Nama Kelompok :
1. Luthfiyah Masrukhan
2.Siti Syamsyiah
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi.................................................................................................. i
Kata Pengantar........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
2. Rumusan Masalah....................................................................... 2
3. Tujuan Penulisan Makalah.......................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
1. Proses turunnya Al-Qur’an dan apa hikmahnya......................... 4
2. Dalil diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf.................... 5
3. Perbedaan pendapat tentang pengertian tujuh huruf................... 6
4. Hikmah diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf............... 8
Daftar Pustaka......................................................................................... 11
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka diambil rumusan masalah :
1. Bagaimana proses turunnya Al-Qur’an dan apa hikmahnya ?
2. Bagaimana dalil diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf ?
3. Apa perbedaan pendapat tentang pengertian tujuh huruf ?
4. Apa saja hikmah diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf ?
1
C.Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah adalah :
1. Megetahui proses turunnya Al-Qur’an serta hikmah-hikmahnya
2. Mengetahui dalil-dalil diturunkannya Al-Qur’an dengan tujug huruf
3. Mengetahui perbedaan pendapat tentang pengertian tujuh huruf
4. Mengetahu hikmah diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Artinya : “ Dia dibawa turun oleh ar-ruh al-amin (Jibril), kedalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang yang memberi
peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” (QS. Al-Syu’ara : 193-195).
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui Malaikat Jibril
tidak secara sekaligus, melainkan turun sesuai dengan kebutuhan. Bahkan
sering wahyu turun untuk menjawab pertanyaan para sahabat yang dilontarkan
kepada Nabi atau untuk membenarkan tindakan Nabi SAW.
4
5. Membuktikan dengan pasti bahwa Al-Qur’an turun dari Allah yang Maha
Bijaksana.
5
C. Perbedaan pendapat tentang pengertian tujuh huruf
Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan tujuh huruf ini dengan
perbedaan yang bermacam-macam. Sehingga Ibn Hayyan mengatakan: “Ahli
ilmu berbeda pendapat tentang arti kata tujuh huruf menjadi tiga puluh lima
pendapat”. Namun kebanyakan pendapat itu bertumpang tindih. Di sini kami
akan mengemukakan beberapa pendapat di antaranya yang di anggap paling
mendakati kebenaran.
a. Sebagian besar ulama berpendapat bahwa yang di maksud dengan tujuh
huruf adalah tujuh macam bahasa dari bahasa-bahasa Arab mengenai satu
makna, dengan pengertian jika bahasa mereka berbeda-beda dalam
mengungkapkan satu makna, maka Al-Qur’an pun di turukan dengan sejumlah
lafadz sesuai dengan ragam bahasa tersebut tentang makna yang satu itu. Dan
jika tidak terdapat perbedaan, maka Al-Qur’an hanya mendatangkan satu lafadz
atau lebih saja. Kemudian mereka berbeda pendapat juga dalam menentukan
ketujuh bahasa
tersebut. Di katakan bahwa ketujuh bahasa itu adalah bahasa quraisy, huzail,
saqif, hawazin, kinanah, tamim dan yaman. Menurut Abu Hatim As-Sijistani,
Al-Qur’an di turunkan dalam bahasa Quraisy, Huzail, Tamim, Azad, Rabi’ah,
Hawazin, dan Sa’ad bin Bakar. Dan diriwayatkan pula pendapat yang lain.
b. Suatu kaum berpendapat bahwa yang di maksud dengan tujuh huruf
adalah tujuh macam bahasa dari bahasa-bahasa arab dengan makna Al-Qur’an
di turunkan, dengan pengertian bahwa kata-kata dalam Al-Qur’an secara
keseluruhan tidak keluar dari ketujuh macam bahasa tadi, yaitu bahasa paling
fasih di kalangan bangsa arab, meskipun sebagian besarnya bahasa quraisy.
Sedang sebagian yang lain dalam bahasa Huzail, Saqif, Hawazin, Kinanah,
Tamim atau Yaman, karana itu maka secara keseluruhan Al-Qur’an mencakup
ketujuh bahasa tersebut. Pendapat ini berbeda dengan pendapat sebelumnya,
karena yang di maksud dengan tujuh huruf dalam pendapat ini adalah tujuh
huruf yang bertebaran di berbagai surah Al-Qur’an, bukan tujuh bahasa yang
berbeda dalam kata tetapi sama dalam makna.
6
Berkata Abu ‘Ubaid: “Yang di maksud bukanlah setiap kata boleh di baca
dengan tujuh bahasa, tetapi tujuh bahasa yang bertebaran dalam Al-Qur’an.
Sebagiannya bahasa Quraisy, sebagian yang lain bahasa Huzail, Hawazin,
Yaman, dan lain-lain” dan katanya pula: “ Sebagian bahasa-bahasa itu lebih
beruntung karena dominan dalam Al-Qur’an.”
c. Sebagian ulama meneyebutkan bahwa yang di maksud dengan tujuh
huruf adalah tujuh wajah, yaitu: amr, nahyu, wa’d, wa’id, jadal, qasas, dan
masal. Atau amr, nahyu, halal, haram, muhkam, mutasyabih dan amsal.
d. Segolongan ulama berpendapat bahwa yang di maksud dengan tujuh
huruf adalah tujuh macam hal yang di dalamnya terjadi ikhtilaf, yaitu:
1. Ikhtilaful asma’ ( perbedaan kata benda)
2. Perbedaan dalam segi i’rab (harokat akhir kata)
3. Perbedaan dalam tasrif,
4. Perbedaan dalam taqdim (mendhulukan) dan ta’khir (mengakhirkan)
5. Perbedaan dalam segi ibdal (penggantian)
6. Perbedaan karena ada penambahan dan pengurangan
7. Perbedaan lahjah.
e. Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa bilangan tujuh itu tidak di
artikan secara harfiah, tetapi bilangan tersebut hanya sebagai lambang
kesempurnaan menurut kebiasaan orang Arab. Dengan demikian, maka kata
tujuh adalah isyarat bahwa bahasa dan susunan Al-Qur’an merupakan batas dan
sumber utamabagi perkataan semua orang arab yang telah mencapai puncak
kesempurnaan tertinggi. Sebab, lafadz sab’ah dipergunakan pula untuk
menunjukan jumlah banyak dan sempurna dalam bilangan satuan, seperti
“tujuh puluh” dalam bilangan puluhan, dan “tujuh ratus” dalam ratusan. Tetapi
kata-kata itu tidak di maksudkan untuk menunjukan bilangan tertentu.
f. Segolongan ulama berpendapat bahwa yang di maksud dengan tujuh
huruf tersebut adalah qiraat tujuh.
Tarjih dan Analisis
Pendapat terkuat dari semua pendapat tersebut adalah pendapat
pertama, yaitu bahwa yang di maksud dengan tujuh huruf adalah tujuh macam
7
bahasa dari bahasa-bahasa arab dalam mengungkapkan satu makna yang sama.
Misalnya: aqbil, ta’ala, hulumma, ‘ajal dan asra’. Lafadz-lafadz yang berbeda
ini digunakan untuk menunjukan satu makna yaitu perintah untuk menghadap.
Pendapat ini di pilih oleh Sufyan bin ‘Uyainah, ibn Jarir, ibn Wahb dan lainya.
Ibn ‘Abdil Bar menisbatkan pendapat ini kepada sebagian besar ulama dan
dalil bagi pendapat ini ialah apa yang terdapat dalam hadits abu bakrah
berikut :
“ Jibril mengatakan: “Wahai Muhammad, bacalah Al-Qur’an dengan satu
huruf, lalu Mikail mengatakan: tambahkanlah. Jibril berkata lagi: dengan dua
huruf! Jibril terus menambahnya hingga sampai dengan enam atau tujuh huruf.
Lalu ia berkata: semua itu obat penawar yang memadai, selama ayat azab tidak
di tutup dengan ayat rahmat, dan ayat rahmat tidak di tutup dengan ayat
madzhab. Seperti kata-kata: hulumma, ta’ala, aqbil, izhab, asra’ dan ‘ajal”
8
memberikan peluang luas untuk dapat disimpulkan dari padanya berbagai
hukum. Hal inilah yang menyebabkan Qur’an relevan untuk setiap masa. Oleh
karena itu, para fuqaha dalam istinbat (penyimpulan hukum) dan ijtihad
berhujjah dengan qiraat bagi ketujuh huruf ini.
9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kesimpulannya bahwa Al-Qur’an itu diturunkan secara berangsur-angsur.
Hal yang demikian disebabkan oleh beberapa faktor yang nantinya akan
mempermudah Nabi untuk menerimanya serta membuktikan bahwa Al-Qur’an
itu benar-benar kitab yang diturunkan oleh Allah SWT. Dzat yang Maha
bijaksana sehingga Al-Qur’an turun sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
Di atas juaga pada intinya menjelaskan bahwa sesuai dengan masing-masing
pendapat para ulama, Al-Qur’an itu diturunkan atas tujuh huruf. Dan hal
tersebut mempunyai dalil-dalil tersendiri serta mempunyai beberapa hikmah
yang terkandung di dalamnya.
B. Saran
Untuk pembaca hendaknya memberikan saran dan motivasi agar kami
penulis tidak berhenti menuntut ilmu selagi masih mampu, sebab menuntut
ilmu adalah hal yang mulia. Dan amalkanlah ilmu-mu supaya bermanfaat
untuk orang lain.
10
DAFTAR PUSTAKA
2. http://syaefudin93.blogspot.com/2015/08/makalah-turunnya-al-quran-
dengan-tujuh.html
11