Anda di halaman 1dari 12

ILMU NUZUL AL-QUR'AN

MAKALAH
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Studi Al Qur'an

Dosen Pengampu:
Makhfud, M.Pd.I

Oleh:
Azizah Choirul Umah NPM. 19.26.0.1823

INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul "Ilmu Nuzulul Qur'an". Makalah ini disusun
sebagai syarat untuk melengkapi tugas mata kuliah "Studi Al Qur'an" semester I
tahun ajaran 2019 Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan


Nabi Agung Muhammad SAW yang menegakkan agama Allah SWT dengan
membawa risalah, dan selalu tercurah pula kepada keluarga serta sahabat-
sahabatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran berbagai pihak yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap, semoga karya tulis ilmiyah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan berbagai pihak yang membutuhkan.

Kediri, 8 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................ 1


Kata Pengantar .................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Nuzul Al-Qur'an ................................................................. 4
B. Tahapan dan Proses Nuzulul Qur'an ................................................. 4-5
C. Waktu dan Periodesasi Turunnya Al-Qur'an ................................... 6-7
D. Hikmah Nuzulul Qur'an .....................................................................7-8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 9
Daftar Pustaka .................................................................................................. 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu Al-Qur'an, ada beberapa hal yang terpenting
untuk mempelajari dan salah satunya adalah bagaimana Al-Qur'an diturunkan
dan bagaimana Al-Qur'an itu dibukukan pada masa khulafaur rasyidin. Karena
dengan mengetahui bagaimna proses pengumpulan Al-Qur'an kita dapat
mengerti bagaimaana usaaha-usaha para sahabat untuk tetap memelihara Al-
Qur'an. Jika hakikatnya Al-Qur'an sudah terjawab, maka akan muncul
pertanyaan lain, bagaimana Al-Qur'an diturrunkan dan bagaimana pula pendapat
ulama menyikapi hal tersebut. Munculnya pertanyaan-pertanyaan serupa itu
wajar saja karena ada tiga macam ayat membicarakan tentang turunnya Al-
Qur'an . ayat-ayat tersebut terdapat dalam surat Al-Qadar ayat 1, surat Ad-
Dhukan ayat 3, dan surat Al-Baqarah ayat 185 yang masing-masing sama
menjelaskan bahwa turunnya Al-Qur'an pada bulan yang penuh berkah, yaitu
bulan Ramadhan. Sedangkan proses turunnya Al-Qur'andisebut Nuzulul Qur'an.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Nuzulul Qur'an?
2. Bagaimana tahapan dan proses Nuzulul Qur'an?
3. Kapan waktu dan periodesasi turunnya Al-Qur'an?
4. Apa saja hikmah dari Nuzulul Qur'an?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nuzulul Qur'an


Istilah kalimat Nuzulul Qur'an terdiri dari dua kata, yaitu Nuzul dan Al-

Qur'an. Kata nazala di dalam bahasa Arab berarti :" ‫علو إلى سفلى‬ ‫الهبوط من‬
" yakni, meluncur dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Di dalam
hubungannya dengan pembahasan Nuzul Al-Qur'an, kata Syekh Abd Al-
Wahhab Abd Al-Majid Ghazlan, yang dimaksud dengan nuzul adalah turunnya
sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dan sesuatu itu tidak
lain adalah Al-Qur'an. Hanya kemudian syekh Gazian berkomentar:
Oleh karena yang turun bukan berbentuk fisik, maka
pengertian nuzul disini bisa mengandung pengeetian kiasan,
dan apabila dimaksud turun adalah lafaz, maka nuzul berarti
ishal (penyampaian) dan Al-I'larn (penginformasian).
Dari uraian di atas dapat diartikan juga bahwa yang dimaksud Nuzul Al-
Qur'an adalah cara dan fase turunnya al-qur'an dari Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW. alqur'an turun secara berangsur-angsur melalui perantara
malaikat jibril.
B. Tahapan dan Proses Nuzulul Qur'an
Al-Qur'an diturunkan melalui 3 fase yaitu :
1. Nuzul Al-Qur'an ke Lauhul Mahfuzh
Pada tahap ini Al-Qur'an diturunkan secara sekaligus, tidak bertahap
seperti ketika diturunkan kepada Nabi Muhammad. Pada fase ini Al-Qur'an
berada di suatu tempat yang tinggi yang terpelihara dari bentuk penambahan,
pengurangan, pemalsuan dn perubahan.
2. Nuzul Al-Qur'an ke BaitAl-Izzah fi as-sama' ad-dunya
Pada tahap ini Al-Qur'an masih diturunkan secara sekaligus ke Bait Al-
Izzah di langit dunia. Di fase ini al-qur'an turun pada malam lailatul qodar.
3. Nuzul Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW
Pada tahap ini Al-Qur'an diturunkan secara bertahap atau berangsur-
angsur kurang lebih selama 23 tahun. Ayat yang pertama kali turun pada
waktu itu adalah surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Ayat tersebut turun melalui
perantar malaikat jibril.
Berkaitan dengan permasalahan kata nuzul dan waktu diturunkan,dalam
Al-Qur'an terdapat beberapa ayat yang mengatakan hal tersebut :
1. Pada bulan Ramadhan
Terdapat dalam surat Al-Baqarah yang berbunyi:

‫ت ِمنَ ْال ُهدَى‬


ٍ ‫اس َوبَ ِين‬ ُ ‫ضانَ الَّذِى أ ُ ْن ِز َل ِف ْي ِه ْالقُ ْر َء‬
ِ َّ‫ان ُهدًى ِللن‬ َ ‫ش ْه ُر َر َم‬ َ
،‫ان‬ِ ‫َو ْالفُ ْر َق‬
Terjemahnya "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda-pembedaantara yang hak dan
yang bathil".
2. Pada malam yang diberkahi
Terdapat dalam surat Al-Dukhan yang berbunyi:

َ ‫اِنَّآ أ َ ْنزَ ْلنهُ فِى لَ ْيلَ ٍة ُّم‬


، َ‫ ِإنَّا ُكنَّا ُم ْند ِِريْن‬،ٍ‫بر َكة‬
Terjemahnya "sesungguhnya kami menurunkan pada suatu malam yang
diberkahi".
3. Pada malam Al-Qadar
Terdapat dalam surat Al-Qadar yang berbunyi:

،‫ِإنآ أ َ ْنزَ ْلنهُ ِفى لَ ْيلَ ِة ْالقَ ْد ِر‬


Terjemahnya "sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada
malam kemuliaan".

C. Waktu dan Periodesasi Turunnya Al-Qur'an


Mengenai rentang waktu Nabi Muhammad SAW menerima Al-Qur'an,
Abd Al-Wahhab Abd Al-Majid Ghazlan dalam Mahabits fi 'Ulum Al-Qur'an,
menurunkan tiga pendapat. Pertama, bahwa Al-Qur'an diturunkan secara
berturut-turut selama dua puluh tahun. Kedua, bahwa Al-Qur'an diturunkan
selama dua puluh tiga tahun. Ketiga, Nabi Muhammad menerima Al-Qur'an
selama dua puluh lima tahun. Tetapi dari tiga pendapat tersebut ditarik
kesimpulan bahwa Rasulullah Saw. menerima wahyu Alqur'an selama 22 tahun
6 bulan.
Sejarah penulisan dan pemeliharaan Al-Qur'an secara umum pada
dasarnya dibagi menjadi empat masa, yaitu : pencatatan al-qur'an pada masa
nabi, penghimpunannya di zaman Abu Bakar as-syidiq, penulisan al-qur'an pada
masa Utsman bin Affan, dan pencetakan al-qur'an pada abad ke-17 masehi.
1. Pada masa Nabi
Pada masa Nabi Muhammad, al-qur'an sebenarnya sudah ditulis, namun
belum berurutan ayat-ayat dan surat-suratnya kaena belum adanya kertas.
Penulisannya pun masih berupa khot yang belum bertitik dan berkharokat,
dan ditulis di kulit binatang, tulang belulang, pelepah kurma dan batu-batu
puth yang tipis.
2. Pada masa Abu Bakar
Pada masa Abu Bakar ayat-ayat dan surat-surat al-qur'an ditulis kembali,
dikarenakan oleh kekhawatiran sahabat umar akan hilangnya al-qur'an yang
telah dihafalkan oleh sebagian sahabat yang mati syahid dlam perang
yamamah, kemudian atas usulan sahabat umar tersebut akhirnya Abu Bakar
menyetujui dan mengutus Zaid bin Tsabit untuk menuliskan kembali ayat-
ayat al-qur'an yang ia tulis pada masa nabi, dan mengumpulkan semua ayat-
ayat yang telah ditulisnya, yang kemudian dinamakan sebagai "mushaf".
3. Pada masa Utsman bin Affan
Ketika pada masa kepemimpinan kholifah Utsman, islam pun semakin
luas. Pada suatu waktu dikabarkan terjadi perselisihan akibat perbedaan
bacaan qur'an oleh masyarakat syam dan iraq yang terdengar oleh Hudzaifah,
yang kemudian berita itu disampaikan pada kholifah Utsman dan
mengusulkan untuk menyaalin dan memperbanyak suhuf yang telah ditulis
sebelumnya agar disebarluaskan pada daerah islam, dengan tujuan supaya
mereka tidak terjadi pertikaian akibat perbedaan bacaan qur'an tersebut.
Suhuf tersebut disalin oleh panitia bentukan utsman yang diketuai oleh Zaid
bin Tsabit dan beranggotakan tiga orang, yaitu : Abdullah bin Zubair, Sa`id
bin Al-Ash, dan Abdurrahman bin al-Harist bin Hisyam, yang jumlah
penggandaan nya empat buah dan dikirim ke Kuffah, Bashrah, Syiria dan
yang satunya dipegang Utsman sendiri.

D. Hikmah Nuzulul Qur'an


Al-Qur'an tidak diturunkan kepada Rasulullah SAW.sekaligus satu kitab,
tetapi secara berangsur-angsur, surat-persurat dan ayat-perayat. Sebagimana
yang kita ketahui segala sesuatu yang Allah kehendaki itu mengandung hikmah
dan memiliki tujuan. Nah begitu juga dengan proses turunnya Al-Qurr'an secara
bertahap. Diantara hikmah dan tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk menguatkan atau meneguhkan hati Nabi Muhammad s.a.w.
Allah SWT berfirman dalam surat al-furqon ayat 32,
Terjemahnya : "Demikianlah, supaya kami memperkuat hatimu dengannya
dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok".
Orang-orang kafir bermaksud untuk bertanya, mengapa al-qur'an tidak
diturunkan kepadanya seperti halnya kitab-kitab lain yang diturunkan rasul
sebelumnya. Kemudian ayat diatas menjawab pertanyaan tersebut, yang
menerangkan bahwa Allah memang sengaja menurunkan Al-Qur'an secara
berangsur-angsur dan tidak langsung turun berbentuk kitab, dengan tujuan
untuk meneguhkan hati Nabi Muhammad Saw. Sebab apabila wahyu selalu
baharu dalam setiap peristiwa, maka pengaruhnya dalam hati menjadi kuat,
dan orang yang menerimanya mendapat perhatian.1 Dengan begitu turunnya
malaikat kepada beliau juga lebih sering, yang tentunya akan membawa
dampak psikologis kepada beliau, terbaharui semangatnya dalam

1
Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an = Mabahis Fi ’Ulumil Qur’an, 161.
mengemban risalah dari sisi Allah. Beliau tentunya juga sangat gembira
dengan kegembiraan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
2. Untuk menantang orang-orang kafir yang mengingkari Al-Qur'an
Orang-orang kafir senantiasa berkubang dalam kesombongan hingga
melampaui batas, mereka sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan
maksud melemahkan dan menantang untuk menguji kenabian Rasulullah,
mereka juga sering menyampaikan kepadanya hal-hal batil yang tak masuk
akal, seperti hari kiamat. Kemudian Allah menantang orang-orang kafir untuk
membuat satu surat saja yang sebanding dengannya, dan ternyata mereka
tidak sanggup membuat satu surat saja yang seperti Al-Qur'an, apalagi
membuat langsung satu kitab.
3. Mempermudah hafalan dan pemahamannya
Al-Qur'anul Karim turun ditengah-tengah umat yang kurang akan
kemampuan membaca dan menulisnya, mereka cenderung memiliki hafalan
dan daya ingatan saja. Umat yang buta huruf itu tidaklah mudah untuk
menghafal seluruh Qur'an seandainya Qur'an diturunkan sekaligus, dan tidak
mudah pula mereka memahami maknanya dan memikirkan ayat-ayatnya.
Jelasnya bahwa turunnya Qur'an secara berangsur-angsur itu merupakan
bantuan terbaik bagi mereka untuk menghafal dan memahami ayat-ayatnya.
Setiap kali turun satu ataupun beberapa ayat, para sahabat langsung
menghafalkan dan memahami dengan baik maknanya, dan di praktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kesesuaian dengan peristiwa-peristiwa dan pentahapan penetapan hukum
Setiap kali terjadi peristiwa maka turunlah hukum mengenai peristiwa
tersebut yang memberikan dasar perundang-undangan bagi mereka. Pada
mulanya Al-Qur'an meletakkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan serta
akhlak mulia, Al-Qur'an juga menjelaskan kaidah-kaidah yang menjadi dasar
agama. Kemudian penetapan hukum bagi umat semakin meningkat dan
menggaris bawahi kewajiban-kewajiban apa yang harus dilakukan oleh umat.
Demikian pula Qur'an turun sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi bagi kaum muslimin dalam perjuangan mereka yang panjang untuk
meninggikan kalimah Allah. Hal-hal tersebut mempunyai dalil-dalil berupa
nas-nas Al-Qur'anul Karim bila kita meneliti ayat-ayat Makki dan Madani
serta kaidah-kaidah perundang-undangannya.
5. Bukti yang pasti bahwa Al-Qur'anul Karim diturunkan dari sisi Yang Maha
Bijaksana dan Maha Terpuji
Dibuktikan dengan melihat rangkaiannya yang begitu padat, tersusun
cermat sekali dengan makna yang saling bertaut, dengan gaya yang begitu
kuat, serta ayat demi ayat dan surah demi surah salin terjalin bagaikan untaian
mutiara yang indah yang belum pernah ada bandingannya dengan perkataaan
manusia.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Nuzul Al-Qur'an adalah cara atau fase turunyaa al-qur'an dari Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur melalui malaikat
jibril.
2. Al-Qur'an turun melalui 3 fase yaitu ; mula-mula turun di Lauhul Mahfuzh,
selanjutnya ke Baitul Izzah di langit dunia, dan terakhir diturunkan secara
terpisah dan berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW
3. Al-Qur'an turun dalam kurun waktu kurang lebih selama 23 tahun atau 22

tahun 6 bulan, dan melalui empat masa pencatatan yaitu ; pada masa Nabi,

pada masa Abu Bakar, pada masa Utsman, dan abad ke-17 Masehi

4. Hikmah dari Nuzul Al-Qur'an diantaranya yaitu; meneguhkan hati Nabi,

menantang orang-orang kafir, mempermudah hafalannya dan pemahaman,

sebagai pedoman penetapan hukum, sebagai bukti bahwa Al-Qur'an

diturunkan dari Allah Yang Maha Tepuji dan Maha Bijaksana.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai