Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 5

Virus Aqidah Islam : Syirik Dan Kufur

Nama Kelompok :

Ahmad Fahmil Ramdhan Hasani 16611001

Muhammad Arsi Mardiyanto 16611020


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Khalik langit dan bumi. Karena dengan
penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul materi Syirik, Ilhad dan
Kufur.

Makalah ini berisikan mengenai memahami Syirik dan Kufur. Bagaimana pengertian syirik
dan kufur, jenis-jenisnya dan bahayannya dalam kehidupan masyarakat

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena umum masyarakat modern dengan arus globalisasi yang cenderung pada
materialism-hedonistik sering mendewa-dewakan harta, kedudukan dan kemewahan tanpa
menghiraukan norma-norma agama. Kehidupan semacam ini dipengaruhi beberapa faktor,
baik eksternal maupun internal dalam diri manusia itu sendiri, sehingga manusia sering
kehilangan pedoman hidup (dustur al-hayah). Lebih dari itu, untuk mencapai keinginannya,
manusia sering memakai media apa saja yang kiranya memberikan harapan menggapai
keinginannya. Pada zaman sekarang ini, lebih dikenal dengan perkembangan science dan
teknologi, dimana manusia banyak berpikir ktitis dan rasional tapi masih ada yang percaya
kepada mistik, berteman dengan jin, jual beli tuyul dan seterusnya. Perilaku ini terjadi karena
masih ada sifat Jahiliyah, pengaruh animism dan dinamisme. Ironisnya, perbuatan semacam
itu dikerjakan oleh orang-orang yang mengaku dirinya agama Islam.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas disebutkan banyak sekali penyimpangan-
penyimpangan dalam kehidupan manusia seperti mempercayai mistik dan lain-lain yang bisa
jatuh kedalam kesyirikan, oleh karena itu dalam perumusan masalah ini apa saja
penyimpangan-penyimpangan tersebut sehingga manusia jauh dari agama fitrah.

C. Tujuan Masalah
Makalah ini ditulis untuk mengetahui bentuk-bentuk penyimpangan dalam kehidupan
manusia, secara terperinci tujuan pembahasan dalam makalah ini ialah:
a. Mengetahui bentuk-bentuk penyimpangan dalam kehidupan manusia, adapun bentuk
penyimpangan itu ialah: Syirik dan kufur

[1] Fauzi Saleh, Menegakkan Pilar-Pilar Tauhid (Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2007),45.

BAB II
PEMBAHASAN

A. SYIRIK
1. Definisi Syirik Secara Etimologi
Perilaku-perilaku yang menyembah berbagai macam sesembahan itu dikenal dalam
Islam dengan “Syirk” (Polytheisme), yang berarti mempersekutukan Tuhan yang Maha Esa
dengan sesembahan lain yang mereka sembah. Sedangkan pelakunya disebut Musyrik.
Kata “Musyrik” adalah kata Arab dari asal kata kerja “Syarika” yang artinya
berpatner atau bergabung atau bersekutu.
Adapun “Syirik” dalam Bahasa Arab merupakan mashdar dari kata-kata: (asyraka-
yusriku-syirk), misalnya: syirk billahi artinya menjadikan sekutu bagi Allah.

2. Definisi Syirik Secara Terminologi


Adapun dari segi syara’, syirik adalah segala sesuatu yang membatalkan tauhid atau
mencemarinya, dari apa saja yang dinamakan syirik dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Dengan
kata lain syirik adalah mempersekutukan Tuhan dengan menjadikan sesuatu selain diri-Nya
sebagai sembahan, obyek pemujaan atau tempat menggantungkan harapan dan dambaan.
Ada pula yang mendefinisikan bahwa syirik adalah mewujudkan sesuatu sebagai tandingan
bagi Allah baik dalam ubudiyyah, uluhiyyah maupun asma dan sifat-Nya.
Definisi lain tentang syirik ialah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal
yang seharusnya ditujukan khusus untuk Allah, seperti berdo’a meminta kepada selain Allah
disamping berdoa’a memohon kepada Allah.
Barang siapa yang beribadah kepada selain Allah berarti ia telah meletakkan ibadah
tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak menerimanya.
Allah Ta’ala berfirman:

.‫ظ ْل ٌم َع ِّظ ْي ٌم‬


ُ َ‫الش ْر َك ل‬
ِّ ‫إ ِِّ َّن‬
“Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Q.S.
Luqman: 13).

Sebagaimana disebutkan diatas tadi bahwa orang yang melakukan syirik itu disebut
dengan musyrik, adalah keyakinan bahwa disamping Allah swt, itu ada sembahan lain.
Keyakinan semacam ini jelas kontradiksi dengan jiwa tauhid (Meng Esakan Allah) yang
diajarkan Islam, karena Laa Ilaha illallah (tidak ada Tuhan yang bereksistensi dan berhak
disembah selain Allah swt). Oleh karena itu, perbuatan syirik itu termasuk dosa yang paling
besar. Sebagaimana Allah berfirman:

‫إ ِِّ َّن هللاَ الَ يَ ْغ ِّف ُر أ َ ْن يُّ ْش َر َك ِّب ِّه َويَ ْغ ِّف ُر َماد ُْو َن ذَ ِّل َك‬
.‫ِّل َم ْن يَّشَا ُء َو َم ْن يُّ ْش ِّر ْك ِّبا هللاِّ فَقَ ِّد ا ْفت َ َرى ِّإثْما َع ِّظيْما‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (menyekutukan Allah swt),
dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-
Nya. Barang siapa yang menyekutukan Allah, maka dia sungguh telah berbuat dosa yang
besar.” (Q.S. an-Nisaa’: 48).
Perbuatan syirik itu jelas kontradiksi dengan keimanan, sebab keimanan yang murni
ialah yang bertauhid (meng Esa-kan Allah swt), sehingga jika ada yang mengaku beriman
tetapi mengaku banyak Tuhan atau masih ada Tuhan yang disembah selain Allah, maka
perbuatan itu akan ditolak Allah swt.
3. Macam-Macam Syirik
Syirik ada dua macam:
1. Syirik Besar
Syirik besar dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam dan menempatkannya kekal di
dalam neraka bila hingga meninggal dunia ia belum bertobat darinya. Definisi Syirik al-
akbar yakni menjadikan sekutu bagi Allah, baik dalam masalah rububiyah, uluhiyah atau
asma dan sifat-Nya. Definisi lain syirik besar ialah memalingkan suatu ibadah untuk selain
Allah.

Syirik besar ada empat macam:

a. Syirkud Da’wah (syirik do’a). Berdo’a memohon kepada selain Allah disamping memohon
kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:

ُ‫صي َْن لَه‬


ِّ ‫ع ُوا هللاِّ ُم ْخ ِّل‬ َ َ‫ف َِ ِّإذَا َر ِّكبُ ْوا فِّى ْالفُ ْل ِّك د‬
.‫الدي َْن فَلَ َّما نَ َّج ُه ْم ِّإلَى ْالبَ ِّر ِّإذَا ُه ْم يُ ْش ِّر ُك ْو َن‬
ِّ
“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdo’a kepada Allah dengan memurnikan
kataatan kepada-Nya. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai kedarat, tiba-tiba
mereka (kembali) mempersekutukan (Allah).” (Q.S. al-Ankabut: 65).

b. Syirkun Niyyah wal Iradah wal Qashd (syirik niat), yaitu memperuntukkan dan meniatkan
suatu ibadah kepada selain Allah. Allah Ta’ala berfirman:
ِّ ‫َم ْن َكانَ يُ ِّر ْيد ُْال َحيَوة َ الدُّ ْنيَا َوزَ ْينَت ُ َها نُ َو‬
‫ف ِّإلَ ْي ِّه ْم أ َ ْع َمالَ ُه ْم‬
‫س لَ ُه ْم فِّى‬ َ ‫ أ ُ ْولَئِّ َك الَّ ِّذيْنَ لَ ْي‬. َ‫سون‬ ُ ‫فِّ ْي َها َو ُه ْم فِّ ْي َها َاليُ ْب َخ‬
‫صنَعُ ْوا فِّ ْي َها َوبَ ِّط ٌل َّما َكنُ ْوا‬
َ ‫ط َما‬ ُ َّ‫ْاْل َ ِّخ َر ِّة ِّإالَّ الن‬
َ ‫ار َو َح ِّب‬
. َ‫يَ ْع َملُ ْون‬

“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami
berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di
dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali
neraka dan lenyaplah di akirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa
yang telah mereka kerjakan. (Q.S. Hud: 15-16).

c. Syirk Tha’ah (syirik ketaatan); yaitu mentaati selain Allah dalam bermaksiat kepada-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:

ِّ‫ار ُه ْم َو ُر ْهبَنَ ُه ْم أ َ ْربَابا ِّمن د ُ ْو ِّن هللا‬ َ َ‫ات َّ َخذ ُ ْوا أ َ ْحب‬
‫احدا‬ِّ ‫َو ْال َم ِّس ْي َح اب َْن َم ْريَ َم َو َما أ ُ ِّم ُر ْوا ِّإ َّال ِّليَ ْعبُد ُوا ِّإلَ ْي َها َو‬
.‫ع َّما يُ ْش ِّر ُك ْو َن‬ ُ ‫َّال ِّإلَهَ ِّإ َّال ِّإ َّال ُه َو‬
َ ُ‫س ْب َحنَه‬
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib sebagai Tuhan selain Allah
dan (juga mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh
menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak diibadahi) selain Dia,
Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (Q.S. Taubah: 31).
d. Syirkul Mahabbah (syirik kecintaan); menyamakan kecintaan kepada selain Allah dengan
kecintaan kepada-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:

‫اس َمن يَت َّ ِّخذُ ِّم ْن د ُْو ِّن هللاِّ أ َ ْندَادا يُ ِّحب ُّْونَ ُه ْم‬ ِّ َّ‫َو ِّمنَ الن‬
َ َ‫شدُّ ُحبا ِِّلِّ َولَ ْويَ َرى الَّ ِّذيْن‬
‫ظلَ ُم ْوا‬ َ َ ‫ب هللاِّ َوالَّ ِّذيْنَ أ َ َمنُ ْوا أ‬ ِّ ‫َك ُح‬
.‫اب‬َ َ‫ش ِّد ْيدُ ْالعَذ‬َ َ‫اب أ َ َّن ْالقُ َّوة َ ِِّلِّ َج ِّم ْيعا َوأ َ َّن هللا‬
َ َ‫ِّإ ْذ يَ َر ْونَ ْالعَذ‬
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-
orang yang beriman lebih cinta kepada Allah. Dan seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu
kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka
menyesal).” (Q.S. al-Baqarah: 165).
2. Syirik Kecil

Syirik kecil tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam tapi dapat mengurangi
(nilai) tauhid dan dapat menjadi perantara kepada syirik besar.
Syirik kecil terbagai menjadi dua:
a. Syirik Dzahir/al-Jaliy (Syirik yang Nampak); berupa perkataan dan perbuatan.

Contoh perkataan, seperti bersumpah dengan nama selain Allah. Rasulullah bersabda:
“Barang siapa bersumpah dengan nama selain Allah, sungguh ia telah berbuat kekufuran atau
kesyirikan.”
Contoh perbuatan, seperti mengenakan kalung atau benang untuk mengusir dan bala’,
memakai jimat karena khawatir terkena penyakir dan perbuatan lainnya.

b. Syirik Khafiy (Tidak Nampak); yaitu kesyirikan yang terdapat pada keinginan dan niat,
seperti riya (ingin dilihat orang)
B. KUFUR
1. Definisi Kufur
Kata kufur dalam pengertian bahasa Arab berarti menyembunyikan atau menutup.
Sedangkan menurut syari’at adalah menolak kebenaran dan berbuat kufur karena
kebodohannya. Adapun pengertian kufur yang hakiki adalah keluar dan menyimpang dari
landasan Iman.
Definisi lain menyebutkan Al-Kufr secara bahasa berarti penutup. Sedang menurut
define syar’i berarti tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik dengan
mendustakannya ataupun tidak.

2. Macam-Macam Kufur
Kekufuran ada dua Macam:
1. Kufur Akbar (kufur besar)
Kufur akbar dapat mengeluarkan pelaku dari agama Islam. Kufur ini terbagai
menjadi lagi menjadi lima yaitu:
a. Kufut Takdziib (kafir karena mendustakan).
Dalilnya ialah Firman Allah Ta’ala:

ِّ ‫ب ِّب ْال َح‬


‫ق لَ َّما‬ ْ َ ‫َو َم ْن أ‬
َ َّ‫ظلَ ُم ِّم َّم ِّن ا ْفت َ َرى َعلَى هللاِّ َكذِّبا أ َ ْو َكذ‬
. َ‫ْس فِّى َج َهنَّ َم َمثْ َوى ِّل ْل َك ِّف ِّر ْين‬
َ ‫َجا َءهُ أَلَي‬

“Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang mengada-adakan


kedustaaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang
kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahanam itu ada tempat bagi orang-orang kafir.” (Q.S.
al-Ankabut: 68).

b. Kufrul Libaa’ wal Istikbar ma’at Tashdiiq (kafir karena menolak dan sombong).
Dalilnya ialah Firman Allah Ta’ala:
‫ْس أ َبَى‬ َ َ‫و َِ ِّإ ْذ قُ ْلنَا ِّل ْل َملئِّ َك ِّة ا ْس ُجد ُْوا ِّْلَدَ َم ف‬
َ ‫س َجد ُْوا ِّإ َّال ِّإ ْب ِّلي‬
. َ‫َوا ْست َ ْكبَ َر َو َكانَ ِّمنَ ْال َك ِّف ِّريْن‬

“Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada
Adam!’ Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur. Dan ia termasuk
golongan orang-orang yang kafir.” (Q.S. al-Baqarah; 34).

Kekufuran semacam ini adalah kekufurannya Iblis yang dikutuk Allah swt, karena
Iblis sebetulnya tidak menginginkan perintah Allah dan tidak mengingkarinya (tidak
melawannya dengan keingkaran), tetapi menerimanya dengan iba (keengganan
menaati/melaksanakannya dan diterima penuh dengan kesombongan.

c. Kufrusy Syakk (kafir karena ragu).


Dalilnya ialah Firman Allah Ta’ala:

‫َوقَالُ ْو ِّإنَّا َكفَ ْرنَا ِّب َما أ َ ْر ِّس ْلت ُ ْم ِّبه َو ِّإنَّا لَ ِّفى ش ٍَّك ِّم َّما ت َ ْد‬
ٌ ‫ع ْونَنَا ِّإلَ ْي ِّه ُم ِّري‬
.‫ْب‬ ُ
“Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu suruh menyampaikannya (kepada
kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap
apa yang kamu ajak kami kepadanya.” (Q.S. Ibrahim: 9).

Orang yang meragukan (tidak secara pasti membenarkan atau membohongkan) apa
yang dibawa Rasulullah saw termasuk orang kafir.
d. Kufur I’radh (kafir karena berpaling)
Dalilnya ialah Firman Allah Ta’ala:

ُ ‫ع َّما أ ُ ْن ِّذ ُر ْوا ُم ْع ِّر‬


.‫ض ْو َن‬ َ ‫و َِالَّ ِّذي َْن َكفَ ُر ْوا‬
“Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.”
(Q.S. al-Ahqaf: 3).

Kufur semacam ini dibuktikan dengan berpaling dari apa saja yang dibawa
Rasulullah saw. Dia tidak membenarkannya, tetapi juga tidak membohongkannya. Dia hanya
berpaling sehingga termasuk orang yang menganiaya (zalim) pada dirinya atau termasuk
orang-orang yang berdosa (durjana).

Dalam konteks di atas Allah swt berfirman:

‫ع ْن َها‬ َ ‫ت َر ِّب ِّه ث ُ َّم أ َ ْع َر‬


َ ‫ض‬ ِّ ‫ظلَ َم ِّم َّم ْن ذ ُ ِّك َر ِّباَيَا‬ ْ َ ‫َو َم ْن أ‬
.‫ِّإنَّا ِّم َن ْال ُم ْج ِّر ِّمي َْن ُم ْنت َ ِّق ُم ْو َن‬
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan
ayat-ayat Tuhannya, kemudian dia berpaling daripadanya, sesungguhnya Kami akan
memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (Q.S. as-Sajdah: 22).

e. Kufrun Nifaaq (kafir karena nifak)


Dalilnya ialah Firman Allah Ta’ala:

‫علَى قُلُ ْو ِّب ِّه ْم فَ ُه ْم‬ ُ َ‫ذ ِّل َك ِّبأَنَّ ُه ْم أ َ َمنُ ْوا ث ُ َّم َكفَ ُر ْوا ف‬
َ ‫ط ِّب َع‬
. َ‫َال يَ ْفقَ ُه ْون‬
“Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman,
kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat
mengerti.” (Q.S. al-Munafiqun: 3).

2. Kufur Ashgar (kufur kecil)


Kufur kecil tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari agama Islam. Kufur ini
bersifat amali (amalan). Yaitu, dosa-dosa yang disebutkan dalam al-Kitab dan as-Sunnah
sebagai sebuah kekufuran tapi tidak sampai pada kufur akbar. Seperti kufur nikmat yang
disebutkan dalam firman Allah:

. َ‫ت هللاِّ ث ُ َّم يَ ْن َك ِّر ْونَ َها َوأ َ ْكث َ ُر ُه ُم ْال َك ِّف ُر ْون‬
َ ‫ع ِّْرفُ ْونَ ِّن ْع َم‬
“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir.” (Q.S an-Nahl: 83).

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dalam suarat adz-Zariyat ayat 56 Allah swt berfirman yang artinya “Aku tidak
menciptakan jin dan manusia kecuali hanya beribadah kepada-Ku”. Dalam ayat ini Allah
memerintahkan kepada seluruh umat manusia beribadah kepada Allah dan hanya Allah yang
wajib disembah. “Tiada Tuhan selain Allah” inilah tauhid dalam pengertiannya sebagai
pengakuan dan penyaksian, namun manusia ada yang keluar dari rel kehidupan yang telah
ditentukan dalam ajaran agama Islam. Ada manusia yang menyimpang sehingga dia
menyembah selain Allah, dia mempercayai sesuatu yang tidak masuk akal seperti
menyembah patung, pohon, batu dan lain sebagainya yang membuat dia musyrik. Oleh
karena itu kita selaku mahasiswa generasi Islam, untuk menegakkan kalimat Tauhid
dipermukaan bumi ini sehingga kita tidak terjatuh kedalam lembah yang hina yaitu ajaran-
ajaran jahiliyah seperti yang telah diuraikan dalam makalah ini.
B. SARAN DAN KRITIKAN

Dalam makalah ini telah kami jelaskan perilaku-perilaku apa saja yang kontradiksi
terhadap keimanan serta macam-macamnya dan beserta dalilnya. Kami sadar bahwa dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan terutama dari ib
pembimbing/dosen dalam mata kuliah Ilmu Tauhid untuk memberikan arahan dan
bimbingan sehingga permasalahan yang dibahas dalam makalah ini bisa tercapai dan dapat
dipahami, dan kepada kawan-kawan juga kami mohon saran kritikannya sehingga apa yang
kurang semoga menjadi bahan evaluasi bagi tim penyusun makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah al-Wajaf Abdullah. Salamah Ahmad dkk. 1994. Pokok-Pokok Keimanan.


Bandung: Trigenda Karya.
Saleh, Fauzi. 2007. Pilar-Pilar Tauhid. Banda Aceh: Ar-Raniry Press.
Fauzan al-Fauzan Bin Shalih. 20014. Kitab-Kitab Tauhid. Jakarta: Ummul Qura.
Latif Fakih, Abdul. 2011. Deklarasi Tauhid. Tangerang: Inbook
Nasution, Harun. 1974. Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press.
Abdul Khalid, Abdul Rahman. 1996. Garis Pemisah Antara Kufur dan Iman. Jakarta:Bumi
Aksara..

Anda mungkin juga menyukai