Anda di halaman 1dari 18

BAB 1 KEWAJIBAN BELAJAR

A. PERINTAH MENUNTUT ILMU

‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ٌم ْسلِ ٍم‬ ِ َ‫ول اللّه علَي ِه وسلَّم طَل‬
َ ْ‫ب الْع ْل ِم فَ ِري‬
ُ َ َ ْ َ ُ ُ ‫َع ْن ُح َسنْي بْ ِن َعلِّي قَال قَال َر ُس‬
Husain bin Ali meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu
wajib bagi setiap orang islam.” (HR. Al-Baihaqi, Ath-Thabrani, Abu Ya’la, Al-
Qudha’I, dan Abu Nu’aim Al-Ashbahani)
Dalam menyuruh manusia mencari ilmu, Allah mengguakan ungkapan yang
bervariasi. Kadang-kadang Dia menggunakan kata perintah agar manusia membaca.
Kegiatan membaca akan menghasilkan ilmu pengetahuan.

B. KEUTAMAAN BELAJAR

‫س‬ ِ َ‫ك طَ ِري ًقا ي ْلت‬


‫م‬ َ ْ َ ‫ل‬
َ ‫س‬
َ ‫ن‬
ْ ‫م‬
َ ‫م‬ َّ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسل‬
َ
ِ ‫ال رسول‬
‫اهلل‬ ُ َ َ َ‫ال ق‬ َ َ‫َع ْن أَيِب ُهَر ْيَرةَ ق‬
ُ َ
‫فِْي ِه ِع ْل ًما َس َّه َل اهللُ لَهُ طَ ِر ْي ًقا إِىَل اجْلَن َِّة‬
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasullullah SAW bersabda, “Barangsiapa
yang menempuh jalan menuntut ilmu, akan dimudahkan Allah jalan untuknya ke
surga.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Baihaqi)
Hal ini mengandung berita gembira bagi orang yang menuntut ilmu, bahwa
Allah memudahkan mereka untuk mencari dan mendapatkannya, karena menuntut
ilmu adalah salah satu jalan menuju surga.

C. KEUTAMAAN MENGAJAR

‫ات اإْلِ نْ َسا ُن ا ْن َقطَ َع‬ َ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬


َ ‫ال إِذَا َم‬
ِ ُ ‫َن رس‬
َ ‫ول اهلل‬ ُ َ َّ ‫َع ْن أَيِب ْ ُهَر ْيَرةَ أ‬
ِ ‫عملُه إِالَّ ِمن ثَالَثٍَة ِمن ص َدقٍَة جا ِري ٍة أَو ِع ْل ِم يْنت َفع بِِه أَو ولَ ٍد‬
ُ‫صال ٍح يَ ْدعُولَه‬ َ َ ْ ُ َُ ْ َ َ َ ْ ْ ُ ََ
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila
manusia telah meninggal dunia terputuslah amalannya kecuali tiga hal, yaitu
sedakah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan
(orangtua)nya.” (HR. Muslim, Ahmad, An-Nasa’I, At-Tirmidzi, dan Al-
Baihaqi)
Dalam hadist di atas terdapat informasi bahwa tiga hal yang selalu diberi pahala
oleh Allah pada seseorang, kendatipun ia sudah meninggal dunia. Tiga hal itu, yaitu
(1) sedekah jariah (wakaf yang lama kegunaannya), (2) ilmu yang bermanfaat, dan
(3) doa yang dimohonkan oleh anak yang shaleh untuk orangtuanya.

D. URGENSI ILMU

َ‫ص َّل اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق ْو ُل إِ َّن اهللَ ال‬ ِ ِ َ َ‫اص ق‬ ِ ‫عن عب ِد‬
ِ ‫اهلل بْ ِن الْ َع‬
َ ‫ت َر ُس ْو ُل اهلل‬ ُ ‫ال مَس ْع‬ َْ ْ َ
ِ ِ ‫ض الْعِْل َم بَِقْب‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ‫ي ْقب‬
ْ‫ض الْعُلَ َماء َحىَّت إِ َذا مَل‬ ُ ِ‫اعا َيْنتَ ِزعُهُ م ْن الْعبَاد َولَك ْن َي ْقب‬
ً ‫ض الْع ْل َم انْتَز‬ُ َ
ِ ِ ‫ِ ِ خَّت‬
‫َضلُّوا‬
َ ‫ضلُّوا وأ‬ َ َ‫ فَأَ ْفَت ْوا بِغَرْيِ ع ْل ٍم ف‬.‫وسا ُج َّهاالً فَ ُسـءلُوا‬
ً ُ‫َّاس ُرء‬ُ ‫ذ الن‬.َ َ ‫يُْبق َعال ًما ا‬
Abdullah bin Amru bin Al-Ash meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu secara langsung dari semua
hamba. Dia mengambil ilmu dengan cara mewafatkan para ulama, sehingga
apabila ulama habis, manusia akan mengangkat orang bodoh menjadi
pemimpin. Mereka ditanya (oleh umat) lalu berfatwa tanpa ilmu. Akibatnya,
mereka sesat dan menyesatkan (umat).” (HR. Al-Bukhori, Muslim, Ahmad, At-
Tirmidzi, An-Nasa’i, Ad-Darimi, Al-Baihaqi, dan Ath-Thabrani)
Hadis di atas memberikan paling tidak empat informasi, yaitu (1) Allah akan
mencabut ilmu hamba-Nya dengan cara mewafatkan ulama; (2) setelah ulama tidak
ada lagi, orang akan mengangkat si bodoh menjadi pemimpin; (3) pemimpin yang
bodoh akan berfatwa tanpa ilmu; dan (4) fatwa pemimpin yang bodoh akan
membawa pada kesesatan.

E. ANCAMAN BAGI YANG MENYEMBUNYIKAN ILMU

ِ ِ ِ ِ
ُ‫ه‬.‫م‬.َ َ‫لَّ َم َم ْن ُسـء َل َع ْن ع ْل ٍم فَ َكت‬.‫ه َو َس‬..‫صلَّى اهللُ َعلَْي‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫ال ق‬َ َ‫َع ْن أَيِب ْ ُهَر ْيَرةَ ق‬
‫أَجْلَ َمهُ اهللُ بِلِ َج ٍام ِم ْن نَا ٍر َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة‬
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang ditanya
tentang suatu ilmu lalu ia menyembunyikannya (tidak menjawabnya), Allah akan
mengekangnya dengan kekangan api neraka pada hari kiamat nanti.” (HR. Abu
Daud dan Ahmad)
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa dari segi urgensinya, ilmu itu terbagi menjadi
dharuri dan tidak dharuri. Ilmu yang termasuk kategori dharuri sama sekali tidak
boleh di sembunyikan. Artinya, apabila orang yang memiliki ilmu tersebut ditanya
oleh orang yang membutuhkannya ia wajib menjawab, baik lisan maupun maupun
tulisan.

BAB 2 TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

A. BERTAKWA KEPADA ALLAH

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َم ْن أَ ْكَر ُم‬ ِ ِ ِ


َ ‫َع ْن أَيِب ْ ُهَر ْيَر َة َرض َي اهللُ َعْنهُ ُسـء َل َر ُس ْو ُل اهلل‬
‫اه ْم لِلَّ ِه‬
ُ ‫ال أَْت َق‬ ِ ‫الن‬
َ َ‫َّاس ق‬
Abu Hurairah Ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang siapa
orang yang paling mulia. Beliau menjawab, “Orang yang paling bertakwa kepada
Allah.” (HR. Al-Bukhari)

Hadis ini menunjukan bahwa manusia yang paling mulia adalah yang paling tinggi
tingkat ketakwaannya. Sikap takwa mengalahkan semua indikasi kemuliaan
martabat yang lain.

B. BERIMAN DAN BERILMU

ِ ‫ال ُق ْلت يا رسو َل‬


َ‫اهلل قُ ْل يِل ْ يِف ْ اإْلِ ْسالَِم َق ْوالً ال‬ ِ ‫عن س ْفيا َن ب ِن عب ِد‬
ْ ُ َ َ ُ َ َ‫الث َقفي ق‬
َّ ‫اهلل‬ َْ ْ َ ُ ْ َ
‫استَ ِق ْم‬ ِ
ْ َ‫ت بِاهلل ف‬
ُ ‫ال قُ ْل َآمْن‬
َ َ‫َح ًدا َب ْع َد َك ق‬
َ ‫َسأ َُل َعْنهُ أ‬
ْ‫أ‬
Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi meriwayatkan bahwa ia berkata kepada
Rasulullah, “Ya Rasulullah, katakanlah kepada saya sesuatu tentang Islam yang
tidak akan saya tanyakan lagi sesudah engkau.” Nabi berkata. “Katakanlah, ‘Saya
beriman kepada Allah.’ Lalu tetapkanlah pendirianmu.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Hadis ini menunjukan bahwa iman kepada Allah dan istiqomah dengan pengakuan
keimanan itu merupakan suatu hal yang sudah cukup dan menandai bagi seorang
muslim. Oleh karena itu, pendidik harus berusaha agar peserta didik memiliki iman
yang kuat dan teguh pendirian dalam melaksanakan tuntunan iman tersebut. Segala
aktivitas kependidikan agar diarahkan menuju terbentuknya pribadi-pribadi yang
beriman.

C. BERAKHLAK MULIA

ِ ِ ِ َ َ‫َع ْن أَيِب ْ ُهَر ْيَر َة َر ِض َي اهللُ َعْنهُ ق‬


ُ ْ‫صلّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم إِمَّنَا بُعث‬
‫ت‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬
َ َ‫ال ق‬

‫َخالَ ِق‬ ‫أِل‬


ْ ‫ُمَتِّ َم َم َك ِر َم اأْل‬
Abu Hurairah Ra meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku
diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akahlak.” (HR. Al-Baihaqi)

Hadis di atas menunjukan dengan tegas bahwa misi utama Rasulullah SAW adalah
memperbaiki akhlak manusia. Beliau melaksanakan misi tersebut dengan cara
menghiasi dirinya dengan berbagai akhlak yang mulia dan menganjurkan agar
umatnya senantiasa menerapkan akhlak tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 3 MATERI PENDIDIKAN ISLAM

A. PENDIDIKAN IBADAH
Pendidikan ibadah yang dimaksud di sini adalah proses pengajaran, pelatihan,
dan bimbingan dalam pengamalan ibadah khusus.
B. PENDIDIKAN AKHLAK

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ‫عن عب ِد‬


َ َ‫اهلل بْ ِن َع ْم ِرو َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َما ق‬
َ ُّ ‫ال مَلْ يَ ُك ِن النَّيِب‬ َْ ْ َ
ِ ِ ِ
‫َخالَقًا‬ ْ ‫فَاح ًشا َوالَ ُمَت َف ِّح ًشا َوكاَ َن َي ُق ْو ُل إِ َّن م ْن خيَا ِر ُك ْم أ‬
ْ ‫َح َسنَ ُك ْم أ‬
Adullah bin Amru Ra berkata, ”Nabi SAW bukan orang yang keji dan tidak besikap
keji.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya yang terbaik di antara kamu adalah yang
paling baik akhlaknya.” (HR. Al-Bukhari)

Hadis ini memuat informasi bahwa beliau memiliki sifat yang baik dan memberikan
penghargaan yang tinggi kepada orang yang berakhlak mulia.

C. PENDIDIKAN HATI

ِ ِ
ُ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم إِ َّن اهللَ الَ َيْنظُُر إِىَل‬
‫م‬.ْ ‫ص َو ِر ُك‬ َ َ‫َع ْن أَيِب ُهَر ْيَر َة ق‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬
‫َوأ َْم َوالِ ُك ْم َولَ ِك ْن َيْنظُُر إِىَل ُقلُ ْوبِ ُك ْم َوأ َْع َمالِ ُك ْم‬
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
Allah tidak melihat bentuk dan hartamu, tetapi Dia melihat hati dan pekerjaanmu.”
(HR. Ibnu Hibban)

Dalam hadis ini Rasulullah SAW menegaskan bahwa Allah SWT lebih menghargai
hati yang bersih dan amal shalih daripada bentuk tubuh yang cantik, gagah, dan
harta yang banyak.
D. PENDIDIKAN JASMANI
1. Memanah

‫الر ْمي مُثَّ َتر َكهُ َف َق ْد َع َ يِن‬ َّ


ْ ‫صا‬ َ َ َّ ‫َم ْن َت َعل َم‬
Barangsiapa yang telah mempelajari memanah lalu ia tinggalkan berarti ia
sudah mendurhakai. (HR. Ibnu Majah)

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa orang yang sudah terampil memanah harus
memelihara keterampilan itu.

2. Berkuda

‫عن عقبة بن عامر اجلهيّن قال قال رسول اهلل صلّى اهلل عليه وسلّم ارموا واركبوا‬

‫الرجل باطل إالّ رمية‬


ّ ‫كل شيء يلهوبه‬
ّ ‫إيل من أن تركبوا وإ ّن‬
ّ ‫أحب‬
ّ ‫وأن ترموا‬
‫الرجل بقوسه وتأديبه فرسه ومالعبته امرأته‬
ّ
Dari Uqbah bin Amir Al-Juhani bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Memanahlah dan kendarai olehmu (kuda). Namun, memanah lebih aku sukai
daripada berkuda. Sesungguhnya setiap hal yang menjadi permainan
seseorang adalah batil, kecuali yang memanah dengan busurnya, mendidik
atau melatih kudanya, dan bersenang-senang dengan istrinya.” (HR. Ibnu
Majah)

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa berkuda dan memanah termasuk olahraga
yang disukai oleh Rasulullah SAW.

3. Menjaga Pola Maka

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم الْ ُم ْؤ ِم ُن يَأْ ُك ُل يِف ِم ًعى‬ ِ


َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬
َ َ‫ال ق‬ َ َ‫َع ْن ابْ ِن عُ َمَر ق‬
َ َ‫ال ق‬
ِ ‫يِف‬ ِ ٍِ
ُ‫ر يَأْ ُك ُل َسْب َعة أ َْم َعاء‬.ُ ‫َواحد َوالْ َكاف‬
Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang
beriman itu makan dengan satu usus (perut), sedangkan orang kafir makan
dengan tujuh usus.” (HR. Al-Bukhari)

Menurut M. Syuhudi Ismail, secara tekstual hadis tersebut menjelaskan bahwa usus
orang yang beriman berbeda dari usus orang kafir.

4. Menjaga Kebersihan
ِ ِ ٍ ‫َعن أَيِب م‬
ُ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم الطُّ ُه‬
‫ور َشطُْر‬ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬
َ َ‫ال ق‬ َّ ‫الك اأْل َ ْش َع ِر‬
َ َ‫ي ق‬ َ ْ
ِ َ‫اإْلِ مْي‬
‫ان‬
Abu Malik Al-Asy’ari bercerita bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kebersihan
itu sebagian dari iman.” (HR. Muslim)

Rasulullah SAW menyenangi keteraturan, kebersihan, pemandangan yang indah dan


baik.

E. PENDIDIKAN SOSIAL
1. Orang beriman harus bersatu

ِ ‫عن أيب موس عن النّيب صلَّى اهلل عليه وسلّم قال إِ َّن الْم ْؤ ِمن لِْلم ْؤ ِم ِن َكالْبْني‬
‫ان‬َُ ُ َ ُ ُ َ َّ

ُ‫َصابِ َعه‬
َ ‫كأ‬
َ َّ‫ضا َو َشب‬ ُ ‫يَ ُش ُّد َب ْع‬
ً ‫ضهُ َب ْع‬
Dari abu musa, Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin bagi
mukmin yang lain laksana satu bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian
yang lain.” Beliau pun memasukan jari-jari tangannya satu sama lain. (HR. Al-
Bukhari)

Dalam hadis ini, Rasululah SAW memberikan motivasi dalam hal persatuan antara
sesame orang beriman dengan metode perumpamaan.

2. Orang beriman harus saling mencintai

‫ب اِل َ ِخْي ِه‬


ُّ ِ‫م َحىَّت حُي‬.ْ ‫َح ُد ُك‬ ِ
َ ‫صلَّى اهللُ عليه وسلّم قال الَ يُ ْؤم ُن أ‬
َ ‫يب‬
َّ ّ‫عن أَنس عن الن‬
ْ
‫ب لَِن ْف ِس ِه‬
ُّ ِ‫َماحُي‬
Dari anas, Nabi Saw bersabda, “Tidak beriman salah seorang kamu sebelum ia
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR, Al-
Bukhari)

Dalam hadis ini, Rasulullah Saw menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang
belum diperoleh apabila ia tidak mencintai saudaranya.

F. PENDIDIKAN INTELEK/AKAL
ِ ‫ع ِن ابن عمر قال قال رسول اهلل صلّى اهلل عليه وسلّم َت َف َّكروا يِف‬
ِ ‫اآلء‬
َ‫اهلل َوال‬ ُ َُ ْ َ
ِ ‫َتَت َف َّكروا يِف‬
‫اهلل‬ ُ
Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Rasulullah Saw bersabda, ‘Berpikirlah kamu tentang
ciptaan Allah SWT dan jangan kamu memikirkan Dzat-Nya.”’ (HR. Ath-Thabrani)

Dalam hadis ini, Rasulullah Saw mendorong umatnya agar berfikir sebebas-
bebasnya, asal di daerah ciptaan Allah SWT, alam semesta.
G. PENDIDIKAN SEKS

‫الصالَِة‬ ِ ‫عن عبد‬


َّ ِ‫اهلل قال قال رسول اهلل صلّى اهلل عليه وسلّم ُم ُروا أ َْوالَ َد ُك ْم ب‬ َْ َ

َ ُ َ ْ ‫َو ُه ْم أ َْبنَاءُ َسْب ِع ِسنِنْي َ َو‬


‫اض ِربُ ْو ُاه ْم َعلَْي َها و ُه ْم أ َْبنَاء َع ْش ٍر و َفَّرقُوا َبْيَن ُه ْم يِف‬

ِ ‫الْمض‬
‫اج ِع‬ َ َ
Dari Abdullah, Rasulullah SAW berkata, “Suruhlah anakmu mendirikan shalat
ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkannya ketika
ia berumur sepuluh tahun. (Pada saat itu), pisahkanlah tempat tidur mereka.”
(HR. Abu Dawud)

Al-Allamah Syaikh Waliyullah Ad-Dahlawi berkata, “Perintah pemisahan tempat


tidur ini disebabkan karena masa-masa seperti itu merupakan masa-masa
pubertas. Jika tidak diatur, maka bisa-bisa anak akan melampiaskan nafsu
seksualnya.

BAB 4 PENDIDIK

A. RASULULLAH SAW SEBAGAI SEORANG GURU

Muhammad selain sebagai Rasulullah, beliau juga menyatakan bahwa dirinya


adalah sebagai guru bagi umatnya. Penyataan itu mengisyaratkan bahwa umat
harus menerima pelajaran-pelajaran yang diberikannya dalam berbagai hal.
Sehubungan dengan ini, terdapat hadis antara lain sebagai berikut.

‫َن رسول اهلل صلّى اهلل عليه وسلّم َمَّر مِب َ ْجلِ ِسنْي َ يِف‬ ِ ‫عن عبد‬
َّ ‫اهلل َع ْمرو أ‬ َْ ْ َ
‫احبِ ِه أ ََّما َه ُؤالَِء َفيَ ْد‬ َ ‫َم ْس ِج ِد ِه َف َق‬
ِ ‫ال كِالَمُه ا علَى خ ٍ وأَح ُدمُه ا أَفْضل ِمن ص‬
َ ْ ُ َ َ َ َ ‫َ َ َرْي‬
‫اه ْم َوإِ ْن َشاءَ َمَن َع ُه ْم َوأ ََّما َه ُؤالَِء‬ ِ
ُ َ‫عُ ْو َن اهللَ َويَُر ِّغُب ْو َن إِلَْيه فَِإ ْن َشاءَ أ َْعط‬
ِ ِ ِ ِ
َّ‫ال مُث‬ ُ ْ‫ض ُل َوإِمَّنَا بُعث‬
َ َ‫ت ُم َعلَّ ًما ق‬ َ ْ‫َفيََت َعلَّ ُمو َن الْف ْقهُ َوالْع ْل َم َويُ َعلِّ ُمو َن اجْلَاه َل َف ُه ْم أَف‬
‫م‬.ْ ‫س فِْي ِه‬
َ َ‫َجل‬
Bahwasannya Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, “pada suatu hari
Rasulullah keluar dari salah satu kamar beliau untuk menujumasjid. Di dalam
masjid, beliau mendapati dua kelompok sahabat.kelompok pertama adalah
golongan orang yang swdang membaca Alquran dan berdoa kepada Allah.
Sementara itu, kelompok kedua adalah golongan oaring yang sedang sibuk
mem[elajari dan mengajarkan ilmu pengetahuan. Nabi Saw bersabda, ‘masing-
masing kelompoksama-sama berada dalam kebaikan. Terhadap yang sedang
membaca Alquran dan berdoa kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan doa
mereka jika dia menghendaki, begitupun sebaliknya, doa mereka tidak akan
diterima oleh Allah jika dia tidak berkenan mengabulkan doa tersebut. Adapun
terhadap golongan yang belajar-mengajar, mereka sedang mempelajariilmu dan
mengajar orang yang belum tahu. Mereka lebih utama, maka (ketahuilah)
sesungguhnya aku ini diutus untuk menjadi seorang pengajar (guru).’kemudian
beliau ikut bergabung bersama mereka”. (HR. Ad-Darimi)

Hadis ini menginformasikan bahwa Nabi Saw menemukan dua kelompok sahabat
dalam masjid. Pertama, kelompok yang membaca Alquran dan berdoa. Kedua,
kelompok yang membahas ilmu pengetahuan. Beliau menghargai kedua kelompok
tersebut . akan tetapi beliau lebih menyukai kelompok yang membahas ilmu dan
bergabung dengan mereka sambil mempertegas peranannya sebagai seorang guru.

B. KEDUDUKAN PENDIDIK

1. Sebagai Orangtua
Menurut Rasulullah Saw pendidik berkedudukan sebagai orangtua.
Sehubungan dengan ini terdapat hadis sebagai berikut.

‫َع ْن أَيب ُهَريرة قال قال رسول اهلل صلّى اهلل عليه وسلّم إِمَّنَا أَنَا لَ ُك ْم مِب َْن ِزلِِه‬

َ‫م الْغَ ِاء َط فَالَ يَ ْسَت ْقبِ ِل الْ ِقْبلَةَ َوالَ يَ ْستَ ْدبِْر َها َوال‬.ْ ‫َح ُد ُك‬ ِ ِِ
َ ‫د أ َُعلِّ َم ُك ْم فَإ َذا أَتَى أ‬. ‫الْ َول‬
‫الر َّم ِة‬ ِ ‫الرو‬ ِ ِ ِ ِ ‫يستَ ِط‬
َّ ‫ث َو‬ ْ ‫ب بِيَمْينه َو َكا َن يَأْ ُم ُر بِثَالَثَة أ‬
ْ َّ ‫َح َجا ٍر َو َيْن َهى َع ِن‬ ْ َْ
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “ sesungguhnya
aku menempati posisi orangtuamu. Aku akan mengajarmu. Apabila salah
seorang kamu mau buang hajat, maka janganlah ia menghadap atau
membelakangi kiblat, janganlah ia beristinja’(membersihkan dubur sesudah
buang air) dengan tangan kanan. Beliau menyuruh berisitinja’(kalau tidak
dengan air), dengan tiga batu dan melarang beristinja’ dengan kotoran (najis)
dan tulang” (HR.Abu Dawud)

Hadis diatas dengan jelas mengatakan bahwa Rasulullah Saw bagaikan orangtua
dari para sahabatnya. Pengertian bagaikan orangtua adalah mengajar,
membimbing, dan mendidik anak-anak seperti yang ada pada umumnya dilakukan
oleh orangtua. Beliau mengajarkankepada sahabat bagimana adab buang hajat.
Sebenarnya, persoalan ini adalah persoalan orangtua. Akan tetapi, Nabi yang tidak
diragukan lagi bagi umat Islam, sebagai mahaguru dan pendidik ulung juga mau
mengajarkan hal itu.

C. KEUTAMAAN PENDIDIK

1. Terbebas dari Kutukan Allah


Sehubungan dengan ini terdapat hadis sebagai berikut.
ُّ ‫اهلل صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق ْو ُل أَالَ إِ َّن‬
‫الد ْنيَا‬ ِ ‫عن أَيب هريرة مَسِ عت رسول‬
ْ ُ َ ُ ْ َ َُ ْ َ
‫اهلل َو َما َواالَهُ َو َعامِلٌ أ َْو ُمَت َعلِّ ٌم‬
ِ ‫م ْلعونَةٌ م ْلعو ٌن ما فِيها إِالَّ ِذ ْكر‬
ُ َ َ ُ َ ُْ َ
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah Saw bersabda,
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya dunia dan segala isinya terkutuk, kecuali
dzikir kepada Allah dan apa yang terlibat dengannya, orang yang tahu (guru)
atau orang yag belajar.” (HR. Ar-Tirmidzi)

Dalam hadis ini ditegaskan bahwa orang yang tahu (guru atau pendidik) adalah
orang yang selamat dari kutukan Allah. Ini merupakan keutamaan yang sangat
berharga. Dari hadis ini dapat dipahami bahwa tidak semua orang yang
berpredikat guru, dijamin Rasulullah selamat dari kutukan. Guru yang beliau
maksudkan adalah guru yang berilmu, mengamalkan ilmunya, dan
mengajarkannya dengan ikhlas untuk mendapatkan keridhaan Allah Swt.

D. SYARAT-SYARAT PENDIDIK

1. Pendidik Harus Beriman

ِ ‫ال ُق ْلت َيا رسول‬


ً‫اهلل قُ ْل يِل يِف اإْلِ ْسالَِم َق ْوال‬ ِ َّ ‫اهلل‬
ِ ‫عن س ْفيا َن بن عب ِد‬
ْ ُ َ َ ُ َ َ‫الث َقفي ق‬ َْ ْ َ ُ ْ َ
‫استَ ِق ْم‬ ِ
ْ َ‫ت بِاهلل ف‬
ُ ‫ال قُ ْل َآمْن‬
َ َ‫َح ًدا َب ْع َد َك ق‬
َ ‫َسأ َُل َعْنهُ أ‬
ْ ‫الَ أ‬
Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi meriwayatkan bahwa ia berkata kepada
Rasulullah, “Ya Rasulullah, katakanlah kepada saya sesuatu tentang Islam yang
tidak akan saya tanyankan lagi sesudah engkau.” Nabi berkata, “Katakanlah,
‘Saya beriman kepada Allah.’ Lalu tetapkanlah pendirianmu.” (HR. Muslim dan
Ahmad)

Hadis ini menunjukan bahwa iman kepada Allah dan istiqamah dengan pengakuan
keimanan itu merupakan suatu hal yang sudah.

E.SIFAT – SIFAT PENDIDIK

1. Sifat Lemah Lembut dan Kasih Sayang

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َوحَنْ ُن‬ ِ ‫الك بن احْل وي ِر‬


ِ
َ ‫ال أََتْينَا النَّبِيَّا‬
َ َ‫ث ق‬ ْ َُ ْ ‫َع ْن أَيب ُسلَْي َما َن َم‬
‫َشبَبَةٌ ُمَت َقا ِربُ ْو َن فَأَقَ ْمنَا ِعْن َدهُ ِع ْش ِريْ َن لَْيلَةً فَظَ َّن أَنَّا ا ْشَت ْقنَا أ َْهلَنَا َو َسأَلَنَا َع َّم ْن‬

‫ إِىَل أ َْهلِيَ ُك ْم َف َعلِّ ُمو‬.‫ال ْار ِجعُوا‬


َ ‫َخَب ْرنَاهُ َو َكا َن َرفِْي ًقا ََر ِحْي ًما َف َق‬ ِ
ْ ‫َتَر ْكنَا يِف أ َْهلنَا فَأ‬
‫الصالَةُ َف ْلُي َؤذِّ ْن لَ ُك ْم‬
َّ ‫ت‬ِ ‫هم ومروهم وصلُّوا َكما رأَيتُمويِن أُصلِّي وإِ َذا حضر‬
ََ َ َ َ َُْ َ َ َ ْ ُ ُُ َ ْ ُ
‫َح ُد ُك ْم مُثَّ لَُي َؤ َّم ُك ْم أَ ْكَب ُر ُك ْم‬
َ‫أ‬
Abu Sulaiman Malik bin Al Huwairits berkata, “Kami, beberapa orang pemuda
sebaya mengunjungi Nabi Saw, lalu kami menginap bersama beliau selama 20
malam. Beliau menduga bahwakami telah merindukan keluarga dan menanyakan
apa yang kami tinggalkan pada keluarga. Lalu, kami memberitahukannya kepada
Nabi. Beliau adalah seorang yang halusperasaannya dan penyayang. Nabi
bersabda, ‘kembalilah kepada keluarga kalian. Ajarilah mereka, suruhlah
mereka, dan shalatlah kalian sebagaiamana kalian melihatku shalat. Apabila
waktu shalat telah masuk, hendaklah salah seorang diantara kalian
mengumumandangkan adzan dan yang lebih tua hendaklah menjadi imam.” (HR.
Al-Bukhari).

Diantara informasi yang didapat dari hadis diatas adalah (a) ada kelompok pemuda
sebaya datang dan menginap dirumah Rasulullah Saw, (b) para pemuda itu belajar
masalah agama (ibadah) kepada beliau, (c) beliau memperlakukan mereka dengan
santun dan kasih sayang, dan (d) beliau menyuruh mereka mengajarkan shalat
kepada keluarga masing-masing seperti beliau mengajar mereka. Dianatara
informasi tersebut, yang berkitan erat dengan subtema ini adalah beliau
memperlakukan para sahabat dengan santun dan kasih saying.

BAB 5 PESERTA DIDIK


A. KEUTAMAAN PESERTA DIDIK

ُّ ‫اهلل صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق ْو ُل أَالَ إِ َّن‬


‫الد ْنيَا‬ ِ ‫عن أَيب هريرة مَسِ عت رسول‬
ْ ُ َ ُ ْ َ َُ ْ َ
‫اهلل َو َما َواالَهُ َو َعامِلٌ أ َْو ُمَت َعلِّ ٌم‬
ِ ‫م ْلعونَةٌ م ْلعو ٌن ما فِيها إِالَّ ِذ ْكر‬
ُ َ َ ُ َ ُْ َ
Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda,
‘Sesungguhnya dunia dan isinya terkutuk, kecuali dzikrullah dan hal-hal terkait
dengannya, alim (guru), dan peserta didik.” (HR. At-Timidzi)
B. SYARAT-SYARAT PESERTA DIDIK

‫ب الْعِْل َم‬ ِ ‫عن مع ِاذ ب ِن جب ٍل عن رسول‬


َ َ‫اهلل صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
َ َ‫ال َم ْن طَل‬ ْ ُ َ ْ َ ََ ْ َ ُ َ
‫س مَلْ َيَر ْح َر ِاء َحةَ اجْلَن َِّة‬
ِ ِ‫ يِف الْ َم َجال‬.َ‫الس َف َهاء‬
ُّ ‫ي بِِه‬ ِ ِِ ِ ِ
َ ‫ليُبَاه َي به الْعُلَ َماَءَ َومُيَار‬
Dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menuntut
ilmu karena ingin merasa banggasebagai ulama dan menipu orang bodoh di
majelis, tidak akan mencium aroma surga.” (HR. Ath-Tirmidzi)

Dari hadis diatas dapat dipahami bahwa peserta didik menuntut ilmu tidak boleh karena
ingin mendapat julukan ulama, atau menipu orang-orang bodoh, atau mendapatkan
popularitas dan menarik perhatia orang banyak. Menuntut ilmu jarus dilakukan karena
melaksanakan perintah Allah SWT.
C. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
ٍ ُ‫ال النَّيِب صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم ُك ُّل مول‬
‫د َعلَى‬.ُ َ‫ود يُول‬ ِ
َْ َ َ َ ْ َ ُ ُّ َ َ‫َيب ُهَر ْيَرةَ َرض َي اهللُ َعْنهُ ق‬
ْ ‫َع ْن أ‬
ِّ َ‫الْ ِفطَْر ِة فَأ ََب َواهُ يُ َه ِّو َدانِِه أ َْو يُن‬
‫صَرانِِه أ َْو مُيَ ِّج َسانِِه َك َمثَ ِل الْبَ ِهْي َم ِة ُتْنتَ ُج الْبَ ِهْي َمةَ َه ْل َتَرى‬
ِ
َ‫فْي َها َج ْد َعاء‬
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Saw bersabda, “setiap anak dilahirkan
menurut fitrah (potensi beragama islam). Selanjutnya, kedua orangtua nya lah yang
membelokannya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi, Bagaikan binatang melahirkan
binatang, apakah kamu melihat kekurangan padanya?” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu
Dawud, At-Timidzi, An-Nasa’I, Malik, dan lainnya)
Dengan demikian terlihatlah bahwa fitrah (potensi) anak bersifat lentur dan dapat
berkembang. Arah perkembangannya dipengaruhi oleh situasi lingkungan yang
mengelilinginya. Dalam hal itu orangtua harus melaksanakan proses pendidikan terhadap
anak-anak dengan sebaik-baiknya agar perekembangannya sesuai dengan tuntunan islam,
yang disebut dengan pendidikan islam

BAB 6 METODE PENDIDIKAN ISLAM

A. METODE KETELADANAN ATAU DEMONSTRASI

َّ ‫صلَّى اللّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم يَ ْسَت ْفتِ ُح‬


ِ‫الصالََة بِالتَّ ْكبِرْي‬ ِ
َ ‫ت َكا َن َر ُس ْو ُل اللَّه‬
ِ
ْ َ‫َع ْن َعائ َشةَ قَال‬
ِ ‫ع مَل ي ْش ِخص رأْسه ومَل يص ِّوبىه و‬. ‫ب الْعالَ ِم و َكا َن إِ َذ ر َك‬
‫لك ْن‬ ِ َِّ ِ ِ
َ ُ ْ َ ُ ْ َ َُ َ ْ ُْ َ َ َ َ ‫َوالْقَراءَ َة باحْلَ ْمد لله َر ِّ َ نْي‬
‫ي قَائِ ًما َو َكا َن إِ َذا‬ ِ
َ ‫وع مَلْ يَ ْس ُج ْد َحىَّت يَ ْستَ ِو‬ ُّ ‫ك َو َكا َن إِذَا َرفَ َع َرأْ َسهُ ِم َن‬
ِ ‫الر ُك‬ َ ‫َبنْي َ ذل‬
ِ ‫الس ْج َد ِة مَلْ يَس ُج ْد َحىَّت يَستَ ِوي َجالِسا و َكا َن َي ُقو ُل يِف ُك ِّل ر ْك َعَتنْي‬
َّ ‫ن‬ ِ ‫رفَع رأْسه‬
‫م‬
َ ْ َ ً َ ْ ْ َ َُ َ َ َ
‫ب ِر ْجلَهُ الْيُمْىَن َو َكا َن َيْن َهى َع ْن عُ ْقبَ ِة‬ ِ ِ
ِ ُ ‫َّحيَّةَ و َكا َن َي ْف ِر‬
ُ ‫ش ر ْجلَهُ الْيُ ْسَرى َو َيْنص‬ َ ‫الت‬
.‫َّسلِْي ِم‬ ِ َّ ‫السب ِع و َكا َن خَي ْتِم‬
ْ ‫الصالََة بالت‬ ُ َ ُ َّ ‫اش‬
‫الرجل ِذر َ ِ رِت‬
َ َ ْ‫اعْيه اف‬ َ ِ‫الشَّْيطَا َن َو َيْن َهى أَ ْن َي ْفرَت‬
َ ُ ُ َّ ‫ش‬
Aisyah Berkata, “Rasulullah saw memulai shalat dengan takbir dan memulai bacaan
dengan al-hamd lillah rabb al-alamin. Apabila ruku’, beliau tidak mendongakkan
kepalanya dan tidak (pula)menundukkannya, tetapi diantara itu. Apabila bangkit dari
ruku’, beliau tidak sujud sebelum berdiri betul-betul (lurus). Apabila mengangkat
kepalanya dari sujud, beliau tidak sujud lagi hingga duduk betul-betul. Beliau membaca
tahiyat di tiap-tiap dua rakaat, membentangkan kaki kirinya dan mendirikan kaki kanan.
Beliau melarang ‘uqbah asy-syaithan (cara duduk setan, yaitu menghamparkan dua
tapak kaki dan duduk diatas dua tumitnya dan melarang seseorang membentangkan dua
lengannya (di bumi) sebagai bentangan binatang buas. Selanjutnya, beliau mengakhiri
shalatnya dengan salam.” (HR. Muslim)
Dalam mendirikan shalat, umat islam diperintahkan agar mengikuti cara yan dilakukan
oleh Rasulullah saw. Agar umat dapat mengerjakannya, sudah seyogianya beliau
memberikan contoh. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar sahabat mudah memahami
dan tidak melakukan kesalahan.
B. METODE PEMBIASAAN DAN HUKUMAN
‫اءَ ُك ْم‬.. َ‫روا أ َْبن‬.ُ .‫لَّ َم ُم‬. ‫ه َو َس‬.ِ .‫هُ َعلَْي‬.. ّ‫لَّى الل‬. ‫ص‬ ِ
َ ‫ ْو ُل اللَّه‬. ‫ال َر ُس‬. ْ ‫عيب‬. ‫ ِروب ِن ُش‬.‫عم‬
َ . َ‫دَّه ق‬..‫عن َج‬ ْ ‫َع ْن‬
ِ ‫ بينهم ىِف الْمض‬.‫ع ِسنِ واض ِربوهم علَيها لَع ْش ِر ِسنِ و َفِّرقُوا‬.ِ ‫الصالَِة لِسب‬
..‫اج ِع‬ َ ُ ْ ُ َ َْ َ َ ‫نْي‬ َ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ‫بِ َّ َ ْ نْي‬
Dari Amru bin Syu’ib dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah saw berkata, “Suruhlah
anakmu mendirikan shalat ketika berumur 7 tahun dan pukullah mereka karena
meninggalkannya ketika ia berumur 10 tahun. (pada saat itu), pisahkanlah tempat tidur
mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Kemampuan menunaikan ibadah shalat merupakan salah satu keterampilan. Tujuannya
adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah teretntu. Dalam metode
belajar ini, latihan-laihan insentif dan teratur amat diperlukan, misalnya ketika
mempraktikan gerakan olahraga, dan sebagaian materi pelajaran agama, seperti ibadah
shalat atau haji.

C. METODE DIALOG ATAU HIWAR ATAU TANYA JAWAB

‫لَّ َم‬. ‫ه َو َس‬.ِ .‫هُ َعلَْي‬..ّ‫لَّى الل‬. ‫ص‬ ِ


َ ‫ ْو ُل اللَّه‬. ‫َر ُس‬ ‫ل إِىَل‬.
ٌ .‫رج‬
ُ ‫اء‬..‫ال ج‬..‫ه ق‬..‫ي اهلل عن‬.. ‫رة رض‬.. ‫عن أيب هري‬
‫ َحابَيِت‬. ‫ص‬ ‫ق الن ِ حِب‬.ُّ .‫اهلل من أَح‬ ِ
‫ك‬َ ‫ال مُثَّ أ ُُّم‬. َ .َ‫ال مُثَّ َم ْن ق‬.
َ .َ‫ك ق‬َ ‫ال أ ُُّم‬.
َ .َ‫ق‬ َ ‫ ِن‬. ‫َّاس ُ ْس‬ َ ْ َ ‫ ْو ُل‬. ‫ال يَ َار ُس‬. َ .‫َف َق‬
.‫وك‬
َ ُ‫ال مُثَّ أَب‬
َ َ‫ال مُثَّ َم ْن ق‬
َ َ‫ك ق‬
َ ‫ال مُثَّ أ ُُّم‬
َ َ‫ال مُثَّ َم ْن ق‬
َ َ‫ق‬
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa seorang laki-laki dating kepada Rasulullah saw lalu
bertanya, “Ya Rasulullah, siapa orang yang paling berhak (pantas) mendapat perlakuan
baikku?” Rasulullah menjawab “Ibumu.” Laki-laki itu berkata lagi, “Siapa lagi?”
Rasulullah menjawab, “Kemudian Ibumu.” Laki-laki itu bertanya lagi, “Kemudian siapa
lagi?” Rasulullah menjawab, “:Ibumu.” Laki-laki itu berkata lagi (untuk kali yang
keempat), “Kemudian siapa lagi?” Rasulullah menjawab, “Sesudah itu, ayahmu.” (HR.
AL-Bukhari)

Dalam hadis diatas memuat informasi bahwa Rasulullah saw menggunakan metode dialog
dalam mendidik atau mengajar sahabatnya. Dialog ada yang diawali dengan pertanyaan
sahabat kepada Nabi da nada pula yang diawali dengan pertanyaan beliau kepada
sahabat.
D. METODE PERUMPAMAAN

‫ؤ ِم ِن الَّ ِذي‬.ْ ‫ل الْ ُم‬.ُ َ‫لَّ َم َمث‬.‫ه َو َس‬.ِ ‫هُ َعلَْي‬.ّ‫لَّى الل‬.‫ص‬ ِ
َ ‫ ْو ُل اللَّه‬.‫ال َر ُس‬. َ َ‫ال ق‬. َ َ‫ي ق‬ َّ ‫َع ْن أَيب ُموس األَ ْش َع ِر‬
ُ‫رأ‬.َ .‫ؤ ِم ِن الَّ ِذي الَ َي ْق‬.ْ .‫ل الْ ُم‬.ُ .َ‫ب َو َمث‬ ٌ ِّ‫ طَي‬.‫ ا‬.‫ب َوطَ ْع ُم َه‬
ِ
ٌ َّ‫ا طَي‬..‫ل اأْل ُْت ُر َّجة ِر ِحي َه‬.ِ .َ‫را َن َك َمث‬.ْ .‫رأُ الْ ُق‬.َ .‫َي ْق‬
‫ل‬.ُ . َ‫را َن َمث‬.ْ . ‫رأُ الْ ُق‬.َ .‫افِ ِق الَّ ِذي َي ْق‬.. َ‫ل الْ ُمن‬.ُ . َ‫و َو َمث‬.ٌ . ‫ا ُح ْل‬..‫ا َوطَ ْع ُم َه‬.. َ‫ر ِة الَ َريِ َح هَل‬.َ. ْ‫ل مَت‬.ِ . َ‫را َن َك َمث‬.ْ . ‫الْ ُق‬
‫ة‬.ِ .َ‫ل احْلَْنظَل‬.ِ .َ‫را َن َك َمث‬.ْ .‫رأُ الْ ُق‬.َ .‫ الَ َي ْق‬.‫افِ ِق الَّ ِذي‬..َ‫ل الْ ُمن‬.ُ .َ‫ر َو َمث‬.ٌّ .‫ا ُم‬..‫ب َوطَ ْع ُم َه‬ ِ َّ
ٌ ِّ‫ا طَي‬..‫ة ِرحْي ُ َه‬..َ‫الرحْيَان‬
.‫س هَلَا ِريْ ٌح َوطَ ْع ُم َها ُمٌّر‬ َ ‫لَْي‬
Abu Musa Al-Asy’ari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan
seorang mukmin yang membaca Alquran adalah bagaikan buah utrujjah. Aromanya
harum dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Alquran
adalah bagaikan buah tawar (kurma). Aromanya tidak ada, tetapi rasanya manis.
Perumpaaman seorang munafik yang membaca Alquran adalah bagaikan buah
raihanah. Aromanya harum, tetapi rasanya pahit. Perumaan seorang munafik yang tidak
membaca Alquran adalah bagaikan buah hanzahalah. Aromanya tidak ada dan rasanya
pahit.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ath-Tirmidzi, dan An-Nasa’i)
Dalam hadis ini terdapat empat golongan manusia apabila dihubungakan dengan Alquran,
yaitu Orang yang hatinya dipenuhi oleh iman, orang yang beriman kepada Aquran, Orang
jahat 9munafik) yang tidak memiliki iman, dan Orang jahat (munafik) yang tidak ada
hubungannya dengan Alquran.

E. METODE CERAMAH
‫عن عبد اهلل بن عمر عن رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم أنه قال يا معشر النساء‬

‫ امرأة من جزلة وما لنا‬.‫تصدقن وأكثژن أالستغفار فإين رأيتك أكثر أهل النار فقالت‬

‫يا رشول اهلل أكثر أهل النار قال شكرن اللعن وتكفرن العشري وما رأي من ناقصات‬

‫عقل ودين أغلب إذي لب منكن‬

Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah saw bersabda, “wahai sekalian wanita,
bersedekahlah dan perbanyak istigfar, karena sesungguhnya aku melihat kalian banyak
yang menjadi penghuni neraka.” Mereka berkata, “Mengapa deikian, wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda, “kalian banyak melaknat dan mengingkari (kebaikan)
pasangan. Aku tidak pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya
menghilangkan akal seorang laki-laki yang teguh dari pada salah seorang diantara
kalian.” (HR. Bukhari)
Hadis diatas meninformasikan bahwa Rasulullah saw memberikan ceramah kepada para
wanita dengan materi anjuran bersedekah. Setelah beliau menyampaikan ceramah,
sahabat wanita bertanya, ia menerima penjelasan lebih lanjut kepada beliau. Dengan
demikian, beliau menggunakan metode ceramah dan dialog dalam menyampaikan pesan-
pesan mauizhah kepada para sahabat.
F. METODE TARGHIB DAN TARHIB

‫ا من‬..‫رأ حرف‬.‫لم من ق‬.‫ه وس‬.‫لى اهلل علي‬..‫ول اهلل ص‬.‫ال ش‬..‫ول ق‬..‫عود يق‬..‫عن عبد اهلل بن مس‬
‫رف‬.‫ف ح‬.‫رف ولكن أل‬.‫ول امل ح‬.‫ر أمثاهلا ال أق‬.‫نة بعش‬.‫ن واحلس‬.‫كتاب اهلل فله به حس‬
‫و حرف وميم حرف‬
Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda “Siapa yang
membaca satu huruf Alquran mendapat pahala satu kebaiakan. Satu kebaikan dilipat
gandakan menjadi sepuluh. Saya tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf. Akan
tetapi, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” ( HR. At-Tirmidzi)
Dalam hadis diatas Rasulullah saw banyak menggunakan taghrib dalam mendidik sahabat
(umat) Nya. Untuk menumbuhkan semgat dan minatyang tinggi dalam mengerjakan
ibadah yaitu membaca Alquran.
G. METODE PENGULANGAN DAN LATIHAN

‫عن أيب هريرة أن رشول اهلل صلى اهلل عليه وسلم دخل املسجد فدخل رجل فصلى‬

‫فسلم على النيب صلى اهلل عليه وسلم فرد وقال ازجة فصل فإنك مل تضل فرجع‬

‫يضلی کا صلى مث جاء فسلم على اليت صلى اهلل عليه وسلم فقال ازجع فصل فإنك‬
‫ إىل الصالة‬.‫مل تصل ثالثا فقال والذي تع باحلق ما أځني غريه فعلمين فقال إذا قمت‬

‫ حىت تطمئن راكقا مث ازف حىت تعدل‬.‫فكرب مث اقرأ ما تري معك من القرآن مث اركع‬

‫ حىت تطمئن ساجدا مث ازفة حىت تطمي جالسا وافعل ذلك يف صالتك‬.‫قائما مث اجمد‬

‫كله‬
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw masuk masjid. Lalu masukklah
seorang laki-laki dan melakukan shalat. Setelah itu, ia memberi salam kepada
Nabi saw dan beliau pun menjawab salamnya seraya bersabda, “Kembali dan
shalatlah, karena sesungguhnya engkau belum shalat.” Kemudian ia dating
memberi salam kepada Nabi saw dan beliau bersabda , “kembalilah dan
shalatlah, karena sesungguhnya engkau belum shalat.” (Tiga kali). Laki-laki itu
berkata , “Demi Dzat yang mengutuskan dengan benar, aku tidak dapat
melakukan yang lebih baik darinya, maka ajarilah aku.” Beliau bersabda,
“Apabila engkau berdiri untuk shalat maka bertakbirlah, kemdian bacalah apa
yang mudah bagimu dari Alquran, lalu ruku’ hingga engkau tuma’ninah (tenang)
di dalamnya. Kemdian bangkitlah hingga engkau berdiri lurus. Kemudian
sujudlah hingga engkau tuma’ninah dalam sujud, lalu bangkitlah hingga engkau
tuma’ninah dalam duduk. Lakukan yang demikian itu pada seluruh shalatmu.”
(HR. Al-Bukhari)

Dalam hadis diatas Rasulullah saw tidak langsung mengajarsahabat bagaimana


tata cara shalat yang benar, tetapi menyuruhnya terlebih dahulu secara berulang-
ulang. Dalam hal ini terlihat prinsip metode pengulangan yang dignakan oleh
beliau.

H. METODE MAUIZHAH

‫عن عمر بن أيب سلمة يقول گئث غالما يف حجر شول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
‫وكان يلي تطيش يف الشقة فقال يل رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم يا غالم سم اهلل‬
‫وكل بيمينك وكل ما يليك فما زالث تلف لغيت بعد‬
Umar bin Abi Salamah berkata, “Dulu aku menjadi pembantu dirumah Rasulullah saw
ketika makan, biasanya akan mengulurkan tanganku ke berbagai penjuru. Melihat itu
beliau berkata, Hai Nak, bacalah basmallah, makanlah dengan tangan kananmu, dan
makanlah apa yang ada di dekatmu.” (HR- Al Bukhari)
Riwayat diatas menyiratkan beberapa nilai tarbawiyah yang kita harus terapkan dalam
mendidik anak. Memberikan mauziah atau nasihat meruapakan pekerjaan penting dan
sering kali efektif dalam pendidikan islam. Akan tetapi banyak orang ynag tidak
menggunakannya, bahkan uga orangtua.
BAB 7 MEDIA PENDIDIKAN ISLAM
A. MEDIA MANUSIA
.‫عن أيب هريرة أن رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم قال أتدرون ما املقليش قالوا‬
‫ فقال إن املفلس من أميت يأيت يوم القيامة بصالة‬. ‫املفيش فينا من ال هم له وال متاع‬
‫وصيام وزكاة ويأتى قد شتم هذا وقف هذا وأكل مال هذا وسفك دم هذا وضرب‬
‫هذا فيغطى هذا من حسناته وهذا من حسناته فإن فنيث ستائه قبل أن يقضي أخذ‬
.‫من خطاياهم طرح عليه مث طرح يف النار‬
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tahukah kalian apa
yang dimaksud dengan al-muflis (bangkrut)?” Sahabat menjawab, “Al-muflis
dikalangan kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta benda.”
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya al-muflis dikalangan umatku adalah orang
yang dating pada hari kiamat membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Selai itu,
ia juga memfitnah, menuduh (berbuat maksiat), memakan harta oran lain (dengan
cara tidak halal), menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Lalu, masing-
masing kesalahan itu ditebus dengan kebaikan (pahalanya). Setelah kebaikan
(pahala)nya habis sebelum kesalahannya terselesaikan, maka dosa orang yang
dizaliminya itu dilemparkan kepadanya, kemudian ia dilemparkan ke dalam
neraka.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi, menurut Abu Isa hadis ini hasan-shahih)
Dalam hadis diatas bahwa Rasulullah saw memfungsikan dirinya sebagai mediator. Beliau
ajukan pertanyaan kepada para sahabatnya. Beliau dengarkan jawaban mereka.
Selanjutnya, beliau menjelaskan inti masalah yang sedang dibicarakan sehingga tidak ada
lagi tanda Tanya dalam pikiran para sahabat. Jadi, melalui beliau peserta didik mendapat
informasi. dengan demikia beliau adalah media pembelajaran.
B. MEDIA BUKAN MANUSIA
‫عن عبد اهلل بن عمر رضي اهلل عنهما أن رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم قال وهو‬
‫ العليا‬.‫على املنرب وذكر الدقة والصرف واملسألة اليد العليا خري من اليد الشفلي فاليد‬
‫هي املنفقة والشفيت هي السائلة‬
Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda ketika berada diatas
mimbar. Beliau menyambut tentang sedekah dan masalah tangan yang diatas lebih baik
dari tangan yang dibawah. Tangan yang di atas adalah yang memberi (mengeluarkan
sedekah) sedangkan tangan yang dibawah adalah yang meminta. (HR. Al- Bukhari dan
Muslim)
Hadis diatas menginformasikan bahwa Rasulullah saw mendidik para sahanat agar
menjadi orang yang pemurah. Beliau memotivasi mereka untuk bersedekah. Dalam
menyampaikan materi tersebut, beliau menggunakan mimbar sebagai media. Hal ini
dialakukan agar sahabat dapat melhat beliau dengan jelas, sehingga informasi yang di
sampaikan dapat diterima secara baik.
C. GABUNGAN MEDIA DAN MANUSIA DAN BUKAN MANUSIA
‫د‬..‫ا يش‬..‫ؤمن كالبني‬..‫ال إن املؤمن للم‬..‫لم فق‬..‫ه وس‬..‫لى اهلل علي‬..‫يب ص‬..‫ى عن الن‬..‫عن أيب موس‬
‫بعضه بعضا وشبك أصابعه‬
Dari Abu Musa dari Nabi saw, beliau bersabda, “ Sesungguhnya seorang mukmin
dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.”
Kemudian beliau menjalin jemarinya. (HR. Al-Bukhari)
Dalam hadist diatas, Rasulullah saw memotivasi para sahabat agar bersatu dan saling
menolong. Beliau menggunakan metode perumpamaan, yaitu menyamakan hubugan
antara sesame mukmin dengan kondisi suatu bangunan yang satu komponen menguatkan
komponen lain. Rasulullah saw menggunakan dua media, yaitu bangunan dan jemarinya.
Hal itu dilakukan oleh beliau untuk mempermudah para sahabat memahami apa yang
beliau sampaikan.

BAB 8 LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM


A. PENGERTIAN LINGKUNGAN KELUARGA
‫د على‬..‫ود يول‬..‫عن أيب هريرة رضي اهلل عنه قال قال النيب صلى اهلل عليه وسلم كل مول‬
‫رى‬..‫ل ت‬..‫ة ه‬..‫ة تنتج البهيم‬..‫ل البهيم‬..‫انه كمث‬..‫رانه أو ميجس‬..‫ه أو ينص‬..‫أبواه يهودان‬..‫رة ف‬..‫الفط‬
‫فيها جدعاء‬
Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, “Setiap anak dilahirkan
menurtu fitrah (potensi beragama islam). Selanjutnya, kedua orangtua nyalah yang
membelokannya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi bagaikan binatang melahirkan
binatang, apakah kamu melihat kekurangan padanya.?” (HR. Al-Bukhari)
Kata abawah yang berarti kedua orangtua dalam hadis diatas tidak berarti menafikan
pengaruh pihak lain. Dalam kenyataannya, masih banyak komponen lingkungan yang
dapat mempengaruhinya, seperti suami, istri, saudara, kakek, nenek, paman, bibi, dan
pembantu rumah tangga. Disebut kedua orangtua untuk mewakili lingkungan dapat
dipahami karena dominasi peran dan pengaruh orangtua terhadap perkembangan anak.

B. PENGARUH LINGKUNGAN TEMAN


‫ر‬.. .‫ه فلينظ‬.. .‫ل على دين خليل‬.. .‫ال الرج‬.. .‫لم ق‬.. .‫ه وس‬.. .‫لى اهلل علي‬.. .‫يب ص‬.. .‫رة أن الن‬.. .‫عن أيب هري‬
.‫أحدكم من خيالل‬
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, “Sesorang itu mengikuti
agama temannya. Oleh sebab itu, kamu harus hati-hati terhadap temanmu.” (HR. At-
Tirmidzi dan Abu Dawud)
Menurut Muhammad Utsman Najati, selain orangtua, teman, atau orang yang terdekat
juga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan perilaku anak, terutama pada
masa remaja. Teman sangat berepengaruh dalam kehidupan sesorang. Biasanya teman
yang moralnya buruk kadang juga akan mempengaruhi orang yang sering menemaninya
begitupun sebaliknya.
C. PENGARUH SETAN
‫رين‬..‫ال إ ّن اهلل أم‬..‫لم ق‬..‫ه وس‬..‫لى اهلل علي‬..‫ول اهلل ص‬..‫عي أن رس‬..‫اض بن محار اجملاش‬..‫عن عي‬
‫اء‬.. ‫ادى حنف‬.. ‫ال وإىّن خلقت عب‬.. ‫ه ق‬.. ‫ذا وإن‬.. ‫ومي ه‬.. ‫ين ي‬.. ‫ا علم‬.. ‫ا جهلتم م‬.. ‫أن أعلمكم م‬
‫ا أخللت هلم‬.. . .‫رمت عليهم م‬.. . .‫التهم عن دينهم وح‬.. . .‫ياطني فاجت‬.. . .‫كلهم وإهنم أتتهم الش‬
‫وأمرهتم أن يشركوا يب‬
Dari Iyadh bin Himar Al-Mujasyi’I meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda ,
“Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk mengajarkan kepada kalian sesuatu yang
belum kalian ketahui dan telah diajarkan kepadaku pada hari ini. “Dia berfirman, ‘Aku
telah menciptakan hamba-Ku menjadi orang yang luas semuanya. Akan tetapi, setan
memalingkan mereka dari agamanya, mengaharamkan apa yang aku halalkan, dan
menyuruh mereka memperseutukan-Ku.” (HR. Muslim)
Dalam mempengaruhi manusia, setan menggunakan berbagai strategi yang licik dan
memanfaatkan sarana yang ada dalam diri manusia, yaitu hawa nafsu. Dalam Alquran
juga dikemukakan bahwa setantelah banyak menghancurkan kehidupan manusia, mlai
dari manusia pertama sampai sekarang, bahkan sampai manusia di akhir zaman.

BAB 9 PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM


A. PENDEKATAN PENGALAMAN
‫لّم بلنب‬.‫عن كلدة بن حنبل أن صفوان بن أميت بعثه إىل رسول اهلل صلى اهلل عليه وس‬
‫ال‬..‫لم فق‬..‫دخلت ومل أس‬..‫ة ف‬..‫أعلى مك‬..‫لم ب‬..‫ه وس‬..‫لى اهلل علي‬..‫غابيس واليّن ص‬..‫ة وض‬..‫وجداي‬
‫ارجع فقل السالم عليكم‬
Kaladah bin Hanbal meriwayatkan bahwa ia diutus oleh Shafwan bin Umayyah kepada
Rasulullah saw membawa susu, anak kijang, dan ketimun kecil. Sementara itu, nabi saw
sedang berada di ketinggian Mekah. Ia berkata, “Aku masuk tanpa mengucapkan salam
terlebih dulu.” Lalu beliau bersabda, ‘Keluar dulu, lalu ucapkan salam.’” (HR. Abu
Dawud dan At-Tirmidzi)
Dalam hadis ini Rasulullah saw tidak memarahi Kaladah lantaran tidak mengucapkan
salam. Akan tetapi, beliau mengharapkan Kaladah menjalankannya secara praktis
(mengalami sendiri) dan diaplikasikan setiap masuk rumah sebagi salah satu bentuk etika
kesopanan.

B. PENDEKATAN PEMBIASAAN
‫ه‬..‫لى اهلل علي‬..‫ول اهلل ص‬..‫ال رس‬..‫ال ق‬..‫ ّده ق‬.‫ه عن ج‬..‫ه عن أبي‬..‫عيب عن أبي‬..‫رو بن ش‬..‫عن عم‬
‫وسلم مروا أوالدكم بالصالة وهم أبناء سبع سنني واضربوهم عليها وهم أبناء عشر‬
. ‫وفرقوا بينهم يف املضاجع‬
Dari ‘Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya, Rasulullah saw bersabda,
“Suruhlah anakmu mendirikan shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka
karena meninggalkannya ketika ia berumur sepuluh tahun. (Pada saat itu), pisahkanlah
tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud)
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan
kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah suri
tauladan, dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya
agar siswa memperoleh sikap, kebiasaan, dan perbuatan baru yang lebih tepat sekaligus
positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang da waktu (kontekstual).
C. PENDEKATAN EMOSIONAL
‫عن أيب موسى عن النيب صلى اهلل عليه وسلم قال املؤمن للمؤين كالبنيان يشد بعضه‬
‫بعضا مث شبك بني أصابعه‬
Abu Musa meriwayatkan dari Nabi saw bahwa beliau bersabda, “Orang mukmin
dengan mukmin lainnya ibarat satu bangunan, bagian yang satu saling memperkuat
dengan bagian yang lainnya.” Kemudian beliau menjalin jemarinya. (HR. Al-Bukhari,
Muslim, dan At-Tirmidzi)
Dalam menjelaskan mengenai persaudaraan yang dilahirkan olhe pembinaan Rasulullah
saw, Muhammad Ustman Najati mengemukakan bahwa beliau tidak sekedar menyeru
umat Islam untuk saling mencintai, saling menyayangi, saling mengasihi, dan saling
menolong.
BAB 10 EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A. EVALUSI RANAH KOGNITIF
‫اذا إىل‬.. .‫له ملا أراد أن يبعث مع‬.. .‫ه وس‬.. .‫لى اهلل علي‬.. .‫ول اهلل ص‬.. .‫ل أن رس‬.. .‫اذ بن جب‬.. .‫عن مع‬
‫إن مل جتد‬.‫ال ف‬..‫ ق‬. ‫اب اهلل‬.‫ى بكت‬.‫اليمن قال كيف تقضى إذا عرض لك قضاء قال أقض‬
‫نّة‬.. ‫إن مل جتد يف س‬.. ‫ال ف‬.. ‫لم ق‬.. ‫ه وس‬.. ‫لى اهلل علي‬.. ‫ول اهلل ص‬.. ‫نّة رس‬.. ‫ال فبس‬.. ‫اب اهلل ق‬.. ‫يف كت‬
‫رب‬..‫ فض‬. ‫و‬..‫د رأىي وال آل‬..‫ال أجته‬..‫اب اهلل ق‬..‫رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم وال يف كت‬
‫ول اهلل‬..‫ول رس‬..‫ق رس‬.ّ .‫ذي وف‬..‫ه ال‬..‫د ل‬..‫ال احلم‬..‫دره وق‬..‫لم ص‬.‫ه وس‬..‫لى اهلل علي‬..‫ول اهلل ص‬..‫رس‬
‫ملا يرضي رسول اهلل‬
Mu’adz bin Jabal meriwayatkan bahwa Rasulullah saw ketika akan mengutus Mu’adz ke
Yaman, beliau bertanya kepadanya, “Bagaimana kamu mengadili perkara, jika
dihadapakn kepadamu suatu perkara pengadilan?” Mu’adz menjawab, “Saya mengadili
(perkara itu) dengan kitab Allah (Alquran). “Rasulullah bertanya lagi, “Bagaimana jika
kamu tidak menjumpai (petunjuk) dalam Kitab Allah?” Mu’adz menjawab, “Saya
mengadili dengan sunnah Rasulullah saw. “Rasulullah bertanya lagi, “Bagaimana jika
kamu tidak menjumpai petunjuk dalam sunnah Rasululah saw dan tidak menjumpainya
dalam Kitab Allah?” Mu’adz menjawab, “Saya berijtihad sekuat akal pikiran saya.
“Rasulullah saw menepuk dada Mu’adz sambil bersabda, “Segala puji milik allah yang
telah memberi petunjuk kepada utusan Rasulullah terhadap apa yang Rasulullah
berkenan terhadapnya.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ad-Darimi)
Dalam hadis diatas terlihat bahwa beliau menguji kemampuan dan pengetahuan sesorang
sahabat sebelum memberikan tugas kepadanya. Setelah ia berhasil menjawab secara benar
sesuai dengan keinginan, beliau memperlihatkan rasa senangnya dengan memberikan
ganjaran yang menyenangkan dan memuji Allah swt. Pujian kepada-Nya disini dapat
diartikan sebagai rasa syukur atas keberhasilan dalam mendidik sahabat.
B. EVALUSI RANAH AFEKTIF
َّ ‫لَّم‬. .‫ه وس‬.. ‫لّى اهلل علي‬. .‫ول اهلل ص‬.. ‫ال رس‬.. ‫ال ق‬.. ‫ري ق‬.. ‫عن جب‬
‫ده‬.. ‫ل يبتلي عب‬.ّ . ‫ز وج‬.ّ . ‫إن اهلل ع‬
‫كل ذنبه‬
ّ ‫حت يك ّفر عنه‬
ّ ‫بالسقم‬
ّ
Jubair berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menguji seorang
hamba-Nya dengan suatu penyakit hingga Dia mengampuni semua dosanya.’ “ (HR.
Ath-Tirmidzi)
Dalam hadis ini disebutkan bahwa manusia akan diuji oleh Allah dengan penyakit.
Sasarannya adalah kesabaran yang termasuk domain afektif. Selain itu, dalam hadis ini
disebut ganjaran yang akan diberikan oleh Allah kepada manusia yang lulus dalam ujian
kesabaran menghadapi penyakit yang ada dideritanya.
C. EVALUASI RANAH PSIKOMOTOR
‫لّى‬.‫ل فص‬.‫دخل رج‬.‫جد ف‬.‫ل املس‬.‫لم دخ‬.‫ه وس‬.‫لى اهلل علي‬.‫ول اهلل ص‬.‫رة أ ّن رس‬.‫عن أيب هري‬
‫ع‬..‫ل فرج‬.ّ .‫ك مل تص‬..ّ‫ل فإن‬.ّ .‫ع فص‬..‫ال ْارج‬..‫رد وق‬..‫لم ف‬..‫ه وس‬..‫لّى اهلل علي‬. ‫يب ص‬.
ّ .ّ‫لّم على الن‬. ‫فس‬
‫ل‬..‫ع فص‬..‫ال ارج‬..‫لم فق‬..‫ه وس‬..‫لى اهلل علي‬..‫يب ص‬.
ّ .ّ‫لّم على الن‬. ‫اء فس‬..‫لّى مث ج‬. ‫ا ص‬..‫لّي كم‬. ‫يص‬
.‫ال إذا قمت‬..‫ين فق‬..‫ريه فعلم‬..‫ن غ‬..‫ا أحس‬..‫احلق م‬..‫ك ب‬..‫ذي بعث‬..‫ال وال‬..‫ا فق‬..‫ل ثالث‬..‫ك مل تص‬..‫فإن‬
‫ع‬..‫ مث ارف‬.‫ا‬.‫تطمئن راكع‬
ّ ‫ىت‬..‫تيسر معك من القرآن مث ْاركع ح‬ ّ ‫إىل الصالة فكرّب مث اقرأ ما‬
‫ل‬.. ‫ا وافع‬.. ‫تطمئن جالس‬
ّ ‫ىت‬.. ‫ع ح‬.. ‫اجدا مث ارف‬.. ‫تطمئن س‬
ّ ‫ىت‬.. ‫جد ح‬. ‫ا مث ا ْس‬.. ‫دل قائم‬.. ‫حىّت تع‬
.‫ذلك يف صالتك كلّها‬
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw masuk masjid lalu masuk pula seorang
laki-laki yang kemudian shalat dan meberi salam kepada Nabi saw. Beliau menjawab
salam dan berkata, “Ulangi shalatmu karena sesungguhnya kamu belum shalat. “Laki-
laki itu mengulangi shalatnya seperti shalatnya tadi. Kemudian ia datang dan
mengucapkan salam kepada Nabi saw. Beliau berkata lagi, “Ulangi shalatmu karena
kamu belum shalat. “Laki-laki itu kembali shalat seperti shalatnya tadi. Setelah itu, ia
kembali dan mengucapkan salam kepada Nabi. Kemudian Nabi berkata lagi, “Ulangi
shalatmu karena sesungguhnya kamu belum shalat.” Begitulah sampai tiga kali. Lalu
laki-laki tersebut berkata, “Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar, sungguh
aku tidak dapat berbuat apa yang lebih baik lagi dari pada itu. 0leh karena itu, ajarilah
aku. “Lalu Nabi bersabda, “Apabila kamu berdiri untuk shalat, maka takbirlah. Lalu
bacalah ayat yang mudah bagimu, kemudian ruku’lah hingga tuma’ninah. Kemudian
bangkitlah sehingga I’tidal dalam keadaan berdiri, kemudian sujudlah hingga
tuma’ninah dalam keadaan sujud. Kemudian bangkitlah hingga tuma’ninah dalam
keadaan duduk, kemudian sujudlah sehingga tuma’ninah dalam keadaan sujud.
Kemudian berbuatlah yang demikian itu dalam semua shalatmu.” (HR. Al-Bukhari)
Dalam hadis ini, Rasulullah saw menguji sahabat dalam mendirikan shalat. Ini berada
diwilayah psikomotor. Teknik yang digunakan observasi. Beliau mengamati shalat yang
dilakukan oleh sahabat. Setelah melihat adanya kekeliruan, beliau langsung menyuruhnya
untuk mengulangi. Jadi, segera ada perbaikan setelah terjadinya kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai