Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH PERTUMBUHAN ULUM AL-QUR’AN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Qur’an Hadis
Dosen Pengampu:
Samsul Rifa’I M.Pd.I

Disusun oleh:

KELOMPOK 1

1. MUHAMAD KHOIRUDIN (126311211017)

2. SAMSUL MA’ARIF (126311211025)

SEMESTER 1

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS USHULUDIN, ADAB, DAN DAKWAH
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Pertama-tama dipanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Tak lupa ucapan terimakasih ditujukan
kepada:

1. Dr. Maftukhin, M.A. selaku rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung;

2. Dr. Ahmad Rizqon Khamami, Lc, M.A selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
Adab dan Dakwah;
3. Dr. Ahmad Nur Cholis, S.S, M.Pd. selaku Kepala Jurusan Manajemen
Dakwah;

4. Samsul Rifa’I M.Pd.I selaku Dosen pada mata kuliah Studi Qur’an Hadis;

5. Teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat dalam segala


bentuk kegiatan belajar, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses
pencapaian tujuan- tujuan yang telah ditetapkan. Makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, maka dari itu dibutuhkan kritik dan saran yang membangun, sehingga
nantinya makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Tulungagung, 4 September 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..................................................................................3

BAB II ISI PEMBAHASAN..........................................................................4

A. Pengertian ulum Al-Qur’an..................................................................4


B. Ruang lingkup dan pokok bahasan ulum Al-Qur’an............................6
C. Sejarah perkembangan ulum Al-Qur’an...............................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................10

A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10

Daftar Pustaka.............................................................................................11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam,dan juga merupakan
pedoman hidup bagi setiap manusia.Al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk
tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan
manusia dengan sesamanya,bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya
(Choiruddin Hadliri:1993).
Dengan demikian, untuk dapat memahami ajaran islam secara sempurna,
maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami Al-Qu’an. Al-
Qur’an sebagaimana diketahui, diturunkan dalam Bahasa arab, baik lafal
maupun uslubnya. Namun demikian,tidaklah berarti bahwa semua orang
arab,atau orang yang mahir dalam bahasa arab, dapat memahami Al-Qur’an
secara rinci. Bahkan menurut Ahmad Amin (1975) Para sahabat sendiri tidak
sanggup memahami kandungan Al-Qur’an dengan hanya sekedar
mendengarkannya dari Rasulullah Saw karena menurut beliau, memahami Al-
Qur’an tidak cukup dengan menguasai Bahasa arab saja.
Allah Swt menciptakan Rasul bagi seluruh umatnya agar senantiasa
melaksanakan segala hal yang diperintahkan dan menjauhi seluruh larangan-
Nya, dan setiap Rasul Allah Swt berkati dengan kelebihan atau mukjizat
masingmasing yang berbeda sesuai situasi dan kondisi. Sebagai mukjizat yang
Allah Swt anugerahkan bagi Rasulullah Saw, berupa Alquran merupakan hal
yang sangat luar biasa dan istimewa karena terdapat banyak informasi, baik
informasi hal yang gaib maupun informasi atas kejadian yang telah lampau, serta
terdapat isyarat-isyarat ilmiah dan gagasan-gagasan kebahasaan yang sangat
memikat menurut bangsa Arab. Semua hal yang terdapat dalam Alquran Allah
Swt anugerahkan bukan semata untuk melemahkan para penentang Alquran,

1
melainkan juga untuk membuktikan kepada orang-orang kafir tentang kebenaran
Rasulullah Saw.1

Al-Qur’an telah Allah Swt turunkan kepada Nabi Muhammad Saw tak lain
sebagai petunjuk bagi umat, bukan hanya bagi umat Islam semata melainkan
bagi seluruh umat manusia. Karena dalam Alquran memuat dan menerangkan
tujuan puncak umat manusia dengan bukti-bukti yang kuat dan sempurna.
Sesungguhnya umat selain umat Islam mengetahui tentang kemukjizatan
Alquran yang menyeru 1Ahmad Izzan, Ulumul Qur’an (Telaah Tekstualitas Dan
Kontekstualitas Al-Qur’an), (Bandung, Humaniora, ), . kepada keIslaman bagi
seluruh umat di muka bumi ini, namun banyak dari mereka yang sengaja
memalingkan diri dari hal tersebut.2 Mukjizat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
mukjizat yang bersifat material indrawi (tidak kekal) dan mukjizat imaterial
(kekal) yang bersifat berlaku sepanjang masa. Salah satu contohnya adalah
mukjizat yang Allah Swt anugerahkan kepada Nabi Muhammad Saw, yaitu
Alquran yang memiliki keistimewaan sangat luar biasa.3 Salah satu
kemukjizatan luar biasa yang dimiliki Alquran adalah dari segi bahasa yang
sangat tinggi dan mempesona, sehingga tidak ada yang dapat menandingi dan
menyerupai keindahannya. Bahasa pada umumnya dipandang penting bukan
hanya karena bahasa membedakan umat manusia dengan hewan, melainkan
bahasa merupakan sebuah organisasi bagi manusia yang beradab.4
Dengan demikian turunnya Alquran bagi umat Nabi Muhammad Saw
merupakan pertanda telah dimulainya peradaban baru dan semakin maju, dimana
ilmu-ilmu pengetahuan mulai bermunculan dan berkembang, karena turunnya
Alquran pada saat itu bagaikan cahaya bagi bangsa Arab untuk lebih sadar akan

1
Ahmad Izzan, Ulumul Qur’an (Telaah Tekstualitas Dan Kontekstualitas Al-Qur’an), (Bandung,
Humaniora, ), .
2
Allamah M.H Thabathaba’i Dan Abu Abdullah Az-Zanjani, Mengungkap Rahasia AlQur’an, (Bandung,
Mizan, ), .
3
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, ),35.
4
Izamuddin Ma’mur, Membangun Budaya Literasi Meretas Komunikasi Global, (Jakarta, Diadit Media, ),
-

2
kebutuhan mereka terhadap pengetahuan membaca dan menulis, serta derajat
kesasteraan yang paling tinggi dalam Alquran.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian ulum Al-Qur’an?

2. Apa saja ruang lingkup dan pokok bahasan ulum Al-Qur’an?

3. Bagaimana sejarah perkembangan ulum Al-Qur’an?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, makalah ini bertujuan untuk
menginformasikan atau menjelaskan kepada pembaca perihal berikut, yakni:
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Pengertian Ulum Al-Qur’an.
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan ulum
Al-Qur’an.
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Sejarah Ulum Al-Qur’an.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ULUM AL-QURAN

Al-Quran adalah kitab Allah yang berisi kalam dari Yang Maha Suci, mukjizat Nabi
Muhammad yang abadi, diturunkan kepada sorang Nabi yang terakhir yakni Nabi
Muhammad saw, penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril
alaihissalam.
‘Ulumul Qur’an berasal dari Bahasa arab yang merupakan gabungan dua
kata(idhafi),yaitu “ulum” dan ”Al-Qur’an”.Kata ‘ulum secara etimologi adalah bentuk
jamak dari kata ‘ilmu,berasal dari kata ‘alima-ya ‘lamu-ilman’.’Ilmu merupakan bentuk
masdar yang artinya pengetahuan dan pemahaman. Maksudnya pengetahuan ini sesuai
dengan makna dasarnya,yaitu “Al-fahmu Wa al-idrak” (pemahaman dan pengetahuan).
Kemudian pengertiannya dikembangkan pada berbagai masalah yang beragam dengan
standar ilmiah. Kata ‘ilm juga berarti “idrak al-syai’i bi haqiqatih”(mengetahui dengan
sebenarnya).5
Al-Qur’an secara bahasa berasal dari bahasa Arab Qara’a-yaqra’u-qur’an yang
merupakan isim masdar yaitu artinya bacaan. Menurut sebagian ulama berpendapat
bahwa walaupun kata Al-Qur’an adalah Masdar (bacaan), namun Al-Qur’an bermakna
maf’ul (yang dibaca).Al-Qur’an merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat yang di dalamnya terkandung bacaan dan isi
yang menarik untuk dijadikan studi sehingga melahirkan berbagai macam pengetahuan
diantaranya adalah ‘Ulumul Qur’an. Menurut para ulama Ushul,ulama Fiqh, dan ulama
Bahasa,Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang lafadzh-lafadzhnya mengandung mukjizat,membacanya mempunyai nilai

5
Badrudin,”Ulumul Qur’an”,Hal.1,Kota Serang

4
ibadah,yang diturunkan secara mutawatir, dan ditulis pada mushaf,mulai dari surat Al-
Fatihah sampai surat An-Nas. Gabungan kata ‘Ulum dengan kata Al-Qur’an.
Memperlihatkan adanya penjelasan tentang jenis-jenis ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan Al-Qur’an. Ilmu yang bersangkutan dengan pembelaan tentang
keberadaan Al-Qur’an dan permasalahannya;berkenaan dengan proses hukum yang
terkandung di dalamnya;berkenaan dengan penjelasan bentuk mufradat dan lafal Al-
Qur’an.Al-Qur’an sebagai way of life tentunya memahami dinamika
kehidupan,kemasyarakatan,hukum-hukum pidana dan sebagainya. Abdurrahman
mengemukakan bahwa ‘Ulumul Qur’an mempunyai arti yaitu sebagai idlofi dan
istilah.Secara idlofi kata “’Ulum” di idlofahkan kepada kata “Qur’an” maka mempunyai
pengertian yang sangat luas sekali,yaitu segala ilmu yang relevansinya dengan Al-
Qur’an.6
Pengertian ‘Ulumul Qur’an secara istilah memiliki definisi yang berbeda-
beda.Hal ini disebabkan pada fokus masing-masing keilmuan dari para ahli.Dan
berdasarkan pengertian secara etimologis dan istilah yang telah dipaparkan maka
‘Ulumul Qur’an memiliki makna ganda yaitu makna idhafi dan makna ‘alam(nama
diri),yang bisa dilihat pada paparan berikut:

a. Makna idhafi
Penggabungan kata ‘Ulum dengan kata Al-Qur’an menunjukkan arti
yang luas meliputi semua unsur yang ada dalam Al-Qur’an itu sendiri yang
meliputi ilmu-ilmu diniyah dan ilmu-ilmu kauniyah ,inilah yang dinamakan
makna idhafi.Hal ini memiliki potensi ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan Al-Qur’an,ilmu yang bersangkutan dengan pembelaan tentang
keberadaan Al-Qur’an dan permasalahannya,berkenaan dengan proses hukum
yang terkandung di dalamnya,
b. Makna’Alam
(Metodologi Kodifikasi) Definisi ‘Ulumul Qur’an ditinjau dari makna
‘alam adalah suatu ilmu yang membahas Al-Qur’an yang berkaitan dengan

6
Acep Hermawan,’Ulumul Qur’an Ilmu untuk Memahami Wahyu,(PT Remaja
Rosdakarya:Bandung,2013),hlm.1-2.

5
tujuan diturunkan,upaya pengumpulan bacaan, penafsiran, nasikh-mansukh,
asbab-an-nuzul, ayarayat makkiyah dan madaniyah.

B. Ruang Lingkup dan Pokok Bahasan Ulum Al-Qur’an

Ruang lingkup dalam pengkajian Ulum Al-Qur’an memang sangat luas dan
banyak, karena sudut pandang yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu
agama ataupun ilmu bahasa arab adalah bagian dari ulum Al-Qur’an. Banyak ilmu-ilmu
yang terangkum didalam pembahasan ulum Al-Qur’an, misalnya dalam kitab Al-Itqan
karya As-Suyuti, beliau menguraikan sebanyak 80 cabang ulum Al-Qur’an, dan dari
tiap-tiap cabang terdapat beberapa cabang ilmu lagi didalamnya.

Menurut pemikiran Hasbi ash-Shidiqie, berbagai macam pembahasan Ulum Al-


Qur’an pada dasarnya dapat dikembalikan kepada bahasan utamanya saja, antara lain:

1. Nuzul
Aspek ini membahas tentang tempat dan waktu turunnya ayat atau surah dalam
Al-Qur’an. Misalnya: makkiyah dan madaniyah. Pembahasan ini juga meliputi
hal yang menyangkut asbab an-Nuzul Al-Qur’an.
2. Sanad
Aspek ini meliputi hal-hal yang membahas sanad yang mutawatir, syadz (orang-
orang terpercaya), ahad, bentuk-bentuk qira’at (bacaan) Nabi, para penghafal
dan periwayat Al-Qur’an, serta cara penerimaan Riwayat (tahammul).
3. Ada’ al-Qira’ah
Aspek ini membahas tentang tata cara membaca Al-Qur’an, seperti waqaf,
ibtida’, madd, imalah, hamzah, takhfif, dan idgham.
4. Aspek pembahasan yang berhubungan dengan lafadz Al-Qur’an, yaitu tentang
Gharib, mu’rab, musytarak, majaz, muradif, isti’arah, dan tasybih.
5. Aspek pembahasan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum,
misalnya ayat yang bermakna ‘amm yang dikhusukan oleh sunnah, nash, zhahir,
mujmal, mufashal, mafhum, manthuq, muthlaq, muqayyad, muhkam, dan lain
sebagainya.

6
6. Aspek pembahasan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan lafazh, yaitu
fashl, washl, ithnab, ijaz, musawah, dan gashr.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu pokok bahasan Ulum Al-
Qur’an dibagi menjadi dua aspek, Pertama, ilmu yang berhubungan dengan Riwayat
semata-mata, seperti ilmu yang mempelajari tentang bacaan (qiraat), tempat dan waktu
turun ayat Al-Qur’an atau surat Al-Qur’an (makkiah-madinah), dan sebab-sebab
turunnya ayat Al-Qur’an. Kedua, ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yaitu ilmu
yang diperoleh dengan cara mempelajari atau mengkaji secara mendalam, misalnya
pemahaman terhadap lafadz yang Gharib (asing) serta mengetahui makna ayat yang
berkaitan dengan hukum.

C. Sejarah Perkembangan Ulum Al-Qur’an

Sejarah perkembangan Ulum Al-Quran diawali dengan beberapa golongan,


dimana masing-masing golongan menjadi pedoman bagi perkembangan menuju
golongan selanjutnya, hingga Ulum Al-Quran menjadi sebuah ilmu khusus yang harus
dipelajari, dikaji, dan dibahas oleh umat muslim. Berikut beberapa golongan/tahapan
dari perkembangan Ulum Al-Quran:

1. Pada masa Rasulullah SAW


Ulum Al-Quran pada masa ini yaitu berupa penafsiran ayat Al-Qur’an langsung
dari Rasulullah kepada para sahabatNya. Sahabat nabi pun saat itu sangat
bersemangat dalam bertanya tentang makna suatu ayat, menghafalkan, dan
mempelajari hukum-hukum dari Ulum Al-Quran tersebut. Diriwayatkan dari
Abdurrahman as-sulami, beliau pernah berkata bahwa para sahabat nabi ketika
mendapat sepuluh ayat tidak melanjutkannya, sebelum mereka mengamalkan
ilmu yang ada didalam ayat tersebut.
2. Pada masa Khalifah
Pada masa ini perkembangan awal dari Ulum Al-Quran mulai berkembang
pesat, karena adanya strategi dari para khalifah, diantaranya:
a) Khalifah Abu Bakar membuat program pengumpulan mushaf Al-Qur’an
karena khawatir kepada umat islam kedepannya, karena kenyatannya 70

7
orang penghafal Al-Qur’an gugur dalam perang Yamamah. Program ini
merupakan ide dari Umar bin Khattab dan disetujui oleh Abu Bakar, dan
program ini dipimpin oleh Zaid bin Tsabit.
b) Kebijakan dari Khalifah Usman bin Affan yaitu penulisan Al-Qur’an
dalam satu mushaf untuk pertama kalinya, penulisan Al-Qur’an ini
disesuaikan dengan tulisan aslinya yang terdapat pada Hafsah binti
Umar. Usman bin Affan menunjuk Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair,
Said bin Ash, dan Abdurrahman bin Harris bin Hisyam untuk penulisan
Al-Qur’an tersebut.
c) Ali bin Abi Thalib membuat program, yaitu memberi tanda baca pada
huruf-huruf arab, dan hal ini dilaksanakan oleh Abu Al-Aswad Ad-Duali
sesuai perintah Ali. Selain itu dia juga diperintah untuk menulis buku
yang isinya pokok-pokok pikiran ilmu kaidah bahasa arab (nahwu), agar
kaum muslim yang bukan berasal dari negara arab dapat mengetahui atau
mempelajari Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW dengan baik.
Khalifah Ali juga membangun pusat pengembangan ilmu dikota baru
Kufah dengan tujuan agar ilmu pengetahuan berkembang lebih luas.
3. Pada masa Sahabat dan Tabi’in
a) Peran sahabat dalam penafsiran Al-Qur’an
Para sahabat secara terus-menerus melanjutkan usahanya, yaitu dalam
menyampaikan makna dan penafsiran Al-Qur’an kepada para muridnya
yaitu para Tabi’in, dan para tabi’in itulah yang akan melanjutkan
perjuangan mereka. Para sahabat itu berbeda-beda dalam memahami
penafsiran ayat Al-Qur’an, karena lama dan tidaknya mereka hidup
bersama Rasulullah SAW tidak bersamaan, artinya tidak hidup bersama
dalam satu masa. Diantara
b) Peran tabi’in dalam penafsiran Al-Qur’an
Peran tabi’in ini mungkin hampir sama dengan peran sahabat, karena
tabi’in juga menyampaikan ilmu yang mereka dapat dari para sahabat ke
murid-muridnya. Terdapat kelompok murid dari beberapa tabi’in yang
sangat terkenal, mereka menafsirkan ayat dan mengambil ilmu dari para

8
sahabat dengan sungguh-sungguh serta penuh ijtihad. Mereka
diantaranya yaitu: Sa’id bin Ubair, Zaid bin Islam, Alqamah bin Qais,
Amir as-Sya’bi, dan lain sebagainya.
4. Masa Tadwin “Tadwin”
Masa ini adalah masa yang disebut Asr at-tadwin (masa penulisan dan
penyusunan kitab tafsir).Pada akhirnya, itu mendorong terbentuknya mazhab-
mazhab penafsiran Alquran dalam perkembangan pelbagai literatur tafsir.
5. Masa Kontemporer/Modernt
Islam kontemporer adalah agama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW pada
masa lampau dan berkembang hingga sekarang. Memberikan pandagan dan
pengetahuan umat Islam yang memiliki keterkaitan kepada salah satu mazhab
untuk kembali pada sumber hukum asli, yakni Al-Qur'an dan Hadis.

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa kata
Ulumul Qur’an secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata,
yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jama’ dari kata “ilmu” yang
berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan kepada kata Al-Qur’an telah
memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang
berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’an
maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan secara terminologi dapat disimpulkan bahwa ulumul qur’an adalah ilmu
yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari aspek
keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun aspek pemahaman kandunganya sebagai
pedoman dan petunjuk bagi manusia.
Dengan memahami sejarah perkembangan ulumul Qur’an kita bisa menambah
wawasan pengetahuan pada masa-masa Rosulullah SAW hingga masa Modern sampai
saat ini
B. SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca. Diharapkan untuk
pembaca tidak hanya membaca isi makalah tetapi juga memahami apa yang ada dalam
makalahini. Serta mengimplementasikannya dalam dunia pendidikan. Untuk
kesempurnaan makalah ini mohon kritik dan saran kepada penyusun serta dosen
pengampu bisa dikirim diemail perwakilan kelompok kami
arifronggomania75@gmail.com Agar kami selaku penyusun dapat memperbaiki
kekurangan dari makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kangdidik. (2019). “Ruang lingkup pembahasan pembahasan Ulumul Qur’an atau


ilmu-ilmu Al-Qur’an”√ Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Quran Atau
Ilmu-ilmu Al-Quran (kangdidik.com)
Sanjaya Anton. (2012). “Sejarah & Perkembangan Ulumul Qur’an”,
https://majlisilmuquran.blogspot.com/2012/07/sejarah-perkembangan-
ulumul-quran.html,

11

Anda mungkin juga menyukai