Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MAQAMAT DALAM TASAWUF FAQIR DAN ZUHUD


Guna memenuhi tugas mata kuliah akhlak tasawuf
Dosen Pengampu : Nashrul Haqqi Firmansyah, M.Pd

Disusun oleh :
Salma Desta Wasilah Maghfiroh (63030200055)
Sefira Wahyu Ambarsari (63030200069)
Mar’atus Sholikhah (63030200073)
Safitri Kartika Dewi (63030200074)

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Maqamat tasawuf fakhir dan
zuhud.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Nashrul Haqqi Firmansyah, M.Pd pada Akhlak Tasawuf. Selain itu
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Akhlak Tasawuf
para pembaca juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nashrul Haqqi Firmansyah,
M.Pd selaku Dosen Akhlak Tasawuf yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Salatiga,28 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................2

2.1 Pengertian Faqir dan Zuhud.................................................................................2

2.2 Dalil Tentang Fqir dan Zuhud..............................................................................4

2.3 Contoh Sikap Faqir dan Zuhud ...........................................................................7


BAB III PENUTUP.........................................................................................................8

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tasawuf merupakan cara menyucikan diri, meningkatkan akhlak dan
membangun kehidupan jasmani dan rohani untuk mencapai kehidupan abadi.
Unsur utama tasawuf adalah penyucian diri dan tujuan akhirnya adalah
kebahagiaan dan keselamatan.
Tasawuf merupakan visi langsung terhadap sesuatu, bukan dalil. Para
sufi mengatakan hal itu sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing.
Apalagi pengalaman tasawuf ini juga merupakan karunia dari tuhan setelah
seseorang menempuh penyucian rohani itu melalui latihan fisik-psikis yang
berat.
Tasawuf juga mempunyai maqam. Maqamat dalam bahasa berasal dari
bahasa arab yang berarti tempat orang berdiri atau pangkal mulia. Selanjutnya,
arti ini dipakai untuk arti jalan panjang secara berjenjang yang harus ditempuh
oleh seorang sufi untuk berada dekat dengan Allah. Sebenarnya ada banyak
maqamat tasawuf, namun kali ini saya akan memaparkan mengenai faqif dan
zuhud.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi faqir dan zuhud?
2. Apa saja dalil dan hadist faqir dan zuhud?
3. Bagaimana contoh sikap dan perilaku faqir dan zuhud?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian faqir dan zuhud
2. Mengetahui dalil yang mendasari tentang faqir dan zuhud
3. Mengetahui bagaimana contoh sikap dan perilaku faqir dan zuhud

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Faqir dan Zuhud


A. Pengertian Faqir
Al-faqr adalah tidak menuntut lebih banyak dari apa yang telah dipunyai
dan merasa puas dengan apa yang sudah dimiliki sehingga tidak meminta
sesuatu yang lain. Sikap mental al-faqr merupakan benteng perubahan yang kuat
dalam menghadapi pengaruh kehidupan materi. Sebab sikap mental ini akan
mrnghindarkan diri dari keserakahan. Dengan demikian pada prinsipnya, sikap
faqr meupakan rentetan sikap zuhud. Hanya saja, zuhud lebih keras menghadapi
kehidupan duniawi, sedangkan faqir hanya pendisiplinan diri dalam mencari dan
memanfaatkan fasilitas hidup.
Faqr dapat berarti kekurangan harta yang diperlukan seseorang dalam
menjalani kehidupan di dunia. Sikap faqir penting dimiliki orang yang berjalan
menuju Allah, karena kekayaan atau kebanyakan harta memungkinkan manusia
untuk dekat pada kejahatan, dan sekurang-kurangnya membuat jiwa menjadi
tertambat pada selain Allah.
Dalam term sufi pengertian fakir menunjukkan kepada seseorang yang
telah mencapai akhir “lorong spiritual”.
Menurut Al-Gazali, fakir dibagi dalam dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Fakir secara umum, yaitu hajat manusia kepada yang menciptakan dan yang
menjaga eksistensinya. Fakir seperti ini adalah fakir seorang hamba kepada
Tuhannya. Sikap seperti ini hukumnya wajib karena menjadi sebagian iman
dan sebagai buah dari ma’rifat.
b. Fakir muqayyad (terbatas), yaitu kepentingan yang menyangkut kehidupan
manusia, seperti uang yang belum dimiliki atau dengan kata lain kepentingan
manusia yang dapat dipenuhi oleh selain Allah.

2
Jika maqam fakir, telah sampai pada puncaknya yaitu mengosongkan seluruh
hati dari ikatan dan keinginan terhadap apa saja selain Allah, maka maqam
itu merupakan perwujudan penyucian hati secara keseluruhan terhadap apa
yang selainnya.

B. Pengertian Zuhud
Zuhud merupakan maqam yang terpenting bagi setiap calon sufi. Zuhud
yaitu keadaan meninggalkan dunia dan hidup kemateriaan. Sebelum menjadi
seorang sufi, seorang calon haru terlebiih dulu menjadi seorang zahid, yang
dalam istilah Inggris ascetic.
Zuhud atau asketisme secara etimologi, berasal dari kata zahada, artinya
raghiba ‘anhu wa taraka (benci dan meninggalkan sesuatu). Secara terminologi,
ialah menjauhkan diri dari segala sesuatu yan berkaitan dengan dunia.
Zuhud tidak berarti penolakan secara mutlak terhadap dunia. Apa yang
ditekankan dalam kehidupan zuhud adalah melepaskan diri atau mengosongkan
hati dari pengaruh dunia yang dapat membuat orang lupa kepada Allah.
Dilihat dari maksudnya, zuhud terbagi menjadi tiga tingkatan. Pertama
(terendah), menjuhkan dunia ini agar terhindar dari hukuman di akhirat. Kedua,
menjauhi dunia dengan menimbang imbalan di akhirat. Ketiga, mengucilkan
dunia bukan karena takut atau karena berharap, tetapi karena cinta kepada Allah.
Orang yang berada pada tingkat tertinggi ini akan memandang segala sessuatu,
kecuali Allah tidak mempunyai arti apa-apa.
Ciri-ciri zahid, diantaranya:
a. Tidak merasa bangga terhadap sesuatu yang ada padanya dan tidak pula
merasa sedih dikala kehilangan nikmat itu ditangannya.
b. Tidak merasa gembira dan bangga mendengar pujian orang dan tidak pula
merasa sedih atau marah jika mendapat celaan orang.
c. Selalu mengutamakan cintanya kepada Allah dan mengurangi cintanya
kepada dunia.

3
2.2 Dalil dan Hadist Faqir dan Zuhud
A. Dalil dan Hadist Faqir
 Dalil tentang faqir
Pengertian faqir dalam tasawuf di artikan sebagai pribadi yang tidak lagi
terpaut pada dunia. Keterpautabn semata-matapada tuhan. Ayat al quran
yang diaikan rujukan yaitu Al Fathir ayat 15.

‫يا ايهناس انتم الفقراء الى هللا ۗ وهللا هو الغني الحميد‬


Artinya ”Hai manusia ! Kamulah yang memerlukan (fuqara’) Allah.
Sedangkan Allah, Dialah yang maha kaya lagi maha terpuji.”
Maqam faqir ini sangat mulia, rasulullah sendiri lebih meilih hidup fakir
daripada hidup bergelimang harta meskipun telah ditawarkan pada beliau
tahta adn kehiupan mewah sebagaimana nabi sulaiman. Faqir bermakna
tidak menuntut lebih banyak dan merasa puas dengan apa yang sudah
dimilikinya sehingga tidak meminta sesuatu yg lain. Sikap mental fakir
merupakan bentengan pertahanan yang kuat menghadapi pengaruh
kehidupan materi. Karena pada dasarnya sikap faqir menghindarkan
seseorang dari sifat sombong, serakah dan kuur nikmat Allah. Selain itu
sikap faqir ini juga merupakan rentetan dari zuhud an dapat memunculkan
sifat wara’ yaitu sikap berhati-hati dalam menghadapi segala sesuatu yang
kurang jelas.

 Hadist tentang faqir


 Hadis Pertama:

َ‫ ْؤ ِم ِن ِمن‬d‫ {الفَقْ ُر اَ ْزيَ ُن َعلَى ْال ُم‬:‫لَّ َم‬d‫لَّى هللاُ َعلَيْ ِه َو َس‬d‫ص‬
َ ‫ال النَّبِ ُّي‬
َ َ‫َوق‬
}‫س‬ِ ‫ار ْال َح َس ِن َعلَى خَ ِّد ْالفَ َر‬ ْ
ِ ‫ال ِع َذ‬.

4
Nabi saw. bersabda, “Kefakiran itu lebih menjadi perhiasan dari pada
tanda yang bagus di atas pipinya kuda (perhiasan kuda).” Hadis ini
diriwayatkan oleh imam Ath-Thabarani dari Syaddad bin Aus r.a. dan
imam Al-Baihaqi dari Sa’ad bin Mas’ud r.a. dengan sanad yang dhaif.
 Hadis Kedua:

ِ َّ‫ {الفَ ْق ُر َشي ٌْن ِعنْ َد الن‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫اس َو َزي ٌْن ِعنْ َد هللا‬ َ َ‫َوق‬
َ ‫ال‬
}‫يَوْ َم القِيَا َم ِة‬.
Nabi saw. bersabda, “Kefakiran adalah aib di sisi manusia dan
perhiasan di sisi Allah di hari Kiamat.” Hadis ini diriwayatkan
oleh imam Ad-Dailami dari Anas bin Malik r.a. dan sanadnya
dhaif.
 Hadis Ketiga:

‫ا ِء‬ddَ‫الق اَأل ْنبِي‬


ِ ‫را ِء ِم ْن َأ ْخ‬dd
َ َ‫ {حُبُّ الفُق‬:‫لَّ َم‬dd‫لَّى هللاُ َعلَيْ ِه َو َس‬dd‫ص‬ َ dَ‫َوق‬
َ ‫ال‬d
}‫ق الفَ َرا ِعنَ ِة‬ِ َ‫ َوبُ ْغضُ الفُقَ َرا ِء ِم ْن َأ ْخال‬.
Nabi saw. bersabda, “Cinta kepada orang-orang fakir adalah
bagian dari akhlak para nabi dan benci kepada orang-orang fakir
adalah bagian dari akhlaknya para Fir’aun.” Berdasarkan
penelusuran kami, kami belum menemukan perawi hadis ini.
Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani di dalam kitab
Tanqihul Qaul ketika mensyarah hadis tersebut tidak
menyebutkan perawi hadis ini tidak seperti hadis-hadis lainnya.

B. Dalil dan Hadist Zuhud


 Dalil tentang zuhud
Dalil tentang zuhud ini mengandung cinta Allah. Dituturkan Sahl bin
Sa’ad As Sa’idi, ada seseorang yang mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi

5
Wasallam lantas berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu
amalan yang apabila aku melakukannya, maka Allah akan mencintaiku dan
begitu pula manusia.”
Rasulullah bersabda, “Zuhudlah pada dunia, Allah akan
mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia, manusia pun
akan mencintaimu.” (HR.Ibnu Majah).
 Dunia Hanya Sementara, Akhirat yang Kekal

‌‫ال الَّ ِذ ۡۤى ٰا َمنَ ٰيقَ ۡو ِم اتَّبِع ُۡو ِن اَ ۡه ِد ُكمۡ َسبِ ۡي َل ال َّر َشا ۚ ِد‬
َ َ‫َوق‬
Dan orang yang beriman itu berkata, "Wahai kaumku! Ikutilah
aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar (QS.
Ghafir: 38)

ۡ ٌ ‫ٰيقَ ۡو ِم اِنَّ َما ٰه ِذ ِه ۡال َح ٰيوةُ ال ُّد ۡنيَا َمتَا‬


ِ ‫ع َّواِ َّن ااۡل ٰ ِخ َرةَ ِه َى دَا ُر القَ َر‬
‫ار‬
Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri
yang kekal.(QS.Ghafir: 39)
“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.
Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.”
(QS.Al A’laa: 16-17).
 Hadist tentang zuhud
َ َ‫ع َْن َأبي ال َعباس َسع ِد ب ِن َسه ٍل السَّا ِعدي رضي هللا عنه ق‬
‫ ٌل ِإلَى‬d‫ َجا َء َر ُج‬:‫ال‬
‫النبي صلى هللا عليه وسلم فَقَا َل‬:
َ dَ‫اسُ ؟ فَق‬ddَ‫ الن‬d‫ َوَأحبَّني‬،ُ‫ دُلَّني َعلَى َع َم ٍل ِإ َذا َع َملتُهُ َأ َحبَّني هللا‬:‫يَا َرسُول هللا‬
 :‫ال‬d
‫ديث‬dd‫ك النَّاسُ ) – ح‬ ِ َّ‫ َد الن‬d‫ا ِعن‬dd‫د في َم‬ddَ‫ وازه‬،ُ‫(ازهَد في ال ُّدنيَا ي ُِحبَّكَ هللا‬
َ َّ‫اس يُ ِحب‬
‫ حسنة‬d‫حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد‬
Artinya : Dari Abul ‘Abbas, Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi radhiallahu
‘anhu, ia berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi

6
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah,
tunjukkanlah kepadaku suatu perbuatan yang jika aku
mengerjakannya, maka aku dicintai Allah dan dicintai manusia’.
Maka sabda beliau : ‘Zuhudlah engkau pada dunia, pasti Allah
mencintaimu dan zuhudlah engkau pada apa yang dicintai
manusia, pasti manusia mencintaimu”.

2.3 Bagaimana contoh sikap dan perilaku faqir dan zuhud


A. Contoh sikap dan perilaku zuhud
1. Selalu bersyukur terhadap nikmat yang diberikan Allah swt kepada kita
semua baik sedikit ataupun banyak.
2. Selalu berusaha untuk banyak-banyak membelanjakan harta di jalan Allah
swt.
3. Tidak bermewah-mewahan secara berlebihan.
4. Selalu berusaha untuk berpenampilan sederhana, dan tidak sombong serta
membaganggakan diri sendiri.
5. Lebih mencintai Allah swt daripada kehidupan di dunia ini.
6. Tidak membelanjakan harta secara boros.
7. Bekerja dan beribadah dengan giat dan sungguh-sungguh untuk
mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat.
8. Menggunakan harta yang kita miliki untuk kepentingan kehidupan di
akhirat.
B. Contoh sikap dan perilaku faqir
1. Memberikan makan.
2. Memberikan shodaqoh.
3. Tidak mencaci makinya.
4. Memberi baju.
5. Jika kita mendapat rezeki melimpah sebagiannya kita berikan.
6. Menghormatinya.
7. Membantunya kalau sedang kesusahan.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam menemukan hakikat dan ma’rifat tersebut kadang-kadang
mempunyai kecenderungan yang berbeda-beda.Sebagian orang yang menekuni
dunia kema’rifatania meninggalkan hal yang diragukanhalalnya karena khawatir
terjerumus kedalam dosa. Ia meninggalkan hal yang bersifatsyubhat karena
khawatir terjerumus kedalam maksiat. Itulah sifat wara’, penghati-hatiaa, sifat
yang postitif penuh mawas diri. Menjaga diri dari perbuatan dosa terhadaphal
yang diragukan halal-haramnya.
Sebagian gajala orang yang ma’rifat ia hidup zuhud, tidak rakus terhadap
dunia, tidak terkelabuhi oleh gemerlap mayapada. Apa pun yang mengganggu
ibadahnya ia singkirkan, ia hindari sejauh-jauhnya. Zuhud bukan berarti istilah
daerah “nyingkor kandonyan”, menjauhi dunia hidup menderita. Bukan! Zuhud
berarti “hidup prihatin” mengabdi kepada tuhan. Dan pola hidupnya sederhana,
demi Ar-Rahman.
Gejala orang yang ma’rifat juga termasuk faqr, tidak meminta lebih dari
pada yang menjadi haknya, tidak banyak memohon rezeki, kecuali hanya
menjalankan kewajiban-kewajibannya dalam rangka mendekatkan diri kepada
Allah.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://khoirunnissaafina.blogspot.com/2019/05/makalah-zuhud-dan-faqir.html
https://lisdacahyaningsih3110.blogspot.com/2018/03/maqam-taubat-wara-zuhud-dan-
faqr.html?m=1
https://bincangsyariah.com/khazanah/hadis-hadis-keutamaan-kefakiran/
https://umma.id/article/share/id/1002/658352
https://brainly.co.id/tugas/12455512

Anda mungkin juga menyukai