Disusun Oleh:
Muhammad Itsar Rabbani (1171020035)
Muhammad Kamal Riddat (1171020036)
Muhamad Misbah (1171020037)
Muhammad Nur Fauzan (1171020038)
Muhammad Sobirin (1171020039)
Dosen Pengampu:
Usep Dedi Rostandi, L.c, M.A.
Alhamdulillah, atas segala kenikmatan yang Allah Swt. berikan kepada Tim Kelompok
dua, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan cukup memuaskan.
Tidak lupa kami ucapkan kepada semua pihak yang turut membantu dalam
menyelesaikan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena tanpa mereka,
makalah ini tentu tidak dapat terselesaikan. Semoga segala amal kebaikan dari mereka yang
telah membantu kami diberikan balasan oleh Allah Swt.
Dalam makalah ini, kami dari kelompok dua menyadari banyak kesalahan-kesalahan,
baik kesalahan teknis maupun kesalahan teori yang terdapat di dalam makalah ini. Untuk itu
izinkan kami ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan dalam
penyusunan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca. Aamiinn.
Tim Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. PENGERTIAN RASM AL-QUR’AN....................................................................................3
1. PENGERTIAN RASM.................................................................................................3
2. PENGERTIAN AL-QUR’AN........................................................................................3
B. SEJARAH SINGKAT PEMBUKUAN AL-QUR’AN................................................................3
C. ASAL-USUL PENYERAGAMAN PENULISAN AL-QURAN..................................................4
D. POLA PENULISAN AL-QUR’AN DALAM MUSHAF UTSMANI...........................................5
1. AL-HADZ..................................................................................................................5
2. AL-ZIYADAH.............................................................................................................5
3. AL-HAMZAH.............................................................................................................5
4. BADAL......................................................................................................................5
5. WASHAL DAN FASHAL............................................................................................6
6. KATA DENGAN DUA BUNYI......................................................................................6
E. PENDAPAT PARA ULAMA MENGENAI MUSHAF UTSMANI............................................6
1. JUMHUR ULAMA.....................................................................................................6
2. SEBAGIAN ULAMA...................................................................................................6
3. SEBAGIAN ULAMA LAINNYA....................................................................................7
4. PERKEMBANGAN PENULISAN MUSHAF SETELAH UTSMAN RA...............................7
a) PEMBERIAN HARAKAT (NUQATH AL-ITHRAB).…………………………………………9
b) PEMBERIAN TITIK PADA HURUF (NUQATH AL-I’JAM)………….…………………10
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................11
A. KESIMPULAN...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
Abdul Ghofur Amin, Rasm Al-Qur’an: Penulisan Al-Qur’an
5
6
Kemudian Abu Bakar Ra. memerintahkan Zaid bin Tsabit Ra. untuk
mengemban tugas yang sangat berat tersebut, yaitu membukukan Al-Qur’an. Ketika
Abu Bakar Ra. memanggilnya dan mengatakan “Zaid, engkau adalah seorang penulis
wahyu kepercayaan Rasulullah, dan engkau adalah pemuda cerdas yang kami percayai
sepenuhnya.Untuk itu aku minta engkau dapat menerima amanah untuk mengumpulkan
ayat-ayat Alquran dan membukukannya.” Zaid Ra. tidak pernah menduga mendapat
amanah seperti itu “Demi Allah, mengapa engkau akan lakukan sesuatu yang tidak
Rasulullah lakukan? Sungguh ini pekerjaan berat bagiku. Seandainya aku diperintahkan
untuk memindahkan sebuah bukit, maka hal itu tidaklah seberat tugas yang kuhadapi
kali ini.” Jawab Zaid Ra. namun akhirnya setelah musyawarah yang ketat, Abu Bakar
Ra. dan Umar Ra. dapat meyakinkan Zaid Ra. beserta sahabat yang lainnya bahwa
pembukuan Al-Qur’an ini merupakan langkah yang baik (Nasrudin, 2015).
5. Washal dan fashal (Penyambungan dan pemisahan), seperti kata kul yang di iringi
kata ma di tulis dengan di sambung.
6. Kata dengan dua bunyi
Suatu kata yang dapat dibaca dua bunyi penulisannya disesuaikan dengan
salah satu bunyinya. Di dalam mushaf Utsmani, penulisan kata semacam itu ditulis
dengan menghilangkan alif, misalnya “maaliki yaumiddin ()ملك يوم الدين. Ayat diatas
boleh dibaca dengan menetapkan alif (yakni dibaca dua alif), boleh juga dengan
hanya menurut bunyi harakat (yakni dibaca satu alif).
2
Yakni bukan produk manusia, tetapi merupakan sesuatu yang ditetapkan berdasarkan wahyu
Allah, yang Nabi sendiri tidak memiliki otoritas untuk menyangkalnya.
9
berkata, “Haram hukumnya menyalahi khat Utsmani dalam soal wawu, alif, ya` atau
huruf lainnya. (As-Suyuti, 1978)”
3. Sebagian ulama lainnya
Sebagian lainnya dari mereka berpendapat bahwa Rasm Utsmani bukanlah
tauqifi. Oleh karena itu, tidak ada halangan untuk menyalahinya tatkala suatu
generasi sepakat menggunakan cara untuk menuliskan Al-qur’an yang berlainan
dengan Rasm Utsmani (Rosihan, 2006).
Berkaitan dengan ketiga pendapat diatas, Al-Qaththan memilih pendapat
yang kedua karena lebih memungkinkan untuk memelihara Al-Qur’an dari
perubahan dan penggantian hurufnya. Seandainya setiap masa diperbolehkan
menulis Al-Qur’an sesuai dengan trend tulisan pada masanya, perubahan tulisan
Al-Qur’an terbuka lebar pada setiap masa. Padahal, setiap kurun waktu memiliki
trend tulisan yang berbeda-beda.
pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, ia memerintahkan Abu al-Aswad al-
Duwali untuk segera membuat tanda baca, terutama untuk menghindari kesalahan
dalam membaca al-Qur’an bagi generasi yang tidak hafal al-Qur’an.
Dalam beberapa periode berikutnya. Pada masa Abdul Malik bin Marwan,
beliau memerintahkan al-Hajjaj ibn Yusuf al-Saqafi untuk menciptakan tanda-tanda
huruf al-Qur’an . Ia mendelegasikan tugas itu kepada Nashid ibn ‘Ashim dan Yahya
ibn Ma’mur, dua orang murid ad-Dawali. Kedua orang inilah yang membubuhi titik
di sejumlah huruf tertentu yang mempunyai kemiripan antar satu dengan lainnya.
Pemberian tanda titik pada huruf ini memang dilakukan belakangan dibanding
pemberian harakat. Pemberian tanda ini bertujuan untuk membedakan antara huruf-
huruf yang memiliki bentuk penulisan yang sama, namun pengucapannya berbeda.
Pada penulisan mushaf ‘Utsmani pertama, huruf-huruf ini ditulis tanpa
menggunakan titik pembeda. Salah satu hikmahnya adalah untuk mengakomodir
ragam qira’at yang ada. Tapi seiring dengan meningkatnya kuantitas interaksi
muslimin Arab dengan bangsa non-Arab, kesalahan pembacaan jenis huruf-huruf
tersebut (al-‘ujmah) pun merebak. Hal itulah yang kemudian mendorong
penggunaan tanda ini (pemberian titik pada huruf) (Febrianingsih, 2016).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari uraian-uraian pada dua bab sebelumnya, maka kami dapat
memberi kesimpulan sebagai berikut :
1. Rasm Al-Qur’an adalah bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang, yang
mempunyai bentuk penulisan dengan aturan tertentu.
2. Pembukuan Al-Qur’an dilaksanakan berdasarkan usulan Umar bin Khattab Ra.
dikarenakan banyaknya para penghafal Qur’an yang wafat pada saat perang
Yamamah.
3. Penyeragaman Al-Qur’an disebabkan karena wilayah Islam semakin luas dan tiap
tiap pihak punya dialek tersendiri saat membaca Al-Qur’an dan celakanya
kesemuanya merasa paling benar dalam membaca Al-Qur’an.
4. Pola penulisan Rasm Utsmani ada enam, yaitu : Al Hadz, Al Ziyadah, Al Hamzah,
Badal, Washan dan Fashal, dan Kata dengan Dua Bunyi.
5. Para Ulama mempunyai beberapa pendapat mengenai Rasm Utsmani, diantaranya
Pertama, Rasm Utsmani adalah taufiqi. Kedua, Rasm Utsmani bukan taufiqi dan
merupakan kesepakatan cara penulisan Al-Qur’an yang disetujui Utsman Ra., lalu
yang Ketiga, Rasm Utsmani bukanlah taufiqi dan tidak ada halangan apabila tatkala
suatu generasi hendak menggunakan cara menuliskan Al-Qur’an yang berlainan
dengan Utsmani.
6. Karena kondisi mushaf Utsmani pada awalnya hanya naskah yang ditulis tanpa alat
bantu baca, hal ini yang menyebabkan al-‘Ujmah (kekeliruan dalam menentukan
jenis huruf) dan al-Lahn (kesalahan dalam membaca harakat huruf) menjadi sebuah
fenomena yang tak terhindarkan. Akhirnya Gubernur Bashrah pada saat itu (Ziyad
ibn Samiyyah) memberikan tanda bantu baca berupa harakat, dan kemudian pada
masa Abdul Malik bin Marwan, beliau juga turut memberikan tanda bantu baca
berupa titik pada huruf.
11
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qaththan, M. K. (2013). Studi Ilmu Ilmu Al-Qur’an. Tarj. Drs Mudzakkir. Bogor: Litera AntarNusa.
12