Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH STUDI ISLAM

Alquran : Definisi, Kedudukan, Fungsi, Sejarahnya serta


Ilmu-ilmunya dan Kewajiban Muslim terhadapnya

Dosen pengampu :
Dr. Saifudin M.Pd.I.

Disusun oleh :
Andika Putramadani
(11230930000091)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya se
hingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan bimbingan dan arahan yang luar bias
a dari Bapak Dr. Saifuddin M.Pd.I.. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
Studi Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Makalah ini membahas t
entang Alquran : Definisi, Kedudukan, Fungsi, Sejarahnya serta Ilmu-ilmunya dan
Kewajiban Muslim terhadapnya. Dalam makalah ini, saya akan membahas tentang Al -
Quran dan kewajiban Muslim terhadapnya agar bisa Menerapkan ajaran dan nilai Al - Quran
dalam kehidupan beragama.
Selain itu, saya juga akan membahas Sejarah dan Ilmu-ilmunya dalam bentuk karya il
miah. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
Definisi, Kedudukan, Fungsi, Sejarahnya serta Ilmu-ilmunya dan Kewajiban Muslim
terhadap Al - Quran. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh k
arena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Saya
akan menguraikan makalah ini dengan menyelidiki konsep-konsep kunci dalam agama Islam
yang berkaitan dengan perkuliahan ini.
Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Saifuddin M.Pd.I yang tela
h memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini. Kami juga berterima ka
sih kepada seluruh teman-teman yang telah memberikan dukungan dan inspirasi dalam proses
penelitian dan penulisan kami. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, serta menjadi kontribusi kami dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik
tentang agama Islam.

Jakarta, 25 September 2023

Andika Putramadani

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan
Penulisan....................................................................................................................................4

BAB II DASAR TEORI...................................................................5


A. Pengertian Al-Quran....................................................................................................5
B. Sejarah Penyusunan Al-Quran dan penyebarannya.................................................5
C. Kedudukan Al-Quran dalam Islam............................................................................5
D. Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan Muslim.............................................................5
E. Ilmu-ilmu Al-Quran......................................................................................................5
F. Kewajiaban Muslim terhadap Al-Quran....................................................................5
BAB III PEMBAHASAN.................................................................6
A. Definisi Al-Quran..........................................................................................................6
B. Sejarah Penyusunan Al-Qur'an...................................................................................7
C. Kedudukan Al-Quran...................................................................................................8
D. Fungsi Al - Quran..........................................................................................................9
E. Ilmu-ilmu Al - Quran..................................................................................................11
F. Kewajiban Muslim terhadap Al - Quran..................................................................16
BAB IV PENUTUP......................................................................17
A. Kesimpulan..................................................................................................................17
B. Saran.............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang mu’jiz, yang diturunkan kepada Nabi Muhamma
d SAW. melalui perantaraan malaikat jibril, yang tertulis dalam mushhaf mulai dari surat al-F
atihah sampai dengan surat an-Nas, disampaikan oleh Rasulullah secara mutawatir dan memb
acanya bernilai ibadah.
Al-Qur’an mempunyai sekian banyak fungsi, diantaranya adalah menjadi bukti keben
aran Nabi Muhammad SAW. Walaupun al-Qur’an menjadi bukti kebenaran Nabi Muhamma
d, tetapi fungsi utamanya adalah menjadi petunjuk untuk seluruh umat manusia. Al-Qur’an m
emang sebagai hidayah (petunjuk) bagi manusia dalam mengelola hidupnya di dunia secara b
aik, dan merupakan rahmat untuk alam semesta, di samping pembeda antara yang haq dan ya
ng bathil, juga sebagai penjelas terhadap sesuatu, akhlak, moralitas, dan etika-etika yang
patut dipraktikkan manusia dalam kehidupan sehari-hari

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan di
bahas dalam materi ini adalah :
1. Apa definisi Al-Qur’an dan bagaimana Ilmu-ilmunya?
2. Apa kewajiban muslim terhadap Al-Qur’an?
3. Bagaimana kedudukan dan fungsi Al-Quran serta perannya dalam kehidupan?
4. Bagaimana sejarah Al-Quran dari awal diturunkan hingga sekarang?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang dicapai dalam materi ini yaitu:
1. Menjelaskan pengertian Al-Qur’an dan Ilmu-ilmunya
2. Menjelaskan kewajiban umat muslim terhadap Al-Qur’an
3. Menjelaskan kedudukan dan fungsi Al-Qur’an serta perannya dalam kehidupan.
4. Menjelaskan bagaimana sejarah Al-Qur’an dari awal diturunkan hingga sekarang

4
BAB II

DASAR TEORI

A. Pengertian Al-Quran
Alquran adalah kitab suci dalam agama Islam yang dianggap sebagai wahyu langsung dari Al
lah kepada Nabi Muhammad SAW. Kata "Alquran" berasal dari bahasa Arab yang berarti "ba
caan" atau "kitab yang dibaca." Alquran terdiri dari 114 surah (bab) yang terbagi menjadi lebi
h dari 6.214 ayat. Ini adalah pedoman utama bagi umat Islam dalam kehidupan mereka
B. Sejarah Penyusunan Al-Quran dan penyebarannya
Alquran disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW oleh Malaikat Jibril selama periode 23 t
ahun. Setelah wafatnya Nabi Muhammad, Alquran dihimpun menjadi satu teks yang konsiste
n dan dikenal sebagai Mushaf Alquran. Penyebaran Alquran pertama kali melalui lisan dan tu
lisan, dan kemudian dengan cara tercetak.
C. Kedudukan Al-Quran dalam Islam
Kedudukan Alquran dalam Islam sangat tinggi. Alquran dianggap sebagai sumber hukum uta
ma dalam agama ini, di atas semua sumber hukum lainnya. Ini adalah pedoman untuk tata car
a hidup, ibadah, moralitas, dan etika bagi umat Islam. Kedudukannya juga dipegang sebagai s
umber inspirasi, petunjuk, dan hikmah dalam menjalani kehidupan sehari-hari
D. Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan Muslim
Alquran memiliki beberapa fungsi penting dalam kehidupan Muslim, antara lain:
 Sebagai petunjuk hidup yang memberikan pedoman moral dan etika.
 Sebagai sumber ilmu pengetahuan, hikmah, dan panduan spiritual.
 Sebagai sarana ibadah, termasuk salat dan tilawah (membaca Alquran).
 Sebagai penyembuh dan sumber berkah dalam kehidupan sehari-hari.

E. Ilmu-ilmu Al-Quran
Ilmu-ilmu Alquran melibatkan pemahaman mendalam terhadap teks Alquran dan mencakup
berbagai disiplin ilmu, seperti:
 Tafsir Alquran: Ilmu penafsiran Alquran.
 Ilmu Qira'at: Ilmu mengenai berbagai cara membaca Alquran.
 Ilmu Ulumul Quran: Ilmu yang mempelajari aspek-aspek linguistik, retorika, dan literer Alq
uran.
 Studi-Studi Terkait Alquran: Penelitian terhadap topik-topik tertentu dalam Alquran.

F. Kewajiaban Muslim terhadap Al-Quran


Setiap Muslim memiliki kewajiban terhadap Alquran, antara lain:
 Membaca dan memahami Alquran.
 Mengamalkan ajaran-ajaran Alquran dalam kehidupan sehari-hari.
 Menyebarkan ajaran Alquran kepada orang lain.
 Menghormati dan merawat Mushaf Alquran dengan penuh kehormatan

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Definisi Al-Quran
Kata Al-Qur’an menurut bahasa mempunyai arti bermacam-macam, salah satunya ada
lah bacaan atau sesuatu yang harus di baca, dipelajari. Adapun menurut istilah para ulama ber
beda pendapat dalam memberikan definisi terhadap Al- Qur’aan. Ada yang mengatakan bahw
a Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bersifat mujizat yang diturunkan kepada Nabi Muham
mad SAW melalui perantara Jibril dengan lafal dan maknanya dari Allah SAW, yang dinukil
kan secara mutawatir, membacanya merupakan Ibadah yang dimaulai dari surat Al-Fatihah d
an diakhiri dengan surat An-Nas.
Ada yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada N
abi Muhammad melalui Malaikat Jibril sebagai mukjizat dan berfungsi sebagai hidayah (petu
njuk). Yang lain mengatakan bahwa Al- Qur’an adalah kalamullaah yang diwahyukan kepada
kita yang ada pada kedua kulit mushaf. Yang lain mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kala
mullah yang ada pada kedua kulit mushaf yang dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri den
gan surat As-Nas. Yang lain juga mengatakan jika Al- Qur’n adalah kalamullah yang diturun
kan kepada Nabi Muhammad yang dinukil atau diriwayatkan secara mutawatir dan membaca
nya bernilai ibadah. Ada juga yang mengatakan Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunka
n kepada Nabi Muhammad dengan bahasa Arab yang sampai kepada kita secara mutawatir ya
ng ditulis di dalam mushaf dimulai dari surat Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Nas,
membacanya berfungsi sebagai ibadah sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad dan sebagai h
idayah atau petunjuk bagi umat manusia.

Menurut bahasa, As-Syafi’i misalnya mengatakan bahwa Al-Qur’an bukan berasal


dari kata apa pun, bukan isim musytaq,melainkan nama kitab Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw. Sementara Al-Farra berpendapat bahwa lafadz al-Qur’an merupakan
jamak dari kata qarinah yang berarti bukti, kaitan, karena dilihat dari segi makna dan
kandungannya ayat-ayat al-Qur’an itu satu sama lain saling berkaitan dan al-Qur’an
membuktikan kebenaran. Selanjutnya Musa Al-Asy’ari mengatakan bahwa lafadz al-Qur’an
diambil dari akar kata al-qar’u yang berarti mengumpulkan, menggabungkan sesuatu atas
yang lain, karena surah-surah, ayat-ayat, dan huruf-huruf dalam al-Qur’an dikumpulkan dan
digabung menjadi satu dalam mushaf al-Qur’an.
Sedangkan secara istilah, menurut Ulama Mutakallimin (ahli teologiislam), al-Qur’an
adalah kalam Allah yang qodim, bukan makhluk dan terbebas dari sifat-sifat kebendaan.
Sedangkan menurut Ulama Ushuliyyah, Fuqaha, dan Ahli Bahasa, al-Qur’an adalah kalam
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, yang di awali surah al-Fatihah dan di
akhiri dengan surah an- Nass.

6
Dari definisi yang disebutkan di atas dapat dikatakan bahwa unsur-unsur utama yang
melekat pada Al-Qur’an adalah :
1. Kalamullah
2. Diturunkan kepada Nabi Muhammad
3. Melalui Malaikat Jibril
4. Berbahasa Arab
5. Menjadi mujizat Nabi Muhammad
6. Berfungsi sebagai hidayah ( petunjuk, pembimbing ) bagi manusia.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa Al-Qur’an ialah wahyu y
ang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Ji
bril dengan bahasa Arab sebagai mukjizat Nabi Muhammad yang diturunkan secara mutawati
r untuk dijadikan petunjuk dan pedoman hidup bagi setiap uamt Islam yang ada di muka bum
i

B. Sejarah Penyusunan Al-Quran


Para ulama membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua periode. Periode sebelum
hijrah (ayat-ayat makkiyyah) dan periode sesudah hijrah (ayat-ayat madaniyyah), tetapi disini
akan dipetakan menjadi tiga periode guna mempermudah dalam pengklasifikasia
Periode pertama, pada permulaan turunnya wahyu yang pertama (Q.s. Al-Alaq [96]:
1-5) Muhammad saw belum diangkat menjadi Rasul, dan hanya berperan sebagai nabi yang ti
dak ditugaskan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya. Sampai pada turunnya wahyu
yang kedua barulah Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan wahyu yang diterimany
a, dengan adanya firman Allah: “Wahai orang yang berselimut (Nabi Muhammad), bangunla
h, lalu berilah peringatan!” (Q.s. Al-Muddassir[ 74]: 1-2). Kemudian sesudah itu, kandunga
n wahyu ilahi berkisar dalam tiga hal. Pertama, pendidikan bagi Rasulullah saw, dalam memb
entuk kepribadiannya (Q.s. Al-Muddatsir [74]: 1-7). Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar
mengenai ketuhanan (Q.s. Al-A’la [87]) dan (Q.s. Al-Ikhlash [112]). Ketiga, keterangan me
ngenai dasar-dasar akhlak Islamiyah, serta bantahan-bantahan secara umum mengenai pandan
gan hidup masyarakat Jahiliah ketika itu. Dapat dilihat, misal dalam surah Al-Takatsur, satu s
urah yang mengecam mereka yang menumpuk-numpuk harta; dan surah Al-Ma’un yang
menerangkan kewajiban terhadap fakir-miskin dan anak yatim serta pandangan agama menge
nai hidup bergotong-royong.
Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam r
eaksi dikalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi- reaksi tersebut nyata dalam tiga hal pok
ok: Pertama, Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran-ajaran Al-Qur’an.
Kedua, Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Qur’an, karena kebodoha
n mereka (QS Al-Anbiya [21]: 24), keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan tra
disi nenek moyang (QS Az-Zukhruf [43]: 22), atau karena adanya maksud-maksud tertentu
dari satu golongan seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan: “Kalau sekiranya Bani Hasyi
m memperoleh kemuliaan Nubuwwah, kemuliaan apalagi yang tinggal untuk kami. Ketiga, D

7
akwah Al-Qur’an mulai melebar melampaui perbatasan Makkah menuju daerah-daerah lainn
ya.
Periode kedua, sejarah turunnya Al-Qur’an pada periode kedua terjadi selama 8-9
tahun, pada masa ini terjadi pertikaian dahsyat antara kelompok Islam dan Jahiliah.
Kelompok oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara untuk menghalangi kemajuan
dakwah Islam. Pada masa itu, ayat-ayat Al-Qur’an di satu pihak, silih berganti turun menerangkan
kewajiban-kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu (Q.s. An-Nahl
[16]: 125). Sementara di lain pihak, ayat-ayat kecaman dan ancaman terus mengalir kepada kaum
musyrik yang berpaling dari kebenaran (Q.s. Fussilat [41]: 13). Selain itu, turun juga ayat-ayat
mengenai keesaan Tuhan dan kepastian hari kiamat (Q.s. Ya-sin [36]: 78-82). Di sini terbukti bahwa
ayat-ayat Al-Qur’an telah sanggup memblokade paham-paham jahiliah dari segala segi sehingga
mereka tidak lagi mempunyai arti dan kedudukan dalam rasio dan alam pikiran sehat.

Periode ketiga, pada periode ini dakwah Al-Qur’an telan mencapai atau
mewujudkan suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas
melaksanakan ajaran-ajaran agama di Yatsrib (yang kemudian diberi nama Al-Madinah Al-
Munawwarah). Periode ini berlangsung selama 10 tahun. Ini merupakan periode yang
terakhir, saat Islam disempurnakan oleh Allah SWT dengan turunnya ayat yang terakhir, Al-
Maidah [5]: 3, ketika Rasulullah SAW wukuf pada haji wada 9 Dzulhijjah 10 H/7 Maret 632
M. Dan ayat terakhir turun secara mutlak, surat Al-Baqarah [2]: 281, sehingga dari ayat
pertama kalinya memakan waktu sekitar 23 Tahun

C. Kedudukan Al-Quran
Al-Qur’an mempunyai kedudukan dan posisi penting dalam islam.Al-Qur’an menjadi
basis dari segala aspek kehidupan individual, sosial dan budaya kaum muslim. Adapun
kedudukan al-Qur’an dalam islam yaitu antara lain :
1. Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum
Al-Qur’an dipandang sebagai sumber dari segala macam aturan tentang hukum, sosial
ekonomi,kebudayaan, pendidikan, moral, dan sebagainya. Al-Qur’an harus dijadikan way
of life bagi seluruh umat manusia untuk memecahkan persoalan-persoalan yang
dihadapinya. Hal ini telah dijelaskan dalam al-Qur’an surah Ar-Ra’d [13] ayat 37 :
"Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar)
dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang
pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu
terhadap (siksa) Allah.”
2. Al-Quran sebagai Wahyu Allah SWT
seluruh ayat Al-Qur’an adalah wahyu Allah; tidak ada satu kata pun yang datang dari
perkataan atau pikiran Nabi
3. Kitabul Naba wal akhbar (Berita dan Kabar)
Al-Qur’an merupakan kabar yang dibawa nabi yang datang dari Allah dan di sebarkan
kepada manusia.

8
4. Minhajul Hayah (Pedoman Hidup)
sudah seharusnya setiap Muslim menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan terhadap setiap
problem yang di hadapi.
5. Al-Quran sebagai suatu yang bersifat Abadi artinya
Al-Qur’an itu tidak akan terganti oleh kitab apapun sampai hari kiamat baik itu sebagai
sumber hukum, sumber ilmu pengetahuan dan lain-lain.
6. Al-Qur’an di nukil secara mutawattir artinya
Al-Qur’an disampaikan kepada orang lain secara terus-menerus oleh sekelompok orang
yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta karena banyaknya jumlah orang dan
berbeda-bedanya tempat tinggal mereka.
7. Al-Qur’an sebagai sumber hukum
seluruh mazhab sepakat Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam menetapkan hukum,
dalam kata lain bahwa Al-Qur’an menempati posisi awal dari tertib sumber hukum dalam
berhujjah.
8. Al-Qur’an termaktub dalam Mushaf
artinya bahwa setiap wahyu Allah yang lafaz dan maknanya berasal dari-Nya itu termaktub
dalam Mushaf (telah di bukukan).
9. Al-Qur’an di sampaikan kepada nabi Muhammad secara lisan artinya, baik lafaz ataupun
maknanya dari Allah SWT.
10. Agama Islam datang dengan al Qur'annya membuka lebar-lebar mata manusia agar
mereka manyadari jati diri dan hakikat hidup di muka bumi.
11. Sebagai salah satu sebab masuknya orang arab ke agama Islam pada zaman rasulullah dan
masuknya orang-orang sekarang dan yang akan datang.

D. Fungsi Al-Quran
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah s.w.t. untuk disampaikan kepada umat manusia demi
kemaslahatan manusia. Kemaslahatan itu dapat berupa sesuatu yang mendatangkan manfaat
atau keberuntungan maupun dalam bentuk sesuatu yang dapat melepaskan manusia dari
kemadharatan yang akan menimpanya.Adapun fungsi al-qur’an antara lain yaitu:
1. Petunjuk bagi Umat Manusia
Allah SWT menurunkan al-Qur’an sebagai petunjuk umat manusia, seperti yang terdapat
dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 2:
”Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”
2. Risalah Baru
Al-Qur’an sebagai pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya Taurat (Kitab Nabi Musa),
Zabur (Kitab Nabi Dawud), Injil (Kitab Nabi Isa) yang pernah diturunkan oleh Allah swt.

9
Al-Qur’an sebagai kitab terakhir berfungsi sebagai korektor serta melengkapi kitab-kitab
sebelumnya sehingga menjadi sempurna.
3. Pembenar Kitab-Kitab Sebelumnya
Sebagai pembenar terhadap kitab-kitab sebelumnya, ini berarti bahwa al - Qur’an
memberikan pengakuan terhadap kitab-kitab sebelumnya sebagai wahyu Allah. Seperti
yang terdapat dalam surah Ali-Imran [3] ayat 3:
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab
yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil”
4. Sebagai Obat
Seperti yang terdapat dalam al-Qur’an surah Al-Isra’ [17] ayat 82 :
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian”.
5. Pelajaran atau Pengajaran
Al-Qur’an sebagai pelajaran yang akan mengajarkan dan membimbing umat dalam
kehidupannya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Pelajaran yang
disampaikan dalam al-Qur’an banyak disampaikan dalam bentuk kisah-kisah umat dan
Nabi terdahulu. Seperti yang terdapat dalam surah Al-A’raf [7] ayat 145 :
“Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai
pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): "Berpeganglah
kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya)
dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang
yang fasik”.
6. Sebagai Mukjizat
Turunnya Al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat yang dimilki oleh Nabi Muhammad
saw. Di antara kemukjizatan al - Qur’an yaitu: keindahan kalimat dan isinya tidak dapat
ditiru oleh sastrawan manapun, sebagai sumber pengetahuan, dan mejelaskan kejadian
yang akan terjadi (masa depan).Dengan menganalisa fungsi al-Qur’an secara harfiyah yang
terdapat dalam al-Qur’an, dapat dirangkum bahwa terdapat dua hal pokok diturunkannya
al-Qur’an yaitu :
a. Sebagai rahmat yang dikaruniakan oleh Allah kepada umat manusia, bila mereka
menerima dan mengamalkan keseluruhan isi al-Qur’an, dan niscaya akan mendapatkan
kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
b. Sebagai petunjuk, ini dapat berarti petunjuk bagi manusia untuk mengenal Rasulullah
dan membenarkan idenitas kerasulannya

E. Ilmu-ilmu dalam Al-Quran


10
Al-Qur'an diturunkan Allah SWT kepada manusia sebagai petunjuk mencapai kesela
matan, kebahagiaan dunia dan akhirat. Pada masa Nabi, masalah-masalah yang timbul selalu
dapat diselesaikan dengan mudah, dengan bertanya langsung kepada beliau. Namun perkemb
angan selanjutnya tidaklah demikian. Dalam upaya menggali dan memahami isi Al-Qur'an, u
mat Islam perlu kepada alat untuk membedahnya.
Mereka perlu ilmu untuk memahami Al-Qur'an. Ilmu atau alat yang diperlukan tidak c
ukup satu, tetapi sangat banyak, maka muncul istilah 'Ulûm Al-Qur'an (Ulum Al-Qur'an: ilm
u- ilmu Al-Qur'an). Kata 'ulum jamak dari 'ilm, artinya al-fahm wa al-idrak (paham dan meng
uasai).' 'Ulûm Al-Qur'an seperti yang dikenal sekarang, tidak muncul sekaligus menjadi satu
kumpulan yang sempurna. Melalui proses yang cukup lama, Ulum Al-Qur'an, mengalami per
kembangan yang simultan dan berkesinambungan. Proses kemajuan itu akibat dari adanya sik
ap para ulama yang memiliki kecenderungan yang berbeda dalam menggali Al-Qur'an. Di ant
ara mereka ada yang menitikberatkan kepada masalah rasm (penulisan), asbab al-nuzul (seba
b turun), i'jâz (kemukjizatannya), dan balaghah (gaya sastra).
Jadi, tiap ulama mempunyai ketertarikan tersendiri pada Al-Qur'an, sehingga ilmu-ilm
u tersebut masih belum teratur rapi dan beredar pada tokohnya masing-masing. Suatu ketika I
mam Syafi'i dituduh mempunyai paham yang menyimpang berkenaan dengan Al-Qur'an. Ia d
iajukan ke hadapan khalifah Harûn al-Rasyid. Khalifah bertanya, "Bagaimana pendapatmu te
ntang Kitab Allah? Imam Syafi'i menjawab, "Kitab Allah yang mana sebab Allah telah menur
unkan banyak kitab suci." "Kitab Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW," jawab K
halifah. Imam Syafi'î menambahkan, ilmu Al-Qur'an itu banyak sekali. Apakah Anda bertany
a tentang bagian-bagian yang muhkâm, mutasyâbih, bagian-bagian yang dibelakangkan atau
didahulukan, ataukah tentang nâsikh dan mansûkh, ataukah soal-soal yang lain. Dari jawaban
Imam Syafi'î itu, mengindikasikan bahwa Ulum Al-Qur'an itu sangat banyak. Ulum Al-Qur'a
n adalah sekumpulan ilmu yang membahas tentang berbagai segi dari Al-Qur'an.
Para ulama mendefinisikan Ulum Al-Qur'an sebagai, "ilmu yang membahas hal-hal ya
ng berhubungan dengan Al-Qur'an dari segi aspek turun, sistematika, pengumpulan dan penul
isan, bacaan, tafsir, kemukjizatan, serta nåsikh dan mansûkh." Sebagian ulama mengatakan b
ahwa ilmu-ilmu ini juga disebut dengan ushûl al-tafsir. Sebab, cakupan pembahasan dalam Ul
um Al-Qur'an berkaitan dasar-dasar memahami Al-Qur'an. Karena itu, seluk-beluk Ulum Al-
Qur'an mutlak harus dikaji dan dikuasai oleh seorang mufasir."

Cabang-cabang Ulum Al-Qur'an


Objek-objek kajian yang menjadi pokok pembahasan seperti yang disinggung di atas itu sang
at banyak. Demiki- an juga ilmu-ilmu yang memfokuskan pengkajiannya pada objek bahasan
di atas juga banyak. Cabang ilmu-ilmu itulah yang membentuk Ulum Al-Qur'an. Badr al-Din
al-Zarkasyi (w. 794H/1392 M) di dalam karyanya al-Burhân fi 'Ulûm Al- Qur'ân, menyebut 7
4 ilmu yang termasuk ke dalam kelompok Ulum Al-Qur'an." Jalâl al-Din al-Suyuthi (w. 911
H/1505 M)

dalam al-Itqân fi 'Ulûm al-Qur'an menyebutkan lebih dari 100 cabang ilmu yang termasuk Ul
um Al-Qur'an.15T.M. Hasbi al-Shiddiqie menjelaskan, muatan-muatan yang dibahas di dala
m Ulum Al-Qur'an yang terpokok meliputi:

11
1. Ilmu Mawâthin al-Nuzul.
Dengan ilmu ini diketahui, tempat, waktu, musim, awal ayat, dan akhir ayat. Kitab yang m
embahas tentang ini, al-Itqân fi 'Ulûm Al-Qur'an karya al-Suyuthi.
2. Ilmu Tawarikh al-Nuzul.
Ilmu ini mengkaji tentang sejarah turunnya ayat secara mendetail, dengan ilmu ini diketahu
i masa turun ayat, tertib turunnya, satu demi satu dari awal turunnya, tertib turun surah sam
pai sempurna.
3. Ilmu Asbab al-Nuzûl.
Ilmu asbab al-nuzûl menjelaskan sebab-sebab turun ayat. Karya-karya yang memuat tentan
g ilmu ini di antaranya Lubab al-Nuqûl karangan al-Suyuthi sekalipun banyak terdapat peri
wayatan yang kurang sahih.
4. Ilmu Qira'ât.
Dengan ilmu qira'ât dapat diketahui ragam bacaan Al-Qur'an yang diterima Rasulullah. Ter
dapat sepuluh macam model bacaan yang sah dan terdapat juga sejumlah bacaan yang tidak
valid. Karena itu, kita mesti berhati-hati dan waspada dengan kategori model bacaan, karen
a terdapat bacaan yang benar dan ada yang keliru. Tulisan yang beredar di Indonesia adalah
menurut qira'ât Hafs, salah satu model dari qira'ât tujuh. Kitab yang paling baik mengenai q
ira'ât ialah al-Nasyr fi Qira'ah al-'Asyr karya al-Imam Ibn al-Jazarî.
5. Ilmu Tajwid.
Melalui ilmu tajwid, orang akan dapat mengetahui tempat mulai dan tempat berhenti dalam
membaca Al-Qur'an, sehingga pembaca akan tahu dengan pasti, kapan harus mulai dan kap
an mengakhiri bacaan. Demikian pula seorang pembaca akan mengetahui kapan sesuatu ba
caan mesti dibaca panjang dan kapan mesti dibaca pendek, sehingga tidak akan terjadi kera
ncuan dalam membaca Al-Qur'an. Bacaan yang benar acap kali mengacu pada pemahaman
yang benar pula.
6. Ilmu Gharib al-Qur'ân.
Melalui ilmu ini, kita akan mengetahui makna-makna yang aneh, ganjil, dan tidak wajar da
ri yang biasanya, juga tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari. Ilmu ini termasuk ilmu
yang sangat pelik dan rumit, sehingga dibutuhkan kepekaan rasa bahasa seseorang. Kitab y
ang bagus mengenai lafaz-lafaz ini ialah al-Mufradât li Alfâdz Al-Qur'an al-Karim, karya a
l-Raghib al-Isfahâni, dan al-Itqân fi 'Ulûm al-Qur'ân karya al-Suyuthi.
7. Ilmu Irab Al-Qur'ân.
Dengan ilmu ini, orang akan dapat menguraikan posisi lafaz dalam suatu kalimat, apakah s
esuatu lafaz menempati posisi sebagai subjek atau objek. Kekeliruan dalam menentukan po
sisi sesuatu kalimat akan berpengaruh pada pemahaman kandungan bacaan. Di antara kitab
yang membahas masalah ini ialah kitab Imla' al-Rahmân karya 'Abd al-Baqa' al-'Ukbarî.

8. Ilmu Wujûh wa al-Nadza'ir.

12
Dengan ilmu ini, seseorang akan dapat menentukan makna yang tepat dari berbagai makna
yang muncul dalam suatu ayat. Ilmu ini dapat dipelajari melalui kitab Mu'arak al-Aqrån kar
ya al-Suyuthi.
9. Ilmu Muhkâm dan Mutasyâbih.
Dengan ilmu ini akan diketahui mana-mana ayat yang muhkâm, yaitu ayat-ayat yang memi
liki makna jelas; dan mana-mana ayat yang mutasyâbih, yaitu ayat-ayat ambiguitas, samar-
samar yang memiliki makna ganda. Salah satu kitab yang menggeluti mengenai ini adalah
al-Manzhumah al-Sakhawiyah, karya Imam al-Sakhâwî.
10. Ilmu Nasikh dan Mansukh.
Dengan ilmu ini seseorang akan dapat mengetahui mana-mana ayat yang diganti dan mana
ayat-ayat penggantinya. Jadi, dengan ilmu ini seseorang akan mengetahui hukum yang
sebenarnya. Di antara kitab yang membicarakan masalah ini ialah al-Nasikh wa al-
Mansukh karya Abû Ja'far al-Nuhhas, terdapat juga di dalam al-Itqân fi Ulum Al-Qur'an
karya Suyuthi, Târîkh Tasyri dan Ushul al-Fiqh karya al-Khudari.
11. Badi' Al-Qur'ân.
Melalui ilmu ini akan ayat-ayat Al-Qur'an akan diketahui sisi keindahan gaya bahasa Al-
Qur'an, ketinggian sastra Al-Qur'an, dan keajaiban-keajaibannya. Pembahasan mengenai
ilmu ini banyak diterangkan oleh para ahli Al-Qur'an, misalnya Suyûthi dalam al-Itqân fi
'Ulûm al-Qur'an menjelaskannya pada jilid II dari halaman 83-96.
12. Ilmu Ijaz Al-Qur'an.
Dengan menggunakan ilmu ini seseorang akan dapat menerangkan kekuatan susunan lafaz,
sehingga dipandang sebagai mukjizat, karena dapat melemahkan pakar bahasa Arab saat
itu. Di antara kitab yang membicarakan kemukjizatan Al-Qur'an ialah kitab I'jâz Al-Qur'an
karangan al-Baqillânî.
13. Ilmu Munasabah.
Dengan ilmu ini akan diketahui keserasian ayat-ayal, surah-surah yang ada di dalam Al-
Qur'an. Perimbangan yang selaras antar-ayat dan antar-surah, baik perimbangan ayat yang
di depan dan yang di belakang. Karya yang banyak membahas tentang masalah ini di
antaranya Nazhm al-Durar karangan al-Biqâ'î.
14. Ilmu Aqsâm Al-Qur'ân.
Dengan ilmu ini orang akan mengetahui maksud dan tujuan dari sumpah yang dinyatakan
Allah. Banyak sumpah yang dinyatakan oleh Allah, dan biasanya dengan sebagian dari
ciptaanNya yang memiliki potensi yang luar biasa, dan biasanya menunjukkan pada
pentingnya dari makhluk yang dijadikan objek sumpah Allah SWT. Kitab yang membahas
tentang masalah ini misalnya al-Tibyân karya Ibn al-Qayyim.
15. Ilmu Amtsilah Al-Qur'ân.
Dengan ilmu ini orang akan mengetahui perumpamaan-perumpamaan yang terkandung di
dalam Al-Qur'an. Baik perumpamaan dengan perkataan yang nyata dengan kata dasar
"umpama" maupun dengan kalimat yang mengindikasikan adanya perumpamaan di
dalamnya. Kitab yang membahas tentang masalah ini misalnya Amtsâl al-Qur'ân karya al-
Mawardî.

13
16. Ilmu Jadal al-Qur'ân.
Dengan ilmu ini akan diketahui tentang perdebatan-perdebatan yang terjadi di dalam Al-
Qur'an. Perdebatan yang terjadi antara orang-orang yang kepala batu, sering diungkapkan
di dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat yang berkaitan dengan ini telah dikumpulkan oleh Najm al-
Din al-Thûsî.
17. Ilmu Adab al-Tilawah.
Dengan ilmu ini akan diketahui tentang tata cara pembacaan Al-Qur'an, sopan santun
dalam membacanya. Salah satu kitab yang membicarakan tentang moralitas membaca Al-
Qur'an adalah Kitâb al-Tibyan karya al-Nawawi
Demikian banyak jenis ilmu yang menjadi bagian dari Ulum Al-Qur’an ada juga
beberapa ilmu untuk orang yang ingin menjadi penerjemah atau penafsir yaitu Ilmu Tafsir,
Takwil dan Terjemahan

Pengertian Tafsir
Secara bahasa, kata tafsir mengikuti pola tafil, berasal dari kata al-fasr (f, s, r) yang be
rarti "menjelaskan, menyingkap, dan menampakkan atau menerangkan makna yang abstrak."
Kata al-tafsir dan al-fasr mempunyai arti menjelaskan dan menyingkap yang tertutup. Dalam
Lisân al-'Arab dinyatakan bahwa kata al-fasr berarti menyingkap sesuatu yang tertutup, sedan
gkan kata al-tafsir berarti menyingkapkan maksud sesuatu lafaz yang musykil (pelik). Dalam
Al-Qur'an dinyatakan:

‫َو اَل َيْأُتوَنَك ِبَم َثٍل ِإاَّل ِح ْقَتَك ِباْلَح ِّق َو َأْح َس َن َتْفِس يًرا‬
“Tidaklah mereka datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami da
tangkan kepadamu sesuatu yang benar dan paling baik tafsirnya.” QS.al-Furqon (25): 33.
Maksudnya adalah paling baik penjelasan dan perinciannya. Ibn 'Abbas mengartikan ‫َو َأْح َس َن‬
‫ َتْفِس يًرا‬dengan "lebih baik perinciannya."
Adapun tafsir menurut pengertian istilah ialah "ilmu yang membahas tentang cara pen
gucapan lafaz-lafaz Al-Qur'an,petunjuk-petunjuknya, hukum-hukumnya-baik ketika berdiri s
endiri maupun ketika tersusun dan makna-makna yang dimungkinkan baginya ketika tersusun
serta hal-hal lain yang melengkapinya.

Pengertian Takwil
Derivasi kata ta'wil berasal dari kata "awwal" yang berarti al-marja', yang berarti
"tempat kembali." Awwala-yu'aw- wilu-ta'wilan. Ta'wil ada dua macam. Pertama, ta'wîl
kalam dalam pengertian bahwa si pembicara mengembalikan perkataannya dengan merujuk
pada asalnya. Pengertian kalâm ini ialah mengembalikan kepada makna hakikinya yang
merupakan esensi sebenarnya dari yang dimaksud si pembicara. Kalam terdiri atas dua
kemungkinan insya dan ikhtibar, salah satu yang termasuk ke dalam insya ialah amr (kalimat
perin- tah). Ta'wil al-amr ialah esensi perbuatan yang diperintahkan, misalnya Hadis yang
diriwayatkan dari Â'isyah r.a., ia berkata "Rasulullah membaca dalam rukuk dan sujudnya."
‫سبحان هللا وبحمدك اللهم اغفرلي‬

14
Dalam hal ini, ia menakwilkan (melaksanakan perintah) Al-Qur'an, yaitu firman Allah SWT:
‫َفَس ِّبْح ِبَحْمِد َر ِّبَك َو اْسَتْغ ِفْر ُه ِإَّنُه َك اَن َتَّواًبا‬
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat.” QS. Al-Nashr (110) : 3

Adapun ta'wil al-ikhbar adalah esensi dari apa yang diberitakan itu sendiri yang benar-benar
terjadi, misalnya firman Allah:

“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al- Qur'an) kepada mereka
yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami, menjadi petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tiadalah mereka menunggu, kecuali
(terlaksananya kebenaran) takwil Al-Qur'an itu. Pada hari datangnya kebenaran
pemberitaan Al-Qur'an itu (takwilnya). Berkatalah orang-orang yang melupakannya
sebelum itu, "sesungguhnya telah dalang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak,
maka adakah bagi kami pemberi syafaat yang akan memberikan syafaat bagi kami, atau
dapatkan kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang
pernah kami amalkan?" (QS. Al-A’raf (7) : 52-53)

Dalam ayat di atas, Allah menjelaskan bahwa Dia menjelaskan Kitab, dan mereka tidak
menunggu-nunggu kecuali takwilnya, yaitu datangnya apa yang diberitakan Al-Qur'an akan
terjadi seperti Hari Kiamat, tanda-tandanya, dan hal-hal yang berkaitan dengan Hari Kiamat.

Pengertian Terjemah
Tarjamah atau dalam tradisi pengucapan Indonesia menjadi terjemah. Dalam buku Ma
nâhil al-Irfân,13 karya al- Zarqâni dijelaskan bahwa menurut tinjauan bahasa, kata terjemah
mengandung empat pengertian. Pertama, menyampaikan pembicaraan, kalâm kepada orang y
ang belum mengetahuinya. Kedua, menafsirkan pembicaraan, kalâm de- ngan menggunakan
bahasa aslinya, dengan pengertian terjemah semacam ini, maka gelar Ibn 'Abbas sebagai turju
man Al-Qur'an dapat dipahami. Demikian pula yang dimaksudkan al-Zamakhsyârî dalam kita
bnya Asas al-Balaghah yang menyatakan, "setiap kalimat yang diterjemahkan adalah juga dit
afsirkannya." Ketiga, menafsirkan pembicaraan, kalâm de- ngan bahasa lain yang bukan baha
sa aslinya. Dalam Lisân al-'Arab dan kamus, dikatakan bahwa turjumân ialah mufa- sir kalâm.
Jadi, menerjemahkan suatu kalimat berarti menaf- sirkannya dengan bahasa lain, demikian m
enurut al-Jauhari. Dalam Tafsir Ibn Katsir dan Tafsir al-Baghawi, term terjemah difungsikan
dalam arti menerangkan secara mutlak, baik selaras dengan pengertian bahasa ataupun
berbeda darinya. Keempat, pemindahan pembicaraan, kalâm dari suatu bahasa ke dalam
bahasa lain. Disebutkan dalam Lisân al-'Arab, al-turjuman atau al-tarjamân, jamaknya
tarâjîm, berarti me- nerjemahkan kalam dengan maksud memindahkannya ke dalam bahasa
lain. Yang dimaksud ialah memindahkannya dari satu bahasa ke dalam bahasa lain. Selain
keempat pe- ngertian di atas, pengertian terjemah dapat dikaitkan dengan beberapa istilah
lain, misalnya tarjamu al-bâb, berarti "judul bab terkait." Ada pula istilah Tarjamatu Fulan
berarti "biografi si Fulan," yaitu menerangkan sejarah hidupnya, tarjamatu hadzâ al-bâb
berarti "menerangkan maksud dari bab tersebut begini, begitu, dan seterusnya."

15
F. Kewajiban Muslim Terhadap Al-Quran
Pertama, Membaca dan Menghafalnya
Inilah langkah paling awal seorang muslim terhadap Al Qur’an, yaitu membaca dan m
enghafalnya. Untuk menuju langkah itu, maka seorang muslim wajib berusaha untuk mempel
ajari cara membacanya dengan benar. Yaitu sesuai dengan mahroj dan tajwid, sehingga ia me
mbaca Al Qur’an dengan tartil. Membaca Al Qur’an itu bernilai ibadah di sisi Allah. Bahkan
Allah akan melipatgandakan setiap huruf yang dibaca. Dan tidak ada bacaan yang berpahala
bahkan pahalanya berlipat kecuali membaca Al Qur’an. Subhanallah. Allah memberikan paha
la bukan persurat tetapi perhuruf. Rasulullah bersabda : “Aku tidak mengatakan alif lam mim
itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, mim satu huruf.” (HR. At Tirmidz
i)

Kedua, Mentadabburi atau Mempelajari Kandungannya


Ini adalah langkah kedua setelah kita bisa membacanya. Kita memperdalam keilmuan
yang luas di dalam Al Qur’an. Agar kita tidak tersesat dan untuk mendapat pencerahan maka
kita perlu mempelajari Al Qur’an dalam berbagai segi keilmuan. Sebagaimana Firman Allah :
“Maka, apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an, ataukah hati mereka terkunci?” (Q
S : Muhammad [47] : 24). Dalam ayat lain Allah memerintahkan kita semua untuk mempela
jari Al Qur’an. Dengan demikian jika kita ingin dimasukkan oleh Allah sebagai orang orang
yang taat kepadaNya, maka jangan tinggalkan dalam mempelajari Al Qur’an. Allah berfirma
n : “Ini adalah sebuah kita yang kami turunkan kepadamu dengan berakah supaya mereka m
emperhatikan ayat ayat-Nya dan supaya mendapatkan pelajaran bagi orang orang yang me
mpunyai pikiran.” (QS : Shad, [38] :29)

Ketiga, Mengamalkanya
Inilah kewajiban seorang muslim setelah mengetahui ilmunya terhadap Al Qur’an ada
lah mengamalkannya. Karena kita harus berusaha untuk mendapatkan buah dari ilmu, yaitu a
mal. Sesungguhnya Allah telah berfriman : “Sesungguhnya kamu akan diberi balasan sesuai
dengan apa yang telah kamu kerjakan,” (QS : At Thur [52] :16).
Sahabat Abdullah bin Mas’ud berkata, “Para pengemban Al Qur’an harus bisa dikenal
i saat saat malam hari ketika manusia terlelap tidur, ketika siang hari saat manusia berbuka, ia
menangis pada saat banyak manusia tertawa, dengan wara’nya (kehati hatiannya) ketika man
usia telah mencampurkan antara yang halal dengan yang haram,dengan diamnya ketika manu
sia larut dalam banyak pembicaraan yang tidak bermanfaat, kekhusyukannya ketika ketika m
anusia bersikap angkuh, dan dengan sedihnya ketika manusia bersuka cita”. Inilah orang oran
g yang mengamalkan Al Qur’an tambah baik kualitas amaliyahnya.

Keempat, Mengajarkannya
Mengajarkan Al Qur’an kepada orang lain merupakan sedekah jariyah. Karena ia tela
h meninggalkan ilmu yang bermanfaat yang pahalanya terus mengalir. Rasulullah bersabda,
“Apabila manusia mati, maka akan putus semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah j
ariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakan kedua orangtuanya. (HR. M
uslim)

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-Qur'an adalah teks suci dalam agama Islam yang dianggap sebagai wahyu ilahi ya
ng diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril. Al-Qur'an
memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam agama Islam, dianggap sebagai sumber utama
ajaran dan pedoman hidup bagi umat Muslim. Fungsinya mencakup memberikan petunjuk m
oral, etika, hukum, serta panduan spiritual bagi umat Islam. Sejarah Al-Qur'an mencakup pro
ses penurunan wahyu selama 23 tahun kepada Nabi Muhammad dan pengumpulan teksnya da
lam bentuk mushaf pada masa Khulafaur Rasyidin. Ilmu-ilmu Al-Qur'an mencakup berbagai
bidang seperti tafsir, i'jaz al-Qur'an, ilmu bahasa Arab, asbab al-nuzul, qira'at, dan lainnya ya
ng membantu dalam pemahaman, penafsiran, dan aplikasi Al-Qur'an. Umat Muslim memiliki
kewajiban untuk mempelajari, mengamalkan, dan menyebarkan ajaran Al-Qur'an sebagai bag
ian integral dari praktek agama Islam.

B. Saran
Dalam penutup makalah ini, kami ingin mengingatkan pentingnya Al-Qur'an sebagai
panduan utama bagi umat Islam. Berikut beberapa saran singkat untuk refleksi:
Pelajari dan Aplikasikan: Pelajari Al-Qur'an dengan penuh dedikasi dan aplikasikan ajaran
nya dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagi Pengetahuan: Bagikan pengetahuan Anda tentang Al-Qur'an dengan orang lain unt
uk meningkatkan pemahaman bersama.
Selalu Berdoa: Selalu berdoa kepada Allah untuk mendapatkan panduan dalam memahami d
an mengamalkan Al-Qur'an.
Hormati dan Lindungi: Hormati dan lindungi Al-Qur'an dari penghinaan dan penyalahguna
an.
Jaga Tradisi Hafalan: Jika mampu, jaga tradisi hafalan Al-Qur'an sebagai bentuk penghorm
atan terhadap kitab suci ini.
Tetap Rendah Hati: Tetaplah rendah hati dalam memahami Al-Qur'an, karena ia adalah sum
ber pengetahuan yang tak terbatas.
Berusaha untuk Meningkatkan Pemahaman: Teruslah belajar dan usahakan untuk mening
katkan pemahaman Anda tentang Al-Qur'an sepanjang hidup Anda.
Semoga makalah ini memperkaya pemahaman Anda tentang Al-Qur'an dan mendorong Anda
untuk mendekati teks suci ini dengan penuh penghormatan, dedikasi, dan rasa rendah hati.

17
DAFTAR PUSTAKA
Drajat, H. Amroeni. Ulumul Qur'an: Pengantar Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Prenada Media, 2017.
Aminuddin, Dkk. "Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum." Bogor, Ghali
a Indonesia (2014).
Shihab, M. Quraish. "Tafsir Al Misbah: Sejarah dan Ulum Al-Quran." (2008).
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya.
Shihab, M. Quraish. "Wawasan al Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat. 20
06." Bandung: Mizan.
Masyhur, Kahar. "Pokok-Pokok Ulumul Qur’an." Jakarta: PT Rineka Cipta (1992).

18

Anda mungkin juga menyukai