Disusun Oleh:
Siti Nurjannah (2120900008)
Dosen Pengampu:
Mustafid, M.H.
Alhamdulillah, atas segala kenikmatan yang Allah Swt. berikan kepada saya, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan cukup memuaskan.
Tidak lupa saya ucapkan kepada semua pihak yang turut membantu dalam
menyelesaikan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena tanpa
mereka, makalah ini tentu tidak dapat terselesaikan. Semoga segala amal kebaikan dari
mereka yang telah membantu saya diberikan balasan oleh Allah Swt.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membaca. Aamiinn.
Tim Penyusun,
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A.LATAR BELAKANG...............................................................................................
B.RUMUSAN MASALAH..........................................................................................
C.TUJUAN PENULISAN............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
A.PENGERTIAN RASM AL-QUR’AN......................................................................
1.PENGERTIAN RASM AL-QUR’AN.......................................................................
2.PENGERTIAN AL-QUR’AN...................................................................................
B.SEJARAH SINGKAT PEMBUKUAN AL-QUR’AN.............................................
C.ASAL USUL PENYERAGAMAN PENULISAN AL-QUR’AN............................
D.POLA PENULISAN AL-QUR’AN DALAM MUSHAF UTSMANI.....................
1.AL-HADZ.................................................................................................................
2.AL-ZIYADAH...........................................................................................................
3.AL-HAMZAH...........................................................................................................
4.AL-BADAL...............................................................................................................
5.WASHAL DAN FASHAL........................................................................................
6.KATA DENGAN DUA BUNYI...............................................................................
E.PENDAPAT PARA ULAMA MENGENAI MUSHAF UTSMANI.......................
BAB III PENUTUP..................................................................................................................
A.KESIMPULAN........................................................................................................
B.SARAN.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini kita sepatutnya bersyukur karena Al-Qur’an dengan mudah
didapatkan, baik di masjid terdekat, toko buku terdekat, bahkan di lemari rumah kita
sendiri yang kesemuanya ditulis dengan huruf yang sama, bentuk penulisan yang
sama, dan tentunya dengan isi yang sama.
Tidak seperti di masa kini, mushaf Al-Qur’an di masa kenabian maupun masa
para sahabat sangat berbeda dengan mushaf Al-Qur’an masa kini karena dimasa itu
belum ada aturan-aturan mengenai penulisan Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an masih
belum terbentuk menjadi mushaf, melainkan masih berhamburan di pelepah kurma,
tulang belulang, batu, dan media menulis lainnya pada saat itu.
Selain Al-Qur’an belum menjadi mushaf, pada saat itu mushaf para at pun
berbeda antar satu dengan yang lainnya. Mereka mencatat wahyu Al-Qur’an tanpa
pola penulisan standar, karena umumnya dimaksudkan hanya untuk kebutuhan
pribadi, tidak direncanakan akan diwariskan kepada generasi sesudahnya. Akan tetapi,
pada zaman khalifah Utsman Bin Affan wilayah Islam bertambah luas sehingga
terjadi pembauran antara penduduk yang berasal dari bangsa Arab dan bangsa-bangsa
yang tidak mengetahui bahasa Arab.
Keadaan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan sahabat akan terjadinya
perpecahan di kalangan muslimin tentang bacaan Al-Qur’an, selama mereka tidak
memiliki sebuah Al-Qur’an yang menjadi standar bagi bacaan mereka. Sehingga
disalinlah dari tulisan aslinya sebuah al-Qur’an yang disebut Mushaf Imam. Dengan
terlaksananya penyalinan ini, maka berarti Usman telah meletakkan suatu dasar
Ulumul Qur’an yang disebut Rasm Al-Qur’an atau Ilmu al- Rasm al- Utsmani.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Rasm Al-Qur’an?
2. Bagaimana sejarah pembukuan Al-Qur’an?
3. Bagaimana asal-usul penyeragaman penulisan Al-Qur’an?
4. Bagaimana pola penulisan Al-Qur’an dalam mushaf Utsmani?
5. Bagaimana pendapat para ulama mengenai mushaf Utsmani?
5
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Rasm Al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui bagaimana Al-Qur’an dibukukan.
3. Untuk mengetahui asal-usul dari penyeragaman penulisan Al-Qur’an.
4. Untuk mengetahui bagaimana pola penulisan Al-Qur’an dalam mushaf Utsmani.
5. Untuk mengetahui pendapat para ulama mengenai mushaf Utsmani.
6. Untuk mengetahui perkembangan penulisan mushaf Utsmani.
BAB II
PEMBAHASAN
Kemudian Abu Bakar Ra. memerintahkan Zaid bin Tsabit Ra. untuk
mengemban tugas yang sangat berat tersebut, yaitu membukukan Al-Qur’an. Ketika
Abu Bakar Ra. memanggilnya dan mengatakan “Zaid, engkau adalah seorang penulis
wahyu kepercayaan Rasulullah, dan engkau adalah pemuda cerdas yang kami
percayai sepenuhnya.Untuk itu aku minta engkau dapat menerima amanah untuk
mengumpulkan ayat-ayat Alquran dan membukukannya.” Zaid Ra. tidak pernah
menduga mendapat amanah seperti itu “Demi Allah, mengapa engkau akan lakukan
sesuatu yang tidak Rasulullah lakukan? Sungguh ini pekerjaan berat bagiku.
Seandainya aku diperintahkan untuk memindahkan sebuah bukit, maka hal itu
tidaklah seberat tugas yang kuhadapi kali ini.” Jawab Zaid Ra. namun akhirnya
setelah musyawarah yang ketat, Abu Bakar Ra. dan Umar Ra. dapat meyakinkan Zaid
Ra. beserta sahabat yang lainnya bahwa pembukuan Al-Qur’an ini merupakan
langkah yang baik (Nasrudin, 2015).
5. Washal dan fashal (Penyambungan dan pemisahan), seperti kata kul yang di
iringi kata ma di tulis dengan di sambung.
6. Kata dengan dua bunyi
Suatu kata yang dapat dibaca dua bunyi penulisannya disesuaikan dengan
salah satu bunyinya. Di dalam mushaf Utsmani, penulisan kata semacam itu
ditulis dengan menghilangkan alif, misalnya “maaliki yaumiddin (دينjوم الj)ملك ي.
Ayat diatas boleh dibaca dengan menetapkan alif (yakni dibaca dua alif), boleh
juga dengan hanya menurut bunyi harakat (yakni dibaca satu alif).
2
Yakni bukan produk manusia, tetapi merupakan sesuatu yang ditetapkan berdasarkan wahyu
Allah, yang Nabi sendiri tidak memiliki otoritas untuk menyangkalnya.
berkata, “Haram hukumnya menyalahi khat Utsmani dalam soal wawu, alif, ya`
atau huruf lainnya. (As-Suyuti, 1978)”
3. Sebagian ulama lainnya
Sebagian lainnya dari mereka berpendapat bahwa Rasm Utsmani bukanlah
tauqifi. Oleh karena itu, tidak ada halangan untuk menyalahinya tatkala suatu
generasi sepakat menggunakan cara untuk menuliskan Al-qur’an yang berlainan
dengan Rasm Utsmani (Rosihan, 2006).
Berkaitan dengan ketiga pendapat diatas, Al-Qaththan memilih pendapat
yang kedua karena lebih memungkinkan untuk memelihara Al-Qur’an dari
perubahan dan penggantian hurufnya. Seandainya setiap masa diperbolehkan
menulis Al-Qur’an sesuai dengan trend tulisan pada masanya, perubahan tulisan
Al-Qur’an terbuka lebar pada setiap masa. Padahal, setiap kurun waktu memiliki
trend tulisan yang berbeda-beda.
pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, ia memerintahkan Abu al-Aswad al-
Duwali untuk segera membuat tanda baca, terutama untuk menghindari kesalahan
dalam membaca al-Qur’an bagi generasi yang tidak hafal al-Qur’an.
Dalam beberapa periode berikutnya. Pada masa Abdul Malik bin Marwan,
beliau memerintahkan al-Hajjaj ibn Yusuf al-Saqafi untuk menciptakan tanda-
tanda huruf al-Qur’an . Ia mendelegasikan tugas itu kepada Nashid ibn ‘Ashim
dan Yahya ibn Ma’mur, dua orang murid ad-Dawali. Kedua orang inilah yang
membubuhi titik di sejumlah huruf tertentu yang mempunyai kemiripan antar satu
dengan lainnya.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari uraian-uraian pada dua bab sebelumnya, maka saya dapat
memberi kesimpulan sebagai berikut :
1. Rasm Al-Qur’an adalah bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang, yang
mempunyai bentuk penulisan dengan aturan tertentu.
2. Pembukuan Al-Qur’an dilaksanakan berdasarkan usulan Umar bin Khattab Ra.
dikarenakan banyaknya para penghafal Qur’an yang wafat pada saat perang
Yamamah.
3. Penyeragaman Al-Qur’an disebabkan karena wilayah Islam semakin luas dan tiap
tiap pihak punya dialek tersendiri saat membaca Al-Qur’an dan celakanya
kesemuanya merasa paling benar dalam membaca Al-Qur’an.
4. Pola penulisan Rasm Utsmani ada enam, yaitu : Al Hadz, Al Ziyadah, Al Hamzah,
Badal, Washan dan Fashal, dan Kata dengan Dua Bunyi.
5. Para Ulama mempunyai beberapa pendapat mengenai Rasm Utsmani, diantaranya
Pertama, Rasm Utsmani adalah taufiqi. Kedua, Rasm Utsmani bukan taufiqi dan
merupakan kesepakatan cara penulisan Al-Qur’an yang disetujui Utsman Ra., lalu
yang Ketiga, Rasm Utsmani bukanlah taufiqi dan tidak ada halangan apabila
tatkala suatu generasi hendak menggunakan cara menuliskan Al-Qur’an yang
berlainan dengan Utsmani.
6. Karena kondisi mushaf Utsmani pada awalnya hanya naskah yang ditulis tanpa
alat bantu baca, hal ini yang menyebabkan al-‘Ujmah (kekeliruan dalam
menentukan jenis huruf) dan al-Lahn (kesalahan dalam membaca harakat huruf)
menjadi sebuah fenomena yang tak terhindarkan.
B.SARAN
Saya tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.Kami akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
13