Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asbabun Nuzul. Agama Islam yang dianut oleh kaum muslim diseluruh
dunia merupakan pedoman hidup yang menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ia mempunyai satu dasar utama yang essensial yang berfungsi memberi petunjuk
kejalan yang sebaik-baiknya, yakni Al-Quran. Kitab suci Al-Quran merupakan
landasan hukum pertama dalam Islam, Al-Quran memberikan petunjuk dalam
persoalan hukum (Syariat), aqidah (Keimanan) dan akhlak dengan jalan
meletakkan dasar-dasar tentang persoalan-persoalan tersebut.
Al-Quran diturunkan untuk membimbing manusia kepada tujuan yang
terang dan jalan yang lurus, menegakkan suatu kehidupan yang didasarkan kepada
keimanan kepada Allah SWT dan risalahnya.
Dalam mengkaji Al-Quran banyak memerlukan ilmu bantu dan salah satu
ilmu yang paling mendasar yang harus diketahui oleh orang yang bergelut dengan
kajian Al-Quran adalah ilmu Asbabun Nuzul. Asbabun Nuzul adalah konsep,
teori, atau berita tentang sebab turunnya wahyu kepada Nabi baik berupa satu
ayat, rangkaian ayat, ataupun satu surah.
Asbabun Nuzul merupakan salah satu pokok bahasan yang sangat penting
dalam ulum Al-Quran, karena dengan mengetahui asbabun nuzul dapat
membantu memahami dan menyingkap rahasia-rahasia yang ada dalam AlQuran.
1.2 Rumusan Masalah
Terkait dengan luasnya pembahasan mengenai ilmu Asbabun Nuzul, maka
dalam makalah ini penulis secara khusus akan membatasi pembahasan tentang
masalah-masalah sekitar :
1. Pengertian dan macam-macam asbabun nuzul
2. Ungkapan-ungkapan asbabun nuzul
3. Urgensi dan kegunaan asbabun nuzul

iii

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan macam-macam asbabun nuzul.
2. Mengetahui ungkapan-ungkapan asbabun nuzul.
3. Mengetahui urgensi dan kegunaan asbabun nuzul.

iii

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Macam-Macam Asbabun Nuzul
1. Pengertian Asbabun Nuzul
Secara etimologis kata asbabun nuzul berasal dari kata asbab dan
nuzul. .1[1] Kata asbab merupakan bentuk jamak dari kata sababun yang
berarti sebab, alasan, illat. .2[2] Sedangkan kata nuzul berasal dari kata kerja
nazala yang berarti turun. .3[3] Secara tersminologis, Asbabun nuzul dapat
diartikan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat (Al-Quran),
seperti halnya asbabul wurud dalam istilah ulumul hadits.
Menurut Al-Zarqani, asbabun nuzul adalah suatu kejadian yang
menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat, atau suatu peristiwa yang
dapat dijadikan petunjuk hukum berkenaan dengan turunnya suatu ayat.
Pernyataan senada juga diutarakan oleh Shubhi Al-Shalih bahwa sesuatu
yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat yang memberi jawaban
terhadap sebab itu, atau menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab
itu. .4[4] Sedangkan Ash-Shabuni mengatakan bahwa turunnya suatu ayat
disebabkan atau oleh adanya suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan
1
21)Rosihan Anwar, Ulumul Quran, (Cet. III; Bandung: Daftar Pustaka, 2006), h.
2)

60 Ahmad Warson Munawwir , Almunawwir: Kamus Arab-Indonesia, (Cet. XIV; Surabaya:


Pustaka Progressif, 1997), h. 602
3)
Ibid., h. 409
4)
Quraish Shihab., dkk., Sejarah dan Ulumul Quran, (Cet. I; Jakarta: Pustaka Firdaus,
1999), h. 78. Lihat juga, Subhi As-Shalih dalam Mabahits fi ulumil Quran, diterjemahkan oleh
Tim Pustaka Firdaus dengan judul, Membahas Ilmu-ilmu Al-Quran, (Cet. XIX; Jakarta: Penerbit
Pustaka Firdaus, 2004), h. 173.
5)
Muhammad Ali Ash-Shabuni, at-Tibyan fi Ulumil Quran, (Damaskus: Maktabah alGhazali:, 1390), h . 22

3
4

iii

dengan peristiwa tersebut, baik itu berupa pertanyaan dari para sahabat
ataupun kejadian yang berkaitan dengan urusan agama. 5[5]
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli di atas dapat
ditarik dua kategori mengenai sebab turunnya sebuah ayat. Pertama, sebuah
ayat turun ketika terjadi sebuah peristiwa sebagaimana yang diriwayatkan Ibn
Abbas tentang perintah Allah SWT kepada Nabi SAW untuk memperingatkan
kerabat dekatnya. Lalu, Nabi SAW naik ke bukit Shafa dan memperingatkan
kaum kerabatnya akan azab yang pedih. Karena itu, Abu Lahab berkata:
Celakalah engakau! Apakah engakau mengumpulkan kami hanya untuk
urusan ini? Lalu ia berdiri, dan turunlah surah al-Lahab. Kedua, Sebuah
ayat turun bila Rasulullah SAW ditanya tentang sesuatu hal, untuk menjawab
pertanyaan itu turunlah ayat Al-Quran yang menerangkan hukumnya seperti
pengaduan Khaulah binti Tsalabah kepada Nabi SAW berkenaan dengan
zhihar yang dijatuhkan suaminya Aus bin Samit, padahal saat itu, Khaulah
binti Tsalabah telah menghabiskan masa mudanya dan sering melahirkan
sehingga menjadi tua karenanya. Ketika suaminya men-zhihar dirinya saat
sudah berusia tua dan tidak bisa melahirkan lagi, ia pun protes. Lalu,
mengajukan pertanyaan kepada Rasulullah SAW tentang kasus yang
menimpanya. Kemudian turunlah ayat: Sesungguhnya Allah telah
mendengar perkataan perempuan yang mengadu kepadamu tentang
suaminya, yakni Aus bin Samit. 6[6]
Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa asbabun nuzul
merupakan peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya satu atau
beberapa ayat dalam rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul dari peristiwa tersebut. Jadi dapat dipahami
bahwa asbabun nuzul ada beberapa unsur penting yang harus dilihat dalam
5

66)Ahmad Izzan, Ulumul Quran (Telaah Tekstual dan Kontekstual Al-Quran), (Cet.
III; Bandung: Tafakur (Kelompok HUMANIORA)-Anggota Ikapi, 2009), h. 181-182
7)
Quraish shihab., dkk., Op Cit., h. 78

iii

menganalisa sebab turunnya suatu ayat, yaitu adanya suatu peristiwa, pelaku,
waktu, dan tempat perlu diidentifikasi dengan cermat guna menerapkan ayatayat itu pada kasus lain dan di tempat dan waktu yang berbeda. 7[7]Hal ini
tidak berarti bahwa setiap ayat yang turun disebabkan oleh suatu peristiwa
atau kejadian, atau karena adanya pertanyaan kepada Nabi mengenai agama.
Tetapi ada diantara ayat yang turun tanpa adanya sebab, yaitu mengenai
aqidah, iman, kewajiban-kewajiban dalam Islam.
2. Macam-Macam Asbabun Nuzul
Secara garis besar Asbab Al-Nuzul dapat dibagi menjadi 2 macam
yakni

dalam

bentuk

peristiwa

dan

dalam

bentuk

pertanyaan.

Adapun dalam bentuk peristiwa dapat dibagi lagi menjadi 3 (tiga) sebagai
berikut :
1. Peristiwa berupa pertengkaran, seperti perselisihan yang berkecamuk
antara segolongan dari suku Aus dan segolongan dari suku Khasraj.
Peristiwa itu timbul dari intik-intik yang ditiupkan orang-orang yahudi
sehingga mereka bertetiak-teriak :"senjata-senjata". Peristiwa tersebut
menyebabkan turunnya beberapa ayat surah Ali imran melalui dari firman
Allah :

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian
dari

orang-orng

yang

diberi

Al-Kitab,

niscaya

mereka

akan

mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman".


(QS.Ali'Imran ayat 100)
2. Peristiwa berupa kesalahan yang serius, seperti peristiwa seorang yang
mengimami sholat sedang dalam keadaan mabuk sehingga tersalah
membaca surah Al-kafirun, dari peristiwa tersebut maka menyebabkan
turunnya ayat :

iii

"Hai orang-orang yang beriman, janganlahkamu menghampiri sholat


sedang kamu dalam keadaan mabuk sehingga kamu mengerti apa yang
kamu ucapkan...." (QS.An-nisaa ayat 43)
3. Peristiwa itu berupa cita-cita dan keinginan, seperti persesuaianpersesuaian Umarentuan-ket Bin Khattab dengan ketentuan ayat AlQur'an. Dalam sejarah ada beberapa harapan umar yang dikemukakan
kepada Nabi Muhammad SWA. Kemudian turun ayat yang dikandungnya
sesuai dengan harapan-harapan Umar tersebut. Sebagian ulama telah
menulisnya secara khusus. Sebagai contoh Imam Al-Bukhari dan lainnya
meriwayatkan dari Anas ra. bahwa Umar berkata :" Aku sepakat dengan
Tuhanku dalam tiga hal : Aku katakan kepada Rasul, bagaimana
sekiranya kalau kita jadikan makam Ibrahim sebagai tempat sholat".
Maka turunlah ayat surah Al-Baqarah ayat 125
"

"Dan jadikanlah maqam Ibrahim sebagai tempat sholat".


Adapun Asbab Al-Nuzul dalam bentuk pertanyaan dapat juga dibagi
menjadi tiga macam, sebagai berikut :
1. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang telah lalu, seperti
pertanyaan tentang Zulkarnain, maka turunlah ayat 82 surah Al-Kahfi

"Mereka akan bertanya kepadamu Muhammad

tentang Zulkarnain,

Katakanlah :"Aku akan bacakan cerita tentangnya".


2. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlansung
pada waktu itu, seperti ayat 85 dalam surah Al-Isra'

iii

"Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, Katakanlah "Roh itu


termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberikan pengetahuan
melainkan sedikit".
3. Pertanyaan yang berhubungan dengan masa yang akan datang, seperti ayat
42 dari surah An-Nazi'aat

2.2 Ungkapan-Ungkapan Asbabun Nuzul
Ungkapan-ungkapan yang digunakan para sahabat untuk menunjukkan
sebab turunnya al Quran tidak selamanya sama.
Ungkapan-ungkapan itu ada beberapa bentuk yaitu sebagai berikut :
1. Sabab al-Nuzul disebutkan dengan ungkapan yang jelas, seperti :

(Sebab turun ayat ini demikian). Dan tidak mengandung kemungkinan
makna lain.
2. Sabab al-nuzul tidak ditunjukkan dengan lafal sabab, tetapi dengan
mendatangkan lafal setelah pemaparan suatu peristiwa atau kejadian
yang menunjukkan peristiwa itu adalah sebab bagi turunnya ayat tersebut.
3. Sabab al-Nuzul dapat dipahami melalui konteks dan jalan ceritanya,
seperti sebab turunnya ayat tentang ruh yang diriwayatkan dari Ibn Masud
4. Sabab al-Nuzul mengandung makna sebab dan makna lainnya, yaitu
tentang hukum kasus atau persoalan yang sedang dihadapi. Menurut alZarqani, satu-satunya jalan untuk menentukan salah satu dari dua makna
yang terkandung dalam ungkapan itu adalah konteks pembicaraannya. AlZarqani menjelaskan bahwa jika ditemukan dua ungkapan tentang
persoalan yang sama, salah satu daripadanya secara nash menunjukkan
sebab turunnya suatu ayat atau sekelompok ayat, sedang lainnya tidak
demikian, maka diambil ungkapan yang pertama dan yang lainnya
dianggap penjelasan bagi hukum yang terkandung dalam ayat tersebut.
Misalnya riwayat al-Bukhari dari Ibn Umar. Ibn Umar berkata : Masalah
mendatangi (menggauli) perempuan-perempuan pada dubur mereka.
iii

2.3 Urgensi dan Kegunaan Asbabunnuzul


1. Urgensi Asbabunnuzul
Ada orang yang berpendapat bahwa mengetahui Asbabun Nuzul itu
tidak begitu penting, karena tidak mempunyai tempat dalam perkembangan
sejarah dan kisah-kisah, bahkan tidak merupakan kebutuhan pokok bagi orang
yang hendak menafsirkan Kitabullah. Menurut penulis, ini adalah pendapat
yang keliru dan merupakan ucapan yang tidak bisa diterima, dan sangat jelas
perkataan seperti itu tidak keluar dari orang yang mengetahui tentang AlQuran, juga tidak pernah membaca pendapat para ulama tafsir.
Berkenaan dengan hal di atas maka penulis akan memaparkan
pendapat para ulama tentang pentingnya mempelajari Asbabun Nuzul :
1. Imam Al-Wahidi mengatakan: Tidak mungkin orang bisa mengetahui
tafsir suatu ayat, tanpa mengetahui kisah dan penjelasan mengenai
turunnya lebih dahulu.
2. Imam Ibnu Daqieq al-Ied mengemukakan bahwa keterangan sebab
turunnya ayat adalah cara yang kuat dan penting dalam memahami maknamakna Al-Quran.
3. Ibnu Taimiyah mengatakan: Mengetahui asbabun nuzul sangat membantu
untuk memahami ayat. Sesungguhnya dengan mengetahui sebab akan
mendapatkan ilmu Musabbab. 8[8]
Dalam Ulumul Quran, ilmu asbabun nuzul merupakan ilmu yang
sangat penting dalam menunjukkan hubungan dialektika antara teks dan

88)Jalaluddin Abdurrahman, al-Itqan fi Ulum Al-Quran (Maktabah al-Tsaqafah,


Lebanon, tahun 1937, Jilid 1), h. 28
9)
Nasr Hamid Abu Zayd, Tekstualitas Al-Quran, (Cet. I; Yogyakarta: Lkis, 2001), h. 125
10)
Rosihan Anwar, Op Cit,.h. 64-66

iii

realita. 9[9]Dalam uraian lebih rinci, urgensi asbabun nuzul dalam memahami
Al-Quran sebagai berikut: 10[10]
1.

Membantu dalam memahami ayat-ayat Al-Quran dan mengatasai


ketidakpastian dalam menangkap pesan dari ayat-ayat tersebut.
Umpamanya dalam Al-quran surah Al-Baqarah (2):115

Terjemahnya:
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu
menghadap disitulah wajah Allah. 11[11]
Dalam Kasus Shalat: Dengan melihat ayat di atas, seseorang boleh
menghadap kiblat ketika shalat. Akan tetapi, setelah melihat asbabun
nuzul-Nya, kekeliruan interpretasi tersebut sangat jelas, sebab ayat di atas
berkaitan dengan seseorang yang sedang berada dalam perjalanan dan
melakukan shalat di atas kendaraan dan tidak diketahui dimana arah kiblat.

2.

Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian umum;


Umpamanya dalam surah Al-Anam (6):145 dikatakan :



Terjemahnya:
Katakanlah: Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya,
9

10

1111)Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: CV. Indah Press,
2002), h. 31

12)

Ibid., h. 212

iii

kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir, atau daging
babi Karena sesungguhnya semua, barang siapa yang dalam keadaan
terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui
batas, maka sesungguhnya Tuhan-Mu Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. 12[12]
Menurut Asy-Syafii pesan ayat ini tidak bersifat umum, tapi untuk
mengatasi kemungkinan adanya keraguan dalam memahami ayat di atas,
beliau menggunakan asbabun nuzul. Ayat ini menurutnya, diturunkan
sehubungan dengan orang-orang kafir yang tidak mau memakan sesuatu,
kecuali apa yang telah dihalalkan Allah, dan menghalalkan yang telah
diharamkan Allah merupakan kebiasaan orang-orang kafir, terutama orang
yahudi, maka turunlah ayat diatas.
3.

Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat Al-Quran bagi


ulama yang berpendapat bahwa yang menjadi pegangan adalah sebab

4.

yang bersifat khusus dan bukan lafaz yang bersifat umum.


Mengidentifikasikan pelaku yang menyebabkan turunnya ayat Al-Quran
sebagaimana kasus Aisyah yang pernah menjernihkan kekeliruan Marwan
yang menunjuk Abdul Rahman Ibn Abu Bakar sebagai orang yang
menyebabkan turunnya ayat. Untuk meluruskan masalah ini, Aisyah
berkata kepada Marwan, Demi Allah, bukan dia yang menyebabkan ayat

5.

ini turun, dan aku sanggup menyebutkan siapa orang yang sebenarnya.
Memudahkan untuk menghafal dan memahmi ayat, serta untuk
menetapkan wahyu ke dalam hati orang yang mendengarnya, hal ini
karena hubungan sebab akibat hukum, peristiwa dan pelaku, masa dan
tempat merupakan jalinan yang dapat mengikat hati.

2. Kegunaan Asbabun Nuzul


Adapun kegunaan atau hikmah mempelajari asbabun nuzul adalah
mencakup hikmah atas kaum muslimin dan kaum non muslim dan hikmah
yang dapat di petik oleh kaum muslimin dalam mempelajari asbabun nuzul
12

iii

adalah dapat menambah iman kaum muslimin setelah mempelajari asbabun


nuzul. Dan adapun hikmah yang dapat di ambil oleh kaum non muslimin
adalah dapat menambah kepercayaan mereka terhadap Al-Quran sehingga
dengan mengetahui sebab turunnya ayat di dalam Al-Quran dapat menjadikan
mereka masuk ke dalam Islam.13[13]

1313)http://www.islampedia.com/mie2/ooloo/koran3.htm#taarifaccessed, 15-09-2009

iii

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan yang telah penulis sajikan dalam bentuk yang sederhana,
maka ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Asbabun nuzul merupakan suatu perangkat ilmu yang dipakai untuk lebih
memahami makna dan maksud diturunkannya suatu ayat, agar terhindar
dari penafsiran yang mungkin saja terjadi apabila tidak merujuk kepada
sebab turun suatu ayat yang berkaitan suatu masalah.
2. Allah menjadikan segala sesuatu melalui sebab-musabbab dan menurut
suatu ukuran tidak ada sesuatu pun terjadi dalam wujud ini kecuali setelah
melewati pendahuluan dan perencanaan.
3. Asbabun nuzul mempunyai arti penting dalam menafsirkan Al-Quran.
Pemahaman akan ilmu asbabun nuzul sangat membantu dalam memahami
konteks turunnya ayat dan peluang terjadinya kekeliruan akan semakin
besar jika mengabaikan disiplin ilmu ini.
4. Sebab turunnya suatu ayat dalam Al-Quran hanya dapat diketahui
keberadaannya dari dalil naqli (hadits).
5. Adapun kegunaan atau hikmah dari asbabun nuzul adalah mencakup
hikmah atas kaum muslimin dan kaum non muslim. Bagi kaum muslimin
hikmah yang dapat di petik ialah dapat menambah iman sedang bagi kaum
non muslimin ialah kaum non muslimin adalah dapat menambah
kepercayaan mereka terhadap Al-Quran sehingga dengan mengetahui
sebab turunnya ayat di dalam Al-Quran dapat menjadikan mereka masuk
ke dalam Islam.
3.2 Saran

iii

Dengan segala kerendahan hati penulis menyatakan bahwa dalam


pemaparan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan mengingat
keterbatasan penulis sendiri, olehnya itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca makalah khususnya, Bapak dosen selaku
pembimbing, dan mudah-mudahan penyajian makalah ini dapat memberikan
sedikit pemahaman mengenai ilmu asbabun nuzul sebagai salah satu disiplin ilmu
dari ilmu-ilmu yang dipakai dalam memahami kitab suci Al-Quran.

iii

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Jalaluddin, al-Itqan fi Ulum Al-Quran (Maktabah al-Tsaqafah,


Lebanon, tahun 1937, Jilid 1)
Anwar, Rosihan, Ulumul Quran, Cet. III; Bandung: Daftar Pustaka, 2006
Ash-Shabuni, Muhammad Ali, at-Tibyan fi Ulumil Quran, Damaskus: Maktabah
al-Ghazali, 1390
Ash-Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-ilmu Al-Quran, Beirut: Pustaka Firdaus,
1985
Ash-Shalih, Subhi Mabahits fi ulumil Quran, diterjemahkan oleh Tim Pustaka
Firdaus dengan judul, Membahas Ilmu-ilmu Al-Quran, Cet. XIX; Jakarta:
Penerbit Pustaka Firdaus, 2004
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: CV. Indah Press,
2002)
Izzan, Ahmad, Ulumul Quran (Telaah Tekstual dan Kontekstual Al-Quran),
Cet. III; Bandung: Tafakur (Kelompok HUMANIORA)-Anggota Ikapi,
2009
Munawwir, Ahmad Warson , Almunawwir: Kamus Arab-Indonesia, Cet. XIV;
Surabaya: Pustaka Progressif, 1997
Shihab, Quraish, dkk., Sejarah dan Ulumul Quran, Cet. I; Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1999
Zayd, Nasr Hamid Abu, Tekstualitas Al-Quran, (Cet. I; Yogyakarta: Lkis, 2001)
https://ansarbinbarani.blogspot.co.id/2015/12/asbab-al-nuzul.html
http://wardahcheche.blogspot.co.id/2013/06/asbabun-nuzul.html
http://www.islampedia.com/mie2/ooloo/koran3.htm#taarifaccessed, 15-09-2009

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wataala, semoga shalawat dan salam-Nya
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Dan seluruh
kerabatnya, sahabat, serta orang-orang yang mengikuti jejaknya hingga akhir
zaman.
Makalah ini merupakan tugas yang disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ulum Quran yang membahas tentang Asbab an nuzul.
Kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Ulum Quran dan
semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini, atas doa dan
dukungan yang memberikan semangat dan kekuatan, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini tentunya masih sangat jauh dari kesempurnaan yang
semestinya. Karena pengetahuan yang kami miliki sangat terbatas. Oleh karena
itu, kami sangat berharap kritik dan saran yang sangat konstruktif demi
kesempurnaan makalah-makalah kami yang lainnya.

Belitang,

Nopember 2016

Penulis,

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................

ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................

BAB II

1
1
2

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Macam-Macam Asbabun Nuzul .......................
2.2 Ungkapan-Ungkapan Asbabun Nuzul........................................
2.3 Urgensi dan Kegunaan Asbabun Nuzul......................................

3
7
8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..............................................................................
3.2 Saran ........................................................................................

12
12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

14

iii

Anda mungkin juga menyukai