
Al-Furqan
١ ۙ ان َع ٰلى َع ۡبدِهٖ لِ َي ُك ۡو َن ل ِۡل ٰعلَم ِۡي َن َنذ ِۡي َرا
َ ك الَّذ ِۡى َن َّز َل ۡالـفُ ۡر َق َ َت ٰب
َ ـر
"Mahasuci Allah Yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hamba-Nya, agar dia
menjadi pemberi peringatan kepada penduduk alam. "(Al-Furqan: 1)
Adz-Dzikr
ِّ ِا َّنا َن ۡحنُ َن َّز ۡل َنا
ُ الذ ۡك َر َو ِا َّنا لَ ٗه َل ٰحـف
٩ ِظ ۡو َن
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya.”(Adz-Dzikr:9).
At-Tanjil
١٩٢ َو ِا َّن ٗه لَـ َت ۡن ِز ۡي ُل َربِّ ۡال ٰعلَم ِۡي َؕن
“Dan dia itu adalah Tanzil (kitab yang diturunkan) dari Tuhan semesta alam." (Asy-
Syu'araa: 192).
Al-Qur'an dan Al-Kitab lebih popular dari nama-nama lainnya. Dalam hal ini, Muhammad
Abdullah Darraz berkata, "Dinamakan Al-Qur'an karena ia dibaca dengan lisan, dan
dinamakan Al-Kitab karena ia ditulis dengan pena. Kedua nama ini menunjukkan makna
yang relevan sekali dengan kenyataannya."
Penamaan Al-Qur'an dengan kedua nama ini memberikan isyarat, memang sepatutnya Al-
Qur'an dipelihara dalam bentuk hafalan dan tulisan dengan baik. Dengan demikian, apabila
di antara salah satunya ada yang keliru, maka yang lain akan meluruskannya. Tetapi kita
tidak bisa hanya menyandarkan kepada hafalan seseorang sebelum hafalannya sesuai dengan
tulisan yang telah disepakati oleh para sahabat, yang dinukilkan kepada kita dari generasi ke
generasi sesuai aslinya. Sebaliknya, kita juga tidak bisa menyandarkan hanya kepada tulisan
penulis sebelum tulisan itu sesuai dengan hafalan tersebut berdasarkan isnad yang shahih
dan mutawatir.
5
Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata penyusun,
yaitu ‘Ulum dan alQur’an. Kata ‘Ulum sendiri merupakan bentuk jamak dari kata ‘ilm.
‘Ulum berarti al-fahmu wa al-ma’rifat (pemahaman dan pengetahuan). Sedangkan, ‘Ilm
yang berarti al-fahmu wa al-idrak (paham dan menguasai). Sebelum melangkah ke
pengertian Ulumul Qur’an, perlu terlebih dahulu mengetahui apa hakikat dari al-Qur’an itu
sendiri.
Kata al-Qur'an berasal dari bahasa Arab merupakan akar kata dari qara’a (membaca).
Pendapat lain bahwa lafal al-Quran yang berasal dari akar kata qara'a juga memiliki arti al-
jam'u (mengumpulkan dan menghimpun). Jadi lafal qur’an dan qira'ah memiliki arti
menghimpun dan mengumpulkan sebagian huruf-huruf dan kata-kata yang satu dengan yang
lainnya.
Pengertian al-Qur’an menurut Quraish Shihab secara harfiah berarti bacaan
sempurna3 , al-Qur’an berarti bacaan atau yang dibaca. Makna al-Qur’an sebagai bacaan
sesuai dengan firman Allah. Dalam QS. Al-Qiyamah/75;17-18.
Artinya; “sesungguhnya kami yang akan membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu.
Apabila kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu.’’
Dalam ayat tersebut bacaan merujuk kepada Al-Qur’an. Adapun secara
terminiologi, Al;Qur’an didefinisikan menurut para ulama5 sebagai berikut;
Muhammad ‘Abd al-azim al-arzaqani memmberikan pengertian sebagai berikut Al-
Qur’an adalah firman Allah SWT, yang mengandung mukjizat, yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang tertulis dalam mushaf, diriwayatkan secara
mutawatir yang merupakan ibadah bagi yang membacanya.
Imam Jalal al-Din al-Suyuthi mengemukakan definisi al-Qur’an ialah firman Allah
swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai mukjizat, walaupun
hanya dengan satu surah daripadanya.
Mardan mendefinisikan al-Qur’an yang lebih luas, ia mendefinisikan alQur’an yaitu
firman Allah swt. yang mengandung mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para
nabi dan Rasul dengan perantara malaikat Jibril as., yang tertulis dalam mushaf
disampaikan secara mutawatir yang dianggap sebagai ibadah bagi yang
membacanya, yang dimulai dengan surah al-Fatihah dan ditutup dengan surah al-
Nas.
6
Muhammad ‘Abd al-Rahim mengemukakan bahwa al-Qur’an adalah kitab samawi
yang diwahyukan Allah Swt. kepada Rasul-Nya, Muhammad saw. penutup para nabi
dan rasul melalui perantaraan Jibril yang disampaikan kepada generasi berikutnya
secara mutawatir (tidak diragukan), dianggap ibadah bagi orang yang membacanya.
Berdasarkan definisi tersebut diperoleh unsur-unsur penting yang tercakup definisi al-
Qur’an yaitu:
Firman Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
Diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril as
Diterima secara mutawatir
Ditulis dalam sebuah mushaf
Membacanya bernilai ibadah
Sebagai bentuk peringatan, petunjuk, tuntunan, dan hukum yang digunakan umat
manusia untuk sebagai pedoman untuk menggapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
7
2) Sebab-sebab turunnya Al-Qur’an (asbab an-nuzul)
3) Sejarah turunnya Al-Qur’an (tarikh an-nuzul)
Pembahasan terkait sanad (rangkaian periwayat)
Bahasan tentang ini berupa jenis-jenis riwayat (riwayat mutawatir, riwayat ahad,
riwayat syadz), macam qira’at nabi, penjelasan mengenai para perawi dan penghapal
Alquran, dan proses penyebaran riwayat (tahammul).
Pembahasan soal qira’at (cara membaca Alquran)
Topik ini menyangkut beberapa hal, diantaranya cara berhenti (waqaf), cara memulai
bacaan (ibtida’), macam bacaan yang harus dipanjangkan (mad), cara membaca jenis
hamzah, dan bunyi huruf sukun dimasukkan pada bunyi huruf setelahnya (idgham).
Pembahasan terkait kata-kata dalam Alquran
Topik yang dibahas antara lain mengenai kata-kata asing dalam Alquran (gharib), kata-
kata yang berubah harakat akhirnya (mu’rab), kata-kata yang memiliki makna serupa
(homonim), padanan kata-kata dalam ayat (sinonim), isti’arah, dan penyerupaan
(tasybih).
Pembahasan mengenai makna-makna dalam Alquran
Ternyata makna dalam ayat Alquran tidak selalu harfiah. Ada beberapa jenis makna
lain, misalnya makna umum (‘am), makna lahir, makna global (mujmal), makna
konteks pembicaraan (manthuq), makna yang tidak melahirkan keraguan (muhkam),
dan makna yang terdapat kesamaran di dalamnya (mutasyabih).
Pembahasan terkait makna kata dalam Alquran
Tidak hanya membahas kata-katanya, ada bahasan ulumul quran yang membahas
makna dibalik kata tersebut. Diantara topik bahasan ini adalah fashl, washl, uraian
singkat (i’jaz), uraian panjang (ithnab), dan uraian seimbang. (AA).
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara garis besar pokok bahasan
Ulumul Qur'an terbagi menjadi dua aspek utama, yaitu: Pertama, ilmu yang berhubungan
dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang mempelajari tentang jenis-jenis bacaan
(qira'at), tempat dan waktu turun ayatayat atau surah al-Qur’an (makkiah-madaniah), dan
sebab-sebab turunnya alQur’an (asbab an-nuzul). Kedua, yaitu ilmu yang berhubungan
dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam,
8
misalnya pemahaman terhadap lafazh yang gharib (asing) serta mengetahui makna ayatayat
yang berkaitan dengan hukum.
9
2.5 Cabang Ulumul Quran
a. Ilmu Mawathin al-Nuzul : tempat, waktu, musim, awal ayat, dan akhirayat.
b. Ilmu Tawarikh al-Nuzul : sejarah turunnnya ayat secara mendetail, masa turunn ayat,
tertib turunnya, satu demi satu dari awal turunnya, tertib turun surah sampai sempurna.
c. Ilmu Asba al-Nuzul : sebab-sebab turunnya ayat.
d. Ilmu Qira'at : dapat diketahui ragam bacaan Al-Qur'an yang diterima Rasulullah.
Terdapat 10 macam model bacaan yang sah dan terdapat sepuluh macam model bacaan
yang tidak valid.
e. Ilmu Tajwid : tempat mulai dan tempat berhenti dalam membaca Al-Qur'an.
f. Ilmu Gharib Al-Qur'an : ilmu yang dapat mengetahui makna-makna yang aneh, ganjil,
dan tidak wajar dari yang biasanya, juga tidak terdapat dalam oercakpan sehari-hari.
g. Ilmu I'rab Al-Qur'an : ilmu yang dapat menguraikan posisi lafaz dalam suatu kalimat,
apakah suatu lafaz menempati posisi sebagai subjek atau objek.
h. Ilmu Wujuh wa al-Nadza'ir : ilmu yang dapat menentukan makna yang tepat daei sebagai
makna yang muncul dalam suatu ayat.
i. Ilmu Muhkan dan Mutasyabih : ilmu yang dapat mengetahui ayat-ayat yang memiliki
makna jelas; dan ayat-ayat ambiguitas, samar-samar yang memiliki makna ganda.
j. Ilmu Nasikh dan Mansukh : ilmu yang dapat mengetahui mana-mana ayat yang diganti
dan mana ayat-ayat pengganti.
k. Badi Al-Qur'an : ilmu yang dapat mengetahui sisi keindahan gaya bahasa AL-Qur'an,
ketinggian sastra Al-Qur'an.
l. Ilmu I'jaz Al-Qur'an : ilmu yang dapat menerangkan kekuatan sususan lafaz, sehingga
dipandang sebagai mukjizat, karena dapat melemahkan oakar bahasa Arab saat itu.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Al Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai pedoman
hidup umat manusia agar selamat hidup di dunia dan akhirat.
Ulumul qur’an merupakan ilmu menjelaskan tentang seluk beluk Al-qur’an, mulai dari sebab dan
proses penurunannya hingga penafsirannya. Ulumul qur’an juga memiliki ruang lingkup
pembahasan yang sangat luas.
Ulumul Qur’an adalah sejumlah pengetahuan (ilmu) yang berkaitan dengan al-Qur’an baik
secara umum seperti ilmu-ilmu agama Islam dan bahasa Arab, dan secara khusus adalah kajian
tentang al-Qur’an seperti sebab turunnya al-Qur’an, Nuzul al-Qur’an, nasikh mansukh, I’jaz,
Makki Madani, dan ilmu-ilmu lainnya. Secara garis besar, pokok bahasan Ulumul Qur'an terbagi
menjadi dua aspek utama, yaitu: Pertama, ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata mata,
seperti ilmu yang mempelajari tentang jenis-jenis bacaan (qira'at), tempat dan waktu turun ayat-
ayat atau surah al-Qur’an (makkiah-madaniah), dan sebab sebab turunnya al-Qur’an (asbab an-
nuzul). Kedua, yaitu ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan
jalan penelaahan secara mendalam, misalnya pemahaman terhadap lafazh yang gharib (asing)
serta mengetahui makna ayat-ayat yang berkaitan dengan hukum. Sejarah ulumul Qur’an secara
garis besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahap perjalanan yaitu tahap sebelum kodifikasi,
awal permulaan kodifikasi dan tahap kodifikasi yang melahirkan banyak ulama dan karya
mereka tentang Ulumul Qur’an. Sedangkan tujuan utama Ulumul Qur’an adalah untuk
mengetahui arti-arti dari untaian kalimat al-Qur’an, penjelasan ayat-ayatnya danketerangan
makna-maknanya dan hal-hal yang samar, mengemukakan hukum hukumnya dan selanjutnya
melaksanakan tuntunannya untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy membagi cabang ulumul qur’an dengan cabang ilmu
terpokok yaitu; nuzulul qur’an, tawarikh an-nuzul, ilmu qiraat, dan masih banyak lagi cabang
cabang lannya dari ulumul qur’an.
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah mengenai ruang linkup ulumul qur’an beserta cabang-
cabangnya, sebagaimana firman Allah dalam Qs.shad ayat 29 yang berisi, “Sesungguhnya Al-
11
Qur`ān ini yang Kami turunkan kepadamu wahai Nabi berisi banyak manfaat dan kebaikan,
supaya manusia merenungkan ayat-ayatnya dan memikirkan makna-maknanya, dan supaya
orang-orang yang memiliki akal sehat dan cerdas mengambil pelajaran darinya.”
Maka dari itu suatu keharusan atau wajib bagi umat islam untuk mempelajari, memahami ,
menerapkannya serta mengamakannya di kehidupan sehari-hari.
12
Daftar Pustaka
Hanaah, Irma Al. 2012. Artikel. Pengertian, Ruang Lingkup, & Cabang – cabang Ulumul
Qur’an. Dalam https://irmaalhanaah.wordpress.com/2012/11/11/pengertian-ruang-
lingkup-cabang-cabang-ulumul-quran/
Abubakar, Achmad, La Ode Ismail Ahmad, and Yusuf Assagaf, ‘Ulumul Qur’an : Pisau Analisis
Dalam Menafsirkan Al-Qur’an - Repositori UIN Alauddin Makassar’, Semesta Aksara,
2019
DR. H. Badrudin Ulumul Qur’an prinsip-prinsip dalam pengkajian ilmu tafsir Al-Qur’an,
( Serang; juli 2020)
13