Makalah
Oleh:
Dosen Pengampu:
Lamongan
2024
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada baginda agung Nabi Muhammad
SAW yang syafaatnya kita nantikan di akhirat kelak. Makalah yang berjudul "I’jaz al-
Qur'an Dalam Aspek Tasyri’" ini bertujuan untuk menambah wawasan terhadap
pengertian i’jaz al-Qur'an dalam aspek tasyri’.
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
I’jaz al-Qur'an, yang membahas tentang i’jaz al-Qur'an dalam aspek tasyri’. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen Mufti Labib Jalaluddin, S.Ag., MA. selaku
dosen pengampu mata kuliah I’jaz al-Qur'an, yang telah memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini. Serta
berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam, telah lama menjadi pusat
perhatian bagi para ulam dan peneliti karena keunikanya yang terkandung di
dalamnya, yang dikenal sebagai I’jaz al-Qur’an. I’jaz Al-Qur’an mengacu
pada keistimewaan dan keunggulan Bahasa serta gaya penyampaian yang luar
biasa dalam Al-Qur’an, sehingga tidak dapat ditandingi oleh karya sastra
manusia. Salah satu aspek penting dari I’jaz Al-Qur’an adalah dalam konteks
hukum islam atau tasyri’, di mana Al-Qur’an memberikan pedoman atau
aturan yang mengatur kehidupan umat islam dalam berbagai aspek kehidupan,
mulai dari ibadah hingga mu’amalah sosial. Melalui penulisan makalah ini,
akan dianalisis bagaiman I’jaz Al-Qur’an mempengaruhi dan membentuk
landasan hukum dalam islam, serta relevansinya dalam konteks masyarakat.
I’jaz Al-Qur’an dalam aspek tasyri’ menjadi subjek yang menarik bagi
penulis makalah ini karena implikasinya yang luas terhadap pemahaman
hukum islam. Dalam konteks ini, I’jaz Al-Qur’an tidak hanya dipahami
sebagai keunggulan bahasa, tetapi juga sebagai bukti otentik keabsahan
hukum-hukum yang terkandung didalamnya. Dalam makalah ini akan
membahas bagaimana ayat-ayat Al-Qur’an memberikan landasan bagi
hukum-hukum syariat islam, serta bagaimana konsep-konsep tersebut
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari umat muslim.
Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana I’jaz Al-Qur’an
berperan dalam membentuk struktur dan prinsip-prinsip hukum islam.
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian i’jaz al-Qur'an dalam segi tasyri’?
2. Apa pengertian i’jaz tasyri’ dalam akidah, syariat, dan akhlaq?
3. Apa tujuan i’jaz al-Qur'an tasyri’?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Dari rumusan masalah di atas, maka dapat diambil tujuan penulis
makalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian i’jaz al-Qur'an dalam aspek tasyri’
2. Untuk mengetahui i’jaz tasyri’ dalam akidah, syari'ah, dan akhlaq
3. Untuk mengetahui tujuan i’jaz al-Qur'an tasyri’.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dari ketiga definisi diatas dapat dipahami antara I’jaz dan mukjizat itu
dapat dikatakan searti (sama), yakni melemahkan. Hanya saja pengertian
I’jaz di atas mengesankan batasan yang lebih spesifik, yaitu hanya Al-
Qur’an. I’jaz menekankan ketidak mungkinan untuk meniru keunggulan Al-
1
Manna al-Qathan, Mabahits fi Ulum al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), 323.
2
Muhammad Ali al-Shabuny, al-Tibyan fi Ulum al-Qur’an (Bairut: Dar al-Irsyad, 1970), 91.
3
Mustofa Muslim, Mabahitsul fii I’jazi al-Qur’an (Ar-Riyyad: Daarul Muslim,1996), 251.
4
Qu’an dari segi bahasa, sastra, dan pesan yang disampaikannya. Sedangkan
pengertian mukjizat, mengesankan batasan yang lebih luas, yakni bukan
hanya berupa Al-Qur’an, tetapi tanda atau bukti keilahian yang diberikan
kepada nabi dari Allah untuk mendukung kenabian mereka. Mukjizat ini
bisa berupa peristiwa ajaib atau kejadian yang luar biasa untuk menegaskan
kebenaran kenabian seseorang. Contoh mukjizat termasuk mukjizat Nabi
Musa dalam membelah laut merah ayau mukjizat Nabi Isa dalam
menyembuhkan orang sakit. Jadi I’jaz menekankan kenggulan Bahasa Al-
Qur’an sedangkan mukjizat adalah tanda-tanda luar biasa yang diberikan
kepada para nabi sebagai bukti atas kebenaran misi mereka. 4
I’jaz Tasyri’ adalah istilah yang luas yang mencangkup semua yang
telah ditetapkan oleh Allah untuk hamba-hamba-Nya, dengan kata lain, ini
adalah pendekatan yang Allah inginkan untuk diambil dan diikuti oleh
hamba-hmba-Nya. Allah SWT. Berfirman: “Bagi tiap-tiap umat diantara
kamu, kami jadikan syariat dan aturan (Al-Maidah:48)”. Al-Qur’an adalah
sumber hukum bagi umat islam, diikuti oleh hadis, yang keduanya
merupakan sumber hukum dan wahyu bagi semua orang yang percaya
kepada Allah dan hari akhir. 8
6
Mahfudhil Asrar, “Mengeksplanasi Mukjizat Al-Qur’an”, Jurnal Studi Al-Qur’an, Falsafah dan
Keislaman, Vol. 01, No. 01 (2019), 63.
7
HH Baihaki, “Al-I’jaz Al-‘Ilmi dan Pemberdayaan Spiritual Masyarakat Islam” (Tesis—IAIN Raden
Intan, Lampung, 2017), 20.
8
Mochamad Hasyim, “I’jaz Tasyri ’iyyah”, Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 02, No. 02
(November, 2017), 341.
6
9
Kurnia Hafiz Tanjung, “Mukjizat Al-Qur’an dalam segi Tasyri’ (Al-Ahwal Al-Syakhsyiyah/Mu’amalat
dan Jinayat)” (Makalah—UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2020), 3.
7
11
٢٢ َصفُون َ ب ۡٱل َع ۡر ِش
ِ ع َّما َي ِ َّ َسدَت َِّۚا فَسُ ۡب َحن
ِ ٱَّلل َر َّ لَ ۡو َكانَ فِي ِه َما ٓ َءا ِل َهةٌ ِإ ََّّل
َ َٱَّللُ لَف
ق ِل َي ۡحكُ َم ِ ب بِ ۡٱل َح َ َ ٱَّللُ ٱلنَّبِي ِۧنَ ُمبَش ِِرينَ َو ُمنذ ِِرينَ َوأَنزَ َل َم َع ُه ُم ۡٱل ِكت َّ َاس أ ُ َّم ٗة َوحِ دَ ٗة فَبَ َعث
ُ َكانَ ٱل َّن
ٰۖۡف فِي ِه ِإ ََّّل ٱلَّذِينَ أُوتُوهُ ِم ۢن بَعۡ ِد َما َجا ٓ َء ۡت ُه ُم ۡٱلبَ ِينَتُ بَ ۡغ ۢيَا َب ۡينَ ُهم ۡ ٱختَلَفُواْ فِي ِّۚ ِه َو َما
َ ٱخت َ َل ۡ اس فِي َما
ِ َّبَ ۡينَ ٱلن
ص َر ٖط ُّم ۡستَق ٍِيم ِ شا ٓ ُء ِإلَى َ ٱَّللُ َيهۡ دِي َمن َي ِ ٱختَلَفُواْ فِي ِه مِنَ ۡٱل َح
َّ ق ِبإ ِ ۡذنِ ِۗۦه َو ۡ ٱَّللُ ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ِل َما
َّ فَ َهدَى
12
٢١٣
10
Al-Qur’an, 6;95.
11
Al-Qur’an, 21:22.
12
Al-Qur’an, 2:213.
13
Fajar Fatuh Sbili, “I’jaz al-Qur’an dalam aspek Tasyri’” (Makalah—STAI Persis Garut, Garut, 2022),
5-6.
8
٤١ َر لَّكُمۡ ِإن كُنتُمۡ ت َعۡ لَ ُمونٞ ٱَّلل ذَ ِلكُمۡ خ َۡي َ ٱنف ُِرواْ خِ ف َٗافا َوثِقَ ٗاَّل َو َج ِهد ُواْ ِبأَمۡ َو ِلكُمۡ َوأَنفُ ِسكُمۡ فِي
ِ ِّۚ َّ س ِبي ِل
14
Al-Qur’an, 9: 41.
15
HH Baihaki, “Al-I’jaz Al-‘Ilmi dan Pemberdayaan Spiritual Masyarakat Islam” (Tesis—IAIN Raden
Intan, Lampung, 2017), 21.
9
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”17
16
Kurnia Hafiz Tanjung, “Mukjizat Al-Qur’an dalam segi Tasyri’ (Al-Ahwal Al-
Syakhsyiyah/Mu’amalat dan Jinayat)” (Makalah—UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2020), 3.
17
Al-Qur’an, 29:45.
10
18
Al-Qur’an, 3: 159.
11
kooperatif dan holistic. Oleh karena itu Rasyid Rida sebagaimana dikutip
oleh Quraish Shihab mengatakan dalam Al-Manarnya bahwa petunjuk Al-
Qur’an dalam bidang akidah, metafisika, akhlak, dan hukum hukum yang
berkaitan dengan agama, sosial, politik dan ekonomi merupakan
pengetahuan yang sangat tinggi nilainya. 19
3. Memelihara akal, seperti pengharaman minuman keras atau hal lain yang
bisa merusak fungsi akal dan memberi sanksi terhadap orang yang
mengkonsumsinya.
19
Ade Sanjaya, “Kemukjizatan Al-Qur’an dari Aspek Tasyri’ (hukum), dalam
http://aadesanjaya.blogspot.com; (diakses tanggal 19 Februari 2024).
12
20
Kurnia Hafiz Tanjung, “Mukjizat Al-Qur’an dalam segi Tasyri’ (Al-Ahwal Al-
Syakhsyiyah/Mu’amalat dan Jinayat)” (Makalah—UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2020), 7.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam makalah yang telah dijabarkan diatas, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dari beberapa pendapat ulama definisi ini dapat dipahami antara I’jaz dan mukjizat
dapat dikatakan searti (sama), yakni melemahkan. Hanya saja pengertian I’jaz di atas
mengesankan batasan yang lebih spesifik, yaitu hanya Al-Qur’an. Dan kata Tasyri’
berasal dari kata syara’a-yusyarri’u-tasyri’an yang berarti memberlakukan sebuah
metode ataupun jalan. Sedangkan menurut istilah, Tasyri’ ialah penetapan atau
pemberlakuan syariat yang berlangsung sejak diutusnya rasulullah SAW dan berakhir
hingga wafat. maka I’jaz tasyri’ memiliki makna mukjizat yang berkaitan atau
berhubungan dengan syariat. Syariat ini artinya hukum agama yang menetapkan
peraturan hidup manusia
2. Dalam I’jaz tasyri’ kita dapat menemukan beberapa aspek dari petunjuk-petunjuk
Al-Qur’an, antara lain: akidah, syariat, dan akhlak. I’jaz tasyri’ dalam akidah adalah
tentang keyakinan yang sesuai kepada fitrah manusia untuk mengisi jiwa dengan
kedamaian, dan hati yang lapang serta akal yang sehat. I’jaz Tasyri’ dalam syariat
yaitu menjelaskan tentang menetapkan hukum dalam Al-Qur’an. Dan I’jaz Tasyri’
dalam akhlak yakni membahas tentang mejaga keadilan dan keseimbangan baik
individu, sosial, dan ketuhanan yang tidak mungkin manusia mampu menciptakan
hukum secara kooperatif dan holistic
3. Menurut Abdul Wahab Khallaf, tujuan I’jaz tasyri’ ada lima, yaitu memelihara
agama, memelihara jiwa manuisa, memelihara akal, memelihara kehormatan, dan
memelihara harta.
14
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Mulim, Mustofa, Mabahitsul fii I’jazi al-Qur;an. Ar-Riyyad: Daarul Muslim, 1996.
Qathan (al), Manna. Mabahits fi Ulum al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010.
Shabuny (al), Muhammad Ali, al-Tibyan fi Ulum al-Qur’an. Bairut: Dar al-Irsyad,
2010.
Hasyim, Mochamad. “I’jaz Tasyri ’iyyah”, Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 02,
No. 02 (November, 2017), 341.
Sbili, Fajar Fatuh. “I;jaz al-Qur’an dalam aspek Tasyri’.” Makalah—STAI Persis
Garut, Garut, 2022.
Tanjung, Kurnia Hafiz. “Mukjizat Al-Qur’an dalam segi Tasyri’ (Al-Ahwal Al-
Syakhsyiyah/Mu’amalat dan Jinayat.” Makalah—UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2020.
Internet