DOSEN PENGAMPU
Agi Kurniawan, M.Pd.I
Oleh:
RIZKA NURFATHI AINUN
NIM: 202003001
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahuwataala yang mana
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Tiada daya dan upaya daripada-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah untuk pembawa Risalah Rasulullah Shallallahualaihiwasallam,
kepada para sahabatnya, tabiin tabiatnya, dan kita selaku ummatnya yang
mengharap syafaatnya.
Penulis menyadari jauhnya dari kesempurnaan baik isi maupun penulisan makalah
ini, maka dari itu penulis mengharap saran dan kritik yang membangun untuk
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya,
dan bagi penulis sendiri khususnya.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan mengenai tauhid merupakan hal yang penting dalam
agama islam, dimna tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk
pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga sebagai inti atau akar daripada
‘Aqidah Islamiyah. Keimanan itu merupakan akidah dan pokkok yang di
atasnya berdiri syari’at Islam. Kemudian dari pokok itu keluarlah cabang-
cabangnya.
Tauhid adalah mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi
kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu meliputi perkara Rububiyah,
Uluhiyah, dan Asma’ wa sifat. Tauhid sendiri berasal dari Bahasa Arab “
Wahhada-Yuwahhidu-Tauhiidan”, artinya mengesakan atau
menunggalkan dari sekian banyak yang ada. Adapun ilmu tauhid adalah
ilmu yang mempelajari mengenai kepercayaan tentang Tuhan dengan
segala segi-seginya, yang berarti termasuk didalamnya soal wujud-Nya,
ke-Esaan-Nya, dan sifat-sifat-Nya.
Manusia berdasarkan fitrah dan akal sehat pasti mengakui
bahwasanya Allah itu Maha esa. Seorang muslim wajib mengimani akan
keesaaan Allah dan bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak disembah
melainkan Allah, adapun kalimat tauhid itu sendiri yang dimaksud ialah
La ilaha illah yang berarti tidak ada yang berhak disembah selain Allah.
Dari tiga macam tauhid tadi, disini akan diuraikan salah satunya
yaitu Tauhid Rububiyyah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tauhid?
2. Apa yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyyah?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar pembaca dapat
memahami apa yang dimaksud dengan tauhid dan macam tauhid
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid
Secara bahasa Tauhid, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
merupakan kata benda yang berarti keesaan Allah; kuat kepercayaan
bahwa Allah hanya satu. Kata Tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar
dari kata “Wahhada-Yuwahhidu-Tauhidan” yang artinya mneunggalkan
sesuatu atau keesaan. Yang dimaksud disini adalah mempercayai bahwa
Allah itu esa. Sedangkan secara istilah ilmu tauhid adalah ilmu yang
membahas segala kepercayaan-kepercayaan yang diambil dari dalil-dalil
keyakinan dan hukum-hukum di dalam Islam termasuk hukum
mempercayakan bahwa Allah itu esa.
Menurut Syeikh Muhammad Abduh tauhid ialah suatu ilmu yang
membicarakan tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-
Nya, sifat-sifat yang boleh di sifatkan kepada-Nya, dan tentang sifat yang
sama sekali wajib dilenyapkan pada-Nya. Juga membahas tentang rasul-
rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka , apa yang boleh dihubungkan
kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkannya kepada diri
mereka.
Ilmu tauhid adalah sumber semua ilmu-ilmu keislaman, sekaligus
yang terpenting dan paling utama. Allah berfirman:
4
adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama Allah SWT, yaitu
“Rabb”. Nama ini mempunyai beberapa arti, antara lain: al-Murabbi
(pemelihara), al-Nashir (penolong), al-Malik (pemilik), al-Muslih (yang
memperbaiki), dan al-Wali (wali). Sedangkan menurut istilah tauhid
rubiyyah berarti “percaya bahwa Allah-lah satu-satunya pencipta, pemilik,
pengendali alam raya yang dengan takdirnya Ia menghidupkan dan
mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-Nya. Dan
karena Allah adalah Rabb yang hak bagi semesta alamm maka Dia sajalah
yang khusus dengan ketuhanan tanpa yang lain, wajib mengesakan-Nya
dalam ketuhanan, dan tidak menerima adanya sekutu bagi-Nya dalam
ketuhanan, yaitu sifat ketuhanan tidak mungkin ada pada yang lain dari
makhluk-Nya.
Tauhid rububiyah adalah suatu kepercayaan bahwa yang
menciptakan alam dunia beserta isinya ini hanyalah Allah sendiri tanpa
bantuan siapapun. Dunia ini ada yang menjadikan yaitu Allah SWT. Allah
maha kuat tiada kekuatan yang menyamai af’al Allah. Maka timbullah
kesadararan bagi mahluk untuk mengagungkan Allah. Mahluk harus
bertuhan hanya kepada Allah, tidak kepada yang lain. Maka keyakinan
inilah yang disebut dengan tauhid rububiyah. Jadi tauhid rububiyah adalah
tauhid yang berhubungan dengan ketuhanan.
Sebagaimana telah diketahui bahwa iman kepada wujud Allah, ke-
Esaan, serta rububiyyah-Nya atas seluruh mahluknya merupakan perkara
yang memang telah tercipta dalam hati dan jiwa telah terbentuk untuknya,
juga telah sepakat atasnya seluruh umat, sebab Allah sangat jelas dan
sangat nyata sehingga tidak memerlukan dalil untuk membuktikan
wujudnya. Firman Allah SWT:
5
maka yang demikian itu semata-mata atas izin dan perintah-Nya. Allah
berfirman:
اسَت َو ٰى َعلَى الْ َع ْر ِش يُ ْغ ِشي اللَّْي َل ِِ ِ َّ إِ َّن ربَّ ُكم اللَّه الَّ ِذي خلَق
ْ َّض يِف ستَّة أَيَّ ٍام مُث َ الس َم َاوات َواأْل َْر َ َ ُ ُ َ
ٍ ِ
ُوم ُم َس َّخَرات بِأ َْم ِر ِه ۗ أَاَل لَهُ اخْلَْل ُق َواأْل َْمُر ۗ َتبَ َار َك اللَّه
َ ُّج
ُ س َوالْ َق َمَر َوالن
َ َّم
ْ َّه َار يَطْلُبُهُ َحثيثًا َوالش
َ الن
ني ِ ُّ ر
َ ب الْ َعالَم َ
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah SWT yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia menguasai
diatas arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat dan (diciptakan –Nya pula)matahari, bulan dan bintang,
yang semuanya tunduk kepada perintah-Nya.ingatlah menciptakan dan
memerintah hanyalah hal Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”.
(QS.Al-A’raf : 54)
Maka, siapa saja yang memiliki pengetahuan, walaupun sedikit,
tentang ayat-ayat Al-Quran, pasti mengetahui manakala Allah SWT
menisbatkan banyak dari perbuatan atau tindakan kepada diri-Nya sendiri,
sementara disaat yang sama dan diberbagai ayat lain Ia menisbatkannya
kepada selain Dia, maka yang demikian itu sama sekali tidak mengandung
pertentangan. Sebab, adanya pembatasan timbulnya segala perbuatan pada
zat-Nya sendiri saja ialah yang semata-mata bersifat “mandiri
sepenuhnya”. Hal ini tidak bertentangan dengan penyekutuan sesuatu
selain-Nya dalam perbuatan itu, dalam arti bahwa ia hanya sebagai
pelaksana perintah dan kehendak-Nya.
6
BAB III
KESIMPULAN
1. Ilmu tauhid yaitu ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan, sifat-
sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang boleh ada pada-Nya;
membicarakan tentang Rosul, untuk menetapkan keutusan mereka, sifat-
sifat yang boleh dipertautkan kepada mereka, dan sifat-sifat yang tidak
mungkin terdapat pada mereka
2. Dapat disimpulkan bahwasanya kata Rububiyah meyakini bahwa Allah
SWT sebagai tuhan satu-satunya yang menguasai dan mengurus serta
mengatur alam semesta. Tauhid rububiyah akan rusak apabila kita
mengakui bahwa yang mengurus alam ini ada dua tuhan ataupun lebih.
Seperti dipercayai oleh bangsa persi pada zaman dahulu. Adapun Al-
Qur’an menetapkan ke-Esaan Allah dalam menjadikan alam (tauhid
rububiyah) dengan berbagai dalil dan akal yang logis. Memang Al-Qur’an
mengokohkan ke-Esaan Allah sebagaimana Al-Qur’an mengokohkan
adanya Allah.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2009. Sejarah dan Pengantar Ilmu
Tauhid atau Ilmu Kalam. Semarang: Pustaka Rizki Putra.
M, Hanafi. 2003. Pengantar Teologi Islam. Jakarta: Pt. Pustaka Al Husna Baru.