Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Rasm il Al-Qur’an

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur‟an

Dosen Pengampu: Siyono M.Pd.I

Disusun oleh:

1. Farhan Dany Abdillah (23010210078)


2. Sayida Abqaria Fairuz (23010210095)
3. Sirly Amria Rosyadah (23010210092)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI
SALATIGA 2022
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan mata kuliah Ulumul Qur‟an yang
diberikan oleh Bapak Siyono M.Pd.I dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.

Dalam penulisan makalah yang berjudul Rasm il Al-Qur‟an ini kami susun
dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan Rasm il Al-Qur‟an itu sendiri. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca pada umumnya dan
dari dosen pada khususnya yang telah membimbing kami dalam mata kuliah
Ulumul Qu‟an ini.

Kami ucapkan terimakasih kepada semua unsur yang telah membantu


dalam penyelesaian makalah ini, khususnya Bapak Siyono M.Pd.I selaku dosen
pada mata kuliah ini, semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca dan kami sebagai penyusun.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 23 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ II
DAFTAR ISI ......................................................................................................... III
BAB I ........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah .......................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
A. Pengertian Rasm al-Qur’an ......................................................................... 3
B. Contoh Rasm al-Qur’an ............................................................................... 6
C. Macam-macam Rasm Utsmani ................. Error! Bookmark not defined.
D. Urgensi rasm al-Quran................................................................................. 9
E. Hikmah Mengetahui Rasm Al-Qur’an ...................................................... 11
BAB III................................................................................................................... 12
PENUTUP.............................................................................................................. 12
A. Simpulan ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasm ul qur‟an merupakan salah satu bagian disiplin ilmu alqur‟an
yang mana di dalamnya mempelajari tentang penulisan Mushaf Al-Qur‟an
yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-lafalnya
maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakan. Rasimul Qur‟an dikenal
juga dengan nama Rasm Utsmani.
Tulisan al-Quran „Utsmani adalah tulisan yang dinisbatkan kepada
sayyidina utsman ra. (Khalifah ke III). Istilah ini muncul setelah
rampungnya penyalinan al-Quran yang dilakukan oleh team yang dibentuk
oleh Ustman pada tahun 25H. oleh para Ulama cara penulisan ini biasanya
di istilahkan dengan “Rasm ul „Utsmani‟. Yang kemudian dinisbatkan
kepada Amirul Mukminin Ustman ra.
Para Ulama berbeda pendapat tentang penulisan ini, diantara
mereka ada yang berpendapat bahwa tulisan tersebut bersifat taufiqi
(ketetapan langsung dari Rasulullah), mereka berlandaskan riwayat yang
menyatakan bahwa Rasulullah menerangkan kepada salah satu Kuttab
(juru tulis wahyu) yaitu Mu‟awiyah tentang tatacara penulisan wahyu.
diantara Ulama yang berpegang teguh pada pendapat ini adalah Ibnul al-
Mubarak dalam kitabnya
“al-Ibriz” yang menukil perkataan gurunya “ Abdul „Aziz al-Dibagh”,
“bahwa tlisan yang terdapat pada Rasm „Utsmani semuanya memiliki
rahasia-rahasia dan tidak ada satupun sahabat yang memiliki andil,
sepertihalnya diketahui bahwa al-Quran adalh mu‟jizat begitupula
tulisannya”. Namun disisi lain, ada beberapa ulama yang mengatakan
bahwa, Rasm ul Ustmani bukanlah tauqifi, tapi hanyalah tatacara penulisan
al-Quran saja.

1
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Rasm il Al-Qur‟an?
b. Apa saja contoh dari Rasm il Al-Qur‟an?
c. Apa saja macam-macam rasm ?
d. Apa urgensi dari rasm il Al-Qur‟an?
e. Apa hikmah mengetahui rasm al-Qur’an?
C. Tujuan Penulisan Makalah
a. Untuk mengetahui tentang pengertian Rasm il Al-Qur‟an
b. Untuk mengetahui apa saja contoh dari Rasm il Al-qur‟an
c. Untuk mengetahui macam-macam dari Rasm il
d. Untuk mengetahui urgensi dari Rasm il Al-Qur‟an

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rasm al-Qur’an


Secara Bahasa rasm sendiri memiiki arti yaitu gamba atau tulisan.
Sedangkan menurut istilahnya rasm al-Qur’an sendiri memiliki arti yaitu
tata cara atau pedoman untuk menuliskan huruf-huruf yang ada dalam
kalimat al-Qur‟an yang mana dalam penulisan ini harus sesuai dengan
metode yang telah ditetapkan dalam mushaf utsmani yang mana ini terjadi
pada masa Khalifah Utsman bin Affan. Menurut arti yang lainnya rasm
al-
Qur’an adalah pola yang digunakan untuk menulis Al-Qur‟an yang
digunakan pada masa Khalifah Utsman bin Affan dan empat sahabatnya
ketika sedang menulis dan membukukan Al-Qur‟an (Anshori, 2016:155).
Rasm al-Qur’an berarti cara atau kaidah-kaidah penulisan huruf-huruf
darikata-kata al-Qur‟an yang disetujui khalifah Utsman bin Affan dan
dipedomanioleh tim penyalin Al-Qur‟an yang dibentuknya dan terdiri atas
Zaid ibn Tsabit,„Abdullah ibn al-Zubair, Sa‟id ibn al-„Ash, dan „Abd
alRahman ibn al-Harits ibn Hisyam (Wahid,2002: 20).
Zaid bin Tsabit bersama tiga orang Quraisy telah menempuh suatu
metode khusus dalam penulisan al-Qur‟an yang disetujui oleh Utsman.
Para ulama menamakan metode tersebut dengan Ar-Rasm Al-‘Utsmani lil
Mushaf (penulisanmushaf Utsmani), suatu nama yang dinisbatkan kepada
Utsman. Rasm al-Qur’an adalah tata cara menulis al-Qur‟an yang
ditetapkan pada masa khalifah Utsman bin Affan. Mushaf Utsman ditulis
dengan kaidah-kaidah tertentu (Acep,2016: 94).
Setelah adanya kesepakatan untuk menulis Al-Qur‟an dengan baku
yaitu seseuia dengan rasm utsmani kemudian setelah itu Khalifah Usman
bin Affan memerintahkan untuk membuat sebuah mushaf Al-Imam, dan
membakar semua mushaf selain mushaf Al-Imam ini karena pada zaman

3
Usman bin Affan kekuasaaan Islam telah tersebar meliputi daerah-daerah
selain Arab yang memiliki sosio-kultur berbeda. Hal ini menyebabkan
percampuran kultur antar daerah. Sehingga ditakutkan budaya arab murni
termasuk di dalamnya lahjah dan cara bacaan menjadi rusak atau bahkan
hilang tergilas budaya dari daerah lainnya. Implikasi yang paling
ditakutkan adalah rusaknya budaya oral arab akan menyebabkan banyak
perbedaan dalam membaca Al-Qur‟an. 1
Selain adanya pengertian seperti diatas, ada juga pengertian lain
tentang rasm al-Qu’an yang man apendapat ini dikemukakan oleh
beberapa tokoh yang mana pengertian rasm al-Quran menurut beberapa
tokoh adalah sebagai berikut:
1. Menurut Ibnu Mubarak
Menurut Ibnu Mubarak rasm ul Qur`an adalah tauqifi (bukan
produk manusia, tetapi sesuatu yang ditetapkan berdasarkan wahyu
Allah yang nabi sendiri tidak mempunyai otoritas untuk
menyangkalnya) dan metode penulisannya dinyatakan sendiri oleh
Rasulullah saw. Pendapat ini dianut dan dipertahankan oleh Ibnu
Mubarak yang sependapat dengan gurunya Abdul Azis ad-Dabbagh. Ia
menyatakan bahwa, tidak seujung rambutpun huruf Al-Qur`an yang
ditulis atas kehendak seorang sahabat nabi atau yang lainnya.Rasm ul
Qur`an adalah tauqifi dari nabi Muhammad saw, yakni atas dasar
petunjuk dan tuntunan langsung dari Rasulullah saw.
Beliaulah yang menyuruh mereka (baca, para sahabat) untuk
menulis rasm ul Qur`an itu dalam bentuk yang dikenal sampai
sekarang.
Termasuk tambahan huruf “alif” dan pengurangannya, yaitu rahasia
yang di khususkan Allah swt, bagi kitab suci Al-Qur`an suatu
kekhususan yang tidak diberikan kepada kitab-kitab suci lainnya. Sama
halnya dengan susunan Al-Qur`an itu mu`jiz (membuat lawan tak

1
Acep Hermawan, Ulumul Qur’an, h. 97

4
berdaya), maka Rasm ul Qur`an juga mu`jiz. Pendapat tersebut
dadasarkan pada suatu riwayat bahwa Nabi Muhammad saw, pernah
bersabda kepada Muawiyah, salah seorang pencatat wahyu, “Goreskan
tinta, tegakkan huruf ya`, bedakan sin, jangan kamu miringkan mim,
baguskan tulisam lafal Allah, panjangkan Ar-Rahman, baguskan
ArRahim dan letakkanlah penamu pada telinga kirimu; karena yang
demikian akan lebih dapat mengingatkan kamu”.
2. Sebagian Besar Ulama
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa rasm „Utsmani bukan
tauqifi, tetapi merupakan kesepakatan cara penulisan (ishtilahi) yang
disetujui „Utsman dan deterima umat, sehingga wajib diikuti oleh
siapapun yang menulis Al-Qur‟an. Asyhab bercerita bahwa ketika
ditanya tengtang penulisan Al-Qur‟an, apakah perlu menulisnya seperti
yang dipakai banyak orang sekarang, Malik menjawab “Saya tidak
berpendapat demikian, seseorang hendaklah menulisnya sesuai dengan
tulisan pertama”. Imam Ahmad bin Hambal pernah berkata : “Haram
hukumnya menyalahi khath Mushaf „Utsmani dalam soal wawu, alif,
ya‟, atau huruf lainnya”.
3. Sebagian dari Mereka
Sebaian yang lain pun juga memiliki pandangannya sendiri yang
mana mereka berpendapat bahwa rasm al-Qur’an bukanlah tauqifi.
Tidak ada halangan untuk menyalahinya tatkala suatu generasi sepakat
menggunakan cara tertentu untuk menulis Al-Qur‟an yang berlainan
dengan Rasm „Utsmani.
Dengan demikian, Rasm Al-Qur`an berarti bentuk tulisan Al-Qur`an.
Para ulama lebih cenderung menamakannya dengan istilah rasm ul
mushaf. Adapula yang menyebutnya rasm ul Utsmani karena Khalifah
Utsmanlah yang merestui dilakukannya penulisan Al-Qur`an. Rasm ul
mushaf merupakan ketentuan atau pola yang digunakan oleh Utsman bin
Affan beserta sahabat-sahabat lainnya dalam penulisan Al- Qur`an yang
berkaitan dengan susunan huruf-hurufnya yang terdapat dalam mushaf-

5
mushafyang dikirim ke berbagai daerah dan kota serta mushaf Al-Imam
yang berada ditangan khalifah Utsman bin Affan itu sendiri.2

B. Contoh Rasm al-Qur’an


Semenjak kemunculannya, rasm al-Qur’an merupakan suatu cara
untuk menyamakan cara pembacaan al-Qur‟an agar tidak terjadi keslah
pahaman anatara satu negara dengan negara yang lain, atau daerah yang
satu dengan daerah yang lainnya sehingga terjadi kesamaan dalam
membaca al-
Qur‟an.
Macam rasm yan terkenal danmenjadi satu-satunya rasm al-Quran
yang ada adalah Rasm Utsmani. Rasm Utsmani adalah sebuah metode
untuk mengetahui bagaimana tata cara untuk menuliskan al-Qur‟an yang
mana ini ditetapkan pada masa Khalifah Utsman bin Affan. Tata cara
penulisan itu dijadikan sebagai standar dalam penulisan Kembali atau
penggandaan mushaf al-Qur‟an. Tata cara dalam penulisan ini lebih
dikenal oleh orang-orang dengan sebutan rasm Utsmani. Penamaan ini
muncul hal ini dikarenakan bersamaan dengan lahirnya mushfah Utsman,
yaitu mushaf yang ditulis oleh empat panitia yang terdiri atas Zaid bin
Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa‟id bin Al-Ash, dan Abdurrahman bin Al-
Harits, dan dalam penulisan mushaf ini ditulis dengan kaidah-kaidah
tertentu yang mana kadisah tersebut diantaranya yaitu:
1. Al-Hadzf (membuang, menghilangkan, atau meniadakan huruf)

Contohnya yaitu: menghilangkan huruf alif pada yaa` nida`

(‫س‬ ‫)َيآ يها النا‬


‫آ‬
2. Al-Ziyadah ( penambahan) Contohnya:
a. menambahkan huruf alif setelah wawu pada akhir isim
jama‟ seperti )‫ئيل‬ ‫(بنوا اسرا‬

2
Anshori, Ulumul Qur’an: Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, h.
163

6
b. menambah alif setelah ham,zah marsumah (hamzah yang
terletak di atas tulisan wawu) ‫تفتؤا‬ ‫اتهلل‬
3. Al-Hamzah
Apabila hamzah berharakat sukun, ditulis dengan huruf berharakat

yang sebelumnya. Seperti : ‫ائذن‬.

4. Badal (penggantian) Contohnya:

a. Alif di tulis dengan wawu sebagai penghormatan pada kata : ‫الصلوة‬


5. Washal (penyambungan) dan Fashl (pemisahan)
Washl : metode penyambungan kata yang mengakibatkan hilang

atau dibuangnya huruf tertentu. Contohnya: ‫كلما‬


6. Kata yang dapat dibaca dua bunyi
Kata yang dapat di baca dua bunyi. Suatu kata yang dapat dibaca
dua bunyi, penulisanya disesuaikan dengan salah salah satu bunyinya.
Di dalam mushaf ustmani, penulisan kata semacam itu ditulis dengan

menghilangkan alif, contohnya, (‫الدين‬ ‫)ملك يوم‬. Ayat ini boleh dibaca

dengan menetapkan alif (yakni dibaca dua alif), boleh juga dengan
hanya menurut bunyi harakat (yakni dibaca satu alif). 3

C. Macam-macam Rasm
Melihat dari spesifikasi cara penulisan kalimat-kalimat arab rasm al-qur‟an
dibagi menjadi tiga macam:

1) Rasm Qiyasi (‫القياسى‬ ‫)الرسم‬


2) Rasm A‟rudi (‫العروضي‬ ‫)الرسم‬
3) Rasm Usman (‫العثمان‬ ‫)الرسم‬
Berikut penjelasan dari masing-masing ungkapan diatas:
1. Rasm Qiasi / Imla'i

3
Ibid, h.63

7
Rasmul Imla‟i adalah penulisan menurut kelaziman
pengucapan / pertuturan. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa Al-Qur‟an dengan rasm imla’I dapat
dibenarkan, tetapi khusus bagi orang awam. Bagi para ulama
atau yang memahami rasm Utsmani tetap wajib
mempertahankan keaslian rasm Utsmani.
Pendapat diatas diperkuat oleh Al-Zarqani dengan
mengatakan bahwa rasm Imla’I diperlukan untuk
menghindarkan ummat dari kesalahan membaca Al-Qur‟an,
sedangkan rasm Utsmani di perlukan untuk memelihara keaslian
mushaf Al-Qur‟an. Tampaknya, pendapat ini lebih moderat dan
lebih sesuai dengan kondisi ummat, disatu pihak mereka ingin
melestarikan rasm Utsmani, sementara dipihak lain mereka
menghendaki dilakukannya penulisan Al-Qur‟an denganrasm
Imla’I untuk memberikan kemudahan bagi kaum muslimin yang
kemungkinan mendapat kesulitan membaca Al-Qur‟an
dengan rasm Utsmani.
Namun demikian, kesepakatan para penulis Al-Qur‟an
dengan rasm Utsmani harus diindahkan dalam pengertian
menjadikannya sebagai rujukan yang keberadaannya tidak boleh
hilang dari masyarakat Islam. Sementara jumlah ummat Islam
dewasa ini cukup besar yang tidak menguasai rasm Utsmani.
Bahkan, tidak sedikit jumlah ummat Islam untuk mampu
membaca aksara arab. Mereka membutuhkan tulisan lain untuk
membantu mereka agar dapat membaca ayat-ayat Al-Qur‟an,
seperti tulisan latin. Namun demikian Rasm Utsmani harus
dipelihara sebagai standar rujukan ketika dibutuhkan.
Demikian juga tulisan ayat-ayat Al-Qur‟an dalam karya
ilmiah, rasm Utsmani mutlak diharuskan karena statusnya sudah
masuk dalam kategori rujukan dan penulisannya tidak
mempunyai alasan untuk mengabaikannya. Dari sini kita dapat
memahami bahwa menjaga keotentikan Al-Qur‟an tetap
merujuk kepada penulisan mushaf Utsmani. Akan tetapi segi
pemahaman membaca Al-Qur‟an bisa mengunakan penulisan
yang lain berdasarkan tulisan yang dalam proses penulisan Al-
Qur‟an mulai dari Zaman Rasulullah, zaman khalifah Abu Bakar
sampai khalifah Utsman Bin Affan yang penulisnya tidak pernah
lepas dari Zaid Bin Tsabit yang merupakan sekretaris Rasulullah
SAW. Secara historis ini membuktikan bahwa Allah SWT tetap
menjaga dan memelihara keotentikan Al-Qur‟an.
2. Rasm „Arudi
Rasm ‘Arudi ialah cara menuliskan kalimat-kalimat arab
disesuaikan dengan wazan sya‟ir-sya‟ir arab. Hal itu dilakukan
untuk mengetahui “bahr” (nama macam sya‟ir). Dari sya‟ir
tersebut contohnya seperti :

8
‫وليل كموج البحر ار خي سدو له‬
sepotong sya‟ir Imri‟il qais tersebut jika ditulis akan berbentuk:
‫وليلن كموج البح ر ار خي سدو هلو‬
sesuai dengan
‫فعو لن مفا عيلن فعولن مفا عيلن‬
sebagai timbangan sya‟ir yang mempunyai “ bahar tawil.”
3. Rasm Utsmani
Rasmul Utsmani adalah pola penulisan Al-Qur‟an pada masa
Utsman dan disetujui oleh Utsman. Rasm utsmani menjadi salah
satu cabang ilmu pengetahuan yang bernama Ilmu Rasm
Utsmani. Ilmu ini didefinisikan sebagai ilmu untuk mengetahui
segi-segi perbedaan antara Rasm utsmani dan untuk mengetahui
segi perbedaan antara rasm utsmani dan kaidah-kaidah rasm
istilahi (rasm yang biasa selalu memperhatikan kecocokan antara
tulisan dan ucapan) sebagai berikut contoh antara rasm utsmani
dengan rasm istilahi.
 Dalam rasm utsmani
 Lafaz (‫ )اليستوون‬ditulis (‫)اليستون‬
 Lafaz (‫ )الصالة‬ditulis (‫)الصلوة‬

 Lafaz (‫ )الزكاة‬ditulis (‫)الزكوة‬

 Lafaz (‫ )احلياة‬ditulis (‫)احليوة‬

D. Urgensi rasm al-Quran


Rasm al-Quran sendiri muncul dikalangan para umat sahabat hal
ini pasti dengan memiliki urgensi atau kepentingannya sendiri mengapa
rasm al-Qur’an ini muncul, banyak sekali urgensi dari kemunculan rasm
alQur’an ini yang mana salah satunya adalah untuk menyeragamkan
tulisan al-Qur‟an antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.
Dengan dibuat seragamnya tulisan ini akan memudahkan umat
islam untuk membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar, hal ini dikarenaka
pada awalkemunculannya al-Qur‟an sangat berbeda denga napa yang kita
loihat sekarang ini, pada zaman dahulu al-Qur‟an sendiri hanya terdiri dari
sebuah garis yang kemudian oleh para sahabat nabi dibentuklah suatu

9
panitia untuk membuat keseragaman dalam tulisan al-Qur‟an agar tidak
disalah artikan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu rasm ini muncul juga memiliki urgensi yang sangat
penting untuk umat manusia yaitu untuk membantu mempermudah dalam
pemahaman al-Qur‟an sehingga semuanya seragam antara satu daerah
dengan daerah yang lainnya.4
Selain itu dengan adanya rasm al-Qur’an kita dapat untuk Menulis
al-Qur‟an dengan mengikuti kaidah rasm al-Qur’an (Utsmani) yang mana
sanat berperan penting dalam memahami al-Qur‟an. Karena rasm
alQur’an dimungkinkan melahirkan berbagai pemahaman tertentu, yang
didasarkan pada dua alasan :
a. Penulisan kata yang tidak seperti biasanya, umumnya terjadi pada
katakata khusus yang mendiskusikan sesuatu yang khusus pula.dan ini
bisa dimungkinkan penambahan huruf bisa berarti penambahan makna
dan penekanannya, pengurangan huruf bisa berarti penyusutan makna
dan penenkanannya, dan demikian juga dengan penggantian huruf,
penggabungan dan pemisahan kata, penulisan hamzah, dan penulisan
kata yang bisa dibaca dengna dua bacaan.
b. Penulisan kata yang tidak seperti biasanya, yang berarti keharusan,
mengikuti rasm karena dalam penulisan tersebut terdapat rahasia
qira‟at yang berbeda yang tertampung dalam satu kotak. Sebagaian
ulama membedakan kata bismillah dengan billah. Adanya kata ismi
dalam bismillah adalah pembeda, bahwa yang dimaksud adalah
keinginan untuk menambahkan berkah dari Allah swt. Sedangkan kata
billah menjadikan kata tersebut bisa dipahami dua : sebagai sumpah
dan bisa juga sebagai keinginan untuk mendapatkan berkah.5

4
Syaikh Manna Al-Qattan, Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an, h. 184
5
Madzkur, Z. A. (2012). Legalisasi Rasm inamhtU„َmaladَnasilunePَal-
Qur‟an. Quran and Hadith Studies, 1(2), 215.

10
E. Hikmah Mengetahui Rasm Al-Qur’an
Dengan adanya rasm al-Qur’an memiliki banyak sekali himah
ataupun mafaat bagi orang-orang muslim, diantaranya yaitu:
a. Memelihara dan melestarikan penulisan al-Qur‟an sesuai dengan pola
penulisan al-Qur‟an pada awal penulisan dan pembukuannya
b. Memberi kemungkinan pada lafazh yang sama untuk dibaca dengan
versi qira‟at yang berbeda
c. Kemungkinana dapat menunjukkan makna atau maksud yang
tersembunyi, dalam ayat-ayat tertentu yang penulisannya menyalahi
aturan rasm imla‟i
d. Kemungkinana dapat menunjukkan keaslian harakat suatu lafaz
e. Pembuangan alif dalam (bismillah) adalah untuk mempermudah dan
meringankan , karena sering digunakan. Ada yang mengatakan bahan
karena alif dibuang maka sebagai petunjuk pembuangan alif, adalah
penulisan ba‟dibuat panjang.
f. Pembuangan wawu pada ayat (yamhullahulbaatil) befungsi sebagai
petunjuk akan cepat hilangnya kebatilah.
g. Penambahan ya‟ pada (wassama‟a banaiha) biibad berfungsi untuk
membedakan lafadd aidiy yang bermakna kekuatan dan bermakna
tanagan.
h. Penambahan alif pada (laa azhbahanhu) berfungsi sebagai petunjuk
bahwa penyembelihan tidak terjadi, seoah-olah laa dalam ayat itu
adalah nafiyah

11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Rasm Al-Qur`an berarti bentuk tulisan Al-Qur`an. Para ulama
lebih cenderung menamakannya dengan istilah rasm ul mushaf. Adapula
yang menyebutnya rasm ul Utsmani karena Khalifah Utsmanlah yang
merestui dilakukannya penulisan Al-Qur`an. Rasm ul mushaf merupakan
ketentuan atau pola yang digunakan oleh Utsman bin Affan beserta
sahabat-sahabat lainnya dalam penulisan Al- Qur`an yang berkaitan
dengan susunan hurufhurufnya yang terdapat dalam mushaf-mushafyang
dikirim ke berbagai daerah dan kota serta mushaf Al-Imam yang berada
ditangan khalifah Utsman bin Affan itu sendiri. Yang mana dalam
penulisan yang benar dalam al-Qur‟an sendiri memiliki berbagai macam
kaidah yang harus dipenuhi agar menjadi sempurna.
Urgensi yang terpenting dengan adanya rasm al-Qur’an ini adalah
untuk memudahkan umat islam untuk membaca al-Qur‟an dengan baik dan
benar, hal ini dikarenaka pada awalkemunculannya al-Qur‟an sangat
berbeda denga apa yang kita lihat sekarang ini, pada zaman dahulu al-
Qur‟an sendiri hanya terdiri dari sebuah garis yang kemudian oleh para
sahabat nabi dibentuklah suatu panitia untuk membuat keseragaman dalam
tulisan al-Qur‟an agar tidak disalah artikan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab.

12
DAFTAR PUSTAKA

Acep. 2016. Ulumul Qur’an. Cet.III. Bandung: Remaja Rosdakarya

Al-Qatthan, Manna. 2003. Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an. Cet. VI.


Jakarta:Pustaka al-Kautsar

al-Zarqani, Syeikh Muhammad Abdul Adzim. 2002. Manahil Al-‘Urfan Fi Ulum


Al -Qur’an.Cet. I. Jakarta: Gaya Media Pratama

Anshori. 2016. Ulumul Qur’an: Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan. Cet.


III. Jakarta: Rajawali Press

Febrianingsih, D. 2016. Sejarah Perkembangan Rasm Utsmani. AL-MURABBI:


Jurnal Studi Kependidikan Dan Keislaman

Madzkur, Z. A. (2012). Legalisasi Rasm „Uthmani dalam Penulisan alQur‟an.


Quran and Hadith Studies, 1(2).

Usup, D. 2016. ILMU Rasm al-Qur’an. Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah, 5(1).

13

Anda mungkin juga menyukai