Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MUNASABAH AL-QUR’AN
Diajukan untuk Memenuhi Salahsatu Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu: Dr. H. Buhori Muslim M.Ag

Disusun oleh:

1. Farda Lu’luah (1202050042)


2. Iva Farihah Anwar (1202050063)
3. Lala Salis (1202050066)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MUNASABAH AL-QUR’AN”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ulumul Qur’an.
Makalah ini berisi tentang Munasabah Al-qur’an, makalah ini saya lengkapi dengan
pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan
makalah. Pembahasan yang menjelaskan Munasabah Al-Qur’an, penutup yang berisi
tentang kesimpulan yang menjelaskan isi dari makalah saya. Makalah ini juga saya
lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam
penyusunan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan saya terima. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Bandung, 06 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan MaKalah........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Pengertian Munasabah Al-Qur’an.........................................................S2


B. Bentuk-bentuk Munasabah Al-Qur’an....................................................2
C. Fungsi Munasabah Al-Qur’an
D. Contoh Ayat Munasabah Al-Qur’an........................................................3

BAB III PENUTUP................................................................................................4

A. Kesimpulan.................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................5

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab yang diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi
Muhammad saw. Melalui perantara malaikat jibril secara berangsur-angsur dalam
bahasa Arab, dan membacanya bernilai ibadah. Al-Qur’an berisi petunjuk dan
tuntunan komprehensif untuk mengatur kehidupan di dunia maupun akhirat.
Setiap ayat yang turun, Nabi Muhammad saw. Langsung menjelaskan
kandungannya, dan setiap peristiwa mendapatkan jawaban dari wahyu yang turun
kepadanya. Tetapi setelah wafatnya Rasulullah tidak ada lagi yang menjelaskan,
hanya tinggal Hadits, Khobar, Atsar yang diyakini asli dari nabi Muhammad saw.
Ytang dapat dijadikan rujukan. Seperti penjelasan atau penafsiran Ayat Al-Qur’an
dengan hadits yang menerangkan Asbabuln Nuzul mengenai turunnya ayat tersebut,
akan tetapi permasalahan selanjutnya timbul, bagaimana dengan ayat yang tidak ada
Asbabun Nuzulnya? Sebagian Ulama memasukkan sebuah ilmu yang termasuk dalam
kategori ulumul qur’an yaitu Munasabah Al-Qur’an.
Munculnya pengetahuan tentang teori Munasabah (Korelasi) ini tampaknya
berawal dari kenyataan bahwa sistematika Al-Qur’an sebagaimana terdapad dalam
Mushaf Usmani sekarang tidak berdasarkan atas fakta Kronologis turunnya.
Sehubungan dengan ini ulama Salaf berbeda pendapat tentang urutan surat di dalam
Al-Qur’an. Segolongan dari mereka berpendapat bahwa hal itu didasarkan atas ijtihad
para sahabat setelah bersepakat dan memastikan bahwa susunan ayat ayat adalah
taufiqi. Golongan ketiga berpendapat serupa dengan golongan pertama, kecuali Q.S
Al-Anfal dan At-Taubah yang dipandang bersifat ijtihad.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Munasabah Al-Qur’an?
2. Bagaimana Bentuk-Bentuk Munasabah Al-Qur’an?
3. Apa Fungsi Munasabah Al-Qur’an?
4. Apa Contoh Ayat Munasabah pada Al-Qur’an?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui Pengertian Munasabah Al-Qur’an
2. Mengetahui Bentuk-Bentuk Munasabah Al-Qur’an
3. Mengetahui Fungsi Munasabah Al-Qur’an
4. Mengetahui Contoh Ayat Munasabah Al-Qur’an

1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Munasabah
Secara etimologi, kata munasabah sering digunakan dalam tiga pengertian. Kata
ini digunakan dengan makna musyakalah atau muqarabah (dekat).
Kata munasabah juga diartikan dengan an-nasib (kerabat atau sanak keluarga).
Pengertian munasabah secara terminologis berdasarkan beberapa ulama ialah
sebagai berikut:
a. Menurut Ibn ‘Arabi munasabah ialah relasi ayat-ayat al-Qur`an antara suatu
bab dengan lainnya, sehingga bagaikan satu kalimat yang maknanya serasi dan
strukturnya yang rapi.
b. Menurut Az-Zarkasyi ialah merupakan perjuangan pemikiran insan untuk
menggali diam-diam relasi antar ayat atau surat yang sanggup diterima akal.
c. Menurut Al-Biqa'i: Munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba mengetahui
alasan-alasan dibaliik susunan atau urutan bagian-bagian al-qur'an, baik ayat
dengan ayat, atau surat dengan surat.
d. Menurut mana' al-qatan: Munasabah adalah sisi keterikatan antara beberapa
ungkapan didalam satu ayat, atau antara ayat pada beberapa ayat, atau antara
surat (di dalam al-qur'an).
Menurut bahasa, munasabah berarti al-musyakalah · (keserupaan) dan al-
muqarabah (berdekatan). Menurut Suyuthi (9II:108), kedekatan itu kembali kepada
hubungan ayat dengan ayat sampai kepada makna korelatif baik secara khusus,
umum, abstrak, kongkrit maupun hubungan seperti sebab musabab, ilal ma'lul,
perbandingan dan perlawanan.
Pengertian secara terminologis, dapat dipahami dari penjelasan al- Syaikh Wali
al-Din al-Malawi, seperti dikutip oleh Said Hawa (I 99:3:24) bahwa di antara I’jaz al-
Quran adalah uslub dan tata bahasanya yang sangat tinggi. Seyogyanya yang perlu
diteliti dari masing-masing ayat itu pertama kali ialah ayat yang menyempurnakan
ayat sebelumnya atau ayat yang berdiri sendiri (mustaqillat), yang mempunyai
hubungan dengan ayat-ayat sebelumnya. Demikian pula dicari hubungan antara surat
dengan surat sebelumnya.
Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa Ilmu Munasabah adalah
pengetahuan yang menggali hubungan dalam Al-Quran. Hubungan yang dicari adalah
relevansi antara ayat dengan ayat dan surat dengan surat.
B. Bentuk-bentuk Munasabah
Menurut M.Quraish Shihab, paling tidak ada enam daerah munasabah yang sanggup
ditemukan dalam al-Qur`an, yakni pada:
1. Hubungan Kata Demi Kata dalam satu ayat
Munasabah ini terjadi lantaran antara bagian-bagian al-Qur`an tidak ada
kesesuaian, sehingga tidak tampak adanya relasi di antara keduanya, bahkan
tampak masingmasing ayat bangun sendiri, baik lantaran ayat yang dihubungkan
dengan ayat lain maupun lantaran yang satu bertentangan dengan yang lain. Hal
tersebut gres tampak ada relasi yang ditandai dengan abjad ‘atf, sebagai contoh,
terdapat dalam QS. al-Gasyiyah : 17-20:

2
“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan, dan
langit, bagaimana ia ditinggikan? dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
dan bumi bagaimana ia dihamparkan?.”
2. Hubungan Antara Kandungan Ayat Al-Qur’an Dengan Fasilah (Penutup Ayat)
Dalam satu surat terdapat relasi antara awal surat dan akhirannya. Misalnya,
dalam surat al-Qasas dimulai dengan cerita Nabi Musa As. dan Fir’aun serta
pasukannya, sedangkan epilog surat tersebut menggambarkan pernyataan Allah
Swt biar umat Islam jangan menjadi penolong bagi orang-orang kafir, alasannya
ialah Allah Swt lebih mengetahui wacana hidayah.
3. Hubungan Ayat dengan Ayat Berikutnya
Hubungan antara ayat pertama dengan ayat terakhir dalam satu surat. Contoh
dalam problem ini contohnya dalam surat al-Mu’minun, ayat 1 yang
berbunyi “qad aflaḥa al-mu’minun” kemudian di bab selesai surat tersebut
berbunyi “innahu la yufliḥu alkafirun”. Ayat pertama menginformasikan
keberuntungan dalam orang-orang mukmin, sedangkan ayat kedua di bab selesai
shalat wacana ketidakberuntungan orang-orang kafir.
Munasabah antar ayat ini juga dijumpai dalam rujukan pada QS. al-Baqarah :
45 terdapat kata al-khasyi’in yang kemudian di jelaskan pada ayat berikutnya
yang memberi isu wacana maksud dari kata al-khasyi’in tersebut:
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. (yaitu)
orangorang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa
mereka akan kembali kepada-Nya.”
4. Hubungan Mukadimah Satu Surat Dengan Surat Berikutnya
Misalnya antara surat al-Fatiḥah dan surat al-Baqarah. Dimana dalam surat al
Fatiḥah berisi tema global wacana aqidah, muamalah, kisah,
janji, dan ancaman. Sedangkan dalam surat al-Baqarah menyebabkan penjelas
yang lebih rinci dari isi surat al-Fatiḥah.
5. Hubungan Penutup Satu Surat dengan Mukaddimah Surat Berikutnya
Misalnya permulaan surat Al-Hadid: 1 dengan penutupan surat Al-Waqi’ah :
96 mempunyai relevansi yang jelas, yakni keserasian dan relasi dengan tasbih.
“Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar.”
Dengan,
“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada
Allah (menyatakan kebesaran Allah). dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (QS. al-Hadid :1)
6. Hubungan Kandungan Surat dengan Surat Berikutnya
Al-Qur`an sebagai satu kesatuan yang bagian-bagian strukturnya terkait secara
utuh. Pembahasan wacana munasabah antar surat dimulai dengan memposisikan
surat al-Fatiḥah sebagai Ummul Kitab (induk al-Qur`an), sehingga penempatan
surat tersebut sebagai surat pembuka (al-Fatiḥah) ialah sesuai dengan posisinya
yang merangkum keseluruhan isi al-Qur`an Surat al-Fatiḥah menjadi ummul
kitab, alasannya ialah di dalamnya terkandung problem tauhid, peringatan dan

3
hukum-hukum, yang dari problem pokok itu berkembang sistem pedoman Islam
yang tepat melalui klarifikasi ayat-ayat dalam surat-surat sehabis surat al-Fatiḥah.
Ayat 1-3 surat al-Fatiḥah mengandung isi wacana tauhid, kebanggaan hanya
untuk Allah Swt lantaran Dia-lah penguasa alam semesta dan Hari Akhir, yang
klarifikasi rincinya sanggup dijumpai secara tersebar di aneka macam surat al-
Qur`an. Salah satunya ialah surat al Ikhlas yang dikatakan sepadan dengan
sepertiga al-Qur`an.
C. Fungsi Munasabah Al-Qur’an
1. Untuk menemukan arti yang tersirat dalam susunan dan urutan kalimat kalimat,
ayat-ayat, dan surah-surah dalam Al-Quran.
2. Untuk menjadikan bagian-bagian dalam Al-Quran saling berhubungan sehingga
tampak menjadi satu rangkaian yang utuh dan integral.
3. Ada ayat baru dapat dipahami apabila melihat ayat berikutnya.Untuk menjawab
kritikan orang luar (orientalis) terhadap sistematika AlQuran.
D. Contoh Ayat Dari Munasabah Al-Qur’an
Artinya: Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah
yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS Al A’raf Ayat 26).
Munāsabah dalam ayat di atas tampak jelas, hubungan antara pakaian biasa dan
pakaian taqwa dalam menutupi aurat manusia. Allah telah memberi kenikmatan
berupa pakaian, libâs. Ada banyak jenis pakaian yang ada di alam semesta, namun
hanya satu di hadapan Allah pakaian yang dikaruniai yaitu pakaian taqwa, libâs at-
taqwâ. Hal tersebut terlihat dari kalimat żâlika khair. Adanya tambahan keterangan
tersebut, makin jelas bahwa pakaian yang efektif yang diperintahkan Allah dalam
memelihara seseorang dari hal-hal negatif lahir-batin, terhindar dari godaan syaitan
dan perbuatan keji adalah pakaian taqwa. Yaitu sikap mental yang selalu tunduk dan
patuh melaksanakan perintah dan meninggalkan larangannya agar terhindar dari siksa
neraka.

4
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Munasabahadalah Ilmu yamg menerangkan hubungan antara ayat
dengan ayat atau surat dengan surat yang lain, apakah hubungan itu berupa
ikatan antara Am dan Khosnya, antara sebab akibanya atau antara I’lat dan
Mu’lulnya atau antara rasional dengan irasionalnya atau antara dua hal yang
kontradiksi sekalipun. Mengetahui ilmu tentang Munasabah dalam Al-Qur’an
adalah penting karena memahami dengan disertai pengetahuan tentang
munasabah akan diketahui mutu dan kebalaghahan Al-Qur’an. Disampimg itu
Munasabah antatra ayat/surat dengan ayat/surat juga membantu dalam
memahami dan menafsirkan Al-Qur’an dengan baik dan cermat.
B. Saran

5
DAFTAR PUSTAKA
Baidowi, Ach, Kudus, Koroni, Hafidz, Rasyid. 2017. “Munasabah A-Qur’an”.
http://himaprodiesystais.wordpres.com/2017/01/05/makalah-munasabah-al-quran/.
Diakses pada 11 April 2021 pukul 11.46.
Fadillah, Ega Nur. 2018. “Munasabah Al-Qur’an”.
http://www.kompasiana.com/eganurfadillah5648/5bf5744c677ffb592f6c0af7/
munasabah-al-qur-an?page=all#:~:texs=terdapat%20empat%20fungsi%20utama
%20dari,%2Dsurah%20dalam%20Al%2DQuran.&text=Ada%20ayat%20baru
%20dapat%20dipahami,(orientasi)%20terhadap%20sistematika%20AlQuran. Diakses
pada 11 April 2021 pukul 08.33.
Hadizan, Rizal. 2019. “Pengertian Munasabah, Bentuk-Bentuk Munasabah dan Referensi
Munasbah. http://percetakanalquran.com/pengertian-munasabah-bentuk-bentuk-
munasabah-dan-referensi-munasabah/. Diakses pada 6 April 2021 pukul 16.37.
Iman, Fauzul. 1997. “Munasabah Al-Qur’an”. Dalam Al-Qalam No 63/XII. (hlm, 45-55).
Muslimin, Moh. 2013. “Munasabah dalam Al-Qur’an”.
http://moraref.kemenag.go.id/documents/article/97874782241996806. Diakses pada
11 April 2021 pukul 05.57.

Anda mungkin juga menyukai