Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

RASM AL-QUR’AN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah ulumul qur’an

Dosen Pengampu : Umar Al Faruq, S.Pd., M.Pd.I

Disususn oleh :

Kelompok 2 HTN-B

Athiyyah Salsabila (220203110057 )

Ubaidilah (220203110035 )

Bayu Novfreza S ( 220203110066 )

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat
dan karunianya, Kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk
mata kuliah Ulumul Qur’an dengan judul Rasm Al-Qur’an. Adapun makalah ini
membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengertian Rasm Al-Qur’an,
macam macam Rasm Al-Qur’an, sejarah dan kaidah-kaidahnya serta tanggapan ulama’
mengenai Rasm Al-Qur’an.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan dukungan, do’a, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
kemampuan, pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak sudah berkenan membantu khususnya
kepada beliau Bapak Umar Al Faruq, S.Pd., M.Pd.I serta mengharapkan segala bentuk
saran, masukan bahkan kritik yang membangun supaya makalah ini dapat menjadi
lebih baik dan diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat kepada
pembaca, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi masyarakat luas.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 1


BAB I............................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 3
C. Tujuan Permasalahan ....................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................
PEMBAHASAN................................................................................................................. 5
A. Definisi Rasm Al-Qur’an .................................................................................................... 5
B. Sejarah Perkembangan Rasm AL-Qur’an .......................................................................... 5
C. Macam-macam Rasm AL-QUR’AN .................................................................................... 6
D. Kaidah-kaidah Rasm Utsmani ........................................................................................... 7
E. Pendapat Ulama tentang Rasm AL QURAN ...................................................................... 9
F. Kaitan Rasm Al-Qur’an dengan Qira’at ........................................................................... 11
BAB III........................................................................................................................... 13
PENUTUP ...................................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN ................................................................................................................... 13
B. SARAN ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara terminologi, para ulama berbeda pendapat dalam mendefisinikan Al-
Quran. Definisi yang cukup populer dan lengkap bahwa Al-Quran adalah kalam
(firman) Allah yang sekaligus sebagai mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dalam bentuk Bahasa Arab, yang sampai kepada umat islam dengan
cara at-tawatur (transmisi penyampaian dari satu generasi ke generasi yang musthil
melakukan kebohongan) yang kemudian termaktub dalam bentuk mushaf dimulai dari
surat al-fatihah dan ditutup dengan surat an-nas1. Al-Qur’an tidak semerta-merta
menjadi sebuah satu kesatuan seperti sekarang. Ada sangat banyak kejadian dan
peristiwa pada zaman nabi sampai sahabat tentang bagaimana Al-Qur’an bisa
diwariskan kepada umatnya. Penulisan mushaf Al-Qur’an tidak hanya tentang menulis
seperti kita pada umumnya, tetapi ada kaidah atau ketentuan khusus untuk merumuskan
tatanan mushaf Al-Qur’an sebagaimana mestinya. Tentu saja proses ini tidak mudah
begitu saja, banyak masalah-masalah yang dihadapi sahabat pada saat itu. Dimulainya
para sahabat-sahabat penghafal Al-Qur’an yang meninggal setelah terjadinya
pembunuhan. Hal ini semakin menjadikan agenda kodifikasi Al-Qur’an yang
sebelumnya belum pernah ada pada zaman Rasulullah SAW supaya Al-Qur’an tetap
terjaga. Kemudian disitulah para sahabat memulai mengkodifikasi Al-Qur’an dari
mulai Abu Bakar Ash Shiddiq sampai disempurnakan pada zaman Utsman bin Affan.
Beliau menggagas rasm Utsmani bersama panitia khusus guna mengkoordinir semua
qira'at yang telah beredar luas di wilayah Islam yang sebelumnya memiliki qira’at
berbeda-beda. Setelah itu, semua bentuk penulisan dan qira’at disamaratakan supaya
tidak ada perbedaan dan perdebatan antara satu sama lain.

B. Rumusan Masalah

1
Quraish Shihab,et al, Sejarah dan 'Ulumal-Quran,(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999),h. 39

3
1. Apa definisi dari rasm Al-Qur’an?
2. Bagaimana sejarah perkembangan rasm Al-Qur’an?
3. Apa saja macam-macam jenis rasm Al-Qur’an?
4. Apa saja kaidah-kaidah dalam rasm Utsmani?
5. Bagaimana pendapat ulama’ tentang rasm Al-Qur’an?
6. Apa kaitan rasm Al-Qur’an dengan qira’at?

C. Tujuan Permasalahan
1. Untuk mengetahui definisi dari rasm Al-Qur’an.
2. Untuk memahami perkembangan rasm Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui macam-macam rasm Al-Qur’an.
4. Guna memahami kaidah-kaidah rasm Utsmani.
5. Mempelajari dan memahami pendapat ulama’ mengenai rasm Al-Qur’an.
6. Mengetahui kaitan rasm Al-Qur’an dengan qira’at.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Rasm Al-Qur’an


Secara bahasa rasm berasal dari kata rasama, yarsumu, rasman, yang memiliki
arti menggambar atau melukis2. Rasm juga memiliki arti atsar (bekas). Kata tersebut
memiliki beberapa sinonim diantaranya khat, kitabah dan satr.

Sedangkan menurut istilah, bila dihubungkan dengan Al-Quran, maka Rasm


Al-Quran berarti bentuk-bentuk penulisan terhadap bacaan Al-Quran Yang secara
terminology dikemukakan oleh Manna’ Khalil al-Qahtan: Metode Khusus pada
penulisan kitab yang disetujui oleh Usman3. Istilah tersebut juga digunakan oleh
Utsman bin Affan bersama para sahabatnya ketika menulis dan membukukan Al-
Qur’an.

Dalam kitab Manahil al-‘Irfan Fi ‘Ulum Al-Qur’an disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan Rasm Al-Qur’an atau al-Mushaf adalah:“Rasm mushaf yang dimaksud disini
adalah kaidah yang disepakati oleh Utsman RA. dalam penulisan kalimat-kalimat Al-
Qur‟an dan hurufnya”4

B. Sejarah Perkembangan Rasm AL-Qur’an


Mushaf yang lain pada awalnya terpisah satu sama lain dan tidak memiliki
aturan pendaftaran khusus. Pada masa itu, mushaf umumnya diperuntukkan bagi
penggunaan pribadi dan tidak diwariskan kepada generasi berikutnya. Pada zaman
Nabi, Al-Qur’an ditulis pada benda-benda sederhana seperti batu, tulang, kulit unta,
dan pohon kurma5. Tulisan-tulisan Al-Qur’an ini masih tersebar di tanah dan belum
dikumpulkan menjadi mushaf dan disimpan di rumah Nabi Pada masa Abu Bakar,
transmisi Al-Qur’an ditranskripsikan dalam Shuhuf (daun).

2
Ahmad Warson Munawir, Kamus al-Munawir, (Yogyakarta: t.tp. 1954),h.533
3
Yulia Rahmi, Penetapan Susunan Ayat, Surat dan Rasm Al Quran h. 192
4
Mira Shodiqoh, Ilmu Rasm Quran, h. 92
5
Ibid.

5
Penyusunan Al-Qur’an dilakukan oleh Abu Bakar atas saran Umar bin al-
Kattab yang khawatir para penghafal Al-Qur’an berangsur-angsur menghilang. Pada
masa Khalifah Utsman bin Affan, Al-Qur’an ditranskripsi menjadi beberapa mushaf
Untuk melakukan ini, Utsman membentuk tim beranggotakan empat orang, termasuk
Zaid bin Thabit, Abdullah Ibn Az-Zubair, Saad Ibn al-Ash dan Abd al-Rahman Abd
al-harits .

Dalam pekerjaan menyalin Al-Qur'an, mereka mengikuti syarat-syarat yang


disetujui oleh Khalifah Utsman. Pengaturan ini berarti bahwa mereka mereproduksi
kitab suci berdasarkan narasi Mutawatir, yang mengabaikan kitab suci Mansukh, yang
tidak akan dibaca ulang pada masa Nabi Tulisan-tulisannya paling konsisten dengan
berbagai qira'at, meniadakan semua tulisan Sahabat yang tidak memuat ayat-ayat Al-
Qur’an. Font yang digunakan atas persetujuan penulis dan teman-temannya. Para
ulama menyebut gaya tulisan ini Rasm al-Mushafi arena manuskripnya diterima
Utsman, Utsman sering menasionalisasikannya, maka mereka menyebut Rasm Utsman
atau Rasm al-Utsman Golongan 4 tetap membatasi pengertian rasm pada mushaf pada
zaman Utsman dan mengecualikan Rasm Abu Bakar pada zaman Nabi. Bahkan,
Khalifah Utsman membakar mushaf sebelumnya karena dikhawatirkan akan menyebar
dan menimbulkan perselisihan di kalangan umat Islam. Hal ini memungkinkan
kemudian untuk tidak setuju dengan persyaratan untuk mengikuti rasm Utsman6.

C. Macam-macam Rasm AL-Qur’an


Apabila dilihat dari tata penulisan kalimat-kalimat Arab, maka rasm dibagi menjadi
tiga, diantaranya :

1. Rasm Qiyasi/Imla’i

Rasm Qiyasi adalah penulisan sesuai lazimnya kita berucap atau bertutur kata. Ada
pendapat mengatakan bahwa rasm ini dibenarkan hanya bagi orang awam. Sedangkan

6
Ramli Abdul Wahid, Ulum Al-Qur’an, Edisi revisi (Cet. IV; Jakarta.P.T. Grafindo Persada, 2002),h.30-
31

6
bagi para ulama atau orang yang memahami rasm Utsmani tetap harus
mempertahankannya.

Al-zarqani memperkuat dengan berkata bahwa rasm Imla’i perlu digunakan untuk
Tsabit.

2. Rasm ‘Arudi

Rasm ‘Arudi merupakan cara penulisan kalimat-kalimat arab yang disesuaikan


dengan wazan sya’ir-sya’ir Arab. Hal itu untuk mengetahui “bahr” (nama macam
sya’ir).

3. Rasm Utsmani

Rasm ini adalah rasm yang ditetapkan pada masa khalifah Utsman bin Affan. Oleh
karenanya ditetapkan dengan nama rasm Utsmani. Mushaf Utsmani disusun oleh
panitia empat yang dibentuk khusus untuk penyusunan Al-Qur’an. Zaid bin Tsabit,
Abdullah bin zubair, Sa’ad bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits adalah tokoh
dibaliknya, Penulisan ini kemudian diperbanyak yang kemudian dikirim ke Kufah,
Bashrah, Syam, dan ditangan Utsman bin Affan sendiri.

Rasm Utsmani muncul saat penaklukan Armenia dan Azerbaijan, tentara Islam dari
Syam bergabung dengan pasukan dari Irak. Keduanya memiliki qira’at yang berbeda,
sehingga saling mengklaim bahwa qira’atnya yang paling benar. Melihat hal tersebut,
Hudaifiah Al-Yaman melaporkan kejadian tersebut kepada Khalifah Utsman bin Affan
yang kemudian membentuk tim untuk menyalin mushaf milik Abu Bakar dengan
kaidah penulisan yang disetujui oleh khalifah.

D. Kaidah-kaidah Rasm Utsmani


Mushaf Utsmani ditulis menurut kaidah-kaidah tulisan tertentu yang berbeda
dengan kaidah tulis imlak. Para ulama merumuskan kaidah-kaidah tersebut menjadi
enam istilah7.

7
Muhammad Ibnu Abdillah Al-Zarqazi, al-Burhan fi Ulum Ai-Qur’an, (Jilid I, Cairo: Maktabah: Isla al-
babi al- Halabi wa syirkah, 1972), h.376

7
1). Kaidah Buang (al-Hadzf).
a. Membuang atau menghilangkan huruf "‫"ن‬contoh: ( ‫لم نك ( نكن‬
b. Membuang Huruf "‫ " و‬contoh: ) ‫الغاون ) الغاوون‬
c. Membuang huruf "‫ "ل‬contoh:( ‫واليل ) والليل‬
d. membuang huruf "‫ "ى‬contoh :)‫ولى دين ( دينى‬
2). Kaidah Penambahan (al-Ziyadah)
Penambahan (al-ziyadah) disini berarti dalam kaidah imlai huruf huruf tersebut
tidak ada, namun dalam penulisan di al quran dimunculkan walaupun tidak
memengaruhi bacaan.
a. Penambahan huruf "‫ “ ا‬contoh: ( ‫او الاذ بحنه ) الذبحنه‬
b. Penambahan huruf "‫ “و‬contoh: ( ‫ساوريكم ) سارىكم‬
c. Penambahan huruf "‫ “ ى‬contoh: ( ‫باييد ) بايد‬
d. Penambahan huruf" ‫ ”ه‬contoh: ( ‫ماهىه ) هى‬
3). Kaidah Hamzah (al-Hamzah)
Hamzah ditulis dalam 4 bentuk:
>Hamzah di awal kata ditulis dalam bentuk “ ‫ “ ا‬contoh:‫ انعمت‬,‫ االنهار‬,‫ابن‬
>Hamzah di tengah kata ditulis menyesuaikan dengan harakat pada hamzah dan
huruf sebelumnya contoh: ‫سال‬,‫ سئل‬,‫سؤال‬
>Hamzah yang ditulis mufradah atau seperti kepala ‘ain apabila diakhir kata dan
sebelumnya adalah huruf sukun contoh:‫ ملء‬,‫ ماء‬,‫شىء‬
Tapi ada penulisan hamzah di al quran yang keluar dari ketentuan di atas
diantaranya:‫) تؤوىه) وفصيلته التي تئوىه‬

4.) Kaidah Penggantian (al_Badal)


Mengganti huruf dengan huruf yang lain.
>Mengganti ‫( الصالة ) الصلوة و بحرف ا‬
>Mengganti ‫) الضحا ) الضحى ي بحرف ا‬
>Mengganti ‫ة‬ ‫) رحمة) رحمت ت بحرف‬

8
>Mengganti ‫) لنسفعن) لنسفعا ا بحرف ن‬

5.) Kaidah Sambung dan Pisah (washl dan fashl)


Yang dimaksud fashal atau washal adalah pemisahan atau penggabungan dalam
penulisan. Dalam Al Quran, ada dua kata yang ditulis bersambung, namun kadang
pula ditulis terpisah. Contoh:
‫ اال‬-‫ان ال‬
‫ الم‬-‫ان لم‬
‫ مما‬-‫من ما‬
‫ فيما‬-‫في ما‬
‫ يوم هم‬-‫يوم هم‬

6.) Kata yang terdapat dua qiraat dan ditulis salah satunya

Apabila ada kata yang dibaca berbeda oleh para ahli qiraat, maka penulisannya
hanya satu saja diambil dari yang paling banyak menggunakan.
Contoh:
‫ملك يوم الدين‬
Kata )‫ )ملك‬pada mimnya tidak terdapat alif walaupun dibaca panjang dalam
riwayat imam hafsh karena banyak ahli qiraat membacanya dengan pendek.

E. Pendapat Ulama tentang Rasm AL Quran


Setelah mengetahui tentang sejarah penulisan dan pengeditan al qur an yang
kita sebut rasm al quran dengan penulisannya mengikuti kaidah-kaidah khusus yang
telah disebutkan di atas, pembahasan disini mengenai bermunculannya pertanyaan di
kalangan umat Islam tentang statusnya apakah tauqifiy atau ijtihadi, setelah
rampungnya penulisan ulang Al-Qur’an tersebut, yang kemudian sangat erat
hubungannya dengan hukum mengikuti pola penulisan dari rasm tersebut.

9
Terdapat tiga pendapat para ulama tentang persoalan rasm Al Quran ini:

1. Jumhur ulama berpendapat, bahwa Rasm Utsmani adalah bersifat tauqifiy


(bukan buatan manusia sendiri tetapi sesuatu yang berdasarkan wahyu Allah) yang
mana tidak sembarang orang bisa menulisnya bahkan mereka sampai pada tingkat
menyakralkannya. Jadi, pola penulisannya bukan berasal dari ijtihad para shahabat,
sebab penulisan Al-Qur’an telah ada semenjak zaman Rasulullah dan tidak mungkin
mereka sepakat dalam hal yang bertentangan dengan kehendak Rasulullah, sehingga
wajib mengikuti pola penulisan rasm Al-Qur’an. Pendapat ini, mengutip satu riwayat
sebagai pendukungnya, yang menjelaskan bahwa nabi meletakkan undang-undang
penulisan wahyu seperti perkataan beliau kepada Muawiyah sebagai salah seorang
penulis wahyu: “letakkanlah tinta. Pegang pena baik – baik. Luruskan huruf ba’.
Bedakan huruf sin. Jangan butakan huruf mim. Buat baguslah (tulisan)Allah.
Panjangkan (tulisan) al-rahman dan buatlah bagus (tulisan) al-rahim. Lalu ,
letakkanlah penamu di atas telinga kirimu , karena itu akan membuatmu lebih ingat.”8
penulisan seperti itu memiliki rahasia makna yang tersembunyi, jadi tidak mungkin
ditulis tanpa ketetapan dari Rasul. Maka menurut pendapat para ulama jumhur ini,
penulisan mushaf harus sesuai atau mengikuti bentuk penulisan pada rasm Al-Qur’an,
karena sudah ijma’para ulama atas rasm Utsman tersebut dan menunjukkan tidak
boleh beralih kepada yang lain.

2. Ada sebagian Ulama berpendapat bahwa rasm Al-Qur’an bukan tauqifiy


dari Nabi, tetapi suatu istilah yang disepakati oleh Utsman dan diterima baik oleh
umat Islam, sehingga dari kesepakatan tersebut wajib mengikuti penulisan rasm
Utsman dan tidak boleh menyalahinya9. Di antara ulama yang sepakat mengenai
pendapat ini adalah Imam Malik, karena beliau pernah ditanya apakah boleh menulis
Al-Qur’an dengan kaidah hijaiyah, maka imam Malik menjawab tidak kecuali
mengikuti pola penulisan pertama, yaitu rasm Al-Qur’an.

8
ULUMUL QUR’AN ( ILMU-ILMU AL QUR’AN) Ajahari, M.Ag Cetakan I : September 2018 h.36
9
Rosihon Anwar, Ulum Al-quran , CV Pustaka Setia , Bandung , 2010 , hlm 48-53

10
3. Sekelompok ulama lain berpendapat bahwa rasm Al-Qur’an hanyalah istilahi
dan tidak ada larangan menyalahinya jika ingin menulis dengan pola penulisan lainnya.
Di antara ulama yang mendukung pendapat ini adalah Ibn Khaldun dan Qadhi Abu
Bakar. Karena menurut mereka bahwa di dalam Al-Qur’an sendiri tidak pernah ada
ditemukan penjelasan maupun perintah yang mewajibkan penulisan rasm Al-Qur’an
dengan rasm tertentu dan juga tidak ditemukan adanya perintah meninggalkan rasm
tertentu, begitupun dalam sunnah dan qiyas-qiyas syar’i. bahkan sunnah sendiri
memperbolehkan menggunakan rasm mana saja yang mudah, karena rasul tidak pernah
memerintahkan menulis dengan jenis rasm tertentu. Oleh sebab itu tidak adanya
keharusan mengikuti penulisan rasm Utsman karena rasm hanya sekedar symbol atau
isyarat. Dari perbedaan pendapat para ulama di atas disimpulkan bahwa inilah kenapa
terjadi banyak perbedaan pola penulisaan Al Quran karena mereka mempunyai
argumen sendiri.

F. Kaitan Rasm Al-Qur’an dengan Qira’at


Maksud dari qiraat disini adalah madzhab madzhab yang mempunyai pola
pengucapaan dari masing masing mereka imam qurra’. Qiraat ini tidak hanya asal
pengucapan menurut syahwat mereka tetapi berdasarkan sanad sanadnya yang sampai
kepada Rasulullah. Tetapi dengan banyaknya ahli qurra’ yang muncul pada zaman itu
maka menimbulkan perselisihan yang banyak. Maka dari itu untuk menghindari lebih
banyaknya perselisihan, para ulama berusaha menerangkan mana yang bisa diterima
atau tidaknya qiraat yang sesuai dan cocok dengan salah satu mushaf utsmani.
Meskipun Mushaf ‘Utsmani tetap dianggap sebagai satu satunya mushaf yang
dijadikan pegangan bagi umat Islam diseluruh dunia dalam pembacaan Al-Qur’an,
namun demikian masih terdapat juga perbedaan dalam pembacaan. Hal ini disebabkan
penulisan Al-Qur’an itu sendiri pada waktu itu belum mengenal adanya tanda tanda
titik pada huruf-huruf yang hampir sama dan belum ada baris harakat10.

Dengan demikian hubungan Rasmul Qur’an dengan Qira’at sangat erat. Karena
semakin lengkap petunjuk yang dapat ditangkap dalam rasm Al Quran maka semakin

10
Ibid h.53

11
sedikit pula kesulitan untuk mengungkap pengertian pengertian yang terkandung dan
termasuk kesulitan dalam pengucapan didalam Al-Qur’an atau yang disebut qiraat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka Abu Aswad Ad-Duali berusaha
menghilangkan kesulitan-kesulitan yang sering dialami oleh orang-orang Islam non
Arab dalam membaca Al-Qur’an dengan memberikan tanda-tanda yang diperlukan
untuk menolong mereka membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang biasa kita kenal dengan
ilmu nahwu dan memahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
• Rasm Al-Qur’an adalah kaidah atau model yang digunakan oleh Utsman bin
Affan dan para sahabat lainnya untuk menulis Al-Qur’an dengan merujuk
pada mushaf yang dikirim ke berbagai daerah dan kota serta mushaf al-Imam
yang berada di tangan Utsman bin Affan sendiri.
• Gaya penulisan kalimat Rasm Al-Qur’an bahasa Arab terbagi menjadi tiga
jenis:
1. Rasm Qiyasi (Menulis dengan Pengucapan/Kesamaan Bahasa) 2. Rasm
A'rudi (Cara Penulisan Kalimat Bahasa Arab Disesuaikan dengan Bahasa
Arab Wazan Sya'ir) 3. Rasm Utsmani (Penulisan Kuri pada masa Utsman dan
diterima oleh dia).
Para ulama telah merumuskan kaidah Rasm Utsmani dalam enam terminologi,
yaitu:
1. Al-Hadz artinya menghilangkan, membuang atau menghilangkan huruf 2.
Al-Ziyadah artinya menambah 3. Al-Hamzah 4. Badal artinya mengganti 5.
Wasal dan Fashal (sambungan dan pisah), 6. Kata dibaca dengan dua bunyi.
• Ada dua pendapat utama tentang Rasm Al-Qur’an oleh ulama yang berbeda
yaitu:
1. Sebagian menganggap bahwa Rasm Al-Qur’an adalah Tauqify.
2. Sebagian besar Ulama berpendapat bahwa Rasm Al-Qur’an bukanlah
Tauqify melainkan naskah kesepakatan adat yang diterima Utsman dan
diterima masyarakat, sehingga setiap orang harus mengikutinya dalam
menulis Al-Qur’an. Tidak ada yang bisa salah dengan ini.
• Hubungan antara Rasmul Quran dan Qira'at sangat erat karena semakin
lengkap petunjuk yang dapat dipahami, maka semakin sedikit pula kesulitan
untuk mengungkapkan makna yang terkandung dalam Al-Qur’an.
B. SARAN

13
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekeliruan, kesalahan dan kekurangan sehingga jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu, penulis berharap saran dan masukannya bagi para pembaca agar penulis bisa
memperbaiki kembali makalah ini dengan berpedoman pada sumber-sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan. Serta dengan adanya makalah ini, mudah-mudahan bisa
menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi para pembaca tentang rasm Al-Qur’an
sehingga umat islam bisa mengambil hikmah yang telah Allah SWT berikan dalam
rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Amin.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Djalal, Ulumul Quran, Surabaya: Dunia Ilmu, 2000, cet., 2.


Ahmad Warsono Munawir Kamus al-Munawir, Yogyakarta: t.tp. 1954
Ajahari, A. (2018). Ulumul Qur'an:(Ilmu-ilmu Al-Qur’an).
Anwar, E. S. (2009). Bahasa Al-Qur'an sebagai wahyu. Al-Fath, 3(1), 97-105.
Mana’ul Quthan, Mabahits fi ’ Ulumil Qur’an, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an 2,
Jakarta:PT Rineka Cipta,1995.
Noor, A. M. Kajian ringkas seputar alquran dan Rasm Utsmani.
Rahmi, Y. (2017). Penetapan Susunan Ayat, Surat Dan Rasm Al-Qur’an. Jurnal
Ulunnuha, 6(2), 185-196.
Shodiqoh, M. (2019). ILMU RASM QURAN. Tadris: Jurnal Penelitian dan
Pemikiran Pendidikan Islam, 13(1), 91-101.
Usup, D. (2016). ILMU RASM Al-QUR’ AN. Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah, 5(1).
Wildan, S., Muntafiah, I. Z., Septiana, R. E., & Wakhid, N. (2022). Kaidah Rasm
Utsmani Dan Korelasinya Dengan Qiroah Sab’ah: Kaidah Rasm usmani. Journal al
Irfani: Ilmu al Qur'an dan Tafsir, 3(2).

15

Anda mungkin juga menyukai