Anda di halaman 1dari 23

Tugas Kelompok 2:

“PENGERTIAN AL-QUR'AN, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI AL-


QUR’AN”

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah:


Pengantar Studi Al-Qur’an dan Hadits

Dosen Pengampu:
Khairun Nita Aulia, M.PD.I

Disusun oleh :

1. Aditya Mulia Saputra 2271020001

2. Ike Safety Saleha 2271020027

Program Studi : Sistem Informasi


Semester: 2

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
2022 M / 1444 H
Alamat:Jl. Endro Suratmin, Sukarame, Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Bismillahirrahmanirrahim, puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. yang
telah memberi hidayah, rahmat, serta karunianya kepada kami sehingga diberi kesempatan
untuk menyelesaikan salah satu tugas pembuatan makalah ini yang kami beri judul
“PENGERTIAN AL-QUR'AN, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI AL-QUR’AN”. Sholawat
serta salam kita curahkan kepada Baginda kita Muhammad Saw, Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada dosen pengampu mata kuliah Pengantar Studi Al-
Qur'an dan Hadits, serta teman-teman yang telah berpartisipasi dan memberikan segenap
dukungan sebanyak-banyak nya dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan baik
dari segi tulisan, bahasa dan pokok pembahasan.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan dan
pembaca yang bersifat membangun serta semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat untuk memberikan wawasan serta pengetahuan bagi setiap pembaca nya. Amin
Ya Robbal Alamin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandar lampung, Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………2
C. Tujuan………………………………………………………………………………………2
D. Manfaat…………………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..….3
A. Definisi Al-Qur’an………………………………………………………………………...3
a. Secara Etimologi………………………………………………………………………...3
b. Secara Terminologi……………………………………………………………………..4
B. Isi Kandungan Dalam Al-Qur’an dan Nama-nama Lain Al-Qur’an…………………7
a. Akidah……………………………………………………………………………….….7
b. Ibadah…………………………………………………………………………………...7
c. Muamalah………………………………………………………………………………7
d. Hukum………………………………………………………………………………….8
e. Sejarah………………………………………………………………………………….8
f. Akhlak………………………………………………………………………………….9
g. Ilmu Pengetahuan………………………………………………………………………9
C. Tujuan Diturunkannya Al-Qur’an…………………………………………………….10
a. Petunjuk Menuju Allah……………………………………………………………….10
b. Membentuk Masyarakat Islam………………………………………………………..11
c. Membimbing dan Memandu Manusia………………………………………………..11
d. Membentuk Masyarakat Islam………………………………………………………..11
D. Kedudukan Al-Qur’an…………………………………………………………………12
E. Fungsi Al-Qur’an………………………………………………………………………15
a. Al-Huda………………………………………………………………………………15
b. Asy-Syifa…………………………………………………………………………….15
c. Al-Furqon……………………………………………………………………………16
d. Al-Mau'izah………………………………………………………………………….16
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….…17
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….17
B. Saran……………………………………………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Alquran merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad Saw secara berangsur-angsur selama selama kurang lebih 23 tahun,
tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari melalui malaikat Jibril. Tujuan diturunkannya
Alquran adalah sebagai penyempurna dari kitab-kitab yang telah Allah turunkan
kepada Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Juga diharapkan dapat menjadi
pedoman hidup bagi umat manusia. Oleh sebab itu, sebagai seorang yang mengaku
Muslim sebagaimana ajaran yang Nabi Muhammad Saw sebarkan, harusnya kita
dapat menjadikan Alquran sebagai pedoman dan sebuah acuan dalam kehidupan kita
sehari hari. Ibnu Abbas berkata bahwasannya Allah akan memberikan jaminan tidak
tersesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat terhadap orang-orang yang membaca
Alquran serta mengamalkannya. Dengan menerapkan Alquran sebagai pedoman
hidup sehari-hari, kita dapat menjadi pribadi yang Qurani.

Wahyu dari Allah SWT., ini berfungsi sebagai mukjizat bagi Rasulullah
Muhammad SAW, sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim, sebagai korektor dan
penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya telah terlebih dahulu
diturunkan serta bernilai abadi, sebagai pembeda, syafa’at, peringatan, dan obat bagi
hamba Allah SWT. Sebagai mu’jizat, Al Qur’an telah menjadi salah satu sebab
penting bagi masuknya orang-orang Arab di zaman Rasulullah ke dalam agama Islam,
dan menjadi sebab penting pula bagi masuknya orang-orang sekarang, dan Insyaallah
pada masa-masa yang akan datang ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan dapat meyakinkan kita bahwa Al Qur’an adalah firman-firman Allah
SWT, bukan ciptaan Nabi Muhammad SAW, apalagi ciptaan manusia biasa. Tak
hanya menjadi sebuah mukjizat bagi umat Islam, namun Alquran sendiri memiliki
kedudukan tersendiri sebagai sumber hukum Islam yang pertama dan utama. Bahasa
Al-Quran adalah mukjizat terbesar sepanjang masa bagi peradaban manusia,
keindahan bahasa dan kerapian susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-
buku bahasa arab lainnya. Gaya Bahasa yang luhur tapi mudah dimengerti adalah
merupakan ciri dari gaya Bahasa Al Qur’an.

b. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Al-Qur’an ?
2. Apa saja isi dalam Al-Qur’an?
3. Apa tujuan diturunkannya Al-Qur’an?
4. Apa kedudukan Al-Qur’an dalam Islam

1
5. Apa saja fungsi Al-Qur’an dalam Islam?

c. Tujuan
Untuk mengetahui definisi, kedudukan, serta fungsi dari salah satu kitab suci
dan juga sebuah mukjizat yang diwahyukan kepada Rasul Allah SWT., yang di gadang-
gadang dalam kitab tersebut memiliki pelajaran serta pembelajaran yang perlu
dilakukan oleh umat manusia di muka bumi ini dan juga terutama sebagai pemberi
syafaat serta pedoman hidup umat Islam.

d. Manfaat
Dapat memanfaatkan ilmu yang didapat dari makalah yang diketik oleh
penulis serta mendapatkan pengetahuan baru atau ilmu pengetahuan yang pembaca
belum mengetahuinya terutama mengenai pengertian Al-Qur'an, Kedudukan, serta
Fungsi nya terlebih dalam kehidupan umat agama Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat beragama islam. Al-Qur’an merupakan sumber
hukum utama dan paling tinggi dalam ajaran agama Islam. Al-Qur’an berisi tentang
aturan-aturan kehidupan manusia di dunia yang diturunkan kepada nabi Muhammad
SAW., lewat perantaraan malaikat Jibril. Al-Qur’an juga merupakan kitab yang paling
utama dan mulia diantara kitab-kitab yang lainnya yang pernah diturunkan sebelumnya
dan merupakan mukjizat terbesar nabi Muhammad SAW., Yang mana tidak ada satupun
dari makhluk-Nya yang bisa menandingi apalagi menyamai kehebatan maupun
keindahan al-qur’an. Bahkan jika semua manusia dan jin dikumpulkan untuk membuat
sesuatu yang sama dengan al-qur’an niscaya mereka tidak akan sanggup membuatnya.
Al-Qur’an diimani memberikan syafaat dan menjadi penolong bagi umat Islam kelak
dihari kiamat, sesuai dengan hadits yang berbunyi:

ُ‫ « ا ْق َرُؤا القُرْ آنَ فِإنَّه‬: ‫صلّى هللاُ َعلَ ْي ِه و َسلَّم يقو ُل‬ ُ ‫ س ِم‬: ‫عن َأبي ُأما َمةَ رضي هَّللا عنهُ قال‬
َ ِ ‫ل هَّللا‬cَ ‫عت رسو‬
‫يَْأتي يَوْ م القيام ِة َشفِيعا ً ألصْ حابِ ِه » رواه مسلم‬

Dari Abu Umamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an,
karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.”
(HR. Muslim). Al-Quran ( ُ‫رْ َءان‬cُ‫ ) ْالق‬berarti bacaan. Definisi Al-Qur’an sendiri terbagi
menjadi dua bagian, yaitu secara etimologi dan terminologi:

a. Secara Etimologi atau bahasa, Alquran berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak
kata benda dari kata kerja qara-a (‫)قرأ‬, yaqra-u (‫)يقرء‬, qur-anan (‫ )قرآنا‬yang berarti
bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Sesuai namanya, maka Al-Quran
wajib dibaca, dipelajari, diimani dan diamalkan oleh seluruh manusia dan jin yang
diciptakan untuk beribadah kepada Allah, terutama semua umat muslim. Secara
bahasa, makna Al-qur'an terdapat beberapa perbedaan pandangan dari para ulama.
Antara lain, sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhammad Bin Muhammad Abu
Syaibah (1992) dalam kitab Al Madkhal li Dirasah Al-Quran, sebagai berikut :
● Quran adalah bentuk masdar dari qoro’a, dengan demikian , kata qur’an berarti
“bacaan”. Sebagaimana bagi kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT.,
kepada nabi Muhammad SAW, pendapat ini didasarkan pada firman Allah:

3
ُ ‫قُرْ َءا َن‬
۞‫ه‬ ْ‫ُ ِإ َذا َق َرْأ ٰن ُه َفا َّت ِبع‬
Artinya: “Apabila kamu telah selesai membacanya maka ikutilah bacaannya
(Qur’an) itu”. (QS. Al Qiyamah : 18). Adapun antara lain yang berpendapat
demikian adalah Al-Lihyani (w.215 H).

● Qur’an adalah kata sifat dari al-qar’u yang bermakna al-jam’u (kumpulan).
Selanjutnya digunakan sebagai nama bagi kitab suci yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW, ini. Hal ini disebabkan karena Al Qur'an terdiri dari
sekumpulan surat dan ayat, memuat kisah-kisah, perintah serta larangan, dan juga
karena Al-Qur'an mengumpulkan intisari dari kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya. Pendapat ini, antara lain dikemukakan oleh Al-Zujaj (w.311 H).

● Kata Al-Qur’an adalah isim alam (kata benda yang diletakkan atau dibuat untuk
menyebutkan orang atau individu, tempat, dzat atau wujud sesuatu), bahkan kata
bentukkan dan sejak awal digunakan sebagai nama bagi kitab suci yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad saw, pendapat ini
diriwayatkan dari Imam Syafi'i (w.204 H).

Menurut Abu Syahbah, dari ketiga pendapat di atas, yang paling tepat adalah
pendapat yang pertama. yakni bahwa Al-Qur’an dari segi isytiqaq (pengambilan suatu
kata dari bentuk kata lainnya dengan cara merubahnya namun tetap mempunyai
hubungan makna) adalah bentuk masdar dari kata qara’a.

b. Secara Terminologi atau istilah sendiri Al-Qur’an memiliki beragam pengertian dari
beberapa ahli atau penafsir yang mendefinisikan nya sesuai dengan pendapat mereka
masing-masing, adapun beberapa definisi Al-Qur’an tersebut menurut beberapa ahli
yaitu:
● Pendapat M. Quraish Shihab (1997); “Al-Quran adalah Firman Allah Swt. Yang
disampaikan Oleh Malaikat Jibril dengan Redaksi langsung Dari Allah SWT.,
kepada Nabi Muhammad Saw. Dan yang diterima oleh umat islam dari generasi
ke generasi tanpa adanya suatu perubahan”.

● Menurut al-Asfahani; Al-Qur’an secara khusus didefinisikan sebagai kitab


(Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dan menjadikannya
sebagai sumber pengetahuan, sebagaimana kitab Taurat yang diturunkan kepada
Nabi Musa dan kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa.

4
● Menurut Andi Rosa, Alquran merupakan qodim atau sesuatu yang tidak bermula
pada makna-makna yang bersifat doktrin dan makna universalnya saja, juga tetap
menilai qodim pada lafalnya. Dengan demikian Alquran dinyatakan bahwasannya
bersifat kalam nafsi berada di Baitul Izzah (al-sama’ al-duniya), dan itu
semuanya bermuatan makna muhkamat yang menjadi rujukan atau tempat
kembalinya ayat-ayat mutasyabihat ( ayat-ayat yang samar, sulit dipahami dan
hanya diketahui hakikatnya oleh Allah Ta'ala seperti sifat-sifat Allah,
pemberitaan tentang hal-hal gaib dan huruf-huruf muqaththa'ah di awal surah Al-
Qur'an). Muhkamat adalah ayat – ayat yang memiliki arti yang pasti dan tidak
samar-samar. Selanjutnya, Al Qur’an diturunkan ke bumi dan diterima oleh Nabi
Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir, merupakan kalam lafdzi (terlafal) yang
bermuatan kalam nafsi (tidak berlafal) , karena tidak mengandung ayat
mutasyabihat, tetapi juga ayat atau makna-maknanya bersifat muhkamat.

● Syaikh Manna Al-Qaththan juga mencoba mendefinisikan Al-Qur'an,

‫ م المتعبد بتالوتھ‬. ‫كالم هللا المنزل على محمد ص‬

“Kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan Membacanya
memperoleh Pahala.” Al-Quran al-Karim adalah mukjizat islam yang kekal dan
mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan
Allah kepada Rasulullah, Nabi Muhammad saw untuk mengeluarkan manusia
dari suasana gelap menuju yang terang, serta membimbing, mereka ke jalan yang
lurus.

Sementara itu, menurut para ahli ushul fiqih Al- Qur’an secara istilah adalah:

‫ه‬c‫بريال علي‬c‫طة االمين ج‬c‫ بواس‬,‫لين‬c‫اء والمرس‬c‫ المنزل على خاتم األنبي‬,‫كالم هللا المعجز‬
‫ورة‬cc‫ بس‬,‫دوء‬cc‫ المب‬,‫ه‬cc‫بتالوت‬,‫ المتعبد‬,‫ المنقول إلينا بالتواتر‬,‫السلم المكتتب عال المصاحف‬
‫ المختوم بسورة النسز‬,‫الفاتحة‬

Artinya: “Al-Qur’an adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu


yang luar biasa yang melemahkan lawan), diturunkan kepada penutup para Nabi
dan Rasul (yaitu Nabi Muhammad SAW), melalui Malaikat Jibril, tertulis pada
mushaf, diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, membacanya dinilai ibadah,
dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas”.

Masih dalam definisi Al-Qur’an Menurut kalangan para ahli ushul Fiqih, Al-
Qur'an secara istilah merupakan kalam Allah yang mengandung mukjizat

5
(sesuatu yang dapat melemahkan lawan), diturunkan kepada penutup para nabi
dan rasul (yaitu Nabi Muhammad SAW.), melalui malaikat jibril, tertulis pada
mushaf, diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, membacanya dinilai ibadah,
dimulai dari surah al-fatihah dan diakhiri dengan surah an-nas. 50 Dengan kata
lain Al-Qur'an atau Quran tidak lain yang dimaksud adalah kitabullah atau
Kalamullah subhanahu wa ta'ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW., secara makna dan lafadz, yang membacanya dianggap sebagai ibadah,
susunan kata dan isinya merupakan mukjizat, termaktub di dalam mushaf dan
dinukil secara mutawatir.

Maka dapat didefinisikan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah swt yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., melalui perantara malaikat Jibril a.s sesuai
dengan redaksinya, yang memiliki kemukjizatan lafal, yang tertulis dalam mushaf,
dimulai dari surah al-Fatihah sampai pada surah an-Nas, dan disampaikan secara
mutawatir atau secara berangsur-angsur kepada umat Islam, dimana membaca,
mempelajari, serta mengamalkan isinya dinilai sebagai ibadah untuk mencapai surga
Allah SWT. Berdasarkan definisi di atas, maka setidaknya ada lima faktor penting yang
menjadi faktor karakteristik Al Quran, yaitu:
1) Al Qur’an adalah firman atau kalam Allah SWT, bukan perkataan malaikat Jibril (dia
hanya penyampai wahyu dari Allah), bukan sabda Nabi Muhammad SAW. (beliau
hanya penerima wahyu Alquran dari Allah), dan bukan perkataan manusia biasa,
mereka hanya berkewajiban mengamalkannya.
2) Al Qur’an hanya diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak diberikan kepada
Nabi-nabi sebelumnya. Kitab suci yang diberikan kepada para nabi sebelumnya bukan
bernama Alquran tapi memiliki nama lain; Zabur adalah nama kitab yang diberikan
kepada Nabi Daud, Taurat diberikan kepada Nabi Musa, dan Injil adalah kitab yang
diberikan kepada Nabi Isa as.
3) Alquran adalah mukjizat, maka dalam sepanjang sejarah umat manusia sejak awal
turunnya sampai sekarang dan mendatang tidak seorangpun yang mampu menandingi
Al Quran, baik secara individual maupun kolektif, sekalipun mereka ahli sastra bahasa
dan sependek-pendeknya surat atau ayat.
4) Diriwayatkan secara mutawatir artinya Al Quran diterima dan diriwayatkan oleh
banyak orang yang secara logika mereka mustahil untuk berdusta, periwayatan itu
dilakukan dari masa ke masa secara berturut-turut sampai kepada kita.
5) Membaca Alquran dicatat sebagai amal ibadah. Di antara sekian banyak bacaan,
hanya membaca Al Quran saja yang dianggap ibadah, sekalipun membaca tidak tahu
maknanya, apalagi jika ia mengetahui makna ayat atau surat yang dibaca dan mampu

6
mengamalkannya. Adapun bacaan-bacaan lain tidak dinilai ibadah kecuali disertai niat
yang baik seperti mencari Ilmu. Jadi, pahala yang diperoleh pembaca selain Al Quran
adalah pahala mencari Ilmu, bukan substansi bacaan sebagaimana dalam Alquran.

B. Isi Kandungan Dalam Al-Qur’an dan Nama-nama Lain Al-Qur’an

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 185, yang berbunyi:

‌‫ت ِّم َن ۡٱلهُ َد ٰى َو ۡٱلفُ ۡرقَا ۚ ِن‬


ٍ ۬ ‫اس َوبَيِّنَ ٰـ‬ ۬ ُ ‫ى ُأنز َل فِي ِه ۡٱلقُ ۡر َء‬
ِ َّ‫ان هُ ًدى لِّلن‬ ِ ٓ ‫ان ٱلَّ ِذ‬
َ ‫ض‬َ ‫َشہۡ ُر َر َم‬
Artinya: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda
(antara yang haq dan yang batil)”. Karena perannya itu, Al Quran mengandung isi
pokok yang lengkap dan kompleks. Adapun isi kandungan Al Quran terdiri dari aqidah,
ibadah, muamalah, hukum, sejarah, akhlak, dan ilmu pengetahuan. Maka dari itu, secara
garis besar isi kandungan Al-Qur'an adalah sebagai berikut:

a. Akidah, isi kandungan Al-Qur’an yang utama dan terpenting adalah tentang akidah
(teologi), yang juga lazim disebut dengan istilah ushul al-din, ilmu kalam dan
terutama tauhid atau lengkapnya tauhidullah (Kemahaesaan Allah). Senada dengan
pendapat diatas Muhammad Quthb mencoba menjelaskan bahwa topik utama dan
paling mendasar dalam Al-Qur’an ialah soal akidah. Akidah merupakan masalah
yang sangat prinsipil dalam kehidupan beragama. Begitu juga dalam agama Islam.
Akidah Islam adalah tauhid. Artinya kepercayaan terhadap keesaan Allah SWT. Oleh
karena itu, Islam disebut juga agama Tauhid. Hal ini juga Allah firmankan dalam
surah Al-Ikhlas ayat 1-4:

َّ ‫قُلْ هُ َو هّٰللا ُ اَ َح ۚ ٌد۞ هّٰللَا ُ ال‬


۞ࣖ ‫ص َم ۚ ُد ۞ لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُوْ لَ ۙ ْد ۞ َولَ ْم يَ ُك ْن لَّهٗ ُكفُ ًوا اَ َح ٌد‬

Artinya: ”Katakanlah Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

b. Ibadah, Isi Al-Qur'an yang kedua adalah masalah ibadah. Artinya Al-Qur‟an
membahas tentang bentuk pengabdian seorang hamba kepada sang pencipta (al
khaliq) yakni Allah SWT. Pengabdian („ubudiah) ini merupakan wujud rasa terima
kasih hamba kepada sang khaliq atas segala nikmat yang telah dianugerahkan
kepadanya. Dengan beribadah manusia menyadari bahwa dirinya adalah makhluk
yang diciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Ibadah berarti bersyukur
atas kelebihan, juga menjadi mediasi bagi upaya membenahi kekurangan. Ibadah bisa
menjadi tolak ukur sejauh mana keimanan seseorang direalisasikan. Seseorang yang
mengakui Allah, Malaikat, Nabi Muhammad SAW. Kitab Allah, Qada dan Qadar,
Namun tidak melaksanakan ibadah maka dia termasuk orang fasik.
c. Muamalah, Dalam KBBI Muamalah diartikan hal-hal yang termasuk urusan
kemasyarakatan (pergaulan, perdata, dan sebagainya). Secara terminologi muamalah
dapat diartikan dengan cara berinteraksi atau berhubungan antar sesama manusia
dalam berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan sosial, politik, ekonomi dan

7
perdagangan. Muamalah adalah interaksi yang bersifat horizontal (Hablum Min An-
Nas). Adapun interaksi yang bersifat vertikal (hablum min-allah) disebut ibadah.78
Dalam Al-Qur‟an ayat-ayat yang membicarakan masalah muamalah jumlahnya cukup
banyak, salah satunya adalah yang tercantum dalam surah Al Hujurat [49]: ayat 13.

‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلنَّاسُ ِإنَّا َخلَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوُأنثَ ٰى َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَٓاِئ َل لِتَ َعا َرفُ ٓو ۟ا ۚ ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم‬
‫ِعن َد ٱهَّلل ِ َأ ْتقَ ٰى ُك ْم ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

d. Hukum, yang dimaksud dengan hukum di sini adalah aturan-aturan Allah swt. Yang
ditetapkan demi kepentingan dan kemaslahatan umat manusia. Hukum yang
terkandung di dalam Al-Qur'an dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1) Hukum tentang akidah keimanan,
2) Hukum tentang perbuatan manusia, yang terbagi menjadi hukum-hukum
peribadatan dan hukum hukum muamalah,
3) Hukum tentang moral dan akhlak.

Ada beberapa indikasi yang menunjukkan betapa serius dan antusias kitab suci yang
satu ini terhadap persoalan-persoalan hukum. Antusiasme Al-Qur'an terhadap
paradigma hukum antara lain dapat ditelusuri melalui indikator-indikator berikut:

● Surat dan ayat terpanjang dalam Al-Quran adalah surat dan ayat hukum. surat
yang dimaksud ialah surat Al-Baqarah [2] yang terdiri atas 287 ayat, 3.100 kata,
dan 25.500 huruf. Ayat yang terpanjang ini, demikian kata Ibnu Khuwaiz seperti
al-Qurthubi, memuat 30 macam hukum, sementara Ibnu al-Arabi yang menjuluki
ayat tersebut sebagai ayat hukum terkemuka, mengandung masalah hukum,
terutama dalam bidang muamalah.
● Al-Qur’an menjuluki dirinya dengan hukum, sebagaimana dalam firman-Nya.

َ ‫ْت اَ ْه َو ۤا َءهُ ْم بَ ْع َد َما َج ۤا َء‬


‫ا‬cc‫ك ِم َن ْال ِع ْل ۙ ِم َم‬ َ ‫ك اَ ْن َز ْل ٰنهُ ُح ْك ًما َع َربِيًّ ۗا َولَ ِٕى ِن اتَّبَع‬ َ ِ‫َو َك ٰذل‬
‫هّٰللا‬ َ َ‫ل‬
‫ق‬ٍ ‫ك ِم َن ِ ِم ْن َّولِ ٍّي َّواَل َوا‬
Artinya: “Dan Demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai
peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. dan seandainya kamu mengikuti
hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, Maka sekali-kali
tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.” (Q.S. Ar-
Ra'd [13]: 37)

e. Sejarah, Salah satu isi pokok Al-Qur’an adalah masalah sejarah. Kehadiran sejarah
atau kisah umat-umat terdahulu dalam Al-Qur‟an dimaksudkan sebagai pelajaran bagi
umat islam sekarang. Al-Qur’an menjelaskan hal ini dalam surah Yusuf ayat 111
sebagai berikut:

8
‫ان َح ِد ْيثًا يُّ ْفتَ ٰرى َو ٰل ِك ْن‬ ِ ۗ ‫ص ِه ْم ِعب َْرةٌ اِّل ُولِى ااْل َ ْلبَا‬
َ ‫ب َما َك‬ َ ‫لَقَ ْد َك‬
َ َ‫ان فِ ْي ق‬
ِ ‫ص‬

ِ ‫ق الَّ ِذيْ بَي َْن يَ َد ْي ِه َوتَ ْف‬


ࣖ َ‫صي َْل ُكلِّ َش ْي ٍء َّوهُدًى َّو َرحْ َمةً لِّقَ ْو ٍم يُّْؤ ِمنُ ْون‬ َ ‫تَصْ ِد ْي‬
Artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”

f. Akhlak, norma, atau budi pekerti. Akhlak diartikan sebagai budi pekerti, kelakuan.
Sebenarnya kata akhlak berasal dari bahasa arab, dan jika diartikan ke dalam bahasa
Indonesia bisa berarti perangai, tabiat. Sedangkan arti akhlak secara istilah antara
lain;80 1) Ibn Miskawaih mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan. 2) Imam al-Ghazali mengatakan bahwa akhlak merupakan sifat
yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan
gamblang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Berdasarkan
definisi dari imam Al-Ghazali, maka jika sifat tersebut melahirkan perbuatan atau
tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak
yang terpuji (karimah), tetapi manakala ia melahirkan perbuatan yang jahat, maka
dinamakan akhlak yang buruk (madzmumah).

g. Ilmu Pengetahuan, Salah satu isi pokok ajaran Al-Qur'an adalah dasar dasar sains
yakni ilmu pengetahuan. dalam hal ini penulis mencoba menampilkan beberapa teori
yang berkembang di zaman modern, sebut saja misalnya teori tentang alam; teori
ilmiah modern telah membuktikan bahwa bumi adalah sebagian dari gas panas yang
memisahkan diri dan mendingin (membeku), kemudian menjadi tempat yang dapat
dihuni manusia. Firman Allah SWT:

‫ا ِم َن‬cَ‫ا َو َج َع ْلن‬cۗ ‫ا فَفَتَ ْق ٰنهُ َم‬cً‫ا َر ْتق‬cَ‫ض َكانَت‬


َ ْ‫ت َوااْل َر‬ َّ ‫ر ُْٓوا اَ َّن‬cَ‫ر الَّ ِذي َْن َكف‬c
ِ ‫مٰ ٰو‬c‫الس‬ َ َ‫اَ َولَ ْم ي‬
‫ْال َم ۤا ِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ۗ ٍّي اَفَاَل يُْؤ ِمنُ ْو َن‬
Artinya: “bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” ( QS. Al Anbiya (21) ayat 30).

Nama-nama lain Al-Qur'an menurut sebagian ulama sangat banyak. Al-Zarkasyî dalam
al-Burhân, mengemukakan nama-nama dari Al-Qur'an tersebut, yang diambil dari Al-
Qâdhî Abû al-Ma'ali 'Azîzî bin 'Abd al-Malik. Tiap nama didukung dengan ayat dari Al-
Qur'an:

9
No Nama Redaksi Ayat Surah

1. Kitâb
ِ ِ‫ب ْال ُمب‬
‫ين‬ ِ َ‫حم َو ْال ِكت‬ al-Dukhân(44) : 1-2

2. Quran ‫انه لقرآن كريم‬ al-Waqi'ah (56)

3. Kalâm ‫َحتَّى َي ْس َم َع كَ َل َم ال ّل َِه‬ al-Taubah (9):6

4. Nûr ْ ‫َوَأ‬
‫نزَلنَا ِإلَ ْي ُك ْم نُورًا ُّمبِينًا‬ al-Nisa (4): 174

5. Huda َ‫هُدًى َو َرحْ َمةً لِ ْل ُمحْ ِسنِين‬ Luqman(31):3

6. Rahmah ْ ‫قُلْ بِفَضْ ِل هَّللا ِ َوبِ َرحْ َمتِ ِه فَبِ َذلِكَ فَ ْليَ ْف َرح‬
‫ُوا‬ Yûnus (12): 58

7. Furqân ‫تبارك الذي نزل الفرقان على عبده‬ al-Furqan (25).

8. al-Syifa' ‫َونُنَ ِّز ُل ِمنَ ْالقُرْ َءا ِن َما هُ َو ِشفَا ُء‬ al-Isra (17):82

9. Mau'izhah ‫قَد َجا َء ْت ُكم َّموْ ِعظَةٌ ِّمن َّربِّ ُك ْم‬ Yûnus (12): 57

10. Dzikra ْ ‫ك َأ‬


ُ‫نزَلنَه‬ ُ ‫َوهَ َذا ِذ ْك ٌر ُمبَا َر‬ al-Anbiya (21):50

C. Tujuan Diturunkannya Al-Qur’an

Memahami tujuan diturunkannya al-Qur’an merupakan hal penting yang wajib


dipahami oleh setiap umat Islam. Karena pada dasarnya, Islam sendiri merupakan agama
yang mengutamakan pemahaman yang utuh dan menyeluruh. Termasuk juga dalam
berinteraksi dengan al-Qur’an. Dengan memahami tujuan pokok diturunkannya al-
Qur’an, maka akan lebih mudah bagi kita untuk mendapatkan pemahaman mengenai isi
dari al-Qur’an itu sendiri. Ada empat tujuan pokok diturunkannya al-Qur’an, yaitu:

1. Petunjuk Menuju Allah


Tujuan dari mempelajari al-Qur’an tidaklah sesederhana gelar atau pujian dari
manusia. Juga bukan untuk pamer kemampuan dan intelektualitas di hadapan
manusia. Lebih dari itu, mempelajari al-Qur’an adalah cara kita mengenal Allah dan
juga petunjuk untuk menuju Allah. Dengan diturunkannya Al-Qur’an, maka seorang
hamba bisa lebih mengenal Allah. Mengetahui apa yang diperintahkan dan apa yang

10
dilarang oleh Allah. Juga mengetahui bagaimana cara menjadi hamba yang dicintai
Allah.

2. Membentuk Pribadi Islami


Al-Qur’an berisi banyak pengajaran bagi manusia. Mulai dari pengajaran tentang diri,
alam, lingkungan, hingga ibadah dan cara mengenal Allah. Berbagai pengajaran ini
menjadikan seorang muslim menjadi pribadi islami dengan keislaman yang kaffah dan
menyeluruh. Dengan memahami tujuan Al-Qur’an sebagai pembentuk pribadi
muslim, maka setiap muslim akan terdorong untuk mempelajari Al-Qur’an lebih
dalam. Tidak terbatas hanya sampai pengkajian saja, tapi juga untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari – hari dan dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam salah satu hadits
riwayat Ahmad pun Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Bahwasanya aku diutus adalah untuk menyempurnakan kebaikan akhlak.”
(HR. Ahmad)

3. Membimbing dan Memandu Manusia


Al-Qur’an adalah petunjuk, pembimbing, dan pemandu manusia. Dalam al-Qur’an
terdapat hukum yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Termasuk di
dalamnya membahas apa yang baik dan apa yang buruk. Pengaturan yang menyeluruh
ini bukanlah sebuah batasan yang mengekang. Sebaliknya, pengaturan yang
menyeluruh ini justru menciptakan keseimbangan antar manusia dengan manusia
hingga manusia dengan lingkungannya. Saat setiap panduan di dalam Al-Qur’an
dijalankan dengan baik, maka tidak akan terjadi benturan kepentingan, benturan hak,
benturan kewajiban, hingga benturan ego yang umum terjadi saat ini.

4. Membentuk Masyarakat Islam


Terakhir, tujuan pokok diturunkannya al-Qur’an adalah untuk membentuk masyarakat
Islam. Dalam masyarakat Islam, setiap elemen masyarakatnya terbiasa menegakkan
nilai-nilai iman. Termasuk ciri masyarakat islam adalah kondisi dimana
masyarakatnya terbiasa menyuruh dan mengingatkan untuk melakukan yang ma’ruf
dan mencegah yang munkar, serta beriman kepada Allah. Saat suatu masyarakat
sudah terbentuk menjadi masyarakat Islam, maka masyarakat tersebut telah menjadi
bagian dari umat terbaik yang disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 110, yang
berbunyi :

‫اس َتْأ ُمر ُْو َن ِب ْال َمعْ ر ُْوفِ َو َت ْن َه ْو َن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َو ُتْؤ ِم ُن ْو َن ِباهّٰلل ِ ۗ َولَ ْو ٰا َم َن اَهْ ُل‬ ْ ‫ُك ْن ُت ْم َخي َْر ا ُ َّم ٍة ا ُ ْخ ِر َج‬
ِ ‫ت لِل َّن‬

11
‫ان َخيْرً ا لَّ ُه ْم ۗ ِم ْن ُه ُم ْالمُْؤ ِم ُن ْو َ>ن َواَ ْك َث ُر ُه ُم ْال ٰفسِ قُ ْو َن‬ ِ ‫ْالك ِٰت‬
َ ‫ب لَ َك‬

Artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
(karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar,
dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah
orang-orang fasik.” (QS. Ali Imran, 3 : 110).

D. Kedudukan Al-Qur’an

Kedudukan Al-Quran adalah sebagai pedoman utama bagi umat Islam terutama
sebagai sumber hukum Islam. Sebagaimana yang telah Allah SWT., difirmankan dalam
surah An Nisa ayat 105, yang berbunyi:

ۤ ‫ق لِتَحْ ُك َم بَ ْينَ النَّاس ب َمٓا اَ ٰرىكَ هّٰللا ُ َۗواَل تَ ُك ْن لِّ ْل‬


ِ َ‫خَا ِٕىنِ ْينَ خ‬
١٠٥ ۙ ‫ص ْي ًما‬ ِّ ‫ب ِب ْال َح‬
َ ‫زَلنَٓا اِلَ ْيكَ ْال ِك ٰت‬
ْ ‫اِنَّٓا اَ ْن‬
ِ ِ

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Nabi


Muhammad) dengan hak agar kamu memutuskan (perkara) di antara manusia dengan
apa yang telah Allah ajarkan kepadamu. Janganlah engkau menjadi penentang (orang
yang tidak bersalah) karena (membela) para pengkhianat."

Secara garis besar, hukum-hukum yang dikandung Al-Qur’an terbagi menjadi tiga
bidang yaitu aqidah, akhlak dan hukum-hukum amaliyah. Aqidah mengkaji masalah-
masalah yang berkaitan dengan keimanan. Seperti iman kepada Allah, hari akhir dan
lain. Masalah ini dibahas secara khusus dalam ilmu tauhid atau aqaid, atau ilmu kalam
atau teologi. Akhlak membahas tentang cara-cara membersihkan dari kotoran-kotoran
dosa dan menghiasinya dengan kemuliaan, secara khusus masalah ini dibahas dalam ilmu
akhlak dan tasawuf. Amaliyah membahas tentang perbuatan orang mukallaf, dan dibahas
dalam ilmu fiqih. Secara garis besar, hukum-hukum amaliyah dibagi menjadi dua, yaitu
ibadah dan muamalah. Hukum-hukum ibadah didalam Al-Qur’an dijelaskan lebih rinci
daripada hukum muamalah. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan masalah ibadah
berjumlah 140 ayat. Kedudukan Al-Qur'an sebagai pedoman atau sumber hukum Islam
yang pertama ini juga dijelaskan dalam surah An Nisa ayat 59. Dia berfirman:

‫ ُر ُّدوْ ه الَى هّٰللا‬c َ‫ي ٍء ف‬c ‫ل واُولى ااْل َمر م ْن ُك ۚم فَا ْن تَنَازَ ْعتُم في َش‬c ْ‫ هّٰللا واَط ْيعُوا ال َّرسُو‬c‫ٰيٓاَيُّها الَّذ ْينَ ٰامنُ ْٓوا اَط ْيعُوا‬
ِ ِ ُ ْ ْ ِ ْ ِ ْ ِ ِ ْ ِ َ َ ِ َ َ ِ َ ِ َ
٥٩ ࣖ ‫َوال َّرسُوْ ِل اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذلِكَ َخ ْي ٌر َّواَحْ َسنُ تَْأ ِو ْياًل‬

12
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi
Muhammad) serta Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul
(sunnahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih
baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya."

Cara yang digunakan Al-qur’an dalam menjelaskan Hukum, Al-Qur'an terdapat dua cara,
yaitu:
1) Penjelasan secara global (mujmal). Penjelasan secara global mengambil dua bentuk,
yaitu:
a. Dengan menyebutkan kaidah dan prinsip-prinsip umum, seperti prinsip
musyawarah (QS.Al-Syura :38, Al Imran: 159), prinsip keadilan (Al-Nahl: 90,
Al-Nisa’: 58) dan lain sebagainya.
b. Dengan menyebutkan ketentuan hukum secara global, seperti perintah zakat (At-
Taubah: 103), hukuman qishash (Al-baqarah: 178 dan 179). Ayat-ayat diatas
menyebutkan ketentuan hukum secara garis besar, sedang penjelasan lebih rinci
diberikan oleh hadits. Hal ini mengandung hikmah agar ayat-ayat tersebut mampu
menampung dan menjangkau kasus-kasus baru yang berkembang menyertai
kemajuan yang dicapai umat manusia. Seandainya semua kasus telah diatur
secara rinci di dalam Al-qur’an, niscaya manusia akan terjebak dalam
kesempitan, tiap kali terjadi perkembangan ilmu dan teknologi.
2) Penjelasan secara rinci (tafsil). Hanya sedikit diantara ayat-ayat Al-qur’an yang
menjelaskan hukum secara rinci, seperti pembagian harta waris, kadar hukuman had,
tatacara dan bilangan talak, cara li’an, wanita-wanita yang haram dinikahi dan lain-
lain.

Sedangkan cara Penunjukan Al-qur’an kepada Hukum, dalam hal penunjukannya


kepada makna, ayat-ayat Al-qur’an terbagi menjadi dua, yaitu ayat-ayat qath'i dan ayat-
ayat zhonni. Ayat-ayat qoth’i adalah ayat-ayat yang penunjukannya kepada makna
bersifat tegas dan tidak mengandung kemungkinan arti lain selain arti yang disebutkan
secara eksplisit oleh ayat. Kandungan ayat-ayat qoth’i bersifat universal dan berlaku
abadi dan anti terhadap perubahan. Adapun selain itu terdapat beberapa pandangan Al-
Qur’an sebagai Sumber Hukum menurut Mazhab, sebagai berikut:

1) Pandangan Imam Abu Hanifah. Imam Abu Hanifah sependapat dengan jumhur bahwa
Al-qur’an merupakan sumber hukum pertama islam. Namun ia berbeda mengenai Al-
qur’an itu, apakah mencakup makna dan lafadz atau maknanya saja. Di antara dalil
yang menunjukan pendapat Imam Abu Hanifah bahwa Al-qur’an hanya maknanya

13
saja, misalnya ia mengatakan boleh shalat dalam bahasa parsi walaupun tidak dalam
keadaan mudharat, tapi ini bagi orang pemula dan tidak untuk seterusnya. Padahal
menurut Imam Syafi’I sekalipun orang itu bodoh tidak dibolehkan membaca Al-
Qur'an dengan menggunakan bahasa selain arab.

2) Pandangan Imam Malik. Menurut Imam Malik, hakikat Al-qur’an adalah kalam Allah
yang lafadz dan maknanya berasal dari Allah SWT. Sebagai sumber hukum islam,dan
Dia berpendapat bahwa Al-qur’an itu bukan makhluk, karena kalam Allah termasuk
sifat Allah. Suatu yang termasuk sifat Allah, tidak dikatakan makhluk, bahkan dia
memberikan predikat kafir zindiq terhadap orang yang menyatakan Al-qur’an itu
makhluk.
3) Pandangan Imam syafi’i. Menurut Imam Syafi’i sebagaimana pendapat ulama yang
lain, Imam Syafi’i menetapkan bahwa sumber hukum islam yang paling pokok adalah
Al-qur’an. Bahkan beliau berpendapat, “tidak ada yang diturunkan kepada penganut
agama manapun, kecuali petunjuk terdapat didalam Al-qur’an.” (asy-syafi’i, 1309:20)
oleh karena itu Imam Syafi’i senantiasa mencantumkan nash-nash Al-qur’an setiap
kali mengeluarkan pendapatnya. Sesuai metode yang digunakan, yakni deduktif.
Namun, asy-syafi’i menganggap bahwa Al-qur’an tidak bisa dilepaskan dari sunnah.
Karena kaitannya sangat erat sekali.
4) Pandangan Imam Ibnu Hambal. Pandangan Imam Ahmad, sama dengan Imam Syafi’i
dalam memposisikan Al-qur’an sebagai sumber utama hukum islam dan selanjutnya
diikuti oleh sunnah. Al-qur’an merupakan sumber dan tiangnya agama islam, yang
didalamnya terdapat berbagai kaidah yang tidak akan berubah dengan perubahan
zaman dan tempat. Al-qur’an juga mengandung hukum-hukum global dan penjelasan
mengenai akidah yang benar, disamping sebagai hujjah untuk tetap berdirinya agama
islam.

Al-Qur’an sebagai sumber hukum yang utama, maka al-Qur’an memuat sisi-sisi hukum
yang mencakup berbagai bidang. Secara garis besar al-Qur’an memuat tiga sisi pokok
hukum, yaitu:
a. Hukum-hukum I’tiqadiyah, yaitu hukum yang berkaitan dengan kewajiban orang
mukallaf, meliputi keimanan kepada Allah, malaikat, kitab, Rasul-rasul, hari kiamat,
dan ketetapan Allah (Qadha dan Qadar).
b. Hukum-hukum moral/akhlak, yaitu hukum-hukum yang berhubungan dengan perilaku
orang mukallaf guna menghiasi dirinya dengan sifat-sifat keutamaan dan menjauhkan
diri dari segala sifat tercela yang menyebabkan kehinaan.

14
c. Hukum-hukum amaliyah, yaitu segala aturan hukum yang berkaitan dengan segala
perbuatan, perjanjian dan muamalah sesama manusia. Segi hukum inilah yang
lazimnya disebut dengan fiqh al-Qur’an dan itulah yang dicapai dan dikembangkan
oleh ilmu ushul fiqh.

Hukum-hukum yang dicakup oleh Nash al-Qur’an, garis besarnya terbagi kepada tiga
bagian, sebagai berikut:
a. Hukum-hukum I’tiqodi, yaitu: hukum-hukum yang berhubungan dengan akidah dan
kepercayaan;
b. Hukum-hukum Akhlak, yaitu: hukum-hukum yang berhubungan dengan tingkah laku,
budi pekerti;
c. Hukum-hukum Amaliyah, yaitu: hukum-hukum yang berhubungan dengan perbuatan-
perbuatan para mukallaf, baik mengenai ibadah, muamalah madaniyah dan
amaliyahnya, ahwalusy syakhshiyyah, jinayat dan uqubat, dusturiyah dan dauliyah,
jihad dan lain sebagainya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
RA, Rasulullah SAW bersabda, "Aku tinggalkan kepadamu sekalian dua perkara.
Apabila kamu berpegang teguh kepada dua perkara tersebut niscaya kamu tidak akan
tersesat selamanya. Kedua perkara tersebut, yaitu Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnah
Rasul (hadits).

E. Fungsi Al-Qur’an

Alquran merupakan kitab suci umat Islam yang memiliki banyak manfaat bagi umat
manusia. Alquran diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh manusia melalui malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul yang dipercaya menerima mukjizat
Alquran, Nabi Muhammad SAW menjadi penyampai, pengamal, serta penafsir pertama
dalam Alquran. Fungsi Alquran antara lain:
1. Al-Huda (petunjuk). Di dalam Alquran ada tiga posisi Alquran yang fungsinya
sebagai petunjuk. Al Quran menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk
bagi orang-orang yang bertakwa, dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Jadi
Al Quran tidak hanya menjadi petunjuk bagi umat Islam saja tapi bagi manusia secara
umum. Kandungan Al Quran memang ada yang bersifat universal seperti yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan itu bisa menjadi petunjuk bagi semua orang
tidak hanya orang yang beriman Islam dan bertakwa saja.
2. Asy-Syifa, di dalam Alquran disebutkan bahwa Alquran merupakan obat bagi
penyakit yang ada di dalam dada manusia. Penyakit dalam tubuh manusia memang

15
tak hanya berupa penyakit fisik saja tapi bisa juga penyakit hati Perasaan manusia
tidak selalu tenang, kadang merasa marah, iri, dengki, cemas, dan lain-lain.Seseorang
yang membaca Al Quran dan mengamalkannya dapat terhindar dari berbagai penyakit
hati tersebut. Alquran memang hanya berupa tulisan saja tapi dapat memberikan
pencerahan bagi setiap orang yang beriman. Saat hati seseorang terbuka dengan
Alquran maka ia dapat mengobati dirinya sendiri sehingga perasaannya menjadi lebih
tenang dan bahagia dengan berada di jalan Allah. Kemudian syifa (obat) yang saya
bahas dalam penelitian ini melalui living qur'an pada praktek pengobatan Ustadz
Sanwani.
3. Al-Furqon (pemisah). Nama lain Alquran adalah Al-Furqon atau pemisah. Ini
berkaitan dengan fungsi Alquran lainnya yang dapat menjadi pemisah antara yang hak
dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah. Di dalam Alquran dijelaskan
berbagai macam hal yang termasuk kategori salah dan benar atau hak dan yang batil.
Jadi jika sudah belajar Alquran dengan benar maka seseorang seharusnya dapat
membedakan antara yang benar dan yang salah. Misalnya saja saat mencari
keuntungan dengan berdagang, dijelaskan bahwa tidak benar jika melakukan penipuan
dengan mengurangi berat sebuah barang dagangan. Begitu juga dengan berbagai
permasalahan lainnya yang bisa diambil contohnya dari ayat-ayat Alquran.
4. Al-Mau'izah (nasihat). Al Quran juga berfungsi sebagai pembawa nasehat bagi
orang-orang yang bertakwa. Di dalam Alquran terdapat banyak pengajaran, nasihat-
nasihat, peringatan tentang kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan
di jalan Allah. Nasihat yang terdapat di dalam Alquran biasanya berkaitan dengan
sebuah peristiwa atau kejadian, yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di
masa sekarang atau masa setelahnya. Nasihat dan peringatan tersebut penting karena
sebagai manusia kita sering menghadapi berbagai masalah dan cara penyelesaiannya
sebaiknya diambil dari ajaran agama. Bagaimana cara kita menghadapi tetangga,
suami, orang tua, dan bahkan musuh kita telah diajarkan dalam Alquran.

16
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Al-Qur’an adalah firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW., melalui perantara malaikat Jibril a.s sesuai dengan redaksinya, yang memiliki
kemukjizatan lafal, yang tertulis dalam mushaf, dimulai dari surah al-Fatihah sampai
pada surah an-Nas, dan disampaikan secara mutawatir atau secara berangsur-angsur
kepada umat Islam, dimana membaca, mempelajari, serta mengamalkan isinya dinilai
sebagai ibadah untuk mencapai surga Allah SWT. Secara Etimologi atau bahasa,
Alquran berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak kata benda dari kata kerja qara'a,
yaqra'u, qur-anan yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Secara
Terminologi, menurut al-Asfahani; Al-Qur’an secara khusus didefinisikan sebagai kitab
(Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dan menjadikannya sebagai
sumber pengetahuan, sebagaimana kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa dan
kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa. Tujuan Diturunkannya Al-Qur’an yaitu
sebagai petunjuk menuju Allah, membentuk pribadi Islami, membimbing dan memandu
manusia, dan membentuk masyarakat Islam. Kedudukan Al-Quran adalah sebagai
pedoman utama bagi umat Islam terutama sebagai sumber hukum Islam. Hukum-hukum
yang dikandung Al-Qur’an terbagi menjadi tiga bidang yaitu aqidah, akhlak dan hukum-
hukum amaliyah. Fungsi Alquran antara lain, yaitu: Al-Huda (petunjuk); Asy-Syifa; Al-
Furqon (pemisah);dan Al-Mau'izah (nasihat).

B. Saran
Diharapkan pembaca mendapatkan pengetahuan serta pencerahan dari makalah
tentang pengertian, Kedudukan dan Fungsi Al-Qur’an. Penulis menyadari sekali
bahwasannya tulisan yang sederhana ini masih banyak terdapat kekurangan, semuanya
itu dikarenakan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu saran serta
kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan tulisan ini sangat penulis
butuhkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

“(DOC) MAKALAH AL-QURAN | Bre Dambrew.” Academia.edu,

https://www.academia.edu/31937225/MAKALAH_AL_QURAN. Accessed 4 March

2023.

Drajat, M.Ag, Prof.Dr Hj. Amroeni. Ulumul Qur'an: Pengantar Ilmu-ilmu Al-Qur’an.

Pertama ed., Depok, Prenada Media, 2017. Accessed 4 March 2023.

“4 Tujuan Pokok Diturunkan Al-Qur’an.” Yayasan Al Hasanah Bengkulu, 10 June

2020, https://alhasanah.or.id/pengetahuan/4-tujuan-pokok-diturunkan-al-quran/.

Accessed 2 March 2023.

“Hikmah Al Qur'an Diturunkan Untuk Umat Manusia.” Kemenag Sulsel,

https://sulsel.kemenag.go.id/daerah/hikmah-al-quran-diturunkan-untuk-umat-

manusia-WL4qO. Accessed 2 March 2023.

“MAKALAH_AL-QURAN_POKOK-POKOK_ISI_KANDUNG.docx - MAKALAH

AL-QUR’AN POKOK-POKOK ISI KANDUNGAN AL-QUR’AN Tugas Makalah

Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas.” Course Hero,

https://www.coursehero.com/file/53839872/MAKALAH-AL-QURAN-POKOK-

POKOK-ISI-KANDUNGdocx/. Accessed 1 March 2023.

“Makalah Kedudukan Dan Fungsi Alquran | PDF.” Scribd,

https://id.scribd.com/document/519399225/Makalah-Kedudukan-Dan-Fungsi-

Alquran. Accessed 4 March 2023.

Siregar, Rusman. “40 Hadis Keutamaan Al-Qur'an (1).” Kalam, 7 February 2020,

https://kalam.sindonews.com/berita/1519894/70/40-hadis-keutamaan-al-quran-1.

Accessed 2 March 2023.


“6 Isi Kandungan Al Quran yang Wajib Diketahui Muslim, Dari Akidah hingga

Sains.” iNews, 1 July 2021, https://www.inews.id/lifestyle/muslim/isi-kandungan-al-

quran. Accessed 27 Februari 2023.

“'Ulumul Hadits.” Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung,

http://digilib.uinsgd.ac.id/29079/1/Ulumul%20Hadits.pdf. Accessed 1 March 2023.

Zahraini, M.Pd.I, Dr. Hj., et al. Studi Al-Qur'an Hadits. Edited by Erwin Padli,

Mataram, Sanabil, 2021. Accessed 26 Februari 2023.

Anda mungkin juga menyukai