Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HADIST TARBAWI

“KARAKTER DAN SIFAT ANAK DIDIK ”

Dosen pengampu : Zakiyah, M.Ag

Di susun oleh :

Sutra Violesi( 22541027)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarahkatu ….

Segala puji kepada ALLAH swt.Karena atas limpahan rahmat dan pengentahuan nya lah kami
dapat meneyelesaikan makalah kami tepat pada waktunya.Tidak lupa untuk dosen mata kuliah
Bapak Zakiyah, M.Ag atas materi makalah karena dengan materi ini kami lebih dalam
mengetahui tentang “Karakter dan sifat anak didik.

Mudah-mudahan makalah sederhana kami ini yang telah berhasil kami susun bisa dengan
mudah di pahami oleh siapa pun yang membacanya.Meskipun makalah yang kami buat masih
banyak kekurangan dam kesalahan dalam kata atau pun kalimat, sebelumnya kami meminta
maaf.Serta tidak lupa kami berharap adanya kritik dan saran dari teman-teman yang
membangung sehingga ke depanya kami bisa lebih baik lagi.

Demikianlah kami ucapkan terima kasih.

Curup, 10 Mei 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1. Bagaimana sikap duduk yang baik dalam majelis?


2. Bagaimana mengetahui karakter dalam menerima pelajaran?
3. Bagaimana caranya agar kita tidak melalaikan pelajaran?
4. Bagaiamana hadist memperhati ilmu?

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………11

A. Kesimpulan...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seseorang yang menghargai majelis dinilai sebagai orang yang hormat kepada
ilmu dan guru, dan ini salah satu adab atau etika dimajelis. Seorang yang menghargai
majelis berarti menghargai ilmu dan termasuk bagian dari adab seorang murid
sebagaimana yang diajarkan malaikat jibril ketika terjadi proses pembelajaran dengan
Nabi SAW secara dialogis mempertanyaan tentang iman,islam, dan ihsan. Etika anak
didik dalam majelis memiliki karakter diantaranya duduk dimajelis terdepan, duduk
dibelakang, dan berpaling pulang.

Etika anak didik dalam menerima pelajaran memiliki karakter diantaranya


bagaikan bumi subur maksudnya karakter anak didik yang baik ia menerima pelajaran
dan paham ilmu,dan kemudian ilmu itu dijarkan kepada orang lain. Bagaikan bumi
tandus dan gersang maksudnya karakter anak didik yang pandai,pintar dan cerdas, semua
buku ia baca dan ia kuasai tetapi ilmu itu hanya untuk diajarkan kepada orang lain
sementara tidak diamalkan untuk dirinya. Bagaikan bumi licin mendatar maksudnya,
karakter anak didik yang tidak dapat bermanfaat untuk dirinya maupun orang lain,
mereka tidak dapat menyerap ilmu dan tidak ada yang menempel diotak mereka.

Bahwasanya kita tidak boleh melalaikan ilmu atau ketrampian yang telah
dikuasai. maksud melalaikan adakalanya kurang memperhatikan ilmu atau ketrampilan
yang telah dikuasai serta tidak ada usaha merawatnya dengan baik sehingga ilmunya
hilang. Orang tersebut berarti mengufuri kenikmatan yang telah diberikan kepadanya.
Dan jika suatu ilmu itu dilupakan dengan sengaja tanpa uzur itu perbuatan yang sangat
dibenci.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana sikap duduk yang baik dalam majelis?

2. Bagaimana mengetahui karakter dalam menerima pelajaran?

1
3. Bagaimana caranya agar kita tidak melalaikan pelajaran?

4. Bagaiamana hadist memperhati ilmu?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui sikap duduk yang baik dalam majelis

2. Untuk mengetahui karakter apa saja dalam menerima pelajaran

3. Untuk mengetahui cara agar kita tidak melalaikan pelajaran.

4. Untuk Mengetahui hadist memperhati ilmu?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sikap Duduk Dalam Majelis

‫ فجأة جاء ثالثة‬.‫ أن رسول هللا كان يجلس ذات مرة مع أصدقائه في المسجد‬.‫من أبي وقيد الليتسي (الحارة بن عوف) ر‬
‫ توقف الرجالن أمام رسول هللا صلى هللا‬.‫ ذهب اثنان منهم إلى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم وغادر اآلخر‬، ‫أشخاص‬
‫ واستدار‬، ‫ وجلس اآلخر خلفهما‬، )‫ ورأى أحدهما مكانًا فار ًغا في مجمع الهالكة (التجمع الدائري من األمام‬، ‫عليه وسلم‬
:‫ "أتود أن أخبرك عن هؤالء الثالثة؟ وأما أحدهم فلجأ إلى هللا‬:‫ بعد انتهاء التجمع قال النبي‬.‫الثالث بعيدًا لمغادرة التجمع‬

‫ (رواه موفق‬." ‫ ثم يبتعد هللا عنه‬، ‫ واآلخر يبتعد عنه‬، ‫ فاهلل يقدر حرجه‬، ‫ وأما الثاني المحرج‬.‫فكان هللا له أيضا مكانا‬
.)‫عليه‬
“ Dari Abu Waqid al-Laytsiy ( al-harit bin Awf) r.a. bahwasanya Rasulullah SAW
pada suatu ketika duduk bersama para sahabat didalam masjid. Tiba-tiba datang tiga orang,
dua diantaranya menuju Rasulullah SAW dan yang seorang lagi pergi begitu saja. Kedua
orang tersebut berhenti dihadapan Rasulullah SAW,salah satu dari mereka melihat tempat
kosong di majelis halakah ( majelis berbentuk melingkar dari depan), yang lain duduk
dibelakang mereka dan yang ketiga berpling pergi meninggalkan majelis tersebut. Setelah
selesai majelis Rasulullah bersabda :” Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang
tersebut? Adapun salah satu diantara mereka berlindung (mendekat) kepada Allah, maka
Allah pun memberikan tempat kepadanya. Adapun yang kedua merasa malu, maka Allah
menghargai malunya dan yang lain berpaling, maka Allah pun berpaling daripadanya.” ( HR.
Muttafaq Alayh).1

Jadi penjelasan pada hadits diatas menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mempunyai
halakah atau majelis dimasjid nabawi untuk menyampaikan ilmu. Majelis beliau berbentuk
haakah, yakni majelis yang berbentuk melingkar seperti lingkaran yang kosong tengahnya.
Perkembangan bentuk majelis halakah ini ternyata angat relevan pada era Modern
sekarang.bentuk majelis yang berhalakah disukai banyak orang karena sesuai dengan fitrah
manusia yang mencintai berhadap-hadapan dalam berkomunikasi. Metode pengajaran yang
1
Al-Ghazali, Ringkasan Ihya Ulumuddin Jakarta: Pustaka Amani, 1995.hlm 37
3
dilakukan Nabi dalam hadits adalah metode halakah (lingkaran) jamaah duduk berbentuk
melingkar.

Pada suatu ketika beliau duduk bersama para sahabat dimajelis itu. Kemudian
datanglah tiga orang menghadap dimjelis beliau setelah berjalan-jalan disekitarnya. Setelah
melihat ada majelis sebagian mereka ingin ikut bergabung dan sebagian lain berpaling.

Salah satu diantara tiga orang tersebut mengambil tempat terdepan yang masih
kosong. Keduanya, mengambil tempat dibelakangnya dan yang ketiga kembali puang tidak
jadi bergabung. Setelah selesai majelis Rasulullah SAW menjelaskan tiga macam orang
tersebut dengan didahuluinya pertanyaan yang mngundang penasaran. Maukah kalian saya
beritakan tentang tiga orang tersebut? Tentunya penjelasan beliau ditunggu oleh para
sahabat :

a. Duduk dimajelis Terdepan

Salah satu diantara mereka yakni yang mengisi tempat kosong dibarisan terdepan dari
halkah itu, berlindung kepada Allah,artinya bergabung dengn majelis Rasul, balasannya
Allah pun melindunginya. Perlindungan Allah dimksudkan dilindungi rahmat dan rida-Nya.
Ini adalah sikap anak didik yang paling baik di majelis ilmu.

b. Duduk di Belakang

Al-Asqalaniy dalam kitabnya Fath al-Bariy menjelaskan makna kata malu bagi
orang kedua ini, bahwa al-qadhi iyadh berkata : bahwa ia malu dari nabi dan para sahabat
yang hadir kalau tidak ikut duduk. Anas menjelaskan dalam periwayatannya, orang itu
malu kalau pergi dari majelis. Atau orang kedua ini malu berdesakan duduk di depan,
maka ia duduk dibelakangnya. Balasan orang kedua ini. Allah pun malu daripadanya,
maknanya ,Allah memberi rahmat dan tidak memberi hukuman tetapi tentunya tidak
seperti murid yang duduk di barisan depan.

c. Berpaling Pulang

Sikap orang ketiga sama sekali tidak menghargai ilmu, begitu lewat majelis tidak
bergabung dudu disitu, tetapi berpaling dan pulang tanpa uzur. Sikap anak didik seperti

4
ini balasannya sama dengan perbuatannya Allah pun berpaling daripadanya yakni Allah
murka padanya.

Diantara karakter anak didik diatas yang paling baik dan paling tinggi derajatnya
adalah kelompok pertama, yakni anak didik yang memperhatikan pelajaran dikelas atau
dihalakahnya dan hormat kepada ilmu. Kemudian karakter kelompok kedua sekalipun
tidak sepenuhnya penghargaan majelis seperti kelompok pertama. Adapun karakter
kelompok terakhir adalah yang paling rendah, yakni kurang memperhatikan pelajaran dan
kurang atau tidak menghargai majelis.2

Seseorang yang menghargai majelis dinilai sebagai orang yang hormat kepada
ilmu dan guru, dan ini salah satu adab atau etika dimajelis. Seorang yang menghargai
majelis berarti menghargai ilmu dan termasuk bagian dari adab seorang murid
sebagaimana yang diajarkan malaikat jibril ketika terjadi proses pembelajaran dengan
Nabi SAW secara dialogis mempertanyaan tentang iman,islam, dan ihsan sebagaimana
dalam hadits yang telah disebutkan pada bab metode pembelajaran sebelumnya.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari hadits tersebut adalah :

a. Diantara etika duduk dimajelis atau dikelas duduk terdepan dimajelis ilmu
selama ada tempat yang kosong.

b. Anjuran duduk dimajelis atau kelas sampi selesai pembelajaran.

c. Keutamaan malu duduk berjubelan dan berdesak-desakan kemudian duduk


dibelakangnya.

d. Kurang utama duduk dibelakang sementara tempat duduk depannya yang


disediakan masih kosong kecuali ada uzur.

e. Tercela meninggalkan majelis tanpa uzur.

B. Karakter Menerima Pelajaran

2
Khon, Abdul Majid. Hadis Tarbawi : Hadis-Hadis Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2014.hlm 25
5
‫ "إن مثل الهدى والعلم الذي بعثت به من هللا مثل المطر‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن أبي موسى رضي هللا عنه قال‬
‫ ويمكنها الحصول على المياه ثم تنمو النباتات الكثيفة والعشب وتنمو‬، ‫ من بينها األرض الخصبة‬.‫الذي ينزل على األرض‬
‫ فهو في الحقيقة أرض زلقة ال تستطيع االحتفاظ بالمياه وال‬، ‫ و (مياه األمطار) بعضها يصطدم بجزء من األرض‬.‫محاصيلها‬
‫ وهكذا فإن مثل من يدرس دين هللا وينفع ما أرسلته معه يعلم ويعلم ومثل من ال يبالي (ال يستغل ما‬.‫تستطيع زراعة النباتات‬
)‫ (صاحب السمو الملكي السيد مطلق عليه السالم‬." ‫ و ال يقبل هدي هللا الذي بعثت به معه‬، )‫أرسلته معه‬
Dari Abi Musa r.a.berkata: Rasulullah SAW bersabda :” Sesungguhnya
perumpamaan petunjuk (hidayah) dan ilmu yang dengannya aku diutus oleh Allah
bagaikan hujan yang jatuh mengenai bumi. Diantaranya ada bumi yang subur,ia dapat
menerima air kemudian menumbuhkan tumbuhan-tumbuhan dan rumput yang
lebat.diantaranya ada bumi yang tandus (tanah berbatu padas) Yang dapat menahan air,
lalu dengannya Allah memberikan manfaat kepada manusia, sehingga mereka dapat
minum,menyirami,dan bercocok tanam daripadanya. Dan (air hujan) ada yang mengenai
sebagian bumi, seseungguhnya ia tanah licin tidak dapat menahan air dan tidak dapat
menumbuhkan tanaman. Demikian itu, perumpamaan orang yang mengkaji agama Allah
dan bermanfaat apa yang aku diutus dengannya, ia mengetahui dan mengajarkan ( kepada
orang lain ) dan perumpamaan orang tidak peduli ( tidak mampu mengambil manfaat apa
yang aku utus dengannya), dan tidak menerima petunjuk Allah yang aku diutus
dengannya.” ( H.R.Muttafaq Alayh)

Jadi penjelasan hadits diatas menjelaskan bahwa Rasulullah SAW membuat


perumpamaan yang indah tentang ilmu dan petunjuk yang diberikan kepada manusia
bagaikan hujan yang menyirami bumi.kedua perumpamaan bumi dan manusia
membutuhkan siraman, bumi perlu siraan air agar menjadi tanah yang subur dan dapat
menumbuhkan tanam-tanaman yang hijau kemudia dimanfaatkan untuk manusia.

Pada hadits diatas ada tiga karakter manusia sebagai anak didik dalam
menerima ilmu atau petunjuk yang diumpamakan seperti ragam tanah atau bumi ketika
menerima siraman hujan dari langit, sebagai berikut:

a. Bagaikan Bumi Subur

6
Karakter anak didik diumpamakan seperti bumi subur ketika disiram dengan air
hujan.bumi ini dapat minum atau menyerap air, menumbuhkan tanam-tanaman, tumbuh-
tumbuhan dan rumput hijau yang subur.

Karakter anak didik pertama ini karakter yang terbaik diantara tiga karakter yang
ada nanti, karena karakter inilah yang menjaditujuan pendidikan, yaitu membentuk
pribadi anak didik yang baik dan memiliki ilmu pengetahuan yang bermanfaat yakni
diamalkan dan diajarkan. Alangkah manfaatnya jika tanah yang subur itu dapat
menumbuhkan berbagai buah-buahan dan sayur-mayur yang mengandung vitamin yang
amat penting bagi keehatan manusia. Alangkah manfaatnya ilmu seseorang yang
diamalkannya dan diajarkan kepada orang lain dapat menerangi dirinya dan masyarakat
disekitarnya. Orang pertama ini disebut sebagai orang alim yang mengamalkan ilmunya
untuk dirinya dan mengajarkannya kepada orang lain.

b. Bagaikan bumi tandus dan gersang

Karakter anak didik kedua ini bagaikan licin yang menerangi benda disekitarnya,
tetapi membakar dirinya. Karakter kedua ini kurang etis, seharusnya ilmu yang telah
didapatkan untuk kepentingan diri sendiri terlebih dahulu, kemudian keluarga dan baru
untuk orang lain. Orang kedua ini hanya memindahkan berita, hanya meriwayatkan,
hanya menyampaikan, dan hanya menceritkannya kepada orang lain.

c. Bagaikan bumi licin mendatar

Bentuk karakter anak didik ketiga diumpamakan seperti bumi liin mendatar tidak
dapat menyerap dan tidak dapat menyerap dan tidak dapat menampung air. Karakter
sebagian anak didik ketiga ini tidak dapat berbuat sesuatu yang bermanfaat baik untuk
dirinya maupun untuk orang lain. Mereka tidak dapat menyerap ilmu dan tidak dapat
menampung ilmu.tidak ada ilmu yang menempel diotak mereka, tidak ada ilmu yang
dapat menumbuhkan buah amal nyata untuk dirinya dan tidak ada orang lain yang
mendapat pengajaran daripadanya.3

3
Ibid 26-27

7
Karakter ketiga ini yang terendah diantara tiga karakter diatas, karena
keberadaannya kurang berfungsi sebagai anak didik,keberadaannya kurang bermanfaat
dari berbagai arah.

Pelajaran yang dapat diambil dari hadis tersebut sebagai berikut:

a. Anjuran menuntut ilmu, mengamalkannya dan mengajarkannya secara


serius dan sungguh-sungguh.

b. Karakter anak didik dalam menerima pelajaran imu bagaikan bumi yang
disirami air diantara bumi ada yang subur,ada yang tandus,dan ada yang licin berlumut.

c. Keutamaan penggabungan belajar dan mengajar.

d. Karakter anak didik dalam menerima pelajaran ilmu. Pertama: paham ilmu
mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain. Kedua, paham imu tidak
mengamalkannya tetapi mengajarkannya kepada orang lain. Ketiga, tidak paham,tidak
mengamalkannya dan tidak mengajarkannya

C. Tidak Melalaikan Pelajaran

‫ "من علم سهام الرماية ثم تركها ماكية ال ألهلي أو عاصي‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن عقبة بن أمير الجهيني قال‬
)‫ مسلم‬.‫حقًا" (ر‬
Dari Uqbah bin Amir al-Juhayniy berkata : Rasulullah SAW bersabda “ Barang
siapa yang telah diajari panah memanah kemudian ia tinggalkannya, makia tidak
tergolong umatku atau sungguh ia durhaka.”(HR.Muslim)

Jadi penjelasan dari hadits diatas menjelaskan bahwa Rasulullah SAW memberi
pembekalan kepada para sahabat pendidikan dan latihan ketrampilan yang bermanfaat
bagi umat sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan pada zamannya terutama untuk
kejayaan umat dan kemajuan agama.

Orang yang sengaja melalaikan ilmu atau ketrampilan yang telah dikuasai serta
tidak ada usaha merawatnya dengan baik sehingga ilmunya hilang. Orang tersebut berarti
mengufuri kenikmatan yang telah diberikan kepadanya, orang tersebut tidak bersyukur
terhadap nikmat yang diberikan. Seseorang yang telah menguasai atau terampil

8
menguasai suatu ilmu kemudian ditinggalkan atau dilupakan dengan sengaja tanpa uzur
secara syara sangat dibenci.4

Dalam pembelajaran mempunyai banyak teori antaranya teori S.R,teori


Gestalt,teori lapangan ,teori operant dan lain-lain. Tentunya dalam ruang terbatas ini
tidak mungkin akan dipaparkan seluruhnya. Kaitannya dengan ingatan dan lupa sebagai
dua aspek yang paling sederhana dalam proses pembelajaran. Teori ingatan SR
mengatakan bahwa ada beberapa syarat untuk memudahkan ingatan, sebagai berikut :

a. Stimulus ( perangsang) sesuatu yang baru dijumpai

b. Stimulus kerap kali dijumpai

c. Stimulus bermakna lama tinggal dalam ingatan.maksud bermakna stimuls


berkaitan erat dengan kehidupan pelajar.

Adapun lupa lawan dari ingat.lupa terjadi karena syarat-syarat diatas tidak
terpenuhi atau adanya gangguan pengalaman lampau yang menyebabkan lupa. Misalnya,
orang yang baru mulai main badminton setelah beberapa lama main tenis.pukulnnya
hamper sama dengan pukulan tenis.

Penyakit lupa, lalai atau melalaikan pelajaran harus segera diatasi sehingga tidak
membudaya dan tidak menjadi kepribadian seseorang anak. Anak harus terlatih dan
terbiasa ingat, giat dan rajin, sehingga membentuk kepribadian yang baik.

Pelajaran yang dapat diambil dari hadis tersebut sebagai berikut:

a. Ancaman bagi peserta didik yang telah belajar dan telah menguasai ilmu
tertentu kemudian ditinggalkan atau dilupakan.

b. Anjuran berlatih ilmu tertentu secara terampil, terutama yang dapat


mendukung perjuangan dalam islam.

c. Anjuran mengembangkan bakat atau keahlian peserta didik pada


ketrampilan tertentu yang bermanfaat dan sesuai dengan perkembangan zaman.5
4
Ibid 28-29
5
Ibid 29

9
D. Memperhati ilmu

.
‫ "إن أول مرحلة في طلب العلم‬:‫بن عيينة‬ ‫قال معلمه اإلمام الشافعي المسمى سفيان‬

."‫ ثم ممارستها ثم نشرها‬، ‫ ثم الحراسة‬، ‫ ثم الصمت واإلنصات‬، ‫االستماع‬


Gurunya imam Syafi'i yg bernama Sufyan bin Uyainah pernah berkata : "Tahapan
pertama dalam mencari ilmu adalah mendengarkan, kemudian diam dan menyimak
dengan penuh perhatian, lalu menjaganya, lalu mengamalkannya dan kemudian
menyebarkannya."

BAB III

10
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sikap anak didik dimajelis atau dikelas ada tiga macam, ada yang duduk didepan
yakni tandanya menghormati pelajaran dan menghargai majelis, ada yang duduk dibelakang
karena malu-malu da nada yang berpaling tidak mau mengahadiri majelis. Balasan Allah
kepada ketiga pelajar tersebut seimpal, peljar yang serius dan hormat belajarya diberi rahmat
dan keberkahan ilmu demikian juga pelajar yang malu-malu tetapi tidak sebanding dengan
pelajar pertma. Adapun terhadap pelajar tidak mendapat apa-apa kecuali penyesalan.

Karakter anak didik dalam menerima pelajaran bagaikan bumi yang ditimpa
hujan. Ada tiga tipe karakter anak didik. Pertama, paham ilmu, mengamalkan dan
mengajarkannya kepada orang lain bagaikan tanah subur yang dapat menyerap air hujan
dan menumbuhkan tanaman sehingga berbuah. Kedua, paham ilmu, tidak mengamalkan
tetapi mengajarkannya kepada orang lain bagaikan tanah tandus yang hanya dapat
menampung air untuk orang lain dan tidak dapat menumbuhkan tanaman apa-apa, ketiga,
tidak paham, tida mengamalkan dan tidak mengajarkannya bagaikan tanah licin berlumut
yang tidak dapat menyerap air, tidak dapat menampung dan tidak dapat menumbuhkan
tanaman.

Diantara karakter anak didik yang baik adalah tidak melalaikan pelajaran yang
telah didapat atau ketrampilan yang telah dikuasai. Ia selalu mengulang-ulang,
mediskusikan,dan berlatih.penguasaan suatu ketrampilan atau suatu ilmu pengetahuan
adalah suatu kenikmatan yang wajib disyukuri.seorang yang sengaja meninggalkan suatu
ketrampilan atau ilmu pengetahuan yang telah dikuasai berarti kufur terhadap nikmat
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
11
Al-Ghazali, Ringkasan Ihya Ulumuddin Jakarta: Pustaka Amani, 1995.

Khon, Abdul Majid. Hadis Tarbawi : Hadis-Hadis Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2014

12

Anda mungkin juga menyukai