Anda di halaman 1dari 16

Munasabah

SIYONO, M.PdI
Menurut Manna’al-Qaththan:

”Munasabah adalah sisi keterkaitan antara beberapa ungkapan


dalam satu ayat / antarayat pada beberapa ayat, antar surat (di
dalam Al-Qur’an).

Menurut al-Biqa’i:

Munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba mengetahui

alasan-alasan di balik susunan atau urutan bagian-bagian Al-

Qur’an, baik ayat dengan ayat atau surat dengan surat


SEJARAH PERKEMBANGAN MUNASABAH

Menurut Asy Syarahbani, seperti dikutip Az Zarkasyi

dalam Kitab Al Burhan, Orang pertama yang


menampakkan munasabah dalam menafsirkan Al-Qur’an
ialah Abu Nakar An Naisaburi (wafat tahun 342 H).

 Selain beliau terdapat banyak lagi ulama yang membahas. Antara


lain:
1.      Al-Imam al-Biqa‘ie - Nazm ad-Durar fi Tanasub al-Ayi was
Suwar
2.     Al-Imam as-Suyuti – Tanasuq ad-Durar wa Tanasub as-Suwar
3.     Al-Imam al-Farahi al-Hindi – Dala’il an-Nizam
MACAM-MACAM MUNASABAH

 1.      Munasabah antara surat dengan surat.

 2.      Munasabah antara nama surat dengan kandungan isinya.

 3.      Munasabah antara kalimat dalam satu ayat.

 4.      Munasabah antara ayat dengan ayat dalam satu surat.

 5.      Munasabah antara ayat dengan isi ayat itu sendiri.

 6.      Munasabah antara uraian surat dengan akhir uraian surat.

 7.      Munasabah antara akhir surat dengan awal surat

berikutnya.
 8.      Munasabah antara ayat tentang satu tema.
1.Contoh Munasabah Antara Surat dengan Surat
Keserasian hubungan atau munasabah antar surat ini pada hakikatnya
memperlihatkan kaitan yang erat dari suatu surat dengan surat lainnya.
Q. S al-Fatihah (1), Q. S  al-Baqarah (2),
Satu surah berfungsi menjelaskansurat sebelumnya, misalnya di dalam
surat al-Fatihah / 1 : 6 disebutkan :
)6( ‫ إهدنا الصراط المستقيم‬
Artinya : “Tunjukaah kami jalan yang lurus” (Q. S al-Fatihah / 1 : 6)

 Lalu dijelaskan dalam surat al-Baqarah, bahwa jalan yang lurus itu ialah
mengikuti petunjuk al-Qur’an, sebagaimana disebutkan :
)2 (‫للمتقين‬ ‫ذلك الكتاب ال ريب فيه هدى‬
 Artinya : “Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi
mereka yang bertakwa” (Q. S al-Baqarah / 2 : 2)
2. Contoh Munasabah Antara Nama Surat dengan
Kandungan Isinya
 a. Nama diambil dari urgensi isi serta kedudukan surat. Nama surat
al-Fatihah disebut dengan umm al-Kitab karena urgensinya dan
disebut dengan al-Fatihah karena kedudukannya.

 b. Nama diambil dari perumpamaan , peristiwa, kisah atau peran


yang menonjol, yang dipaparkan pada rangkaian ayat-ayatnya;
sementara di dalam perumpamaan, peristiwa, kisah atau peran itu
sarat dengan ide. Di sini dapat disebut nama-nama surat :
al-‘Ankabut, al-Fath, al-Fil, al-Lahab dan sebagainya.

 c.  Nama sebagai cerminan isi pokoknya, misalnya al-Ikhlas karena


mengandung ide pokok keimanan yang paling mendalam serta
kepasrahan : al-Mulk mengandung ide pokok hakikat kekuasaan dan
sebagainya.
 d. Nama diambil dari tema spesifik untuk dijadikan acuan
bagi ayat-ayat lain yang tersebar diberbagai surat. Contoh
al-Hajj (dengan spesifik tema haji), al-Nisa’ (dengan
spesifik tema tentang tatanan kehidupan rumah tangga).
Kata Nisa’ yang berarti kaum wanita adalah ciri
keharmonisan rumah tangga.

 e. Nama diambil dari huruf-huruf tertentu yang terletak


dipermulaan surat, sekaligus untuk menuntut perhatian
khusus terhadap ayat-ayat di dalamnya yang memakai
huruf itu. Contohnya : Thaha, Yasin, Shad, dan Qaf.
3. Contoh Munasabah Antara Satu Kalimat  dengan Kalimat
Lainnya dalam Satu Ayat

 Munasabah antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam satu ayat dapat

dilihat dari dua segi. Pertama adanya hubungan langsung antar kalimat secara
konkrit yang jika hilang atau terputus salah satu kalimat akan merusak isi ayat.
Identifikasi munasabah dalam tipe ini memperlihatkan ciri-ciri ta’kid / tasydid
(penguat / penegasan) dan tafsir / i’tiradh (interfretasi /penjelasan dan cirri-cirinya).
Contoh sederhana ta’kid :
 
"‫فعلوا‬ccc‫ ت‬c‫م‬c ‫إنل‬ccc‫"ف‬, diikuti "‫فعلوا‬ccc‫"ولنت‬ (Q.S al-Baqarah / 2:24).
Contoh tafsir:
‫ سبحان الذي اسرى بعبده ليال من المسجد الحرام الى المسد األقصى‬
Kemudian diikuti dengan (1:17/‫إلسراء‬cc‫)ا‬ ‫ياتنا‬c‫ منا‬c‫نريه‬cc‫ ل‬c‫وله‬c‫اركنا ح‬ccc‫لذيب‬cc‫ا‬
 Kedua masing-masing kalimat berdiri sendiri, ada hubungan tetapi tidak langsung
secara konkrit, terkadang ada penghubung huruf ‘athaf’ dan terkadang tidak
4. Contoh Munasabah Antara Ayat dengan Ayat dalam Satu
Surat

 Untuk mengidentifikasikan ketiga tipologi iman, kafir dan nifaq, dapat


ditarik hubungan ayat-ayat tersebut.
Misalnya surat al-Mu’minun dimulai dengan :
‫قد افلح المؤمنون‬
Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman”.
Kemudian dibagian akhir surat ini ditemukan kalimat
‫انه ال يفلح الكافرون‬
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidak beruntung”.
5. Contoh Munasabah Antara Penutup Ayat dengan Isi Ayat Itu Sendiri
 Imam al-Sayuthi menyebut empat bentuk yaitu

 al-Tamkin (mengukuhkan isi ayat),

 al-Tashdir (memberikan sandaran isi ayat pada sumbernya),

 al-Tawsyih (mempertajam relevansi makna)

 al-Ighal (tambahan penjelasan).

Sebagai contoh :

‫فتبارك هللا احسن الخالقين‬ 

mengukuhkan ‫لنطفة علقة‬cc‫خلقنا ا‬ c‫م‬ccc‫ث‬ 


bahkan mengukuhkan hubungan dengan dua ayat sebelumnya (al-mukminun: 12-
14).
6. Contoh Munasabah Antara Awal Uraian Surat dengan
Akhir Uraian Surat
 Contoh Q. S al-Mu’minun di awali dengan (respek Tuhan kepada orang-orang

mukmin) dan di akhiri dengan (sama sekali Allah tidak menaruh respek terhadap
orang-orang kafir).

 Dalam Q. S al-Qasash, al-Sayuthi melihat adanya munasabah antara pembicaraan

tentang perjuangan Nabi Musa menghadapi Fir’aun seperti tergambar pada awal
surat dengan Nabi Muhammad SAW yang menghadapi tekanan kaumnya seperti
tergambar pada situasi yang dihadapi oleh Musa AS dan Muhammad SAW, serta
jaminan Allah bahwa akan memperoleh kemenangan.
7. Contoh Munasabah Antara Penutup Suatu Surat dengan
Awal Surat Berikutnya.

 Misalnya akhir surat al-Waqi’ah / 96 : c‫لعظيم‬cc‫ ربك ا‬c‫اسم‬ccc‫سبح ب‬ccc‫ف‬


“Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar”.
Lalu surat berikutnya, yakni surat al-Hadid / 57 : 1 :
‫ سبح هللا ما في السموات واألرض وهو العزيز الحكيم‬

“Semua yang berada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah


(menyatakan kebesaran Allah). Dan Dia-lah Maha Kuasa atas
segala sesuatu”.
 
8. Contoh Munasabah Antar Ayat dengan Satu Tema
 Munasabah ini sebagai contoh dapat dikemukakan tentang tema qiwamah
(tegaknya suatu kepemimpinan).
 Paling tidak terdapat dua ayat yang saling bermunasabah, yakni Q. S al-
Nisa’ / 4 : 34 ‫من‬
: ‫نفقوا‬c‫عضوبما أ‬ccc‫ علىب‬c‫عضهم‬ccc‫ ب‬ccc‫ضلهللا‬ccc‫ما ف‬ccc‫لنساء ب‬cc‫مونعلىا‬c‫وا‬cc‫لق‬cc‫لرجا‬cc‫ا‬
c‫لهم‬cc‫موا‬c‫أ‬.
Dan Q. S al-Mujadalah / 58 : 11 :

.‫ رفع هللا الذين امنوا منكم والذين اوتو العلم درجات وهللا بما تعملون خبير‬

Tegaknya qiwamah (konteks parsialnya qiwamat al-rijal ‘ala al-nisa’)erat


sekali kaitannya dengan faktor ilmu pengetahuan / teknologi dan faktor
ekonomi.
Q. S an-Nisa’ menunjuk kata kunci “bimaa fadhdhala” dan “al-ilm”.
Antara “bimaa fadhdhala” dengan “yarfa” terdapat kaitan dan keserasian arti
dalam kata kunci nilai lebih yang muncul karena faktor ‘ilm.
Munasabah Al-Qur’an diketahui
berdasarkan ijtihad, bukan melalui
petunjuk Nabi (tauqifi).
Setiap orang bisa saja menghubung-

hubungkan antara berbagai hal dalam kitab al-

Qur’an tetapi harus mengetahui kandungan

ayat yang di bahas.


Cara Mengetahui Munasabah
 Harus diperhatikan tujuan suatu pembahasan suatu surat,
yang menjadi objek pencarian.

 Memperhatikan uraian ayat-ayat yang sesuai dengan tujuan


yang dibahas dalam surat.

 Menentukan tingkatan uraian-uraian itu, apakah ada


hubungannya atau tidak.

 Dalam mengambil kesimpulannya, hendaknya


memperhatikan ungkapan-ungkapan bahasannya dengan
benar dan tidak berlebihan.
URGENSI DAN MANFAAT MEMPELAJARI MUNASABAH

1. Dapat memudahkan dalam menafsirkan ayat

Al-Qur’an

2. Dapat memudahkan dalam pemahaman ayat

Al Qur’an

3. Untuk memahami keutuhan, keindahan

balaghahnya

Anda mungkin juga menyukai