Anda di halaman 1dari 15

MUNASABAH AL-QUR’AN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Al-Qur’an


Program Studi Dirasah Islamiyah Konsentrasi Sejarah Peradaban Islam
Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Oleh:
Musdalifah
80100223025

Dosen Pengampu:
1. Dr. Azizul Hakim, M.Pd.I
2. Dr. Muh. Daming K, M.Ag.

PROGRAM PASCASARJANA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 4
A. Pengertian Munasabah Al-Qur’an.......................................................................0
B. Sejarah Munasabah Al-Qur’an............................................................................
C. Macam-macam Munasabah Al-Qur’an...............................................................
D. Faedah Mengetahui Munasabah Al-Qur’an........................................................
BAB III KESIMPULAN.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................16

ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, karena dengan Rahmat dan karunianya

penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Munasabah Al-

Qur’an”. Tidak lupa juga kita kirimkan salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabi

Muhammad Saw, belialulah yang membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang

menderang seperti sekarang ini.

Makalah “Munasabah Al-Qur’an” ini menjadi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Al-

Qur’an. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan oleh

sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan semoga dengan

selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Aamiin.

Wassalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatu.

Gowa, 12 November 2023

Musdalifah

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur melalui Nabi Muhammad

Saw sebanyak 30 Juz 114 Surah dan 6.232 ayat selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Secara

bahasa Al-Quran berasal dari kata qara'a yang artinya mengumpulkan, satu

kesatuan, satu himpunan, artinya secara filosofis Al-Quran tidak memihak (terbagi),

sehingga dapat dimaknai sesuai tradisi mufassir Al-Quran yang menafsirkan setiap

ayat dengan ayat yang lain. kedua, Al-Qur'an berasal dari kata qarana yang secara

filosofis berarti menemani atau menemani antara ayat demi ayat atau surah dan surah

dianggap saling menyertai, bergabung. Dilihat dari arti akar katanya,

Al-qur’an bisa diumpamakan sebagai suatu bangunan yang mempunyai

keselarasan yang begitu kokoh dan kokoh cantik. Maka banyak ulama yang

membahas hubungan yang terjalin dalam Al-Quran, karena di balik susunan Al-

Qur’an terdapat hubungan atau korelasi baik ayat atau surah. padahal ilmu

munasabah ini termasuk ke dalam ilmu yang tidak wajib dipelajari dalam ‘ulum

Al-Qur’an. Sedangkan ulama sebelumnya Rajin sekali mempelajari dan mencari

hikmah dalam Al-Quran. Ini adalah apa membuat banyak orang mencoba

menggambarkan bentuk munsabah menurut ijtihadi masing-masing.1

Dalam ulum AL-Qur’an (ilmu Al-Qur’an) terdapat banyak ilmu yang dikaji

yang penting untuk kita ketahui, satu ilmu ulum Al-Qur’an adalah Munasahab Al-

1 Abd Aziz, Studi Al-Qur’an dan Keislaman 5, No. 01, 2021

1
Qur’an. Menurut Imam Al-Suyuti mendefinisikan Munasabah secara Bahasa yaitu

al-mutassyabbih (keserupaan) dan al-Muqarabah (kedekatan).2

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Munasabah Al-Qur’an?

2. Bagaimana Sejarah Munasabah Al-Qur’an?

3. Bagaimana Macam-macam Munasabah Al-Qur’an?

4. Apa Faedah Mengetahui Munasabah Al-Qur’an?

C. Tujuan Penulisan

1. Apa Pengertian Munasabah Al-Qur’an?

2. Sejarah Munasabah Al-Qur’an?

3. Macam-macam Munasabah Al-Qur’an?

4. Faedah Mengetahui Munasabah Al-Qur’an?

2 Imam Jalaluddin al-suyutbi, al-Itqan Fi ‘Ulum al-Qur’an, terj. Tim Indiva, Pustaka Indiva: Surakarta,
2009

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Munasabah Al-Qur’an

Menurut Bahasa, munasabah berasal dari Bahasa Arab yang berarti muqarabah

yang artinya saling berdekatan, saling berhubungan.3 Menurut Imam al-Suyuthi

mendefinisikan bahwa munasabah secara Bahasa yaitu al-Musyakalah dan al-

Muqarabah, yang masing-masing keduanya memiliki arti berdekatan dan persamaan.

kedekatan itu kembali terjadi pada hubungan antara ayat dan ayat sampai pada makna

'korelatif baik secara khusus, umum, abstrak, konkrit. juga bukan . hubungan seperti

sebab, ilal ma'lul,, perbandingan dan perlawanan

Menurut Ibn Arabi, munasabah adalah suatu hubungan atau korelasi antar ayat

Al-Qur’an sehingga seakan-akan dimaknai sebagai suatu ungkapan yang memiliki

kesesuaian makna dan keteraturan redaksi.4 Menurut Al-Biqa’i, Munasabaj sebuah ilmu

yang mencoba mengetahui beberapa alasan di balik susunan atau urutan bagian-bagian

Al-Qur'an, baik antara ayat demi ayat, atau huruf demi huruf.5 Menurut Manna’ Khalil

al-Qattan memberikan pendapat bahwa sisi hubungan antara beberapa ungkapan di

dalam satu ayat pada beberapa ayat, atau antar surat (dalam Al-Quran). Nasr Hamid Abu

Zayd berpendapat bahwa munasabah adlah ilmu stilistika dengan artian memberikan

perhatiannya pada bentuk keterkaitan antara ayat dan surat.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa ilmu munasabah

adalah salah satu cabang ilmu Al-Qur’an yang mempelajari tentang keterkaitan ayat-ayat

3 Abd Aziz dan Saihu Saihu, Interpretasi Humanistik Kebahasaan: Upaya KOnstektualisasi Kaidah
Bahasa Arab, Jurnal Bahasa Arab: Araviyatuna, No. 2, 2019
4 Abd. Basid, Munasabah Surat dalam Al-Qur’an (Dalam tafsir Nazm Al-Durar Fi Tanasub Al-Ayat Wa

Al-Suwar karya Burhan Al-Din Al-Biqa’i), yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016
5

3
Al-Qur’an antara satu ayat dengan ayat yang lainnya, suatu ayat dengan surat lainnya,

dan lain sebagainya.

B. Bagaimana Sejarah Munasabah Al-Qur’an?

Sejarah Al-Qur’an diturunkan selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.. kitab ini

berisi berbagai macam petunjuk dan peraturan yang diisyaratkan karena beberapa

sebab dan hikmah yang bermacam-macam. Ayat-ayatnya diturunkan sesuai dengan

situasi dan kondisi yang membutuhkan. Susunan surat-suratnya diterbitkan seperti

yang terdapat dalam lauh mahfudzh, sehingga tampak adanya persesuaian antara ayat

yang satu dengan yang lain.6

Lahirnya pengetahuan tentang ilmu munasabah ini tampaknya berawal dari

kenyataan bahwa sistematika AI-Quran sebagaimana terdapat dalam mushaf Utsmani

sekarang tidak berdasarkan atas fakta kronologis turunnya. Sehubungan dengan ini,

ulama salaf berbeda pendapat tentang urutan surat di dalam Al-Quran. Segolongan

dari mereka berpendapat bahwa hal itu didasarkan pada tauqifi dari Nabi SAW.

Golongan lain berpendapat bahwa hal itu didasarkan atas ijtihad para sahabat setelah

bersepakat dan memastikan bahwa susunan ayat-ayat adalah tauqifi. Golongan ketiga

berpendapat serupa dengan golongan pertama, kecuali surat AI-Anfal dan surat At-

Taubah yang dipandang bersifat ijtihadi.7

Pendapat pertama di atas didukung antara lain ole Al-Qadi Abu Bakr dalam

satu pendapatnya, Abu Bakar In Al-Anbari, Al-Kirmani dan Ibn Al-Hisar. Pendapat

kedua didukung oleh Malik, Al-Qadi Abu Bakar dalam pendapatnya yang lain, dan

In Al-Faris, sedangkan pendapat ketiga dianut oleh Al-Baihaqi. Salah satu penyebab

perbedaan pendapat in adalah adanya mushaf-mushaf ulama salaf yang bervariasi

6 Moh. Muslimin, Munasabah dalam Al-Qur’an, Tribakti, vol. 14 No. 2, 2005


7 Rosihin Anwar, Ulum Al-Qur’an, Pustaka Setia: Jawa Barat, 2007

4
dalam urutan suratnya. Ada yang menyusunnya berdasarkan kronologis turunnya,

seperti mushaf Ali yang dimulai dengan ayat lqra', kemudian sisanya disusun

berdasarkan tempat turunnya (Makki kemudian Madani). Adapun mushaf Ibn Mas'ud

dimulai dengan surat Al-Baqarah kemudian An-Nisa' , lalu surat Ali 'Imran.8

Atas dasar perbedaan pendapat tentang sistematika ini, wajarlah jika

masalah tori korelasiAl-Quran kurang mendapat perhatian dari para ulama yang

menekuni 'Ulum Al-Quran. Ulama yang pertama kali menaruh perhatian pada

masalah ini, menurut As-Suyuthi, adalah Syekh Abu Bakar An-Naisaburi, kemudian

menyusul beberapa ulama ahli tafsir seperti Abu Ja'far bin Jubair dalam kitabnya

Tartib As-Suwar Al-Quran, Syekh Burhanuddin Al-Biqa' dengan bukunva Nazhm

Ad-Durar fi Tanasub Al-Ayyi wa As-Suwar, As-Suyuthi sendiri dalam bukunya

Asrar Al-Tartib Al-Quran?. Di antara ulama lain yang menulis dalam bidang ini

adalah Abu Ja'far Ahmad bin Ibrahim bin Al-Zubair Al-Andalusi dalam karyanya

Al-Burhan fi Munasabah Tartib Suwar Al-Quran. Dalam konteks ini, Tafsir Al-Kabir

yang ditulis oleh Fakr Ar-Razy merupakan sebuah kitab tafsir yang banyak

mengemukakan sisi munasabah dalam Al-Quran.9

C. Macam-macam Munasabah Al-Qur’an?

Dalam Al-Qur’an setidaknya terdapat tujuh macam munasabah, yaitu:

1. Munasabah antar surat dengan surat sebelumnya

Al-Suyuthi menyimpulkam bahwa munasabah antar satu surat dengan surat

sebelumnya berfungsi menerangkan atau menyempurnakan ungkapan pada surat

sebelumnya. Sebagai contoh, dalam surat Al-Fatihah ayat 1 ada ungkapan

8 Jalaluddin As-Suyuthi, Asrar Tartib Al-Qur’an, Dar Al-I’tisham: Kairo


9 Rosihin Anwar, Ulum Al-Qur’an, Pustaka Setia: Jawa Barat, 2007

5
Alhamdulillah. Ungkapan ini berkolerasi dengan surat Al-Baqarah ayat 152 dan

186:

Artinya:

“karena itu, ingatlah kamu kepada-ku niscaya aku ingat(pula) kepadamu, dan

bersyukurlah kepada-ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-ku”( Q.S.

Al-Baqarah ayat 152)

Artinya:

“dan apabila hamba-hamba-ku bertanya kepadamu tentang aku, maka

(jawablah), bahwasanya, ‘Aku adalah dekat’ aku mengabulkan permohonan

orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-ku, maka hendaklah mereka itu

memenuhi (segala perintah) ku dan hendaklah mereka beriman kepada-ku, agar

mereka selalu berada dalam kebenaran” (Q.S. Al-Baqarah ayat 186)

Berkaitan dengan munasabah macam ini, ada uraian yang baik yang

dikemukakan Nasr Abu Zaid. la menelaskan bahwa hubungan khusus surat Al-

Fatihah dengan surat Al-Bagarah merupakan hubungan stilistika-kebahasaan.

Sementara hubungan-hubungan umum lebih berkaitan dengan isi dan kandungan.

Hubungan stilistika-kebahasaan ini tercermin dalam kenyataan bahwa surat Al-

Fatihah diakhiri dengan doa: Ihdina Ash-shirath Al-mustaqim, shirath Al-ladzina

an'amta alaihim ghair Al-maghdhubi'alaihim wa la adh-dhallin. Doa ini

6
mendapatkan jawabannya dalam permulaan surat Al-Baqarah Alif, Lam, Mim.

Dzalika Al- Kitabu la raiba fihi hudan li Al-muttaqin. Atas dasar ini, kita

menyimpulkan bahwa teks tersebut berkesinambungan:

"Seolah-olah ketika mereka memohon hidayah (petunjuk) ke jalan yang

lurus, dikatakanlah kepada mereka: Petunjuk yang lurus yang Engkau minta itu

adalah AI-Kitabin"

Jika kaitan antara surat Al-Fatihah dan surat Al-Bagarah merupakan

kaitan stilistika, hubungan antara surat Al-Baqarah dengan surat Ali 'Imran lebin

mirip dengan hubungan antara "dalil” dengan "Keraguan-keraguan akan dalil”.

Maksudnya, surat Al-Bagarah merupakan surat yang mengajukan dalil.mengenai

hukum, karena surat ini memuat kaidah-kaidah agama, sementara surat Ali Imran

"sebagai jawaban atas keragu-raguan para musuh".

2. Munasabah antarnama surat dan tujuan turunnya

Setiap surat mempunyai tema pembicaraan yang menonjol, dan itu

tercermin pada Namanya masing-masing, seperti surah Al-Baqarag, Surah Yusuf,

Surah An-Naml, dan surah Al-Jinn.

3. Munasabah antarbagian suatu ayat

Munasabah antar bagian surah sering berbentuk pola munasabah Al-

Tadhadat (perlawanan) seperti terlihat dalam surah Al-Hadid ayat 4:

7
Artinya:

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia

bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan

apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke

sana. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha

Melihat apa yang kamu kerjakan.”

Antara kata ”yaliju” (masuk) dengan kata “yakhruju” (keluar), seta kata

“yanzilu” (turun) dengan kata “ya’ruju” (naik) terdapat korelasi perlawanan.

4. Munasabah antarayat yang letaknya berdampingan

Munasabah antarayat yang letaknya berdampingan sering terlihat dengan

jelas, tetapi sering pula tidak jelas. Munasabah antarayat yang terlihat dengan

jelas umumnya menggunakan pola ta’kid (penguat), tafsir (penjelas), i'tiradh

(bantahan), dan tasydid (penegasan).

5. Munasabah antar-suatu kelompok ayat dan kelompok ayat di sampingnya

Dalam surah Al-Baqarah ayat 1-20, misalnya Allah memulai penjelasannya

tentang kebenaran dan fungsi Al-Qur’an bagi orang-orang yang bertakwa. Dalam

kelompok ayat-ayat berikutnya dibicarakan tiga kelompok manusia dan sifat-sifat

mereka yang berbeda-beda, yaitu mukmin, kafir, dan munafik.

6. Munasabah antarfashilah (pemisah) dan isi ayat

Macam munasabah ini mengandung tujuan-tujuan tertentu. Di antaranya adalah

untuk menguatkan (tamkin) makna yang terkandung dalam suatu ayat.

7. Munasabah antar awal surat dengan akhir surat yang sama

Contoh munasabah ini terdapat dalam surah Al-Qashas yang bermula dengan

menjelaskan perjuangan Nabi Musa dalam berhadapan dengan kekejaman

Fir’aun. Atas perintah dan pertolongan Allah Swt, Nabi Musa berhasill keluar

8
dari mesir dengan penuh tekanan. Di akhir surah Allah Swt menyampaikan kabar

gembira kepada Nabi Muhammad Saw yang menghadapi tekanan dari kaumnya

dan janji Allah atas kemenengannya. Kemudian, jika di awal surat dikemukakan

bahwa Nabi Musa tidak akan menolong orang kafir, munasabah di sini terletak

dari sisi kesamaan kondisi yang dihadapi oleh kedua Nabi Tersebut.

8. Munasabah antar penutup suatu surat dengan awal surat berikutnya

Jika diperhatikan pada setiap pembukaan surah, akan dijumpai munasabah

dengan akhir surah sebelumnya.

D. Faedah Mengetahui Munasabah Al-Qur’an?


Kegunaan mempelajari Ilmu Munasabah dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dapat mengembangkan anggapan orang bahwa tema-tema Al-Qur’an kehillangan

relevansi antara satu bagian dan bagian yang lainnya. Contohnya dalam firman Allah

Swt, Q.S Al-Baqarah ayat 189:

Artinya:

"Mereka bertarya kepadamiu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu

adalah tanda-tanda waktu bagi mariusia dan (bagi ibadah) haji; Dan bukanlab

kebajkan menasiki rumah-rumah,dari belakangnya, tetapi kebajikan itu ialah

kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumab itu dari pintunya;

dan bertakwalab kepada Allah agar kamu beruntung." QS. Al-Baqarah: 189)

9
Orang yang membaca ayat tersebut tentu akan bertanya-tanya: Apakah korelasi

antara pembicaraan bulan sabit dengan pembicaraan mendatangi rumah. Dalam

menjelaskan munasabah antara kedua pembicaraan itu, Az-Zarkasy menjelaskan:

“sudah diketahui bahwa ciptaan Allah, mempunyai bikmah yang jelas dan

mempunyai kemaslahatan bagi bamba-hamba-Nya, maka tinggalkan pertanyaan

tentang hal itu, dan perhatikanlah sesuatu yang engkan anggap sebagai kebaikan,

padahal sama sekali bukan merupakan sebuah kebaikan.”

2. Mengetahui atau persambungan/hubungan antara bagian Al-Quran, baik antara

kalimat atau antarayat maupun antarsurat, sehingga lebih memperdalam pengetahuan

dan pengenalan terhadap kitab Al-Quran dan memperkuat keyakinan terhadap

kewahyuan dan kemukjizatannya.

3. Dapat diketahui mutu dan tingkat ke-balaghah-an bahasa Al-Quran dan konteks

kalimat-kalimatnya yang satu dengan yang lainnya, serta persesuaian ayat atau surat

yang satu dari yang lain.

4. Dapat membantu dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran setelah diketahui hubungan

suatu kalimat atau ayat dengan kalimat atau ayat yang lain.

10
BAB III

KESIMPULAN

1. munasabah adalah salah satu cabang ilmu Al-Qur’an yang mempelajari tentang

keterkaitan ayat-ayat Al-Qur’an antara satu ayat dengan ayat yang lainnya, suatu ayat

dengan surat lainnya, dan lain sebagainya.

2. Lahirnya pengetahuan tentang ilmu munasabah ini tampaknya berawal dari kenyataan

bahwa sistematika AI-Quran sebagaimana terdapat dalam mushaf Utsmani sekarang

tidak berdasarkan atas fakta kronologis turunnya. Sehubungan dengan ini, ulama salaf

berbeda pendapat tentang urutan surat di dalam Al-Quran. Segolongan dari mereka

berpendapat bahwa hal itu didasarkan pada tauqifi dari Nabi SAW. Golongan lain

berpendapat bahwa hal itu didasarkan atas ijtihad para sahabat setelah bersepakat dan

memastikan bahwa susunan ayat-ayat adalah tauqifi. Golongan ketiga berpendapat

serupa dengan golongan pertama, kecuali surat AI-Anfal dan surat At-Taubah yang

dipandang bersifat ijtihadi.

3. Macam-macam munasabah diantaranya munasabah antar surat dengan surah

sebelumnya, munasabah antar nama surah dan tujuan turunnya, munasabah antar

bagian suatu ayat, munasabah antar ayat yang letaknya berdampingan, munasabah antar

suatu kelompok ayat dengan kelompok ayat disampingnya, munasabah antar Fashilah

(pemisah) dan isi ayat, munasabah antar awal surah dengan akhir surah yang sama, dan

munasabah antar penutup suatu surah dengan awal surah berikutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Abd Aziz dan Saihu Saihu, Interpretasi Humanistik Kebahasaan: Upaya
KOnstektualisasi Kaidah Bahasa Arab, Jurnal Bahasa Arab: Araviyatuna, No. 2, 2019
Abd Aziz, Studi Al-Qur’an dan Keislaman 5, No. 01, 2021
Abd. Basid, Munasabah Surat dalam Al-Qur’an (Dalam tafsir Nazm Al-Durar
Fi Tanasub Al-Ayat Wa Al-Suwar karya Burhan Al-Din Al-Biqa’i), yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2016
Imam Jalaluddin al-suyutbi, al-Itqan Fi ‘Ulum al-Qur’an, terj. Tim Indiva,
Pustaka Indiva: Surakarta, 2009
Jalaluddin As-Suyuthi, Asrar Tartib Al-Qur’an, Dar Al-I’tisham: Kairo
Moh. Muslimin, Munasabah dalam Al-Qur’an, Tribakti, vol. 14 No. 2, 2005
Rosihin Anwar, Ulum Al-Qur’an, Pustaka Setia: Jawa Barat, 2007
Rosihin Anwar, Ulum Al-Qur’an, Pustaka Setia: Jawa Barat, 2007

12

Anda mungkin juga menyukai