Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TAHAPAN-TAHAPAN TURUNNYA AL-QUR’AN

Dosen Pengampu: Drs. Mujahid, M. Ag.

Disusun oleh:

Nasirotul Lutfiyah (22104040001)

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta kesempatan bagi kita semua untuk dapat
mempelajari dan mengamalkan ajaran-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad saw sebagai utusan Allah dan teladan bagi umat
manusia.

Melalui kesempatan ini, saya ingin menyampaikan sebuah makalah tentang


Ulumul Qur’an, yang merupakan cabang ilmu yang sangat penting dalam
memahami dan mengaplikasikan ajaran suci Al-Qur’an. Makalah ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai Ulumul Qur’an,
terutama tentang tahapan-tahapan turunnya Al-Qur’an.

Saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Mujahid, M. Ag. sebagai


pengampu mata kuliah Ulumul Qur’an yang telah membimbing penulis dalam
menyusun makalah ini. Dan juga rekan-rekan yang telah memberikan dukungan
sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 2
A. Tahapan-tahapan diturunkannya Al-Qur’an ........................................................... 2
B. Periode Turunnya Al-Qur’an ................................................................................... 3
3. Hikmah Diturunkannya Al-Qur’an Secara Berangsur-angsur.................................. 4
BAB III .................................................................................................................................. 5
PENUTUP ............................................................................................................................. 5
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 5
B. Saran ....................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 6

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai
petunjuk (hidayah) bagi seluruh umat manusia. Al-Qur’an diturunkan oleh
Allah Swt. dari lauhul mahfudz ke langit dunia pada malam lailatul qadr secara
keseluruhan. Kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad saw secara
berangsur-angsur melalui Malaikat Jibril dalam tempo kurang dari 23 tahun.1
Turunnya Al-Qur’an kepada beliau tidak menentu dari segi waktu dan keadaan.
Terkadang diturunkan pada musim panas dan terkadang diturunkan pada musim
dingin. Terkadang turun pada waktu malam, tetapi sering pula turun pada waktu
siang hari. Terkadang turun saat beliau bepergian, tetapi seraing pula turun saat
beliau tidak dalam bepergian. Itu semua bukan kehendak Rasulullah, akan tetapi
kehendak Allah Swt. lah yang telah mengatur semuanya.2
Kehadiran wahyu Al-Qur’an sendiri adalah di luar kehendak Nabi
Muhammad saw. Suatu ketika ayat turun karena peristiwa-peristiwa dan
kejadian-kejadian serta kebutuhan Rasulullah saw.; ada saatnya pula kehadiran
ayat Al-Qur’an terjadi secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya; bahkan pernah
pula kehadirannya sangat ditunggu-tunggu namun ia tidak kunjung dating,
kaum kafir pun mendapat kesempatan untuk mencela Nabi saw sebagai utusan
yang ditinggalkan Tuhannya.3
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah:
1. Bagaimana tahapan-tahapan diturunkannya Al-Qur’an?
2. Bagaimana periode-periode turunnya Al-Qur’an?
3. Apa hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini diantaranya adalah:
1. Mengetahui tahapan-tahapan diturunkannya Al-Qur’an.
2. Mengetahui periode-periode turunnya Al-Qur’an.
3. Mengetahui hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur.

1
M. Nor Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.
34
2
Departemen Agama, Mukadimah Al-Qur’an dan Tafsirnya: Edisi yang Disempurnakan,
(Jakarta: Lentera Abadi, 2010).
3
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an; Ditiinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah
dan Pemberitaan Ghaib, Mizan, Bandung, cet III, 2013, hlm. 78

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Tahapan-tahapan diturunkannya Al-Qur’an
Sebagai agama langit, Islam mempunyai kitab suci yang
diwahyukan oleh Allah yang Maha Esa melalui malaikat-Nya seperti halnya
kitab-kitab yang telah diterima oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad
saw. Namun pewahyuan kitab-kitab sebelum Al-Qur’an, cara
penyampaiannya berbeda dengan pewahyuan kitab suci ini. Ada perbedaan
metode yang signifikan dalam cara pewahyuannya. Perbedaan metode
pewahyuan ini di antaranya yang mempunyai implikasi keberhasilan
dakwah Nabi Muhammad saw. yang tidak sama dengan para Nabi yang
menerima kitab-kitab suci sebelumnya.4
Al-Quran diturunkan secara bertahap dari sisi Allah sampai kepada
Rasulullah SAW sehingga terlihat jelas keistimewaan dan mukjizatnya.
Bukti dari keagungan Al-Quran bahwa ia diturunkan dalam tiga tahap, hal
ini sebagai wujud kemuliaan Al-Quran dan penghormatan bagi kaum yang
diturunkannya.
Tahap pertama, ialah diturunkannya ke lauhul mahfudz. Pada
tahapan pertama ini tidak diketahui dengan pasti waktu diturunkannya Al-
Qur’an, dan bagaimana ia diturunkan. Bukti dari tahapan pertama ini telah
disebutkan dalam firman Allah Swt.:
‫َبل ه َُو قُرا ن َّم ِجيد •فِي لَوح َّمحفُوظ‬

Artinya: “Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Qur’an yang mulia. Yang
(tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (lauhul mahfuz). [QS. Al-Buruj 85:
21-22].
Tahap kedua, ialah diturunkannya dari lauhul mahfudz ke baitul
izzah atau disebut rumah langit dunia. Banyak bukti yang menerangkan
tentang hal ini dalam Al-Qur’an salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat
185 yang artinya “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya
diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang
bathil)….” (QS. al-Baqarah: 185)
Tahap ketiga, dari Baitul izzah ke Nabi Muhammad saw secara
berangsur-angsur selama masa risalahnya. Allah Swt. berfirman:

4
Amir Mahmud, Fase Turunnya Al-Qur’an dan Urgensitasnya, 2016, hlm. 3

2
َ ‫َوقُرا نًا فَ َرقنهُ ِلتَق َرا َ ه‬
َ ‫علَى النَّا ِس‬
‫على ُمكث َّون ََّزلنهُ ت َن ِزي‬

Artinya: “Dan Al-Qur’an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau


(Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami
menurunkannya secara bertahap.” [QS. Al-Isra’ 17: Ayat 106].
Pentahapan turunnya Al-Qur’an ini berbeda dengan turunnya kitab-
kitab suci sebelumnya. Kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an diturunkan
sekaligus oleh Allah Swt. kepada Nabi-Nya. Perbedaan cara pewahyuan Al-
Qur’an secara bertahap ini bukan karena keterbatasan Allah Swt. tidak bisa
menurunkannya secara global (sekaligus), namun pewahyuan secara
bertahap ini karena beberapa alasan tertentu5 sehingga dengan metode ini
kewajiban dakwah yang harus disampaikan oleh Nabi Muhammad saw bisa
diterima dengan baik oleh umatnya.
B. Periode Turunnya Al-Qur’an
Masa turunnya Al-Qur’an selama kurang lebih 23 tahun ini terbagi
menjadi 2 periode, yaitu:
1. Periode pertama adalah periode Makkah
Yaitu, wahyu Ilahi yang diturunkan sebelum Nabi SAW hijrah
yang disebut surah/ayat makkiyah. Manurut ahli Tahkiq, periode
Makkah ini berlangsung selama kurang lebih 12 tahun, 5 bulan, dan 13
hari. Terdiri dari 90 surah yang mencakup 4.773 ayat. Surah dan ayatnya
pendek-pendek, serta gaya bahasanya singkat dan padat (ijaz), karena
sasaran pertama dan utama pada periode ini adalah orang-orang Arab
asli (suku Quraisy) yang sudah tentu paham benar akan bahasa Arab.
Mengenai isi surah/ayat Makkiyah pada umumnya berupa
ajakan untuk bertauhid yang murni atau ketuhanan yang Maha Esa
secara murni dan juga tentang pembinaan mental dan akhlak.
2. Periode kedua adalah periode Madinah
Yaitu, wahyu Ilahi yang turun sesudah Nabi SAW berhijrah ke
Madinah, disebut surah/ayat Madaniyah. Periode ini berlangsung
selama sekitar 9 tahun, 9 bulan, dan 9 hari yang terdiri dari 24 surah
yang meliputi 1463 ayat. Surah dan ayatnya panjang-panjang, serta gaya
bahasanya panjang lebar dan lebih jelas (ithnab), karena sasarannya
bukan hanya orang-orang Arab asli, melainkan juga orang-orang non

5
Mengenai hikmah Al-Qur’an diturunkan secara bertahap akan dijelaskan pada
pembahasan selanjutnya.

3
Arab dari berbagai bangsa yang telah mulai masuk Islam dan sudah
tentu mereka belum menguasai bahasa Arab.
3. Hikmah Diturunkannya Al-Qur’an Secara Berangsur-angsur
Hikmah turunnnya wahyu secara bertahap yang secara langsung
adalah, peristiwa-peristiwa yang terjadi ketika ayat Al-Qur’an turun bisa
dipahami dengan mudah, termasuk kondisi kultur-psiko-sosialnya.
Sehingga dalam penetapan hukum, titah Allah dalam Al-Qur’an tersebut
juga bisa dipahami dengan mudah. Sedangkan dari sisi psikologis,
pentahapan penetapan dan penerapan sebuah hukum akan lebih mudah
diterima oleh masyarakat.
Proses pentahapan wahyu menunjukkan bahwa Allah Swt.
mempertimbangkan kondisi masyarakatnya. Wahyu yang diturunkan secara
gradual ini berimplikasi terhadap syariat agama Islam. Dengan cara seperti
ini, syariat bisa mudah diterima oleh umat manusia. Di samping itu manusia
pun tidak akan merasa begitu terbebani karena syariat diberlakukan sedikit
demi sedikit.
Oleh karena itu, hikmah diturunkkannya sedikit demi sedikit kepada
Nabi adalah dalam rangka untuk meringankan beban dan kesulitan yang
dididapatinya ketika mengemban risalah Islam.6

6
M. Baqir Hakim, ‘Ulum Al-Qur’an, Jakarta: al-Huda, 2006, hlm. 24-25.

4
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam makalah ini, telah dijelaskan tahapan turunnya Al-Qur’an,
kitab suci umat Islam. Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
proses turunnya Al-Qur’an terjadi secra bertahap selama periode 23 tahun.
Turunnya Al-Qur’an merupakan proses yang panjang dan dilakukan secara
bertahap, dengan tujuan untuk memberikan pedoman hidup bagi umat
Islam. Dengan memahami tahapan-tahapan turunnnya Al-Qur’an,
diharapkan dapat memperdalam pemahaman dan penghayatan umat Islam
terhadap kitap suci tersebut.
B. Saran
Sebagai seorang muslim seharusnya kita senantiasa memperkuat
keimanan kita kepada Al-Qur’an dengan cara memperlajari dan
mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung didalamnya. Dengan
mengikuti ajaran Al-Qur’an, kita akan merasakan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari dan semakin yakin bahwa ajaran-ajaran ini benar-
benar berasal dari Allah Swt.

5
DAFTAR PUSTAKA

Amir Mahmud, Fase Turunnya Al-Qur’an dan Urgensitasnya, 2016, hlm. 3.

Departemen Agama, Mukadimah Al-Qur’an dan Tafsirnya: Edisi yang


Disempurnakan, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010).

https://ipmsigma.com/tiga-tahap-turunnya-al-quran/

https://www.inilah.com/dua-periodisasi-tuurunnya-alquran

M. Baqir Hakim, ‘Ulum Al-Qur’an, Jakarta: al-Huda, 2006, hlm. 24-25.

M. Nor Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Rasail Media Group, Semarang, 2008,
hlm. 34.

M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an; Ditiinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat


Ilmiah dan Pemberitaan Ghaib, Mizan, Bandung, cet III, 2013, hlm. 78.

Anda mungkin juga menyukai