Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

AL QUR’AN

makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar Ilmu Al-Qur’an

Dosen Pengampu :
Dasrizal, M.I.S

Kelompok 2
Disusun oleh :
Anandhia Claudy Thasya 11220340000023
Wildan Miftahudin 11220340000004

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, puji serta syukur atas rahmat dan rezeki yang telah diberikan
oleh Allah S.w.t kepada kita. Semoga kita senantiasa beriman kepada-Nya dan
mendapatkan Ridha-Nya dan selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan.

Tidak lupa Sholawat serta salam semoga senantiasa di haturkan kepada


junjungan kita Nabi Muhammad S.a.w beserta keluarga dan sahabat beliau yang
senantiasa membantu Rasulullah dalam melaksanakan perintah Allah, yaitu
berdakwah kepada seluruh umat manusia. Yang telah membawa agama islam
sebagai agama rahmatan lil aa’lamiin. Semoga kita mendapatkan syafa’atnya di
yaumil qiyamah nanti. Aamiin ya robbal aa’laamiin.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
pengantar ilmu al qur’an pada program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terimakasih kepada bapak Dasrizal, M.I.S selaku dosen pengampu yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya.

Tentunya dalam penulisan makalah ini, dengan segala keterbatasan, tidak


lepas dari kekurangan, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk
meminimalisir kekurangan tersebut. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan tulisan-tulisan kami
berikutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiin yaa
rabbal aa’lamiin.

Jakarta, 14 September 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah dan Tujuan ................................................................................ 3
BAB II................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4
A. Pengertian Al-Quran Secara Bahasa ....................................................................... 4
B. Pengertian Al-Qur’an Secara Istilah ....................................................................... 5
C .Nama-nama Lain dari Al-Quran ............................................................................. 6
D. Kandungan dari Al-Qur'an ……………………………………………………………….………………11

E. Fungsi dan Kedudukan Al-Qur’an ........................................................................ 15


F. Al-Qur’an dan Teori Ilmu Pengetahuan................................................................ 19
BAB III ............................................................................................................................. 25
PENUTUP ........................................................................................................................ 25
Kesimpulan ....................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang paling sempurna. Al-Qur’an
diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril secara
berangsur-angsur. Kitab suci yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, ini adalah
rahmat untuk para makhluk-Nya dan sebagai petunjuk untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Al-Qur’an adalah sumber yang haqiqi, dan
didalamnya tidak terdapat keraguan.

Al-Qur’an adalah sumber inspirasi petunjuk kehidupan umat islam. Al-


Qur’an yang telah diturunkan beberapa abad yang lalu, tepatnya pada tahun ke-
40 dari lahirnya nabi Muhammad S.a.w. Al-Qur’an merupakan sumber utama
dalam penentuan hukum Islam.

“Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka
yang bertakwa. 1 Ayat tersebut menunjukkan bahwa tiada keraguan di dalam Al-
Qur’an yang telah diturunkan beberapa abad yang lalu. Dari ayat di atas dapat
diketahui bahwa orang-orang yang ragu akan kebenaran Al-Qur’an berarti salah
satu syarat taqwa belum tercapai. Dapat ditarik benang merah, yaitu sebagai
seorang muslim diwajibkan untuk mempercayai kebenaran Al-Qur’an, karena
Al-Qur’an memang benar dan dapat dibuktikan kebenarannya sebagai cahaya
dan petunjuk. Namun untuk membuktikan kebenaran memerlukan ilmu-ilmu
pendukung, di antaranya adalah nasikh mansukh, asbabun nuzul dan lain
sebagainya yang terkumpul dalam Ulum Al-Qur’an.

Tujuan utama diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai pedoman manusia


dalam menata kehidupan di dunia dan akhirat.

1
Q.S Al Baqarah (1) : 2
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad S.a.w, dengan perantara malaikat Jibril
untuk dibaca, dipahami dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup
bagi seluruh umat. Al-Qur’an dan wahyu adalah kata yang tidak bisa dipisahkan
antara satu sama yang lain sebab Al-Qur’an itu sendiri adalah merupakan wahyu
yang diturunkan oleh Allah S.w.t. kepada Nabi-Nya Muhammad S.a.w.
Sedangkan wahyu merupakan Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi-Nya
sesuai dengan kebutuhan. Wahyu merupakan Kalamullah yang diturunkan
secara berangsur-angsur kepada Nabi-Nya melalui perantara Malaikat Jibril
a’laihissalam. Oleh karena itulah maka kata Al-Qur’an dan wahyu adalah
merupakan kata yang saling berkaitan erat antara satu sama yang lainnya dan di
antaranya tidak dapat dipisahkan, namun tetap dapat dibedakan satu persatunya.

Al-Quran dipercaya sebagai kalam Allah S.w.t. yang menjadi sumber pokok
ajaran agama Islam disamping sumber-sumber lainnya. Kepercayaan terhadap
kitab suci ini dan pengaruhnya dalam sejarah umat Islam sudah terbentuk
sedemikian rupa sehingga percaya terhadap kitab suci menjadi salah satu rukun
iman. Pada era globalisasi sekarang ini, muncul berbagai perubahan yang cukup
signifikan dalam memahami isi dan ajaran kitab suci tersebut, sebagai
kelanjutan dari dinamika pemikiran tentang penafsirannya yang sudah
berkembang pada masa-masa sebelumnya. Gejala ini terjadi tidak hanya di
kalangan umat Islam, tetapi juga di kalangan umat beragama lainnya.2 Ia
diturunkan Allah S.w.t. kepada Rasulullah, Muhammad Saw. untuk
mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta
membimbing mereka ke jalan yang lurus.3

2
Munjir Hitami, Pengantar Studi Al Qur’an (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2012), p. 1.
3
Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Drs. Mudzakir AS (Bogor: Litera Antar
Nusa, 2016), p.1

2
2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Al-Qur’an ?


2. Apa saja nama nama lain dari Al-Quran ?
3. Apa isi kandungan dari Al-Qur’an ?
4. Apa fungsi dan kedudukan dari Al-Qur’an ?
5. Adakah keterkaitan Al-Qur’an dengan teori ilmu pengetahuan ?

3. Tujuan

1. Mengetahui definisi Al-Qur’an secara etimologi dan terminologi


2. Menjelaskan mengenai nama-nama lain dari Al-Qur’an
3. Mengetahui isi kandungan dari Al-Qur’an
4. Mengetahui garis besar kandungan dari Al-Qur’an
5. Memberi pemahaman tentang fungsi dan kedudukan dari Al-Qur’an
6. Menjelaskan keterkaitan Al-Qur’an dengan teori ilmu pengetahuan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Quran Secara Bahasa


Al-Qur’an secara bahasa artinya membaca (qoro’a), kandungan sastranya
balaghah (tidak mungkin ada yang menyamai).4

Al-Qur’an secara bahasa diambil dari kata: ‫وقرانا‬- ‫قراة‬- ‫ يقرا‬- ‫ قر ا‬yang
berarti sesuatu yang dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran kepada umat
Islam untuk membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an juga bentuk mashdar dari ‫القراة‬
yang berarti menghimpun dan mengumpulkan. Dikatakan demikian sebab
seolah-olah Al-Quran menghimpun beberapa huruf, kata, dan kalimat secara
tertib sehingga tersusun rapi dan benar.5 Oleh karena itu, Al-Qur’an harus
dibaca dengan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat hurufnya, juga
dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan apa yang
dialami masyarakat untuk menghidupkan Al-Qur’an baik secara teks, lisan
ataupun budaya.

Menurut M. Quraish Shihab, Al-Qur’an secara harfiyah berarti bacaan


yang sempurna. Ia merupakan suatu nama pilihan Allah yang tepat, karena
tiada suatu bacaanpun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang
lalu yang dapat menandingi Al-Quran, bacaan yang sempurna lagi mulia.6

Yang mana pada zaman arab, sastra bahasanya yang paling sempurna
yang belum dicampur oleh bahasa-bahasa lain yang mana pada zaman itu
orang-orang yang ahli sastra tidak mampu untuk membuat bahasa secara sastra
yang menyamai Al-Qur’an. Contoh : Al-Qur’an sudah turun berabad-abad
4
Syaikh Mutawalli Sya’rowi, kitab “Mu’jizatul Quran”
5
Anshori, Ulumul Quran, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), p.17
6
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), p.3

4
tahun pada zaman nabi tapi masih bisa diterapkan pada zaman-zaman
seterusnya hingga masa kini. Selamanya Al-Qur’an itu masih bisa berlaku.
Dalam arti, andaikan dicontohkan ke peraturan-peraturan kenegaraan itu setiap
tahun pasti berubah tapi lain halnya dengan Al-Qur’an, jika sudah seperti itu
seterusnya juga akan seperti itu.

B. Pengertian Al-Qur’an Secara Istilah

Al-Quran menurut istilah adalah firman Allah S.w.t. yang disampaikan


oleh malaikat Jibril dengan redaksi langsung dari Allah S.w.t. kepada Nabi
Muhammad S.a.w. dan diterima oleh umat Islam dari generasi ke generasi
tanpa ada perubahan.7 Banyak sekali dikemukakan oleh para Ulama, dimana
antara satu sama yang lain saling berbeda, namun tetap ada unsur
persamaannya. Pengertian Al-Qur’an secara istilah tersebut antara lain adalah :

1. Al-Qur’an adalah Kalamullah (Firman Allah) yang mengandung mukjizat,


yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir, dengan perantaraan Malaikat
Jibril yang tertulis dalam mushaf, yang disampaikan kepada kita secara
mutawatir, yang dianggap sebagai ibadah membacanya, yang dimulai dengan
Surat Al-Fatihah dan ditutup dengan Surat An-Nas.

2. Adapula yang mendefinisikan sebagaimana disebutkan dalam kitab


Muzakkiratut Tauhid wal Firaq bahwa Al-Qur’an adalah lafal berbahas arab
yang diturunkan kepada pemimpin kita Muhammad SAW yang disampaikan
kepada kita secara mutawatir, yang dianggap sebagai ibadah membacanya,
yang menentang setiap orang (untuk menyusun walaupun) dengan (membuat)
surat yang terpendek daripadanya, yang dimulai dengan Surat Al-Fatihah dan
ditutup dengan Surat An Nas.

3. Definisi lain menyebutkan bahwa Al-Qur’an adalah perkataan yang


mengandung mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.a.w yang

7
Anshori,Ulumul Qur’an,(Jakarta:Rajawali press,2013),…p.18

5
tertulis dalam mushaf, yang disampaikan dengan mutawatir, yang dianggap
sebagai ibadah membacanya.

Dari ketiga definisi tersebut, dapat kita peroleh kesimpulan unsur-unsur untuk
menentukan apakah sesuatu itu disebut Al-Qur’an atau bukan, dapat dilihat
sebagai berikut :
1. Al-Qur’an itu haruslah firman Allah.
2. Al-Qur’an itu haruslah berbahasa arab, apabila tidak ditulis dan dilafalkan
dengan bahasa arab maka itu bukanlah disebut Al-Qur’an.
3. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
S.a.w sebagai rasul terakhir dan dibawa oleh Malaikat Jibril.
4. Al-Qur’an itu haruslah diterima dari orang banyak kepada orang banyak
(mutawatir).
5. Al-Qur’an itu haruslah yang tertulis dalam mushaf (Utsmani), selain dari itu
tidak disebut Al-Qur’an.

C. Nama-nama Lain dari Al-Quran

Nama-nama Al-Qur’an menurut ulama sangat banyak. Ada ulama yang


menyebutkan jumlah nama lain Al-Qur’an adalah 30, 55, bahkan 90.8 Meskipun
demikian, nama yang paling masyhur ialah Al-Qur’an. Al-Zarkasyi
mengemukakan bahwa nama nama Al-Qur’an tersebut diambil dari Al Qodhi
Abu Al-Mauli ‘Azizi bin Abd al-Malik. Bahwa tiap nama di dukung dengan ayat
dari Al Quran, nama-nama tersebut memilki makna yang menunjukkan Al-
Qur’an itu sendiri,khas, dan sudah dikenal khalayak umum pada saat ini,dan juga
menunjukkan fungsi Al-Qur’an itu, naman ama tersebut diantaranya adalah :

8
Dadan Rusmana, Metode penelitian Al-Qur’an dan tafsir (Bandung).p.17

6
Nama lain Redaksi ayat Surah
ً‫عدْل‬َ َ ‫صدْقًا‬
‫و‬ ِ َ‫ت َك ِل َمتُ َر ِبك‬ ْ ‫َوت َ َّم‬
‘Adla
Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Qur’an Al anam (6):115
dengan adil dan benar)
‘Ajaban
‫ع َجبًا‬َ ‫سمِ ْعنَا قُ ْرآنًا‬
َ ‫إِنَّا‬
Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an Al jin (72):1
yang menakjubkan
‘Aziz ‫يز‬ٌ ‫ع ِز‬َ ٌ‫َو ِإنَّهُ لَ ِكتَاب‬ Fushshilat (41):41
Sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia
‫َولَئ ِِن ات َّ َبعْتَ أ َ ْه َواءهُم َب ْعدَ َما َجاءكَ مِ نَ ْالع ِْل ِم‬
‘Ilmu
Seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka Ar rad (13):37
setelah datang pengetahuan kepadamu.
ِ ‫سنَ ْال َحدِي‬
‫ث‬ َ ‫َّللاُ ن ََّز َل أَ ْح‬
َّ
Ahsan al Hadist
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik Al zumar (39):23
yaitu Al-Qur’an
‫س ْب ًعا ِمنَ ْال َمثَانِي‬
َ َ‫َولَقَدْ آت َ ْينَاك‬
Al matsania
Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al hijr (15):87
tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang
Al qayima ﴾١﴿ ‫َولَ ْم يَ ْجعَل لَّهُ ع َِو َجا‬
Al khafi (18):1-2
Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya
Al sahirati Al ‫ص َراطِ ي ُم ْستَقِي ًما‬ ِ ‫َوأ َ َّن َهذَا‬
mustaqim Dan bahwa yang Kami perintahkan ini adalah jalanku Al anam (6):153
yang lurus
َ ‫ْال ُو ْث ٰقى ِب ْالعُ ْر َوةِ ا ْستَ ْم‬
َ‫سك‬
Al urwah
Maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali Luqman (31):22
Alwutsqo
yang kokoh
‫ي َحكِي ٌم‬ ٌّ ‫ب لَدَ ْينَا لَعَ ِل‬ِ ‫َوإِنَّهُ فِي أ ُ ِم ْال ِكت َا‬
Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam induk Al Kitab
Aliyy
(Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar Al zukhruf (43):4
tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung
hikmah.
Amr ِ َّ ‫ذَلِكَ أ َ ْم ُر‬
‫َّللا‬
At talaq (65):5
Itulah perintah Allah
Arabiyyan َ ‫قُرآنًا‬
‫ع َربِيًّا‬
Al zumar (39):28
Ialah AL-Qur’an dalam Bahasa arab
As Syifa
‫آن َما ه َُو ِشفَاء‬ ِ ‫نُن َِز ُل مِ نَ ْالقُ ْر‬ Al Isra:82
Dan Kami turunkan dari Al Quran sesuatu yang
menjadi penawar
َ‫اس َوهُدًى َو َر ْح َمةٌ ِلقَ ْو ِم يُو ِقنُون‬ ِ َّ‫صائ ُِر لِلن‬ َ ‫َهذَا َب‬
Basha’ir
Al-Qur’an ini adalah petunjuk bagi manusia, pedoman Al jatsyiah (45):20
bagi yang meyakini
Basyira wa
‫ِيرا‬
ً ‫ِيرا َونَذ‬
ً ‫بَش‬
Nadzira Fushshilat (41):4
Yang membawa berita gembira

Bayan َ ‫َبش ِِر ْال ُمنَا ِفقِينَ ِبأ َ َّن لَ ُه ْم‬


‫عذَابًا أَلِي ًما‬
Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa An nisa(4):138
mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih
َ‫اركٌ أَنزَ ْلنَاهُ أَفَأَنت ُ ْم لَهُ ُمنك ُِرون‬ َ َ‫َو َهذَا ِذ ْك ٌر ُّمب‬
Dan Al Quran ini adalah suatu kitab (peringatan) yang
Dzikra Al anbiya (21):50
mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka
mengapakah kamu mengingkarinya?

7
ْ َ‫إِنَّهُ لَقَ ْو ٌل ف‬
‫ص ٌل‬
Fashl
Sesungguhnya Al-qur’an itu benar benar firman yang At thoriq (86):13
memisahkan antara haq dan yang bathil

ً ‫ع ْب ِد ِه ِليَ ُكونَ ل ِْل َعا َلمِ ينَ نَذ‬


‫ِيرا‬ َ َ‫اركَ ا َّلذِي ن ََّز َل ْالفُ ْر َقان‬
َ ‫ع َلى‬ َ َ‫تَب‬
Furqon Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan
Al Furqon:1
(Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam.

Habl
‫َّللا َجمِ ي ًعا‬ ِ ‫َص ُمو ْا ِب َح ْب ِل‬ ِ ‫َوا ْعت‬
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Al Imran (3):103
Allah.
Hadiy ‫إِ َّن َهذَا ْالقُ ْرآنَ يِ ْهدِي‬
Al isra(17):9
Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk

Hakim ِ ‫ب ْال َحك‬


‫ِيم‬ ِ ‫الر ت ِْلكَ آيَاتُ ْال ِكت َا‬
Alif laam raa. Inilah ayat-ayat Al Quran yang Yunus (12):1
mengandung hikmah.
Haqq ‫ص ْال َح ُّق‬ ُ ‫ص‬ َ َ‫إِ َّن َهذَا لَ ُه َو ْالق‬ Al Imran(3):62
Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar
‫حِ ْك َمةٌ بَا ِلغَةٌ فَ َما ت ُ ْغ ِن النُّذُ ُر‬
Hikmah
Itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan- Al qomar (54):5
peringatan itu tidak berguna (bagi mereka)
َ‫هُدًى َو َر ْح َمةً ل ِْل ُم ْح ِسنِين‬
Huda
menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang Luqman:3
berbuat kebaikan,
Kalam ِ‫ َحتَّى يَ ْس َم َع َكالَ َم َّللا‬.… At Taubah:6
…supaya ia mendengar firman Allah,
‫آن ك َِري ٌم‬ ٌ ‫إِنَّهُ لَقُ ْر‬
Karim Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat Al waqiah (56):77
mulia

ِ ‫ب ْال ُم ِب‬
(2). ‫ين‬ ِ ‫( َو ْال ِكت َا‬1). ‫حم‬
Kitab Ad- Dukhon: 1-2
(1). Hamim (2). Demi kitab (Al Qur’an) yang
menjelaskan
ٌ‫بَ ْل ه َُو قُ ْرآ ٌن َّم ِجيد‬
Majid
Bahkan yang didustakan mereka ialah Al-Qur’an yang Al buruj (85):21
mulia
Marfua َ ‫ع ٍة ُّم‬
ٍ‫ط َّه َرة‬ َ ‫َّم ْرفُو‬ ‘Abasa (80):14
Yang ditinggikan lagi disucikan
‫ظةٌ ِمن َّر ِب ُك ْم‬
َ ‫اس قَدْ َجاءتْ ُكم َّم ْو ِع‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
Mau’izah Hai manusia,sesungguhnya telah datang kepadamu Yunus (12):57
pelajaran dari tuhanmu.

8
ِ ‫اركٌ ِليَدَّب َُّروا آيَاتِ ِه َو ِليَتَذَ َّك َر أ ُ ْولُوا ْاْل َ ْلبَا‬
‫ب‬ َ َ‫ِكتَابٌ أَنزَ ْلنَاهُ إِلَيْكَ ُمب‬
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu
Mubarak
penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan Shad (38):29
ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai fikiran
‫علَ ْي ِه‬
َ ‫ب َو ُم َهيْمِ نًا‬ ِ ‫ص ِدقًا ِل َما بَيْنَ يَدَ ْي ِه مِ نَ ْال ِكتَا‬ َ ‫ُم‬
Muhaiminan membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab
Al maidah (5):48
(yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain itu
‫ِكت َابًا ُّمتَشَا ِب ًها‬
Mutasyabiah
Yaitu Al-Qur’an yang serupa mutu ayatnya lagi Al zumar (39):23
berulang-ulang
Muthoharoh ٍ‫ط َّه َرة‬ َ ‫ع ٍة ُّم‬َ ‫َّم ْرفُو‬ ‘Abasa (80):14
Yang ditinggikan lagi disucikan
Naba’azhim ‫ع ِن النَّبَإِ ْالعَظِ ِيم‬ َ An naba(78):1-2
Tentang berita yang besar
Nur
‫ورا ُّمبِينًا‬ ً ُ‫…وأَنزَ ْلنَا إِلَ ْي ُك ْم ن‬
َ
dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang An Nisa:174
terang benderang (Al Quran)
Qoshashan ‫ص‬ َ َ‫سنَ ْالق‬
ِ ‫ص‬ َ ْ‫أَح‬ Yusuf (12):3
Kisah yang paling baik
‫ص ْلنَا لَ ُه ُم ْالقَ ْو َل‬
َّ ‫َولَقَدْ َو‬
Qoulan
Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut Al qoshos(28):51
perkataan ini (Al-Qur’an)
َ‫ض ِل َّللاِ َوبِ َر ْح َمتِ ِه فَبِذَلِكَ فَ ْليَ ْف َر ُحواْ ه َُو َخي ٌْر ِم َّما يَ ْج َمعُون‬
ْ َ‫قُ ْل بِف‬
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya,
Rahmah
hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Yunus:58
Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa
yang mereka kumpulkan"
Ruh ِ ‫يُن َِز ُل ْال َمآلئِ َكةَ ِب ْال ُّر‬
‫وح‬
Dia menurunkan para malaikat dengan membawa An nahl(16):2
wahyu
ُ َّ ْ َ ُ
َ‫صدَّقَ بِ ِه أ ْولئِكَ هُ ُم ال ُمتقون‬ َ ‫ق َو‬ ِ ِ‫َوالَّذِي َجاء ب‬
ِ ْ‫الصد‬
Dan orang yang membawa kebenaran
Shidq (Muhammad)dan membenarkannya, mereka itulah
Al zumar (39):33
orang-orang
yang bertakwa.

Shuhuf ‫صحُفٍ ُّمك ََّر َم ٍة‬


ُ ‫فِي‬ ‘Abasa (80):13
Di dalam kitab kitab yang di muliakan
َ‫ب ْالعَالَمِ ين‬
ِ ‫َوإِنَّهُ لَت َِنزي ُل َر‬
Tanzil
Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar benar Al syu’ara(26):192
diturunkah oleh Tuhan semesta alam

9
ِ ‫قُ ْل إِنَّ َما أُنذ ُِر ُكم بِ ْال َو ْحي‬
Wahyu Katakanlah (Hai Muhammad): “Sesungguhnya aku
Al anbiya (21):45
hanya memberi peringatan kepada kamu dengan
wahyu

Nama yang dominan dipakai adalah Al-Qur’an dan Al-Kitab. Dr.Muhammad


Abdullah Darraz berkata’ “Disebut Al-Qur’an karena ia dibaca banyak lisan, dan
disebut Al-Kitab karena ditulis dengan pena.9Sekalipun penamaan ini dicampur
antara nama dan sifat-Nya, misalnya Al’ali, Al majid, Al’aziz. Namun apapun
nama yang dinisbatkan dengan Al Qur’an pasti berasal dari kalam ilahi.10 Adapun
nama nama Al-Quran yang masyhur, yang terkenal di kalangan umat islam, yaitu :

1. Al Qur’an disebut Al Furqon yang artinya pembeda.

maksudnya adalah pembeda dari yang hak dan yang batil, Allah berfirman pada
surat Al furqon ayat 1 yang berbunyi:

ً ‫ع ْب ِد ِه ِليَ ُكونَ ِل ْلعَالَ ِمينَ نَذ‬


‫ِيرا‬ َ َ‫اركَ الَّذِي ن ََّز َل ْالفُ ْرقَان‬
َ ‫علَى‬ َ َ‫تَب‬

Artinya : ”Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada


hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh
alam (jin dan manusia)”

2.Al Quran disebut Adz zikr : yang artinya peringatan

Kata ini murni berasal dari Al Qur’an, Allah berfirman pada surat Al Hijr : ayat 9
ِ ‫ََ اِنَّا نَحْ نُ ن ََّز ْلنَا‬
ُ ‫الذ ْك َر َواِنَّا لَه لَحٰ ِف‬
ٗ َ‫ظ ْون‬

Artinya :”Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami


(pula) yang memeliharanya.”

3. Al-Qur’an juga dinamakan dengan tanzil yang berarti sesuatu yang diturunkan
yang mengisyaratkan bahwa wahyu Allah diturunkan oleh nabi Muhammad
S.a.w. Firman Allah pada surat Al Hijr ayat 9 :

9
Manna’ Al Qatthan, Dasar dasar Ilmu Al-Qur’an, hal.36

10
ِ ‫اِنَّا نَحْ نُ ن ََّز ْلنَا‬
ُ ‫الذ ْك َر َواِنَّا لَحٰ ِف‬
َ‫ظ ْون‬

Artinya : “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami


(pula) yang memeliharanya.”

Kandungan Al-Quran

Secara garis besar, kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dapat dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:11
1. Ayat-ayat yang berhubungan dengan keimanan, baik iman kepada Allah,
malaikat, kitab kitab Allah, rasul-rasul Allah dan hari akhir. Atau dapat
dikatakan kandungan yang pertama adalah pembahasan ilmu kalam (tauhid) dan
ushul.
a. Ayat tentang ilmu kalam
ِ ۡ ‫ص ِدقًا ِل َما َب ۡينَ يَدَ ۡي ِه َواَ ۡنزَ َل التَّ ۡو ٰرٮةَ َو‬
‫ال ۡن ِج ۡيل‬ ِ ‫ب بِ ۡال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫علَ ۡيكَ ۡالـ ِك ٰت‬
َ ‫ن ََّز َل‬

Artinya: “Dia menurunkan Al kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya,


membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat
dan Injil.” (QS. Ali imran ayat 3).
b. Ayat tentang ushul
Artinya: ”Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti
panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya
Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur- angsur pergi di antara
kamu dengan berlindung (kepada kawannya), Maka hendaklah orang-orang
yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab
yang pedih.”(QS. An-nur ayat 63).

1. Ayat-ayat yang berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan hati, seperti


menganjurkan berakhlak mulia atau dapat dikatakan kandungan yang kedua
adalah pembahasan akhlak.

‫ض ع ِن ْالجٰ ِه ِليْن‬ ِ ‫ُخ ِذ ْالع ْفو وأْ ُم ْر بِ ْالعُ ْر‬


ْ ‫ف واع ِْر‬

11
Manna’ Khalil Al Qatthan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta: Litera Antar Nusa, 2000.Hal 86

11
Artinya:“Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf,
serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-a’raf ayat 199)

2. Ayat-ayat yang berhubungan dengan anggota badan seperti perintah-perintah,


larangan-larangan, dan pilihan-pilihan. Seperti yang di jelaskan dalam surat di
bawah ini :

ِ ‫ٰيٰٓايُّها الَّ ِذيْن ٰامنُ ْوا ُكتِب عل ْي ُك ُم‬


‫الصيا ُم كما ُكتِب على الَّ ِذيْن ِم ْن ق ْب ِل ُك ْم لعلَّ ُك ْم تتَّقُ ْون‬

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
(QS. Al-baqarah ayat 183).”12
Pada dasarnya Al-Qur’an itu memuat berbagai persoalan yang sangat luas dan
beraneka ragam. Selain keterangan yang sudah di jelaskan di atas,
Berikut garis besar kandungan Al-Quran :
A.Ibadah

Isi kandungan penting kedua Al-Qur’an setelah aqidah ialah ibadah. Dalam Al-
qur’an terdapat sekitar 140 ayat yang berisikan hal ihwal (ayat al-‘ibadah).

Seperti tertera dalam potongan ayat sebagai berikut:

َ‫س ا َِّل َ ِليَ ْعبُد ُْون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِجن َو‬
َ ‫ال ْن‬

“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah
kepada-Ku. (QS. Al-Dzariyat:56)”.

Seuai dengan ayat tersebut setiap manusia baik mukmin-mukminat, harus


menyatakan penghambaannya kepada Allah. Hanya kepada allah manusia harus
beribadah dan kepada-Nya pula mereka harus memohon pertolongan. Inti dari
tujuan ibadah ialah taqwallah atau dengan kalimat lain, tawaqallah yang menjadi
sasaran utama dari persyariatan ibadah.

12
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya. Cet. V; Bandung: CV. Diponegoro, 2005.

12
B. Ahklak

Ahklak yang dalam bahasa indonesia lebih dikenal dengan istilah etika atau
moral, merupakan salah satu isi kandungan Al-qur’an yang sangat mendasar.
Rasulullah saw. Bersabda:

ِ ‫إِنَّما بُ ِعثْتُ ألُت ِمم مك‬


ِ ‫ارم األ ْخال‬
‫ق‬

“Sesungguhnya aku diutus (ke muka bumi) untuk menyempurnakan akhlak”

Mengingat diantara tujuan utama dari kenabian dan kerasulan muhammad S.a.w.
adalah untuk menyempurnakan akhlak. 13

C. Hukum

Telah ada kesepakatan dikalangan umat islam, bahwa sumber hukum utama
dan pertama dalam islam ialah al-qur’an. Al-qur’an memang memuat sejumlah
ketentuan hukum, dan sekaligus juga menyinggung kaidah-kaidah umum
pembentukannya. Tapi ada yang lebih urgent lagi yaitu nilai hukum yang bersifat
universal dan mendasar. Antusiasme Al-qur’an paradigma hukum antara lain
dapat ditelusuri melalui indikator-indikator berikut:

1. Al-qur’an menjuluki dirinya dengan hukumnya, al-qur’an mempunyai banyak


nama dan julukan. Diantara julukan yang dimaksud ialah hukum sebagaimana
terdapat dalam surat ar ra’d ayat 37 :

‫وك ٰذ ِلك ا ْنز ْل ٰنهُ ُح ْك ًما عر ِبيًّا‬

Artinya : “Dan demikianlah, kami telah turunkan Al-qur’an itu sebagai hukum
(yang benar)”

2. Surat dan ayat terpanjang dalam Al-qur’an ialah surat dan ayat hukum (surat al-
baqarah yang terdiri atas 287 ayat, 3.100 kata, dan 25.500 huruf).14

13
H.R Al Baihaqi
14
Nawawi al-bantani, al-tafsir al-munir, hlm:135

13
3. Dalam al-qur’an kita jumpai ayat-ayat al-qur’an yang memerintahkan manusia
supaya berlaku adil, baik dalam bertindak dan berprilaku, maupun dalam bersikap
dan bertutur kata.

4. Dalam al-qur’an termaktub sejumlah ayat hukum atau ayat peraturan


perundangan-undangan yakni yang didalamnya terkandung perintah atu larangan,
serta masalah-masalah fiqiyah lainnya.

5. Hampir dalam surat panjang dan semua surat madinah selalu ada ayat-ayat
hukum didalamnya.

D. Kisah

Kisah dalam pandangan Al-Qur’an, terlihat pula pada amat banyakanya


jumlah ayat al-Qashsah, kisah yang ada dalam Al-Qur’an pastilah benar dan baik
yang bermanfaat bagi umat manusia. Sebab, Al-Qur’an sendiri menjuluki dirinya
dengan kisah-kisah terbaik (ahsan al-qashah). Adapun tujuan dari pengungkapan
kisah itu sendiri seperti yang ditegaskan Al-Qur’an

antara lain ialah agar manusia memetik peringatan atau pelajaran berharga dari
padanya disamping mereka agar mereka berfikir.

‫ّللا ل ُهو ْالع ِزي ُْز ْالح ِك ْي ُم‬ ٰ ‫ص ْالح ُّق ۗ وما ِم ْن ا ِٰله ا َِّّل‬
ٰ ‫ّللاُ ۗوا َِّن‬ ُ ‫ا َِّن ٰهذا ل ُهو ْالقص‬

Artinya : “Sesungguhnya inilah kisah yang benar . dan tidak ada tuhan selain
allah. Dan sesungguhnya allah dia saja yang maha perkasa dan bijaksana. (QS.
Al-Imran:62)

E. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan salah satu bagian dari
isi kandungan Al-Qur’an yang tidak kurang pentingnya bagi kehidupan manusia.15
Ayat-ayat ini yang menyinggung tentang persoalan ilmu pengetahuan teknologi,
oleh para ahli tafsir di sebut dengan ayat al-kauniyyah atau ayat al-‘ulum.

15
Dadan Rusmana, Metode penelitian Al-Qur’an dan tafsir (Bandung).hal.13

14
Masih dalam konteks Al-Qur’an dengan ilmu ini juga dapat dipahami dari sekian
banyak Al-qur’an yang menyeru manusia supaya berfikir, melihat dan
merenungkan alam sekitar sebagai berikut berbagai isi yang ada didalamnya.

ٰ ْ ‫ض ۗوما ت ُ ْغنِى‬
‫اّليٰتُ والنُّذُ ُر ع ْن ق ْوم َّّل يُؤْ ِمنُ ْون‬ ِ ‫ت و ْاّل ْر‬ ُ ‫قُ ِل ا ْن‬
ِ ‫ظ ُر ْوا ماذا فِى السَّمٰ ٰو‬

Artinya : “Katakanlah (ya Muhammad), perhatikanlah apa yang ada di langit


dan di bumi, dan tidaklah bermanfaat tanda-tanda kekuasaan Allah dan rasul-
rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”.(Q.S
Yunus(10) :101)

Al-Qur’an melalui ayat-ayatnya, banyak menampilkan manifestasi jagat raya ini,


termasuk didalamnya tentang kejadian manusia, proses kejadian pembuatan bumi
dan langit, perputaran matahari dan bulan, dan masih banyak lagi diterangkan di
dalamnya.16 Bukti lain bahwa Al-Qur’an sangat peduli terhadap ilmu pengetahuan
dan teknologi, dapat dipahami dari surat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan.

D. Fungsi dan Kedudukan Al-Qur’an

A. Fungsi Al-Qur’an
1. Pengganti kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT17
Pertama, Al-Qur‘an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt
kepada rasul dan nabi-Nya. Sebagai kitab suci terakhir, Al-Qur‘an membawa
tugas menyempurnakan kitab-kitab suci terdahulu. Rasionalitas di balik fungsi ini
setidaknya bisa diterangkan melalui dua alasan. Pertama, kitab-kitab suci
terdahulu memang diturunkan untuk kaum tertentu dan zaman yang terbatas.
Kedua, dalam perkembangan sejarah, kitab-kitab suci terdahulu tidak bebas dari
perubahan dan penyimpangan. Terkait fungsi Al-Qur‘an sebagai penyempurna
kitab-kitab suci sebelumnya, ada tiga rincian tugas :

a. Membenarkan adanya kitab-kitab suci terdahulu.

16
Muhammad Amin Suma, ‘Ulumul Qur’an, Jakarta:Rajawali pers. 2013 hlm:109
17
Fahd bin Muhammad Al-Rummi, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1997),
hlm.38

15
b.Meluruskan hal-hal yang telah diselewengkan dari kitab-kitab suci terdahulu

(Q.S. Al-Baqarah : 4)

c.Al-Qur’an sebagai alternatif pengganti kitab-kitab terdahulu

(Q.S. Al-Maidah :15)

2. Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan.18


Yusuf al-Qardlawi mengatakan bahwa Al-Qur‘an adalah pokok Islam dan
jiwanya. Dari al-Quranlah diperoleh ajaran tentang keimanan (aqidah), ibadah,
akhlak, dan prinsip-prinsip hukum serta syariat.
Pertama, sumber pokok aqidah. Dalam banyak ayat, Al-Qur‘an berbicara
kepada banyak kalangan, termasuk mereka yang tidak percaya kepada tuhan, hari
akhir, atau kenabian Muhammad. Al-Qur‘an berusaha meyakinkan mereka
tentang adanya Allah yang menciptakan alam semesta dengan argumen-argumen
yang bisa diterima oleh akal. Al-Qur‘an juga menjelaskan prinsip-prinsip
ketuhanan, menegaskan kenabian Muhammad Saw yang diutus sebagai penerus
para nabi dan rasul sebelumnya. Al-Qur‘an juga mengabarkan berita tentang
umat-umat terdahulu untuk dijadikan pelajaran bagi yang hidup sesudahnya.
Kedua, sumber pokok syariah. Selain sumber pokok aqidah, Al-Qur‘an
juga menjadi sumber pokok syariah Islam. Syariah adalah sistem hukum yang
mengatur amal perbuatan manusia dalam hidupnya, baik yang terkait
hubungannya dengan Allah Swt maupun hubungannya dengan sesama manusia
dan mahluk lain. Di dalam Al-Qur‘an ada sekitar 500 ayat atau lebih yang
membicarakan masalah syariat ini. 17 Di antaranya, Al-Qur‘an mengajarkan tata
cara menjalankan ibadah kepada Allah Swt melalui perintah salat, zakat, puasa,
haji, umrah, dan sebagainya. Al-Qur‘an juga menerangkan beberapa unsur teknis
terkait pelaksanaan ibadah itu, seperti tata cara bersuci (thaharah) dan keharusan
menghadap qiblat sebagai syarat menjalankan shalat, bagaimana melaksanakan
shalat di saat perang atau dalam perjalanan, bagaimana tata cara menjalankan haji,

18
Atang Abd. Hakim, Metodologi Studi Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya) hlm.70

16
dan sebagainya. Al-Qur‘an juga menerangkan hukum-hukum yang mengatur
masalah pribadi dan keluarga, seperti pernikahan, talak, pembagian waris, dan
sebagainya. Juga menerangkan hukum-hukum kemasyarakat baik yang
menyangkut ekonomi, perdagangan, transaksi, pidana, pemerintahan, kehakiman,
hubungan sosial, baik dengan sesama Muslim atau dengan umat lain, dan
sebagainya. Islam, melalui Al-Qur‘an dan Sunnah, mengatur semua aspek
kehidupan manusia. Ketetapan hukum yang ada dalam Al-Qur‘an hakikatnya
bertujuan unuk menciptakan kemaslahan dan kebaikan bagi manusia,
mewujudkan keadilan, serta menghindarkan kehidupan dari kerusakan dan
kehancuran. Sebagaimana disimpulkan oleh ulama, tujuan ketetapan hukum
dalam Islam utamanya adalah untuk menjaga unsur-unsur penting hidup, yakni
agama, nyawa, akal, keturunan, harta, dan kehormatan manusia. 19
Ketiga, sumber pokok akhlak. Al-Qur‘an juga merupakan sumber ajaran
agama Islam yang terkait dengan akhlak, baik akhlak ketuhanan (rabbaniyah)
maupun akhlak kemanusiaan (insaniyah). Di antara akhlak ketuhanan yang
diajarkan al-Qur‘an adalah seperti ikhlas dalam beribadah hanya untuk Allah Swt,
bertawakkal kepada-Nya, mengharap rahmat dan ridho-Nya, takut akan siksa-
Nya, merasa malu kepada-Nya, bersyukur atas nikmat-Nya, sabar atas cobaan-
Nya, menerima dengan rela segala keputusan-Nya, mengutamakan kehidupan
akhirat daripada dunia, dan sebagainya. Akhlak rabbaniyah bertujuan untuk
menjalin hubungan intim dengan Allah dan memperkuat ketakwaan kepada-Nya.
Adapun akhlak insaniyah adalah akhlak pergaulan dengan sesama manusia. Al-
Qur‘an misalnya mengajarkan kejujuran dalam perkataan maupun perbuatan,
amanah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab, keberanian dalam
memperjuangkan kebenaran, sikap rendah hati, menepati janji, santun, sabar, adil,
bijaksana, dan sebagainya. Dalam banyak ayat, Al-Qur‘an mengapresiasi orang-
orang yang berakhlak baik dan mencela orang-orang yang berakhlak buruk.
Misalnya, dalam bagian akhir sejumlah ayat, Al-Qur‘an sering menyebut bahwa
Allah menyukai orang-orang yang bertakwa, orang-orang yang sabar, orang-orang
yang berbuat baik, dan sejenisnya. Sebaliknya, al-Qur‘an menyebutkan bahwa

19
Atang Abd. Hakim, Metodologi Studi Islam, hlm. 75

17
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat dholim, orang-orang yang
membuat kerusakan, orangorang yang ingkar atau kufur, dan sebagainya.20

3. Sebagai Obat
‫ارا‬
ً ‫س‬ ّٰ ‫َونُن َِز ُل ِمنَ ْالقُ ْر ٰا ِن َما ه َُو ِشف َۤا ٌء َّو َرحْ َمةٌ ِل ْل ُمؤْ ِم ِني َْۙنَ َو َل يَ ِز ْيدُ ال‬
َ ‫ظ ِل ِميْنَ ا َِّل َخ‬
“Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman, dan (Alquran itu) tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian”.21

4. Menjadi Peringatan kepada seluruh alam

َ ‫ع ٰلى‬
‫ع ْبد ِٖه ِليَ ُك ْونَ ِل ْل ٰعلَ ِميْنَ نَ ِذي ًْرا‬ َ َ‫ِي ن ََّز َل ْالفُ ْرقَان‬
ْ ‫تَ ٰب َركَ الَّذ‬
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqon (Al-Qur’an) kepada
hambaNya, agar menjadi peringatan kepada seluruh alam”.22

5. Petunjuk pada jalan yang lurus


‫ت اَ َّن لَ ُه ْم اَجْ ًرا َك ِبي ًْر َۙا‬ ّٰ ‫ِي اَ ْق َو ُم َويُ َبش ُِر ْال ُمؤْ ِم ِنيْنَ الَّ ِذيْنَ َي ْع َملُ ْونَ ال‬
ِ ٰ‫ص ِلح‬ ْ ‫ا َِّن ٰهذَا ْالقُ ْر ٰانَ َي ْهد‬
َ ‫ِي ِللَّ ِت ْي ه‬
“Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberi petunjuk pada jalan yang amat lurus”.23

b. Kedudukan Al-Qur’an
Sebagai kitab suci sepanjang zaman, Al-Qur‟an memuat informasi dasar
berbagai masalah termasuk informasi mengenai hukum, etika, science, antariksa,
kedokteran dan sebagainya. Kedudukan Al Quran dalam Islam adalah sebagai
sumber hukum umat Islam dari segala sumber hukum yang ada di bumi.24 Hal ini
merupakan salah satu bukti bahwa kandungan Al-Quran bersifat luas dan luwes.
Mayoritas kandungan Al-Qur’an merupakan dasar -dasar hukum
dan pengetahuan, manusialah yang berperan sekaligus bertugas menganalisa,
merinci, dan membuat garis besar kebenaran Al-Qur’an agar dapat dijadikan

20
Ibid. hlm. 76
21
Q.S. Al-Isra' (17): 82
22
Q.S. Furqon (25) : 1
23
Al-Isrâ (17): 9
24
Rusdaya Basri, Ushul Fiqih 1, (Pare : IAIN Parepare Nusantara Press, 2012)

18
sumber penyelesaian masalah kehidupan manusia. Pada zaman Rasulullah,
sumber hukum Islam ada dua yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Rasulullah selalu
menunggu wahyu untuk menjelaskan sebuah kasus tertentu,namun apabila wahyu
tidak turun, maka beliau menetapkan hukum tersebut melalui sabdanya, yang
kemudian dikenal dengan Hadits. Sebagai sumber hukum islam yang pertama dan
utama, Al-Qur’an sangat berperan penting dalam rangka penetapan hukum Islam.
Seperti kita ketahui bahwa Al- Qur’an merupakan buku petunjuk (hidayah)
bagi orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang percaya kepada halghaib,
yang mendirikan shalat, yang menginfakkan sebagian rizki mereka, dan yang
meyakini adanya akhirat.
Adapun menurut beberapa ulama terdahulu kedudukan Al-Qur’an itu terbagi
menjadi 6 diantaranya yaitu25:

1. Kitabul Naba wal akhbar (Berita dan Kabar)26


2. Kitabul Hukmi wa syariat (Kitab Hukum Syariah)27
3. Kitabul Jihad28
4. Kitabul Tarbiyah29
5. Minhajul Hayah (Pedoman Hidup)
6. Kitabul Ilmi

E. Al-Qur’an dan Teori Ilmu Pengetahuan


Dalam Al-Qur`an banyak sekali disebut pengungkapan kata ilmu dengan
berbagai bentuk kata jadiannya. Kata-kata tersebut dan frekuensinya sebagai
berikut: `ilm , `alima , ya`lamu , i`lam, yu`lamu, `aliim, `alim, ma`lum, `alamin,
`alam, a`lam, `alim atau ulama`, `allam, `allama, yu`allimu, `ulima, mu`allam,
30
dan ta`allama . Dari kata jadian tersebut timbul berbagai pengertian:
mengetahui, pengetahuan, orang yang berpengetahuan, yang tahu, terpelajar,

25
Atang Abd. Hakim, Metodologi Studi Islam, hlm. 185
26
QS. An Naba’ (78 : 1-2)
27
QS. Al Maidah (5) : 49-50
28
QS. Al Ankabut (29) : 69
29
QS. Ali Imran (3) : 79
30
M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al Qur`an, Ulumul Qur`an ,No. 4, Vol. 1, 1990, hlm. 102-103.

19
paling mengetahui segala sesuatu, lebih tahu, sangat mengetahui, cerdik,
mengajar, belajar, orang yang diajari dan mempelajari.

Dalam Al-Qur`an, ilmu pengetahuan adalah keistimewaan yang


menjadikan manusia dipandang lebih unggul ketimbang makhluk lain guna
menjalankan fungsi kekhalifahannya. Ini tercermin dari kisah kejadian manusia
pertama yang dijelaskan Al-Qur`an pada surat al-Baqarah, 31-32: “Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya
kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda
itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”. Mereka menjawab:
“Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah
Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.” Yang dimaksud dengan nama-nama pada ayat di atas
adalah sifat, ciri dan hukum sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui
rahasia alam raya.9 Manusia menurut Al-Qur`an, memiliki potensi untuk
menyiduk ilmu dan mengembangkannya dengan seizin Allah. Karena itu,
bertebaran ayat yang memerintahkan manusia menempuh berbagai cara untuk
mewujudkan hal tersebut. Berkali-kali pula Al-Qur`an menunjukkan betapa tinggi
kedudukan orang yang berpengetahuan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-
Qur`an:

ُ ‫َّللاُ لَ ُك ْۚ ْم َواِذَا قِ ْي َل ا ْن‬


‫ش ُز ْوا‬ ّٰ ‫ح‬ َ ‫س ُح ْوا فِى ْال َمجٰ ِل ِس فَا ْف‬
َ ‫س ُح ْوا يَ ْف‬
ِ ‫س‬ َّ َ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا اِذَا قِ ْي َل لَ ُك ْم تَف‬
‫َّللاُ ِب َما تَ ْع َملُ ْونَ َخ ِبي ٌْر‬ ّٰ ‫ت َو‬ٍ ٰ‫َّللاُ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك َۙ ْم َوالَّ ِذيْنَ ا ُ ْوتُوا ْال ِع ْل َم دَ َرج‬
ّٰ ‫ش ُز ْوا يَ ْرفَ ِع‬ ُ ‫فَا ْن‬

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-


orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” 31

Wahyu pertama tersebut tidak menjelaskan apa yang harus dibaca karena
Al-Qur`an menghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut bismi

31
QS. al-Mujadalah: 11

20
Rabbik, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Pengulangan membaca dalam
wahyu pertama ini bukan sekadar menunjukkan bahwa kecakapan membaca tidak
akan diperoleh kecuali mengulang-ulang bacaan atau dalam bahasa lain, membaca
hendaknya dilakukan sampai mencapai batas maksimal kemampuan, tetapi hal itu
mengisyaratkan bahwa mengulang-ulang bacaan bismi Rabbik akan menghasilkan
pengetahuan dan wawasan baru, walaupun yang dibaca masih itu-itu juga. Kata
iqra` dalam ayat tersebut akar katanya berarti menghimpun. Dari menghimpun
lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti,
mengetahui ciri sesuatu, dan membaca, baik teks tertulis maupun tidak. Jadi, iqra`
berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam,
tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yang tertulis maupun tidak.32

Al-Qur`an bukanlah buku ilmu pengetahuan, tetapi isyarat-isyarat tentang


ilmu pengetahuan banyak ditemukan dalam ayat-ayat Al-Qur`an, baik mengenai
term-term yang menunjuk kata ilmu, objek-objek yang menjadi kajian ilmu,
metode-metode yang digunakan dalam perolehan ilmu dan bagaimana
pemanfaatan dan pengembangannya. Dalam pandangan Al-Qur`an, objek ilmu
pengetahuan ialah segala ciptaan Allah, yang sekaligus merupakan ayat-ayat-Nya,
meliputi alam materi dan alam non materi, fenomena dan non fenomena. Ada dua
cara memperoleh ilmu pengetahuan: Allah mengajar dengan pena yang telah
diketahui oleh manusia lain sebelumnya, dan Allah mengajar manusia tanpa pena
yang belum diketahuinya. Cara pertama adalah mengajar dengan alat, atau atas
dasar usaha manusia. Cara kedua, mengajar tanpa alat dan tanpa usaha manusia.
Ilmu yang diperoleh manusia atas dasar usaha manusia disebut ilmu kasbi. Ilmu
yang diperoleh manusia tanpa usaha manusia disebut ilmu ladunni. Walaupun
berbeda, keduanya berasal dari satu sumber Allah Swt.33 Adapun pandangan Al-
Qur`an mengenai pemanfaatan ilmu pengetahuan, melaui iqra` bismi Rabbika,
digariskan bahwa titik tolak pencarian ilmu pengetahuan, pemanfaatan,
pengembangan, demikian juga tujuan akhirnya, haruslah karena Allah. Jadi,

32
M. Quraish Shihab, Wawasan al- Qur`an (Bandung: Mizan, 2006), h. 434.
33
Ibid. hlm. 437

21
semboyan “ilmu untuk ilmu” tidak dikenal dalam Islam. Apa pun ilmunya, materi
pembahasannya harus bismi Rabbika, atau dengan kata lain harus bernilai
Rabbani. Sehingga ilmu pengetahuan yang dalam kenyataannya dewasa ini
mengikuti pendapat sebagian ahli “bebas nilai”, harus diberi nilai Rabbani oleh
ilmuwan Muslim.

Dalam sesi ”Tanya Jawab” acara Dr. Hamka (Buya Hamka), seorang
pembaca mengajukan pertanyaan, “Seorang ulama di tempat saya menyatakan,
jika manusia mendarat di bulan, maka batallah kerasulan Nabi Muhammad S.a.w.
Bagaimana pendapat Bapak dalam hal ini?”, Hamka menanggapi, “Jika manusia
sudah dapat mendarat di bulan, kami akan bersujud syukur kepada Tuhan, karena
dengan demikian akan bertambah nyatalah ke-Rasulan Nabi Muhammad Saw.
Karena di dalam Al-Quran sebagai wahyu yang diturunkan kepada Nabi kita
Muhammad Saw berjumpa beberapa ayat yang hanya dapat ditafsirkan dengan
ilmu pengetahuan alam yang mendalam berkenaan dengan bulan”. Kalau kita tilik
sejarah Islam, penyelidikan tentang ruang angkasa ini, hanyalah lanjutan saja
daripada peneropong bintang dan bulan yang telah didirikan oleh sarjana-sarjana
Islam di Baghdad, di Samarkand, di Mesir dan di Andalusia beberapa abad yang
telah lalu. Lalu disambung sekarang dengan penyelidikan tajribiah (empirisme)
orang Barat. Karena kita tidak mempunyai kesanggupan lagi menyambung rantai
pengetahuan itu, lalu kita sandarkan ketiadaan-tahu kita itu, kepada agama.
Padahal karena kekurangan pengetahuan kita dalam hal ilmu alam, tidak kita
sadari bahwa penafsiran kita terhadap agama pun amat sempit pula.34

Tidak hanya itu, bahkan Pengembangan Ilmu Pengetahuan pun al-Qur`an


memberikan perspektifnya, Setidaknya ada beberapa ayat al-Qur’an yang
mengisyaratkan tentang metodologi dalam menelaah ilmu pengetahuan :

34
Dalam ”Tanya Jawab”, Majalah Gema Islam (1962)

22
1. Observasi (Pengamatan )

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan
segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya
kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman
sesudah al-Qur’an itu?”( QS Al `Araf: 185)

Dalam ayat tersebut, al-Qur`an mengemukakan tema ayat yang bersifat sinkronis,
artinya berupa pandangan tentang eksistensi langit, bumi, manusia dan
sebagainya.35

2. Eksplorasi (Pemaparan)

Dalam Q.S. Yunus: 6, dan surat Yasin: 37-40 dijelaskan yang artinya :

“Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang
diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.”36

“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam;
kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka berada
dalam kegelapan. Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah kami tetapkan
bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang
terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tanda yang tua. Tidaklah mungkin bagi
Matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang dan
masing-masing beredar pada garis edarnya.”37

35
Suharno, Berpikir Islami, Al Jami`ah, Dirasah Islamiyah (Yogyakarta: t.p., 1990), hlm. 18.
36
Q.S. Yunus : 6
37
Q.S. Yasin : 37-40

23
Kedua ayat tersebut memaparkan fenomena sesuai dengan hukum alam
(sunnatullah) yang berlaku, atau masih dalam tahap pemaparan (description). Bila
fenomena berupa pergantian siang dan malam akan diangkat sebagai suatu metode
ilmu pengetahuan maka seseorang harus menempuh prosedur sebagaimana yang
ditempuh dalam ilmu pengetahuan.

3. Eksperimen (Percobaan)

Eksperimen merupakan kelanjutan dari metode-metode sebelumnya (observasi


dan eksplorasi). Dengan metode ini telah muncul berbagai cabang ilmu di
antaranya geologi. Geologi mempelajari gerak bumi, lapisan-lapisannya, serta
hubungan dan perubahannya. Dalam hal ini, al-Qur`an memberikan dorongan
kuat untuk melakukan penelitian tentang adanya kebenaran di balik fenomena
fisik dari alam semesta. Seperti pada lapisan atas bumi, strukturnya,
perubahan cuaca, fosil, batu-batu karang dan sebagainya. Ayat berikut ini
dapat dijadikan penanda untuk menggali dan mengembangkan ilmu :

“Bukankah kami Telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-
gunung sebagai pasak?”.38

“Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang
kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah
dipandang mata.”39

38
Q.S. An Naba : 6-7
39
Q.S. Qaaf : 7

24
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur‘an sebagai


kitab suci terakhir merupakan kelanjutan dari kitab-kitab suci yang telah
diturunkan oleh Allah Swt sebelumnya. Misi yang dibawa Al-Qur‘an tidak jauh
berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya, yaitu sebagai petunjuk bagi manusia.
Hanya saja, sebagai kitab suci terakhir, Al-Qur‘an memiliki misi yang lebih luas
dibanding kitab-kitab suci sebelumnya. Keluasan misi Al-Qur‘an itu sejalan
dengan status Nabi Muhammad pembawa kitab suci tersebut yang diutus untuk
seluruh manusia hingga akhir zaman. Allah S.w.t telah memberikan untuk kitab
suci ini sejumlah nama yang mencerminkan fungsinya. Di antaranya adalah Al-
Huda (petunjuk), Al-Furqan (pembeda antara yang hak dan yang batil), Al-
Burhan (bukti kebenaran), Al-Dzikr atau At-Tadzkirah (peringatan), Al-Syifa
(obat penyembuh), Al-Mau’idhah (nasihat, pelajaran), Ar-Rahmah (rahmat). Juga
An-Nur (cahaya), Al-Bayan (keterangan), Al-Balagh (keterangan yang cukup), Al-
Bashair (bukti atau keterangan yang jelas), Al-Busyra (berita gembira), Al-Basyir
(pemberi kabar gembira), dan An-Nadzir (pemberi peringatan). 40

Sementara itu, terkait statusnya sebagai kitab suci terakhir, Al-Qur‘an


memiliki fungsi yang secara umum dapat disimpulkan menjadi tiga: Pertama,
sebagai petunjuk bagi seluruh manusia hingga akhir zaman. Ini berbeda dari kitab
kitab sebelumnya yang rata-rata diturunkan untuk umat dan zaman tertentu;
Kedua, penyempurna bagi kitab-kitab suci sebelumnya. Dalam hal ini Al-Qur‘an
berfungsi melengkapi, meluruskan, dan menggantikan kitab-kitab tersebut;
Ketiga, sumber pokok ajaran agama Islam baik dalam masalah aqidah
(keyakinan), syariah (ibadah dan mu‘amalah), dan akhlak.

40
An-Naba’ul Azhim, hal 23-24, Darul Qalam, 2015

25
DAFTAR PUSTAKA

Hitami, Munjir. Pengantar Studi Al Qur’an, Yogyakarta, Lkis Yogyakarta,


2012.

Khalil Al-Qattan, Manna. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir, Bogor:


Litera Antar Nusa, 2016.

Sya’rowi, Mutawalli. Kitab “Mu’jizatul Quran”

Anshori, Ulumul Quran, Jakarta: Rajawali Press, 2013.

Shihab, M. Quraish Wawasan Al-qur’an, (Bandung: Mizan, 1996).

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya. Cet. V;


Bandung: CV. Diponegoro, 2005.

Al-bantani, Nawawi. Al-tafsir al-munir.

Suma, Muhammad Amin. ‘Ulumul Qur’an, Jakarta:Rajawali pers. 2013.

Anshori,Ulumul Qur’an,Jakarta:Rajawali press, 2013.

Dadan Rusmana, Metode penelitian Al-Qur’an dan tafsir (Bandung)

Al-Rummi, Muhammad.Ulumul Qur’an, Yogyakarta : Titian Ilahi Press,


1997.

Abd. Hakim, Atang. Metodologi Studi Islam, Bandung : PT. Remaja


Rosda Karya.

Basri, Rusdaya. Ushul Fiqih 1, Pare : IAIN Parepare Nusantara Press,


2012.

Dawam Raharjo, Muhammad. Ensiklopedi Al Qur`an, Ulumul Qur`an ,

Suharno, Berpikir Islami, Al Jami`ah, Dirasah Islamiyah, Yogyakarta: t.p.,


1990.

26
27

Anda mungkin juga menyukai