STUDI AL-QUR’AN
Dosen pengampu :
Dr. H. Darmawan, SHI., MHI.
Oleh :
1. Nur Laili Azizah (G73218062)
2. Nurrusofia Hanum (G73218063)
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 2
BAB II ...................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
A. PENGERTIAN MUNASABAH ................................................................................. 3
B. LATAR BELAKANG MUNCUKNYA ILMU MUNASABAH .............................. 7
C. URGENSI DAN KEGUNAAN MUNASABAH AL-QUR’AN................................ 8
D. DASAR MUNASABAH DALAM AL-QUR’AN .................................................... 10
BAB III ................................................................................................................................... 12
PENUTUP .............................................................................................................................. 12
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur’an adalah kitab suci umat islam yang diturunkan oleh Allah
SWT dengan jalan mutawattir kepada nabi Muhammad SAW sebagai
mu’jizat kerasulannya, yang berisi wahyu Allah untuk memberi
petunjuk kepada manusia kearah yang terang dan jalan yang lurus agar
manusia beriman kepada Allah SWT sebagai pencipta alam semesta
sehingga mustahil untuk meyakini Tuhan selain Allah SWT,
1
yang termasuk dalam kategori Ulumul Qur’an yaitu Munasabah
Alqur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan macam-macam munasabah Al-Qur’an ?
2. Apa latar belakang munculnya ilmu munasabah Al-Qur’an ?
3. Apa urgensi dan kegunaan mempelajari munasabah Al-Qur’an ?
4. Apa dasar munasabah dalam Al-Qur’an ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam munasabah Al-
Qur’an
2. Untuk mengetahui latar belakang munculnya ilmu munasabah Al-
Qur’an
3. Untuk mengetahui urgensi dan kegunaan mempelajari munasabah
Al-Qur’an
4. Untuk mengetahui dasar munasabah dalam Al-Qur’an
1
Acep Hermawan, ‘Ulumul Qur’an, (PT REMAJA ROSDAKARYA, Bandung: 2011), hlm 121
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MUNASABAH
2
Acep Hermawan, M.Ag., ‘Ulumul Qur’an, (PT REMAJA ROSDAKARYA, Bandung: 2011) hal. 122
3
Tentang adanya hubungan tersebut, maka dapat diperhatikan lebih
jelas bahwa ayat-ayat yang terputus-putus tanpa adanya kata penghubung
(pengikat) mempunyai munasabahatau persesuaian antara yang satu dengan
yang lain.3
Dalam dua ayat yang berbeda surah tersebut. Dijelaskan bahwa untuk
mendapat jalan yang lurus adalah dengan mengikuti Al Qur’an.
2. Munasabah nama surah dengan isi atau tujuan surah. Contoh surat an nisa
yang artinya perempuan. Surat an nisa juga banyak menjelaskan tentang
persoalan wanita. Seperti Q.S An Nisa ayat 3 :
3
Ahmad Syadali, ‘Ulumul Qur’an, ( PUSTAKA SETIA, Bandung: 1999) hal. 168
4
M. Quraish Shihab, Sejarah dan ‘Ulum Al Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus. 1999), 75
4
ْاح دَ ة ً أ َ ْو َم ا َم ل َ كَت
ِ ث َو ُر ب َ ا عَ ۖ ف َ إ ِ ْن ِخ فْ ت ُ ْم أ َ اَّل ت َع ْ ِد ل ُ وا ف َ َو َ َم ث ْ ن َ ٰى َو ث ُ ََل
أ َيْ َم ا ن ُ ك ُ ْم ۚ ذٰ َ ل ِ َك أ َ ْد ن َ ٰى أ َ اَّل ت َع ُ و ل ُ وا
Artinya : "Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil
terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka
nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat.
Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka
(nikahilah) seorang saja atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki.
Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim." (QS. An-
Nisa' 4: Ayat 3)
4. Hubungan antar kalimat satu dengan kalimat lain dalam satu surah.
Contohnya Q.S Al Fatihah ayat 2 :
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa “segala puji bagi Allah” dan
dikalimat selanjutnya dijelaskan bahwa kenapa segala puji bagi Allah
karena Allah adalah tuhan seluruh alam.
5
M. Quraish Shihab, Kemukjizatan Al Qur’an., 15
5
Artinya : "Sungguh beruntung orang-orang yang beriman," (QS. Al-
Mu'minun 23: Ayat 1)
Kedua ayat tersebut memiliki korelasi bahwa orang yang beruntung adalah
orang yang mukmin, sedangkan orang yang tidak beruntung adalah orang
yang kafir.
6. Hubungan antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam satu surah. Kata
“muttaqin” dalam Q.S. Al Baqarah ayat 2 :
Yang kemudian dijelaskan apa itu kata “muttaqin” pada ayat berikutnya.
Q.S Al Baqarah ayat 3 :
ص ََل ة َ َو ِم ام ا َر َز قْ ن َ ا ه ُ ْم ي ُ نْ فِ ق ُ و َن
ا ل ا ِذ ي َن ي ُ ْؤ ِم ن ُ و َن ب ِ ا لْ غ َ يْ بِ َو ي ُ قِ ي ُم و َن ال ا
6
َسبِحَْ بِاس َِْم َربِكََ ْالعَ ِظي ِْم
َ َف
ِ اْل َ ْر
ُض ۖ َو ه ُ َو ا لْ ع َ ِز ي ُز ا لْ َح ِك ي م ْ ت َو
ِ ّلِل ِ َم ا ف ِ ي ال س ا َم ا َو ا
ح ِاَ سَ ب ا
Artinya : "Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah
Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS. Al-Hadid 57: Ayat 1)
6
Acep Hermawan,‘Ulumul Qur’an, (PT REMAJA ROSDAKARYA, Bandung: 2011), hlm 121
7
TIM Penyusun MKD, Studi Al-Qur’an, (UINSA Press: 2011), hlm. 282-283
7
bahwa hal itu didasarkan pada tauqify dari Nabi Saw. Golongan kedua
berpendapat bahwa hal itu didasarkan atas ijtihad para sahabat setelah
bersepakat dan memastikan bahwa susunan ayat-ayat adalah tauqify.
Golongan ketiga berpendapat serupa dengan golongan pertama, kecuali pada
surah Al-Anfal dan At-Taubah yang dipandang bersifat ijtihadi
C. URGENSI DAN KEGUNAAN MUNASABAH AL-QUR’AN
Jumhur ulama’ telah sepakat bahwa urutan ayat dalam satu surah
merupakan urutan-urutan tauqifiy, yaitu urutan yang sudah di tentukan oleh
Rasulallah sebagai penerima wahyu. Akan tetapi, mereka berselisih pendapat
tentang urutan-urutan surah dalam mushaf, apakah itu tauqifiy atau ijtihad.9
Secara global, ada dua arti penting munasabah sebagai salah satu
metode untuk memahami Al-Qur’an. Pertama, dari sisi balaghah, korelasi
antara ayat dengan ayat menjadi leutuhan yang indah dalam tata bahasa Ak-
8
Ibid.hlm.296-297
9
Acep Hermawan, M.Ag., ‘Ulumul Qur’an, (PT REMAJA ROSDAKARYA, Bandung: 2011) hal. 123
8
Qur’an dan bila di penggal maka keserasian, kehalusan dan keindahan ayat
akan hilang.
Kedua ilmu ini memudahkan orang memahami makna ayat atau surah,
sebab penafsiran Al-Qur’an dengan ragamnya (bi al-ma’thur dan bi ar-ra’yi)
jelas membutuhkan pemahaman korelasi (munasabah) antara satu ayat dengan
ayat lainnya. Akan fatal akibatnya bila penafsiran ayat di penggal-penggal
sehingga menghilangkan keutuhan makna.
Secara umum, ada empat hal yang menunjukkan kegunaan dan pentingnya
kajian munasabah dalam al-Qur’an :
1. Mengetahui korelasi antara ayat dengan ayat atau surah dengan surah, untuk
membuktikan bahwa al-Qur’an merupakan satu kesatuan yang utuh, tersusun
secara sistematis dan berkesinambungan, walaupun diturunkan secara
terpisah-pisah dalam rentang waktu sekitar 23 tahun. Hal ini akan
memperkuat keyakinan, bahwa al-Qur’an merupakan mukjizat dari Allah.
10
Dr. H.Achmad Zuhdi Dh, M.FiI.I.(Koord), Studi Al-Qur’an, (UIN SUNAN AMPEL PRESS, Surabaya:
2018) hal. 296-299
9
2. Munasabah memperlihatkan keserasian susunan redaksi ayat-ayat maupun
kalimat-kalimat Al-Qur’an, sehingga keindahannya dapat dirasakan sebagai
hal yang sangat luar biasa bagi orang yang memiliki dhauq ‘araby.
3. Mengetahui persambungan atau hubungan antara bagian Al-Qur’an, baik
antara kalimat-kalimat atau ayat-ayat maupun surah-surahnya yang satu
dengan yang lain, sehingga lebih memperdalam pengetahuan dan pengenalan
terhadap kitab Al-Qur’an dan memperkuat keyakinan terhdap kewahyuan dan
kemukjizatannya.
4. Ilmu munasabah akan sangat membantu dalam menafsirkan ayat-ayat Al-
Qur’an, setelah di ketahui hubungan sesuatu kalimat atau sesuatu ayat dengan
kalimat atau ayat yang lain, terutama terhadap ayat-ayat yang tidak memiliki
sabab an-nuzul, sehingga sangat mempermudah pengistimbatan hukum-
hukum atau isi kandungannya.11
11
Dr. H.Achmad Zuhdi Dh, M.FiI.I.(Koord), Studi Al-Qur’an, (UIN SUNAN AMPEL PRESS,
Surabaya: 2018) hal. 301-302
12
Ibid, hlm. 293
13
Ahmad Syazali dan Ahmad Rofi’I, ‘Ulumul Qur’an I, (Bandung: Pustaka Setia, 1977), hlm. 169
10
mengetahui adanya relevansi ayat itu dengan ayat lainnya sehingga
dikalangan ulama timbul masalah mana yang didahulukan antara mengetahui
sebab turunnya ayat dengan mengetahui hubungan antara ayat itu dengan ayat
lain. Seorang ulama bernama Burhanuddin Al-Biqa’i menyusun kitab yang
sangat berharga dalam ilmu ini, yang diberi nama :
Dikalangan ulama ada yang berpendapat bahwa setiap ayat atau surat
selalu ada relevansinya dengan ayat atau surat lain, ada pula yang berpendapat
bahwa hubungan itu tidak selalu ada. Hanya memang sebagian besar ayat-ayat
dan surah-surah ada hubungannya satu sama lain. Ada pula yang berpendapat,
bahwa mudah mencari hubungan antara suatu ayat dengan ayat yang lainnya,
tetapi sukar sekali mencari hubungan antara suatu surat dengan surat yang
lain.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kata “Munasabah” secara etimologis berarti “Musyakalah”
(keserupaan) dan “Muqarabah” (kedekatan). Menurut Al-Zarkasyi,
Munasabah adalah mengaitkan bagian-bagian permulaan ayat dan akhirnya,
mengaitkan lafadz umum dan lafadz khusus, atau hubungan antar ayat yang
terkait dengan sebab akibat, ‘illat dan ma’lul, kemiripan ayat, pertentangan
(ta’arudh) dan sebagiannya.
Adapun macam-macam munasabah yaitu Munasabah antara surat
dengan surat sebelumya, Munasabah nama surah dengan isi atau tujuan surah,
Hubungan antara fawatihus suwar dengan isi surah, Hubungan antar kalimat
satu dengan kalimat lain dalam satu surah, Hubungan antara ayat peratama
dengan ayat terakhir suatu surah, Hubungan antara satu ayat dengan ayat yang
lain dalam satu surah, Hubungan antara penutup surah dengan awal surah
berikutnya, Hubungan antara penutup surah dengan awal surah berikutnya.
Lahirnya pengetahuan tentang teori korelasi (munasabah) ini berawal
dari kenyataan bahwa sistematika Al-Qur’an sebagaimana terdapat dalam
Mushaf ‘Utsmani sekarang tidak berdasarkan fakta kronologis turunyya Al-
Qur’an.
Secara singkat manfaat munasabah dalam memahami ayat Al-Qur’an
ada dua yakni: memahami keutuhan, keindahan dan kehalusan bahasa, serta
membantu kita dalam memahami keutuhan makna Al-Qur’an itu sendiri.
Ash-Shatibiy menjelaskan bahwa satu surat, walaupun dapat
mengandung banyak masalah, namun masalah-masalah tersebut berkaitan
antara satu dengan yang lainnya. Sehingga seseorang jangan hanya
mengarahkan pandangan pada awal surah, tetapi hendaknya memperhatikan
pula akhir surah, atau sebaliknya.
12
DAFTAR PUSTAKA
M. Quraish Shihab, Sejarah dan ‘Ulum Al Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdausi, 1999
Ahmad Syazali dan Ahmad Rofi’I, ‘Ulumul Qur’an I, Bandung: Pustaka Setia, 1977
13