Disusun oleh :
Dosen Pengampuh:
FAKULTAS SYARIAH
IAIN BENGKULU
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, yang dengan
limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
Ilmu Pancasil yang membahas tentang “Munasabah Surah Al-Baqarah ayat 1-5” sebaik
mungkin.
Dalam upaya penyelesaian makalah ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. oleh karena itu penulis ucapkan ribuan terimakasih
kepada sahabat-sahabatku tercinta yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari meskipun penulisan makalah ini telah penulis upayakan seoptimal
mungkin tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak sengaja, untuk itu bagi
para pembaca yang budiman sangat penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis serta memperoleh ridho
Allah semata. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................2
BAB II..................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Pengertian Dari Munasabah........................................................................3
B. Munasabah Surah Al-Baqarah Ayat 1-5.....................................................4
BAB III................................................................................................................9
PENUTUP...........................................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci bagi semua umat manusia di dunia ini yang diturunkan Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat kerasulannya, yang berisi Wahyu
Allah untuk memberi petunjuk kepada manusia kearah yang terang dan jalan yang lurus agar
manusia beriman kepada Allah SWT sebagai pencipta Alam semesta sehingga mustahil untuk
meyakini tuhan selainNya,
Setelah wahyu Allah turun ke bumi maka kewajiban manusia tidak lain hanyalah ingat
(Dzikr) bahwa penciptaan mereka tidaklah sia-sia, tetapi telah diskenario-i langsung oleh
sang maha pencipta yaitu Allah SWT yang mengatur segala urusan di langit dan di bumi,
mewajibkan taat terhadap segala perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan
ditauladani langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Setiap ayat yang turun Nabi SAW
langsung menjelaskan kandungannya, dan setiap peristiwa mendapatkan jawaban dari wahyu
yang turun kepadanya. tetapi untuk masa setelah wafatnya Nabi SAW tidak ada lagi
penjelasan oleh nabi, hanya tinggal Hadits, khabar, Atsar yang diyakini asli dari Nabi yang
dapat dijadikan rujukan.
Seperti penjelasan atau penafsiran Ayat Al-Qur’an dengan Hadits yang menerangkan
Asbabun Nuzul mengenai turunnya ayat tersebut, akan tetapi permasalahan selanjutnya
timbul, bagaimana dengan ayat yang tidak ada Asbabun Nuzulnya? Sebagian ulama
memasukkan sebuah ilmu yang termasuk dalam kategori ulumul qur’an yaitu Munasabah Al-
qur’an.
Lahirnya pengetahuan tentang teori Munasabah (korelasi) ini tampaknya berawal dari
kenyataan bahwa sistematika Al-Qur’an sebagaiman terdapat dalam Mushaf Usmani
sekarang tidak berdasarkan atas fakta kronologis turunnya. Sehubungan dengan ini, ulama
salaf berbeda pendapat tentang urutan surat di dalam Al-Qur’an. Segolongan dari mereka
berpendapat bahwa hal itu didasarkan pada tauqifi dari Nabi SAW. Golongan lain
berpendapat bahwa hal itu didasarkan atas ijtihad para sahabat setelah bersepakat dan
memastikan bahwa susunan ayatayat adlah tauqifi. Golongan ketiga berpendapat serupa
dengan golongan pertama, kecuali surat Al-Anfal dan Bara’ah/At-Taubah yang dipandang
bersifat ijtihadi.
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, yaitu:
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dari Munasabah
Yang dimaksud dengan munasabah ialah sebuah konsep di dalam Ulum al-Qur'an yang
membahas tentang pemahaman makna ayat secara komprehensif dengan menghubungkan
antara ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, antara pembuka ayat dan penutup ayatnya, dan
antara ayat dengan nama surah yang menjadi tema sentralnya.1
1. Menurut Az-Zarkasyi: Munasabah adalah suatu perkara yang dapat dipahami oleh akal.
Tatkala dihadapkan kepada akal, pasti akal itu akan menerimanya.
2. Menurut Manna’ Al-Qathtan: Munasabah adalah aspek yang punya keterikatan antara satu
kalimat dengan kalimat lain dalam satu ayat, antara ayat satu dengan ayat lain dalam banyak
ayat, atau antara surat dengan surah yang lain (di dalam Al-Quran).
4. Menurut Al-Biqa’i: “Munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba mengetahui alasan-
alasan di balik susunan atau urutan bagian-bagian Al-Quran, baik dengan ayat, atau surat
dengan surat.
Jadi, dalam kontaks ‘Ulum Al-Quran, munasabah berarti menjelaskan korelasi makna
antarayat atau antarsurat, baik korelasi itu bersifat umum atau khusus; rasional (‘aqli),
1
news.detik.com/kolom/d-4898037/memahami-munasabah-ayat
persepsi (hassiy), atau imajinatif (khayali); atau korelasi berupa sebab-akibat, ‘illat dan
ma’lul, perbandingan, dan perlawanan
As-Suyuthi menjelaskan secara global bahwa ada beberapa langkah yang perlu dilakukan
untuk menemukan munasabah, yaitu:
2. Memerhatikan uraian ayat-ayat yang sesuai dengan tujuan yang dibahas dalam surat.
ا ٓل ۚ ّٓم
Terjemahan :
[10] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al-Quran
seperti: alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim shaad dan sebagainya. Di antara ahli-
ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk
ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang
menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat
bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya
memperhatikan Al-Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al-Quran itu diturunkan dari
Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya
bahwa Al-Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad صلى هللا عليه وسلمsemata-
mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran
4
Tafsir :
Alif Lam Mim, ini adalah huruf-huruf yang terpenggal yang hadir di awal beberapa surat,
mengandung isyarat kepada kemukjizatan al-Quran. Al-Quran menantang orang-orang
musyrikin dan mereka tidak kuasa menentang nya. Al-Quran hanya tersusun dari huruf-huruf
tersebut di mana bahasa Arab juga tersusun darinya. Ketidakmampuan orang-orang Arab
untuk membuat yang semisal dengan al-Quran -padahal mereka adalah orang-orang yang
paling fasih- membuktikan bahwa al-Quran merupakan wahyu dari Allah .
Kitab [11] (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa [12],
[11] Tuhan menamakan Al-Quran dengan Al Kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai
isyarat bahwa Al-Quran diperintahkan untuk ditulis.
[12] Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-
perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan
takut saja.
Tafsir :
Al-quran ini marupakan kitab yang agung yang tidak diragukan bahwa ia datang dari
sisi Allah, maka siapa pun tidak patut meragukannya karena ia adalah kitab yang jelas.
Orang-orang yang bertakwa mengambil manfaat darinya dengan ilmu yang bermanfaat dan
amal shalih. Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang takut kepada Allah dan
mengikuti hukum-hukum-Nya.
Al- Baqarah Ayat:3
(yaitu) mereka yang beriman [13] kepada yang ghaib [14], yang mendirikan shalat
[15], dan menafkahkan sebahagian rezki [16] yang Kami anugerahkan kepada mereka.
5
[13] Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan
jiwa. Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.
[14] Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. Percaya kepada yang
ghjaib yaitu, meng-itikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh
pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah,
Malaikat-Malaikat, Hari akhirat dan sebagainya.
[15] Shalat menurut bahasa Arab: doa. Menurut istilah syara ialah ibadat yang sudah dikenal,
yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan
pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. Mendirikan shalat ialah menunaikannya
dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang
lahir ataupun yang batin, seperti khusu, memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
[16] Rezki: segala yang dapat diambil manfa’atnya. Menafkahkan sebagian rezki, ialah
memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang
disyari’atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum
kerabat,anak-anak yatim dan lain-lain.
Tafsir :
ك ۚ َوبِااْل ٰ ِخ َر ِة ھُ ْم ي ُْوقِنُ ْو َن َ َو الَّ ِذي َْن ي ُْؤ ِمنُ ْو َن ِب َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَي
َ ِْك َو َمٓا اُ ْن ِز َل ِم ْن قَ ْبل
6
Terjemahan :
Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu
dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu [17], serta mereka yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat [18].
[17] Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad Salallahu alaihi wassalam, ialah
kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Quran seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-
Shuhuf yang tersebut dalam Al-Quran yang diturunkan kepada para Rasul. Allah menurunkan
Kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril aalaihissalam, lalu Jibril
menyampaikannya kepada Rasul.
[18] Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. Akhirat
lawan dunia. Kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya
kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.
Tafsir :
Orang-orang yang bertaqwa beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu wahai
Rasul, yaitu Al-Quran, dan apa yang diturunkan kepadamu berupa hikmah, yaitu sunnah.
Mereka juga beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada para Rasul sebelummu,
seperti Taurat, Injil dan lainnya. Mereka juga membenarkan alam kehidupan setelah kematian
termasuk apa yang ada disana, berupa hisab dan balasan amal perbuatan, mereka
membenarkan dengan hati mereka dengan pembenaran yang terlihat dari lisan dan perbuatan
mereka. Di sisni iman pada Hari Akhir disebut secara khusus karena iman kepadanya
termasuk pendorong terkuat untuk melakukan kebaikan-kebaikan, menjauhi larangan-
larangan dan mendorong seseorang untuk melakukan muhasabah (introspeksi) terhadap
dirinya.
َ wِولٓ ِٕٕٮ
ك هُ ُم ۡال ُم ۡفلِح ُۡو َن َ wِولٓ ِٕٕٮ
ٰ ُك َع ٰلى هُ ًدى ِّم ۡن َّربِّ ِهمۡ َوا ٰ ُا
Terjemahan :
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-
orang yang beruntung [19]. [19] Ialah orang-orang yang mendapat apa-apa yang
dimohonkannya kepada Allah sesudah mengusahakannya.
7
Tafsir :
Orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut berjalan di atas cahaya dari Rabb mereka
dan meraih taufik dari pencipta dan pemberi hidayah mereka.mereka adalah orang-orang
yang beruntung yang meraih apa yang mereka cari dan selamat dari keburukan di mana
mereka lari dari nya .
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu Munasabah adalah studi tentang korelasi dalam satu ayat atau antar ayat pada
beberapa ayat, atau antar surat dalam Al-Qur’an. Ada beberapa cara mengetahui munasabah,
yaitu: harus memperhatikan tujuan pembahasan suatu surah, uraian ayat-ayat yang sesuai
dengan tujuan yang dibahas dalam surah, menentukan tingkatan uraian-uraian tersebut
(klasifikasi), dan berhatihati dalam menarik simpulan relevansinya agar tidak dianggap “liar
dan berlebihan”. Dalam dunia pendidikan tahapan-tahapan ini merupakan rangkaian yang
harus diperhatikan dengan baik agar maksud dan tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan
yang diinginkan.
B. Saran
Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang berjudul tentang
“Munasabah Surah Al-Baqarah ayat 1-5”, dalam makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis sangat berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya dan juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
core.ac.uk/download/pdf/327228299.pdf
kompasiana.com/eganurfadillah5648/5bf5744c677ffb592f6c0af7/munasabah-al-qur-an?
page=all#:~:text=Mengetahui%20munasabah%20Al%2Dqur'an,dari%20Nabi%20maupun
%20dari%20sahabatnya.
binbaz.or.id/tafsir-al-muyasar-surat-al-baqarah-ayat-1-10/
kalam.sindonews.com/surah/2/al-baqarah