Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TURUNNYA AL- QURAN DENGAN TUJUH HURUF


Di ajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ‘Ulumu Al- Quran
Dosen Pengampu:
Ustadz Rosihin, S.Pd.I

Nama Kelompok :
1. Luthfiyah Masrukhan
2.Siti Syamsyiah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH


(STAIDA)
TAHUN 2018/ 2019

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi.................................................................................................. i
Kata Pengantar........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
2. Rumusan Masalah....................................................................... 2
3. Tujuan Penulisan Makalah.......................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
1. Proses turunnya Al-Qur’an dan apa hikmahnya......................... 4
2. Dalil diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf.................... 5
3. Perbedaan pendapat tentang pengertian tujuh huruf................... 6
4. Hikmah diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf............... 8

BAB III PENUTUP................................................................................. 10


1. Kesimpulan.................................................................................. 10
2. Saran............................................................................................ 10

Daftar Pustaka......................................................................................... 11

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,bahwa hanya dengan petunjuk dan hidayah-Nya penulisan


makalah ini dapat terselesaikan dan sampai dihadapan para pembaca yang
berbahagia. Semoga kiranya membawa manfaat yang sebesar-besarnya dan
memberikan sumbangan yang berarti bagi pendidikan pada masa sekarang dan
yang akan datang.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita
nabi agung Muhammad SAW. Yang telah membawa kita kedunia yang penuh
dengan kedamaian.
Dengan terselesaikannya pembuatan makalah ini yang berjudul Turunnya
Al- Quran dengan tujuh huruf. Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada ustadz Rosihin,S.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah ‘Ulumu Al-
Quran.
Sebagaimana pepatah yang menyatakan tiada gading yang tak retak, maka
penulisan makalah inipun tentunya banyak dijumpai kekurangan dan
kelemahannya. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan
mengharap tegur sapa serta saran-saran penyempurnaan, agar kekurangan dan
kelemahan yang ada tidak sampai mengurangi nilai dan manfaat bagi
pengembangan studi islam pada umumnya.

Bogor ,12 Maret 2019

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an merupakan kitab yang paling sempurna yang diturunkan oleh
Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui Malaikat Jibril yang
bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada umat islam. Al-Qur’an
diturunkan tidak secara langsung, namun diturunkan secara berangsur-angsur.
Hal ini disebabkan untuk mempermudah Nabi dalam penerimaanya dan di
samping itu juga banyak faktor yang mempengaruhi kenapa Al-Qur’an
diturunkan secara berangsur-angsur.
Pada pembahsan Uluml Qur’an ada beberapa poin yang menjelaskan bahwa
Al-Qur’an diturunkan atas tujuh huruf dan hal ini banyak diperdebatkan oleh
para ulama mengenai maksud dari tujuh huruf, dalil-dalil yang menunjukan
akan hal tersebut serta hikmah yang terkandung di dalamnya. Banyak ulama
yang berupaya untuk menjelaskannya, baik di masa lampau maupun di masa
sekarang. Oleh karenanya, agar bisa mengetahi lebih jelas, kami ingin
memaparkan tentang hal-hal tersebut melelui makalah yang kami buat.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka diambil rumusan masalah :
1. Bagaimana proses turunnya Al-Qur’an dan apa hikmahnya ?
2. Bagaimana dalil diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf ?
3. Apa perbedaan pendapat tentang pengertian tujuh huruf ?
4. Apa saja hikmah diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf ?

1
C.Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah adalah :
1. Megetahui proses turunnya Al-Qur’an serta hikmah-hikmahnya
2. Mengetahui dalil-dalil diturunkannya Al-Qur’an dengan tujug huruf
3. Mengetahui perbedaan pendapat tentang pengertian tujuh huruf
4. Mengetahu hikmah diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses turunnya Al-Qur’an dan hikmahnya


  Al-Qur’an merupakan kitab yang menjadi sumber hukum serta pedoman
bagi umat islam yang diturunkan oleh Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad
SAW. Melalui malaikat Jibril. Al-Qur’an diturunkan dalam tempo 22 tahun 2
bulan 22 hari, yaitu mulai malam 17 Romadlon tahun 41 dari kelahiran Nabi,
sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada’ tahun 63 dari kelahiran Nabi atau 10 H.
Al-Qur’an tidak secara langsung diturunkan kepada Nabi Muhammad namun
melalui beberapa tahap. Adapun tahapan turunnya Al-Quran itu ada tiga, yaitu :
1.      Al-Qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke Lauh Mahfudz. Proses
pertama ini diisyaratkan dalam Al-Qur’an surat Al-Buruj ayat 21-22 :

ٍ ‫فِ ْي لَ ْو‬.ٌ‫بَ ْل ُه َوقُ ْرانٌ َم ِج ْيد‬


}٢٢‫ـ‬٢١ : ‫ح َم ْحفُ ْو ٍظ {البروج‬
Artinya : “Bahkan yang didustakan mereka ialah Al-Qur’an yang mulia. Yang
tersimpan dalam Lauh Mahfudz”. (QS. Al-Buruuj).
2.      Al-Qur’an diturunkan dari Lauh Al-Mahfudz itu ke Bait- Al-Izzah
(Tempat yang berada di langit dunia). Proses ke dua ini diisyaratkan Allah
dalam surat Al-Qadar ayat 1 :
}١ : ‫اِنَّااَ ْنزَا ْلنَاهُ فِ ْي لَ ْيلَ ِةا ْلقَ ْد ِر { القدر‬
Artinya : “Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam
kemuliaan.” (QS. Al-Qadar : 1)
3.      Al-Qur’an diturunkan dari Bait Al-Izzah kedalam hati Nabi Muhammad
SAW. Dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya
satu ayat, dua ayat, dan bahkan kadang-kadang satu surat. Mengenai proses
turun dalam tahap ketiga diisyaratkan dalam Al-Qur’an surat As-Syu’ara ayat
193-195 :
‫ـربِ ٍّي ُمبِ ْي ٍن {الشــعراء‬
َ ‫ان َعـ‬
ٍ ‫سـ‬ ْ ‫ َعلَى قَ ْلبِـ َك لِتَ ُكـ‬. ُ‫ـر ْو ُح ااْل َ ِميْن‬
َ ِ‫ بِل‬. َ‫ـونُ ِمنَ ا ْل ُم ْنـ ِذ ِريْن‬ ُّ ‫نَـ َز َل بِـ ِه الـ‬
}١٩٥‫ـــ‬١٩٣

3
Artinya : “ Dia dibawa turun oleh ar-ruh al-amin (Jibril), kedalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang yang memberi
peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” (QS. Al-Syu’ara : 193-195).
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui Malaikat Jibril
tidak secara sekaligus, melainkan turun sesuai dengan kebutuhan. Bahkan
sering wahyu turun untuk menjawab pertanyaan para sahabat yang dilontarkan
kepada Nabi atau untuk membenarkan tindakan Nabi SAW.

HIKMAH TURUNNYA AL-QUR’AN SECARA BERANGSUR-ANGSUR


Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Al-Qur’an diturunkan tidak
sekaligus, namun turun secara berangsur-angsur, dan hal ini memiliki beberapa
hikmah kenapa Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur. Hikmah
diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur yaitu sebagai berikut :
1.      Memantapkan hati Nabi Muhammad SAW.
Ketika menyampaikan dakwah, Nabi sering berhadapan dengan para
penentang. Turunnya wahyu yang berangsur-angsur merupakan dorongan
tersendiri bagi Nabi untuk terus melanjutkan dakwah.
2.      Menentang dan melemahkan para penentang Al-Qur’an.
Nabi sering berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit yang
dilontarkan oleh orang-orang musyrik dengan tujuan melemahkan Nabi.
Turunnya wahyu yang berangsur-angsur tidak hanya menjawab pertanyaan itu,
bahkan menentang mereka untuk membuat sesuatu yang serupa dengan Al-
Qur’an. Dan ketika mereka tidak memenuhi tantangan itu, hal itu sekaligus
merupakan sala salah satu mukjizat Al-Qur’an.
3.      Memudahkan untuk dihapal dan dipahami
Al-Qur’an pertama kali turun di tengah-tengah masyarakat yang ummi, yakni
yang tidak memiliki pengetahuan tentang bacaan dan tulisan. Turunnya Al-
Qur’an secar berangsur-angsur memudahkan mereka untuk memahami dan
menghapalnya.
4.      Mengikuti setiap kejadian (yang karenanya ayat-ayat Al-Qur’an turun)
dan melakukan penahapan dalam penetapan syari’at.

4
5.      Membuktikan dengan pasti bahwa Al-Qur’an turun dari Allah yang Maha
Bijaksana.

B. Dalil diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf


Orang Arab mempunyai aneka ragam lahjah yang timbul dari fitrah mereka
dalam suara, dan huruf-huruf sebagaimana di terangkan secara komprehensip
dalam kitab-kitab sastra. Apabila orang Arab berbeda lahjah dalam
pengungkapan sesuatu makna dengan beberapa perbedaan tertentu, maka Al-
Qur’an yang di wahyukan Allah kepada Rasul-Nya, Muhammad,
menyempurnakan makna kemukjizatannya. Karena ia mencakup semua huruf
dan wajah qira’ah pilihan di antara lahjah-lahjah itu. Dan ini merupakan salah
satu sebab yang memudahkan mereka untuk membaca, menghafal, dan
memahaminya.
Nas-nas sunah cukup banyak mengemukakan hadits mengenai turunya Al-
Qur’an dengan tujuh huruf. Di antaranya:
Dari Ibnu Abbas, ia berkata:

‫ فَلَ ْم‬,ُ‫اج ْعتُـه‬ ٍ ‫ـرَأنِى ِج ْب ِر ْيـ ُل َعلَى َحـ ْر‬


َ ‫ف فَ َر‬ َ ‫ َأ ْقـ‬: ‫سـلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬
.‫ف‬ ٍ ‫س ْب َع ِة َأ ْح ُر‬
َ ‫ستَ ِز ْي ُدهُ َو يَ ِز ْي ُدنِى َحتَّى ا ْنتَ َهى اِلَى‬ْ ‫َأزَ ْل َأ‬

“Rasulullah berkata: Jibril membacakan (Al-Qur’an) kepadaku dengan satu


huruf. Kemudian berulangkali aku mendesak dan meminta agar huruf itu
ditambah, dan ia pun menambahnya kepada ku sampai dengan tujuh
huruf.” (HR. Bukhori Muslim)
Hadits-hadits yang berkenaan dengan hal itu amat banyak jumlahnya dan
sebagian besar telah diselidiki oleh IbnJarir di dalam pengantar tafsir-nya. As-
Suyuthi menyebutkan bahwa hadits-hadits tersebut di riwayatkan dari dua
puluh orang sahabat. Abu ‘Ubaid Al-Qasim bin Salam menetapkan
kemutawatiran hadis mengenai turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf.

5
C. Perbedaan pendapat tentang pengertian tujuh huruf
Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan tujuh huruf ini dengan
perbedaan yang bermacam-macam. Sehingga Ibn Hayyan mengatakan: “Ahli
ilmu berbeda pendapat tentang arti kata tujuh huruf menjadi tiga puluh lima
pendapat”. Namun kebanyakan pendapat itu bertumpang tindih. Di sini kami
akan mengemukakan beberapa pendapat di antaranya yang di anggap paling
mendakati kebenaran.
a.       Sebagian besar ulama berpendapat bahwa yang di maksud dengan tujuh
huruf adalah tujuh macam bahasa dari bahasa-bahasa Arab mengenai satu
makna, dengan pengertian jika bahasa mereka berbeda-beda dalam
mengungkapkan satu makna, maka Al-Qur’an pun di turukan dengan sejumlah
lafadz sesuai dengan ragam bahasa tersebut tentang makna yang satu itu. Dan
jika tidak terdapat perbedaan, maka Al-Qur’an hanya mendatangkan satu lafadz
atau lebih saja. Kemudian mereka berbeda pendapat juga dalam menentukan
ketujuh bahasa
tersebut. Di katakan bahwa ketujuh bahasa itu adalah bahasa quraisy, huzail,
saqif, hawazin, kinanah, tamim dan yaman. Menurut Abu Hatim As-Sijistani,
Al-Qur’an di turunkan dalam bahasa Quraisy, Huzail, Tamim, Azad, Rabi’ah,
Hawazin, dan Sa’ad bin Bakar. Dan diriwayatkan pula pendapat yang lain.
b.      Suatu kaum berpendapat bahwa yang di maksud dengan tujuh huruf
adalah tujuh macam bahasa dari bahasa-bahasa arab dengan makna Al-Qur’an
di turunkan, dengan pengertian bahwa kata-kata dalam Al-Qur’an secara
keseluruhan tidak keluar dari ketujuh macam bahasa tadi, yaitu bahasa paling
fasih di kalangan bangsa arab, meskipun sebagian besarnya bahasa quraisy.
Sedang sebagian yang lain dalam bahasa Huzail, Saqif, Hawazin, Kinanah,
Tamim atau Yaman, karana itu maka secara keseluruhan Al-Qur’an mencakup
ketujuh bahasa tersebut. Pendapat ini berbeda dengan pendapat sebelumnya,
karena yang di maksud dengan tujuh huruf dalam pendapat ini adalah tujuh
huruf yang bertebaran di berbagai surah Al-Qur’an, bukan tujuh bahasa yang
berbeda dalam kata tetapi sama dalam makna.

6
Berkata Abu ‘Ubaid: “Yang di maksud bukanlah setiap kata boleh di baca
dengan tujuh bahasa, tetapi tujuh bahasa yang bertebaran dalam Al-Qur’an.
Sebagiannya bahasa Quraisy, sebagian yang lain bahasa Huzail, Hawazin,
Yaman, dan lain-lain” dan katanya pula: “ Sebagian bahasa-bahasa itu lebih
beruntung karena dominan dalam Al-Qur’an.”
c.       Sebagian ulama meneyebutkan bahwa yang di maksud dengan tujuh
huruf adalah tujuh wajah, yaitu: amr, nahyu, wa’d, wa’id, jadal, qasas, dan
masal. Atau amr, nahyu, halal, haram, muhkam, mutasyabih dan amsal.
d.      Segolongan ulama berpendapat bahwa yang di maksud dengan tujuh
huruf adalah tujuh macam hal yang di dalamnya terjadi ikhtilaf, yaitu:
1.      Ikhtilaful asma’ ( perbedaan kata benda)
2.      Perbedaan dalam segi i’rab (harokat akhir kata)
3.      Perbedaan dalam tasrif,
4.      Perbedaan dalam taqdim (mendhulukan) dan ta’khir (mengakhirkan)
5.      Perbedaan dalam segi ibdal (penggantian)
6.      Perbedaan karena ada penambahan dan pengurangan
7.      Perbedaan lahjah.
e.       Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa bilangan tujuh itu tidak di
artikan secara harfiah, tetapi bilangan tersebut hanya sebagai lambang
kesempurnaan menurut kebiasaan orang Arab. Dengan demikian, maka kata
tujuh adalah isyarat bahwa bahasa dan susunan Al-Qur’an merupakan batas dan
sumber utamabagi perkataan semua orang arab yang telah mencapai puncak
kesempurnaan tertinggi. Sebab, lafadz sab’ah dipergunakan pula untuk
menunjukan jumlah banyak dan sempurna dalam bilangan satuan, seperti
“tujuh puluh” dalam bilangan puluhan, dan “tujuh ratus” dalam ratusan. Tetapi
kata-kata itu tidak di maksudkan untuk menunjukan bilangan tertentu.
f.       Segolongan ulama berpendapat bahwa yang di maksud dengan tujuh
huruf tersebut adalah qiraat tujuh.
Tarjih dan Analisis
            Pendapat terkuat dari semua pendapat tersebut adalah pendapat
pertama, yaitu bahwa yang di maksud dengan tujuh huruf adalah tujuh macam

7
bahasa dari bahasa-bahasa arab dalam mengungkapkan satu makna yang sama.
Misalnya: aqbil, ta’ala, hulumma, ‘ajal dan asra’. Lafadz-lafadz yang berbeda
ini digunakan untuk menunjukan satu makna yaitu perintah untuk menghadap.
Pendapat ini di pilih oleh Sufyan bin ‘Uyainah, ibn Jarir, ibn Wahb dan lainya.
Ibn ‘Abdil Bar menisbatkan pendapat ini kepada sebagian besar ulama dan
dalil bagi pendapat ini ialah apa yang terdapat dalam hadits abu bakrah
berikut :
 “ Jibril mengatakan: “Wahai Muhammad, bacalah Al-Qur’an dengan satu
huruf, lalu Mikail mengatakan: tambahkanlah. Jibril berkata lagi: dengan dua
huruf! Jibril terus menambahnya hingga sampai dengan enam atau tujuh huruf.
Lalu ia berkata: semua itu obat penawar yang memadai, selama ayat azab tidak
di tutup dengan ayat rahmat, dan ayat rahmat tidak di tutup dengan ayat
madzhab. Seperti kata-kata: hulumma, ta’ala, aqbil, izhab, asra’ dan ‘ajal”

D. Hikmah diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf


Hikmah yang dapat diambil dengan kejadian turunnya Al-Qur’an dengan tujuh
huruf adalah sebagai berikut:
1. Untuk memudahkan bacaan dan hafalan bagi bangsa yang ummi, tidak bisa
baca tulis, yang setiap kabilahnya mempunyai dialek masing-masing, namun
belum terbiasa menghafal syari’at, apa lagi mentradisikannya. 
2. Bukti kemukjizatan Qur’an bagi naluri atau watak dasar kebahasan orang
arab. Qur’an mempunyai banyak pola susunan bunyi yang sebanding dengan
segala macam cabang dialek bahasa yang telah menjadi naluri bahasa orang-
orang arab, sehingga setiap orang arab dapat mengalunkan huruf-huruf dan
kata-katanya sesuai dengan irama yang telah menjadi watak dasar mereka dan
lahjah kaumnya, dengan tetap keberadaan Qur’an sebagai mukjizat yang
ditantangkan Rasulullah kepada mereka. Dan mereka tidak mampu
menghadapi tantangan tersebut. Sekalipun demikian, kemukjizatan itu bukan
terhadap bahasa melainkan terhadap  naluri kebahasaan mereka itu sendiri.
3. Kemukjizatan Qur’an dalam aspek makna dan hukum-hukumnya. Sebab
perubahan-perubahan bentuk lafadz pada sebagian huruf dan kata-kata

8
memberikan peluang luas untuk dapat disimpulkan dari padanya berbagai
hukum. Hal inilah yang menyebabkan Qur’an relevan untuk setiap masa. Oleh
karena itu, para fuqaha dalam istinbat (penyimpulan hukum) dan ijtihad
berhujjah dengan qiraat bagi ketujuh huruf ini.

9
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Kesimpulannya bahwa Al-Qur’an itu diturunkan secara berangsur-angsur.
Hal yang demikian disebabkan oleh beberapa faktor yang nantinya akan
mempermudah Nabi untuk menerimanya serta membuktikan bahwa Al-Qur’an
itu benar-benar kitab yang diturunkan oleh Allah SWT. Dzat yang Maha
bijaksana sehingga Al-Qur’an turun sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
Di atas juaga pada intinya menjelaskan bahwa sesuai dengan masing-masing
pendapat para ulama, Al-Qur’an itu diturunkan atas tujuh huruf. Dan hal
tersebut mempunyai dalil-dalil tersendiri serta mempunyai beberapa hikmah
yang terkandung di dalamnya.

B. Saran
Untuk pembaca hendaknya memberikan saran dan motivasi agar kami
penulis tidak berhenti menuntut ilmu selagi masih mampu, sebab menuntut
ilmu adalah hal yang mulia. Dan amalkanlah ilmu-mu supaya bermanfaat
untuk orang lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Pustaka Litera Antar


Nusa, 2013

2. http://syaefudin93.blogspot.com/2015/08/makalah-turunnya-al-quran-
dengan-tujuh.html

11

Anda mungkin juga menyukai