Disusun
oleh:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................II
DAFTAR ISI...........................................................................................................................III
BAB I........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
Tujuan.................................................................................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN....................................................................................................................... 3
Pengertian Rasmul Qur’an .................................................................................................... 3
Pendapat Para Ulama tentang Rasmul Qur’an ...................................................................... 4
Kaitan Rasmul Quran dengan Qira’at ................................................................................... 5
BAB III ..................................................................................................................................... 8
PENUTUP ................................................................................................................................ 8
Kesimpulan............................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasmul qur’an merupakan salah satu bagian disiplin ilmu alqur’an yang
mana di dalamnya mempelajari tentang penulisan Mushaf Al-Qur’an yang
dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-lafalnya maupun
bentuk-bentuk huruf yang digunakan. Rasmul Qur’an dikenal juga dengan nama
Rasm Utsmani. Tulisan al-Quran ‘Utsmani adalah tulisan yang dinisbatkan
kepada sayyidina utsman ra. (Khalifah ke III). Istilah ini muncul setelah
rampungnya penyalinan al-Quran yang dilakukan oleh team yang dibentuk oleh
Ustman pada tahun 25H. oleh para Ulama cara penulisan ini biasanya di
istilahkan dengan “Rasmul ‘Utsmani’. Yang kemudian dinisbatkan kepada Amirul
Mukminin Ustman ra.[16]
Para Ulama berbeda pendapat tentang penulisan ini, diantara mereka ada
yang berpendapat bahwa tulisan tersebut bersifat taufiqi (ketetapan langsung dari
Rasulullah), mereka berlandaskan riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah
menerangkan kepada salah satu Kuttab (juru tulis wahyu) yaitu Mu’awiyah
tentang tatacara penulisan wahyu. diantara Ulama yang berpegang teguh pada
pendapat ini adalah Ibnul al-Mubarak dalam kitabnya “al-Ibriz” yang menukil
perkataan gurunya “ Abdul ‘Aziz al-Dibagh”, “bahwa tlisan yang terdapat pada
Rasm ‘Utsmani semuanya memiliki rahasia-rahasia dan tidak ada satupun sahabat
yang memiliki andil, sepertihalnya diketahui bahwa al-Quran adalh mu’jizat
begitupula tulisannya”. Namun disisi lain, ada beberapa ulama yang mengatakan
bahwa, Rasmul Ustmani bukanlah tauqifi, tapi hanyalah tatacara penulisan al-
Quran saja.
Makalah yang kami buat untuk membahas tentang pengertian Rasm Al-
Qur’an, dan tentang pendapat rasmul qur’an serta kaitannya dengan qiaraah.
Untuk lebih jelasnya pada bab selanjutnya akan dibahas secara terperinci.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Makalah ini dimaksudkan agar kita lebih mengerti tentang ilmu al qur’an,
khususnya tentang ilmu rasmul qur’an. Dan kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya bagi diri kami sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta : PT Pustaka Antar Nusa, Tahun 1994, Cetakan
kedua, halaman 247.
5
Sahabt-sahabat nabi menerima al-Qur’an dari nabi menurut lahjah bahasa
golonganya. Dan masing-masing mereka meriwayatkan al-Qur’an menurut lahjah
mereka sendiri. Sesudah itu munculah segolongan ulama yang serius mendalami
ilmu qira’at sehingga mereka menjadi pemuka qira’at yang dipegangi dan
dipercayai. Oleh karena mereka semata-mata mendalami qira’at untuk
mendakwahkan al-Qur’an pada umatnya sesuai dengan lahjah tadi. Kemudian
muncullah qurra-qurra yang kian hari kian banyak. Maka ada diantara mereka
yang mempunyai keteguhan tilawahnya, lagi masyhu, mempunyai riwayah dan
dirayah dan ada diantara mereka yang hanya mempunyai sesuatu sifat saja dari
sifat-sifat tersebut yang menimbulkan perselisihan yang banyak.
Untuk menghindarkan umat dari kekeliruan para ulama
berusaha menerangkan mana yang hak mana yang batil. Maka
segala qira’at yang dapat disesuaikan dengan bahasa arab dan
dapat disesuaikan dengan salah satu mushaf Usmani serta sah
pula sanadnya dipandang qira’at yang bebas masuk kedalam
qira’at tujuh, maupun diterimanya dari imam yang sepuluh
ataupun dari yang lain. Meskipun mushaf Utsmani tetap
dianggap sebagai satu-satunya mushaf yang dijadikan pegangan
bagi umat Islam diseluruh dunia dalam pembacaan Al-Qur’an,
namun demikian masih terdapat juga perbedaan dalam
pembacaan. Hal ini disebabkan penulisan Al-Qur’an itu sendiri
pada waktu itu belum mengenal adanya tanda-tanda titik pada
huruf-huruf yang hampir sama dan belum ada baris harakat.
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa keberadaan mushaf
‘ustmani yang tidak berharakat dan bertitik ternyata masih
membuka peluang untuk membacanya dengan berbagai qira’at.
Hal itu di buktikan dengan masih terdapatnya keragaman cara
membaca Al-Qur’an. Dengan demikian hubungan rasmul Qur’an
dengan Qira’at sangat erat. Karena semakin lengkap petunjuk
yang dapat ditangkap semakin sedikit pula kesulitan untuk
6
mengungkap pengertian-pengertian yang terkandung didalam Al-
Qur’an.Untuk mengatasi permasalahan tersebut Abu Aswad Ad-
Duali berusaha menghilangkan kesulitan-kesulitan yang sering
dialami oleh orang-orang Islam non Arab dalam membaca Al-
Qur’an dengan memberikan tanda-tanda yang diperlukan untuk
menolong mereka membaca ayat-ayat al-Qur’an dan memahami
kandungan ayat-ayat alquran tersebut
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Rasmul qur’an atau rasmul ustmani adalah tata cara menuliskan Al-qur’an
yang ditetapkan pada masa khalifah ustman bin affan dengan kaidah-kaidah
tertentu.
2. Sebagian para ulama berpendapat bahwa rasmul qur’an bersifat tauqifi, tapi
sebagian besar para ulama berpendapat bahwa rasmul qur’an bukan
tauqifi,tetapi merupakan kesepakatan cara penulisan yang disetujui ustman
dan diterima umatnya,sehingga wajib wajib diikuti dan di taati siapa pun
ketika menulis al-qur’an. Tidak boleh ada yang menyalahinya.
3. Hubungan antara rasmul qur’an dan qira’ah sangat erat sekali Karena semakin
lengkap petunjuk yang dapat ditangkap semakin sedikit pula kesulitan untuk
mengungkap pengertian-pengertian yang terkandung didalam Al-
qur’an.Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa keberadaan mushaf ‘ustmani
yang tidak berharakat dan bertitik ternyata masih membuka peluang untuk
membacanya dengan berbagai qira’at. Hal itu di buktikan dengan masih
terdapatnya keragaman cara membaca Al-Qur’an.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://faiqazi.blogspot.com
https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/rasmul-quran-rasm-al-quran.html
Djamilah usup Ilmu rasm Al-qur’an