Anda di halaman 1dari 13

QASHASHUL QUR’AN

TUGAS MATA KULIAH


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individual pada Mata Kuliah
Ulumul Qur’an

DOSEN PENGAMPU
Sholihin, S.Pd.I, M.Ag

Oleh:
RIZKA NURFATHI AINUN
NIM: 202003001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS GARUT
1442 H/2020 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahuwataala yang
mana telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Tiada daya dan upaya daripada-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah untuk pembawa Risalah Rasulullah Shallallahualaihiwasallam, kepada
para sahabatnya, tabiin tabiatnya, dan kita selaku ummatnya yang mengharap
syafaatnya.
Dalam pembahasan makalah ini akan menjelaskan mengenai apa yang
dimaksud Qashashul Qur’an atau kisah-kisah dalam al-qur’an beserta beberapa
contoh nya.
Penulis menyadari jauhnya dari kesempurnaan baik isi maupun penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharap saran dan kritik yang membangun
untuk kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
umumnya, dan bagi penulis sendiri khususnya.
Akhirulkalam, Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.

Garut, 27 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
A. Pengertian Qashashul Qur’an...................................................................................6
B. Macam-Macam Kisah dalam Al-Qur’an..................................................................7
C. Fakta Tentang Qashashul Qur’an............................................................................9
D. Tujuan Qashashul Qur’an.......................................................................................10
E. Perbedaan Qashashul Qur’an dengan Buku Sejarah............................................10
BAB III.................................................................................................................................12
KESIMPULAN....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bila mengkaji mengenai Al-Qur’an sendiri sangat jarang kita lakukan


dan mungkin belum pernah kita lakukan karena kita lebih sering “mengaji”
yang mana kita artikan sebagai membaca saja tanpa memahami makna.
Memang betul membaca saja pun sudah mengandung nilai ibadah, namun bila
hanya membaca tanpa memahami makna nya kita belum bisa mengerti
berbagai keajaiban yang ada dalam Al-Qur’an. Seperti yang kita ketahui
bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad
SAW yang merupakan mukjizat terdahsyat yang tidak akan termakan oleh
zaman. Nabi pun berpesan bahwa kita sebagai umat nya harus selalu
berpegang pada Al-Qur’an agar bisa selamat di dunia maupun di akhirat.
Maka tentunya sudah menjadi kewajiban kita untuk mengkaji makna dalam
Al-Qur’an dan bukan hanya sekedar membaca atau menjadikannya sekedar
pajangan hingga berdebu.

Wahyu Allah dalam Al-Qur’an menyangkut berbagai hal yang jelas


dapat dijadikan petunjuk bagi manusia, diantaranya adalah melalui kisah-
kisah yang dimuat di dalamnya. Meskipun kalimat yang digunakan dalam Al-
Qur’an berbahasaArab, namun orang Arb sekalipun tidak bisa seutuhnya
memahami bahasa dan makna di dalamnya. Itu juga yang menjadi salah satu
bukti kemukjizatan Al-Qur’an yang membuktikan bahwa Al-Qur’an tidka
mungkin karya dari seorang manusia. Sampai saat ini pun tidak pernah habis
untuk dikaji isi dalam Al-Qur’an dan tidak akan pernah termakan zaman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Qasashul Qur’an?

4
2. Apa saja macam-macamqa Qashashul Qur’an?
3. Apa saja fakta yang terdapat dalam Qashashul Qur’an?
4. Apa tujuan dari Qashashul Qur’an?
5. Bagaimana perbedaan Qashashul Qur’an dengan buku sejarah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Qashashul Qur’an
2. Untuk mengetahui macam-macam Qashashul Qur’an
3. Untuk mmengetahui fakta dalam Qashashul Qur’an
4. Untuk mengetahui tujuan dari Qashashul Qur’an
5. Untuk mengetahui perbedaan dari Qashashul Qur’an dengan buku sejarah

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Qashashul Qur’an


Di dalam Al-Qur’an kata qishash diungkapkan sebanyak dua puluh
enam kali dalam berbagai bentuk, baik fi’il madli, mudhari’, amr, maupun
mashdar yang tersebar dalam berbagai ayat dan surat. Penggunaan kata yang
berulang kali ini memberikan isyarat akan urgensinya bagi umat manusia.
Bahkan salah satu surat Al-Qur’an dinamakan surat al-Qashash yang artinya
kisah-kisah.
Secara bahasa, kata qashash berasal dari bahasa Arab dalam bentuk
mashdar yang dipetik dari kata qashasha-yaqushshu-qishashan yang secara
etimologi berarti mencari jejak. Qashash atau al-Qishashu jama' Qishashun
yang berarti cerita, kisah, hikayat. Dalam Manna al-Qattan kata al-Qashshu
yang berarti mencari atau mengikuti jejak.
Lafaz al-Qashash bermakna urusan, berita, khabar dan keadaan dan
bisa pula berarti berila-berita yang berurutan. Secara etimologi dapat diartikan
sebagai suatu fragmen atau potongan-potongan dari berita-berita tokoh atau
umat terdahulu.
Secara terminologi, menurut Manna al-Khalil al-Qaththan
mendefinisikan qishashul qur’an sebagai pemberitaan Al-Qur’an tentang hal
ihwal umat-umat dahulu dan para nabi, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi
secara empiris. Ayat yang menjelaskan tentang kisah-kisah inilah yang paling
banyak mendominasi ayat-ayat al-Qur’an dengan menunjukkan keadaan
negeri-negeri yang ditempatinya dan peninggalan jejak mereka. Hal ini
diungkapkan oleh Al-Qur’an dengan menggunakan cara dan gaya bahasa yang
menarik dan atau dengan cara shuratan nathiqah (artinya seolah-olah pembaca

6
kisah tersebut menjadi pelaku sendiri yang menyaksikan peristiwa itu).
Menurut Hasbi al Shididiy qishahul quran adalah kabar-kabar al-qur’an
mengenai keadaan umat yang telah lalu dan kenabian masa dahulu serta
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
Al-Qur’an melengkapi keterangan-keterangan tentang peristiwa-
peristiwa yang telah terjadi. Sejarah bangsa-bangsa. Keadaan negeri-negeri
peninggalan jejak setiap umat. serta menerangkan bekasan-bekasan dari kaum
purba ilu dengan cara menarik dan mempesona. Dari pengertian yang
dikemukakan dipahami bahwa kisah-kisah yang ditampilkan Al-Qur’an
adalah agar dapat dijadikan pelajaran dan sekaligus sebagai petunjuk yang
berguna bagi setiap orang beriman dan bertaqwa dalam rangka memenuhi
tujuan diciptakannya yaitu sebagai abdi dan khalifah pemakmur bumi dan
isinya. Serta memberikan pengertian tentang sesuatu yang terjadi dengan
sebenarnya agar dijadikan ibrah (pelajaran) untuk memperkokoh keimanan
dan membimbing ke arah perbuatan yang baik dan benar
B. Macam-Macam Kisah dalam Al-Qur’an
Ada berbagai macam kisah yang diceritakan dalam Al-qur’an, maka
dari itu diklasifikasikan menjadi 3 bagian diantaranya yaitu:
1. Kisah-kisah para Nabi dan Rasul terdahulu
Tentunya kita semua tahu bahwa tidak semua Nabi dan Rasul itu
disebutkan kisahnya di dalam Al Qur’an, Nabi dan Rasul yang disebutkan
dalam Al Qur’an hanyalah 25 orang, dimulai dari Nabi Adam As sampai
dengan Nabi Muhammad SAW. Kemudian dari 25 orang ini, secara garis
besar dilihat dari sisi panjang atau singkatnya kisahnya, dapat dijadikan
menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Kisah yang disebutkan dengan panjang lebar, kisah yang masuk dalam
kategori ini adalah kisah dari Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Yusuf, Musa
dan Harun, Daud dan Sulaiman, serta Isa ‘alaihimu al-salam. Namun
diantara yang lainnya, kisah Nabi Yusuf adalah kisah yang paling

7
panjang, karena diceritakan dengan lengkap, mulai dari masa kecilnya
sampai menjadi penguasa di mesir dan dapat berkumpul dengan Bapak
dan Saudara-saudaranya.
b. Kisah yang disebutkan dengan sedang, kisah yang masuk dalam kategori
ini adalah kisah dari Nabi Hud, Luth, Shaleh, Isma’il, Ishaq, Ya’qub,
Zakariya dan Yahya ‘alaihimu al-salam.
c. Kisah yang disebutkan dengan sekilas, kisah yang masuk dalam kategori
ini adalah kisah dari Nabi Idris, Ilyasa’ dan Ilyas.
Sedangkan kisah dari Nabi Muhammad SAW, bisa dikategorikan
kedalam bagian yang pertama (diceritakan secarapanjang lebar), Karena
diceritakan kisah Nabi Muhammad SAW beberapa peristiwa yang terjadi
pada zaman beliau, seperti peristiwa yang yang dialami beliau waktu
kecil, permulaan dakwah, hijrah, dan beberapa perang yang dialami serta
beberapa gambaran kehidupan keluarga beliau.
2. Kisah ummat, tokoh, atau pribadi dan peristiwa-peristiwa masa lalu
Tokoh yang pertama kali kisahnya diceritakan dalam Al Qur’an adalah
dua orang putra Nabi Adam sendiri yaitu Qabil dan Habil, Al Qur’an
menceritakan kisah ketika Qabil membunuh saudaranya sendiri Karena akibat
dari sifat dengkinya. Inilah pembunuhan pertama yang terjadi dalam sejarah
umat islam. Dan masih banyak lagi kisah-kisah seorang tokoh yang
diceritakan dalam Al Qur’an, sebagian dari kisah ini antara lain:
a. Kisah Qarun yang hidup pada zaman Nabi Musa As
b. Kisah peperangan antara Jalut dan Thalut
c. Kisah tentang Ashabul Kahfi
d. Kisah Raja Dzul Qarnain
e. Kisah kaum Ashabul Ukhdud
f. Kisah Maryam yang diasuh oleh Nabi Zakariya
Dan beberapa kisah lainnya.

8
3. Kisah-kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW
Beberapa kisah yang terjadi pada masa Nabi Muhammad juga
disebutkan dalam Al Qur’an, salah satunya yaitu ketika sebelum Nabi lahir
Tentara Bergajah melakukan penyerbuan ke Makkah yang bertujuan untuk
menghancurkan Ka’bah, yang dipimpin oleh Raja Abrahah. Diceritakan pula
kisah Nabi Muhammad waktu kecil dengan statusnya sebagai anak yatim
yang miskin dan belum mendapat bimbingan wahyu, dengan bahasa yang
singkat dan puitis.
Dan juga peristiwa setelah beliau diangat menjadi Rasul, yaitu
peristiwa Isra’ dan Mi’raj, hijrah, perang badar, perang uhud, perang azhab
atau perang khandaq, dan perang humain, juga kisah-kisah seputar fathu
makkah dan peristiwa lainnya yang juga tidak bisa disebutkan oleh penulis
secara lengkap.
C. Fakta Tentang Qashashul Qur’an
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tema sentral ayat-ayat yang memuat kisah dalam Al-Qur’an adalah kisah
nabi dan umat terdahulu. Akan tetapi, secara perlahan para pembaca atau
pendengar digiring ke ajaran-ajaran agama yang universal. Hal ini bisa
dijadikan bukti atas komitmen kisah-kisah dalam Al-Qur’an ke dalam
tujuan keagamaan.
2. Kisah-kisah tentang nabi seperti kisah Nabi Musa, Nabi Ibrahim, Nabi
Adam tidak terhimpun dalam satu surat dan diceritakan tidak secara
runtut, atau dapat dikatakan berpencar dalam surat atau ayat yang berbeda
3. Tidak semua kisah menceritakan sejarah asal-usul seseorang atau Nabi
secara detail. Misalnya seperti kisah Luqman yang tidak dijelaskan asal
usulnya. Mungkin bisa dibandingkan dengan kisah Nabi Ibrahim yang
lebih lengkap dan detail.

9
4. Kisah dalam Al-Qur’an juga merupakan bukti bahwa Al-Qur’an bukanlah
karya dari Nabi Muhammad SAW seperti yang dituduhka orang-orang
kafir, melainkan wahyu dari Allah dan hanya Allah Yang Maha
Mengetahui hakikat kebenaran-kebenaran kisah tersebut.
5. Keabadian Al-Qur’an juga dibuktikan melalui kisah-kisah yang ada di
dalamnya. Karena dalam kisah tersebut tidak akan pernah habis untuk
diambil hikmahnya sampai kapanpun meski sudah terjadi puluhan abad
lalu.
6. Selanjutnya ayat Al-Qur’an yang tidak jelaskan secara rinci, Nabi jelaskan
melalui hadits.
Itulah beberapa fakta mengenai kisah dalam Al-Qur’an, tapi ila dikaji lagi
masih banyak fakta mengenai kisah dalam Al-Qur’an.
D. Tujuan Qashashul Qur’an
Dari beberapa literatur, dapat disimpulkan bahwa kisah-kisah Alquran
bertujuan untuk:
1. Menjelaskan prinsip-prinsip dakwah dan pokok syari’at yang dibawa oleh
para nabi.
2. Menguatkan hati nabi Muhammad dan memperkuat keyakinan kaum
mukminin.
3. Mengabadikan jejak para nabi terdahulu.
4. Membuktikan kebenaran informasi yang berasal dari nabi Muhammad.
5. Menjelaskan tentang kerasulan kepada ummat.
6. Menumbuhkan kepercayaan diri dan ketentraman.
7. Membuktikan kerasulan Muhammad SAW dan mukjizatnya.
8. Meringankan beban jiwa yang dialami oleh Rasulullah.
E. Perbedaan Qashashul Qur’an dengan Buku Sejarah
Al-Qur’an yang memuat kisah tersebut tidak dapat disimpulkan
sebagai kitab sejarah dalam pengertian yang dipahami oleh para sejarawan.
Kesimpulan ini didasarkan atas beberapa perbedaan dalam pemaparan kisah

10
dalam Al-Qur’an dengan apa yang dipaparkan oleh para sejarawan, di
antaranya adalah:
1. Al-Qur’an terkadang mengesampingkan unsur-unsur penting sebuah
peristiwa sejarah. Maka sering tidak ditemukan dalam pemaparan kisah-
kisah Al-Qur’an tentang waktu, tempat dan nama pelaku peristiwa. Bahkan
tidak ditemukan satu pun dalam kisah Al-Qur’an waktu kejadian peristiwa
tersebut secara pasti. Adapun tempat kejadian, dalam kisah tertentu
diterangkan dengan jelas.
2. Al-Qur’an sering menonjolkan beberapa potong saja dari suatu peristiwa
dan tidak menceritakannya dengan tuntas. Misalnya ketika menceritakan
suatu kejadian yang menimpa orang-orang tertentu atau kaum tertentu
hanya diceritakan bagian tertentu saja yang dinilai dapat berfungsi sebagai
mediator penyampaian pesan khusus yang menjadi tujuan utama
diceritakannya kisah tersebut. Atas dasar itulah maka Al-Qur’an juga
sering menceritakan lebih dari satu kisah yang bertujuan sama dalam satu
waktu.
3. Al-Qur’an sering menceritakan satu kisah dalam dua versi pendeskripsian.
Di satu tempat kisah-kisah tersebut disandarkan kepada para pelaku
tertentu namun di tempat lain pelaku-pelaku tersebut diganti dengan
pelaku-pelaku baru. Sebagai contoh dapat dikemukakan dalam kisah
Fir’aun bersama para pemuka dan juga tukang sihirnya seperti yang
direkam dalam surah al-A’raf ayat 109: “Pemuka-pemuka kaum Fir‘aun
berkata, “Orang ini benar-benar pesihir yang pandai”, dalam surah asy-
Syu’ara ayat 34 pelaku tersebut kemudian diganti: “Dia (Fir‘aun) berkata
kepada para pemuka di sekelilingnya, “Sesungguhnya dia (Musa) ini pasti
seorang pesihir yang pandai,”

11
BAB III

KESIMPULAN

1. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kisah- kisah dalam Al-
Qur’an menjadi bagian tak terpisahkan dari isi Al-Qur’an yang menjadi
referensi utama bagi umat manusia. Kisah- kisah Al-Qur‟an bermanfaat
dalam rangka pembentukan karakter manusia yang berbudi luhur dan
memiliki aqidah tauhid. Dalam dunia pendidikan, seorang pendidik dapat
menjadikan kisah sebagai metode alternatif bagi pembentukan jiwa peserta
didik terutama dalam ranah afektif dan psikomotor.
2. Secara garis besar kisah-kisah dalam Al-Qur’an bisa bibagi menjadi tiga
bagian, yaitu Kisah-kisah para Nabi dan Rasul terdahulu, Kisah ummat,
tokoh, atau pribadi (bukan Nabi) dan peristiwa-peristiwa masa lalu, Kisah-
kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW.
3. Tujuan dari adanya kisah-kisah dalam Al-Qur’an yaitu, menjelaskan prinsip-
prinsip dakwah dan pokok syari’at yang dibawa oleh para nabi, menguatkan
hati nabi Muhammad dan memperkuat keyakinan kaum mukminin,
mengabadikan jejak para nabi terdahulu, Membuktikan kebenaran informasi
yang berasal dari nabi Muhammad, menarik minat pembaca, Menjelaskan
tentang kerasulan kepada ummat, meringankan beban jiwa nabi Muhammad
dan para pengikutnya, menumbuhkan kepercayaan diri dan ketentraman,
membuktikan kerasulan Muhammad saw dan mukjizatnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahid, Ramli. 1994. Ulumul Qur’an. Jakarta:Rajawali

Nur Khalimuddin, Muhammad, Miftahus Surus. 2014. Kisah-Kisah Dalam Al-


Qur’an. [online].
https://www.academia.edu/19796436/Kisah_dalam_Al_Quran_Makalah_mata_kul
iah_Studi_Al_Quran. Diakses pada 27 November 2020.

Sildano, Fadhila. 2018. Kisah Dalam Al-Qur’an. [online].


http://fadhilasildano.blogspot.com/2018/06/kisah-dalam-al-quran.html. Diakses
pada 27 November 2020

13

Anda mungkin juga menyukai