Anda di halaman 1dari 14

TINGKAH LAKU TERPUJI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi

Dosen Pengampu:

Matnur Ritonga, M.Pd

Disusun Oleh :

Nafa Lutfia (19021055)


Febriza Putri Utamy (19021064)
Reni Agustin (19021071)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH (STAIDA) JAKARTA

FAKULTAS MANAJEMEN PEDIDIKAN ISLAM

Tahun Akademik 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tingkah
Laku Terpuji”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
penjelasan kepada para pembaca agar dapat memahami dan dapat mempraktekannya
dalam kehidupan sehari-hari.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Matnur Ritonga, M.Pd,


selaku Dosen Mata Kuliah Hadits Tarbawi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat memberikan banyak manfaat untuk para teman-
teman yang lainnya.

Cidokom, 29 September 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembahasan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Tingkah Laku Terpuji 3
B. Contoh Tingkah Laku Terpuji 4
C. Ciri-Ciri Tingkah Laku Terpuji 7
BAB III 9
PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akhlak adalah gambaran kondisi yang menetap di dalam jiwa. Semua perilaku
yang bersumber dari akhlak tidak memerlukan proses berfikir dan merenung. Perilaku
baik dan terpuji yang berasal dari sumber jiwa di sebut al-akhlaq alfadhilah (akhlak
baik) dan berbagai perilaku buruk disebut al– akhlak al–radhilah (akhlak buruk).1
Dalam kehidupan sehari – hari manusia senantiasa melakukan berbagai aktivitas dan
perbuatan yang merupakan perwujudan dari pola pikir manusia itu sendiri. Tindakan
manusia tersebut ada yang bersifat positif dan negatif. Sifat positif tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk akhlakul karimah (sifat – sifat terpuji) dan sifat negatif
berupa akhlakul mazmumah (sifat – sifat tercela).

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Thabrani, Rasulullah SAW


bersabda, yang artinya “menaati Allah adalah menaati orang tua, dan mendurhakai
Allah adalah mendurhakai orang tua”. Melalui perjalanan panjang kisah hidup
manusia sudah banyak terbukti bahwa seorang anak hidup bahagia karena orang
tuanya senang dan ridha kepadanya. Begitu juga sudah banyak terbukti seorang anak
hidupnya celaka dan sengsara karena orang tuanya murka serta melaknatnya.2

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian tingkah laku terpuji ?
2. Apa contoh tingkah laku terpuji ?
3. Bagaimana ciri-ciri tingkah laku terpuji ?

1 Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafino Persada, 2004), hlm. 68
2 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosakarya, 2005), hlm. 113

1
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui dan memahami pengertian tingkah laku terpuji.
2. Mengetahui contoh tingkah laku terpuji.
3. Mengetahui ciri-ciri tingkah laku terpuji

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN TINGKAH LAKU TERPUJI

Tingkah laku terpuji adalah akhlak yang baik, diwujudkan dalam bentuk
sikap, ucapan dan perbuatan yang baik sesuai dengan ajaran islam. Tingkah laku
terpuji yang ditujukan kepada Allah SWT berupa ibadah, dan kepada Rasulullah
saw dengan mengikuti ajaran-ajarannya, serta kepada sesama manusia dengan selalu
bersikap baik kepada sesama.3 Memiliki Tingkah laku yang baik atau Tingkah laku
mulia bagi setiap manusia adalah suatu hal yang sangat penting. Karena dimanapun
kita berada, apapun pekerjaan kita, akan disenangi oleh siapa pun. Artinya, akhlak
menentukan baik buruknya seseorang di hadapan sesama, karena Rasulullah saw pun
diutus kedunia ini untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa yang dimaksud dengan tingkah
laku terpuji adalah sikap atau perbuatan seorang muslim baik dari segi ucapannya
ataupun perbuatannya yang tidak melanggar dari apa yang telah dicontohkan
Rasulullah saw dan ajaran-ajaran islam.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw :

‫الصدق يهدى إىل‬


ّ ‫إ ّن‬:‫عن ابن مسعود رضي اهلل عنه عن النيب صلى اهلل عليه وسلم قال‬
‫ وان الكذب‬,‫ وان الرجل ليصدق حىت يكتب عند اهلل صديقا‬،‫الرب يهدي اىل اجلنة‬ ّ ‫الرب وا ّن‬
ّ
‫ عند اهلل‬9‫ وان الرجل ليكذب حىت يكتب‬،‫ وان الفجور يهدي اىل النار‬,‫يهدي اىل الفجور‬
    
‫كذابا‬

3 Ahmad Abid Al-Arif. Akidah Akhlak (Semarang: CV. Aneka Ilmu. 2009). Hal.24

3
“Dari Ibnu Mas’ud ra. dari Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya jujur
itu mendorong untuk beramal saleh, dan sesungguhnya amal saleh itu menunjukkan
jalan kesurga. Dan seseorang yang benar-benar/terus-menerus berbuat jujur
(sehingga menjiwai dan berbudi), ditetapkan disisi Allah sebagai ahli jujur. Dan
sesungguhnya dusta itu mendorong untuk berbuat keji dan perbuatan keji itu
menyampaikan ke neraka. Dan seorang yang benar-benar/terusmenerus berdusta,
ditetapkan disisi Allah sebagai ahli dusta.”4

B. CONTOH TINGKAH LAKU TERPUJI


1. Orang yang Jujur

Jujur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah lurus hati; tidak
berbohong, tidak curang,  tulus; ikhlas. Sedangkan kejujuran adalah sifat (keadaan)
jujur; ketulusan (hati); kelurusan (hati).

Jujur merupakan sikap yang ada pada diri manusia. Akan tetapi kebanyakan
manusia sulit menerapkan sikap jujur pada dirinya, serta saat ini jarang sekali orang
yang benar-benar jujur. Sikap jujur harus ditanamkan pada diri sendiri, dan harus
mulai diterapkan pada usia dini. Menerapkan sikap jujur pada anak di usia dini
sangatlah penting, karena dengan menerapkan kejujuran pada anak, akan
membiasakan anak untuk berkata dan bersikap jujur. Kejujuran meliputi tiga hal yaitu
ucapan, keyakinan dan perbuatan. Jujur dalam ucapan adalah hendaknya sesuai
dengan apa yang ada dalam hati atau sesuia dengan kenyataan, atau sesuai dengan
keadaan keduanya (hati dan fakta).Jujur dalam keyakinan adalah dimulai dengan
adanya kajian tentang masalah keyakinan itu sendiri, kemudian mencari dalil
argumentasi dari panca indra, syariat, logika dengan disertai dengan penafian subhat
tentangnya.Jujur dalam perbuatan adalah adanya kesesuaian antara kepribadian yang

4 Abdul Aziz Mansyuri. Mutiara Qur’an dan Hadist. Hal. 151

4
nampak dengan apa yang ada dalam diri sendiri. Sehingga tulus ikhlas kepada Allah
mengharapkan kebaikan dengannya.5

Seorang muslim adalah orang yang jujur. Dia mencintai kejujuran,


menemukannya lahir batin didalam ucapan dan perbuatan, karena kejujuran
menunjukkan kebaikan, dan kebaikan dan menunjukkan kepada surga. Adapun
kebalikan dari jujur adalah dusta. Sifat ini menunjukkan kepada kejahatan, dan
kejahatan menunjukkan kepada neraka.6

Sebagaimana sabda Rasulallah SAW.

“Dari Ibnu Mas’ud ra. dari Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya jujur
itu mendorong untuk beramal saleh, dan sesungguhnya amal saleh itu menunjukkan
jalan kesurga. Dan seseorang yang benar-benar/terus-menerus berbuat jujur
(sehingga menjiwai dan berbudi), ditetapkan disisi Allah sebagai ahli jujur. Dan
sesungguhnya dusta itu mendorong untuk berbuat keji dan perbuatan keji itu
menyampaikan ke neraka. Dan seorang yang benar-benar/terusmenerus berdusta,
ditetapkan disisi Allah sebagai ahli dusta.”7

2. Meninggalkan Perdebatan Meskipun Ia Benar

Berdebat atau berbantah-bantah adalah suatu pernyataan dengan maksud


untuk menjadikan orang lain memahami suatu pendapat atau mengurangi
kewibawaan lawan debat dengan cara mencela ucapannya sekalipun orang yang
mendebatnya itu tidak tahu persis permasalahan karena kebodohannya. Dan yang
lebih ditonjolkan dalam berdebat adalah keegoanya sendiri sehingga ia berusaha
mengalahkan lawan debatnya dengan berbagai cara. Pada saat berdebat tidak sedikit

5 Al-Adab An-Nabawi, hal. 148


6 Abu Bakar Jabir Eljaazair, Pola Hidup Muslim, hal. 387
7 Abdul Aziz Mnsyuri, Mutiara Qur’an Hdits.  hal (151)

5
orang yang memiliki ego sangat tinggi dan tidak mau dikalahkan oleh orang lain atau
pun mengalah walaupun dalam hatinya ia merasa kalah. Tipe orang seperti itu
biasanya selalu berusaha untuk mempertahankan idenya dengan cara apapun. Bahkan
tidak sedikit kasus yang diawali dari perdebatan berakhir dengan perkelahian dan
pertumpahan darah. Padahal, terkadang mereka adalah sama-sama berada didalam
persaudaraan islam. Rasulullah SAW. bersabda :

         )‫ماضل قوم بعدان هداهم هللا إالأوتواالجدل (رواه لترمذى عن أبى امامه‬

Artinya: “ Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapat petunjuk Allah,


kecuali kaum yang suka mendatangkan perdebatan “

Adapun dalam menghadapi orang yang selalu ingin menang dalam setiap
perdebatan, Nabi menganjurkan umatnya untuk meninggalkannya, dan
membiarkannya beranggapan bahwa dia menang dalam perdebatan tersebut. Dengan
berperilaku seperti itu, bukan berarti kalah dalam perdebatantersebut, melainkan
menang disisi Allah dan mendapat pahala yang besar, sebagaimana Nabi menyatakn
bahwa dijamin surga baginya.8

3. Orang yang Tidak Berdusta Meskipun Begurau

Berdusta adalah menyatakan sesutau yang tidak sesuai dengan kenyataan


sebenarnya. Dusta sangat dilarang dilarang dalam islam. Karena selain erugikan
orang lain, juga merugikan dirinya sendiri. Dusta adalah salah satu sikap tercela yang
menunjukkan sifat orang yag tidak beriman kepada Allah.

Dalam bersenda gurau ada hal yang tercela dan terlarang menurut agama
islam yang dilakukan terus menurusdan melampaui batas. Oleh karena itu hal tersebut

8 Rachmat Syafe’I , Al-hadis.   Hal 74-75

6
dilarang karena ia akan sibuk membuat permainan yang dapat menertawakan orang
atau mencari halnya yang dianggap orang lucu.9

Etika dalam bersendau gurau sebaiknya mengandung hal yang benar dan tidak
terdapat di dalamnya terdapat dusta. Hal tersebut sesuai dengan hadist nabi yang
berbunyi : “ telah menceritakan kepada kami Musaddad bin Musharhad berkata :
telah menceritakan kepada kami Yahya dari Bahz bin Hakim ia berkata, “ aku
mendengar Rasulullah SWT bersabda : “celakalah bagi orang yang berbicara lalu
berdusta untuk membuat orang lain tertawa, celakalah ia, celakalah ia.”10

Dalam bersendau gurau hruslah melihat kondisi ataupun kepada siapa ia akan
bersendau gurau. Maka dengan itu didalam bersendau gurau tidak boleh terdapat
unsur-unsur yang menyakiti perasaan orang lain. Adapun ketika bersendau gurau
pula sebaiknya tidak dilakukan kepada orang yang lebih tua daripada kita. Ataupun
kepada orang-orang yang tidak dapat bersendau gurau. Jadi sebaiknya tidak terlalu
memperbanyak sendau gurau karena itu akan mengakibatkan seseorang akan
dianggap rendah oleh orang lain.11

C. CIRI-CIRI TINGKAH LAKU TERPUJI


Menurut pandangan masyarakat, tanda-tanda adanya akhlak mulia pada
seseorang dapat dilihat dari perilaku yang ditampilkan, yaitu perilaku yang baik.
Perilaku baik tersebut berhubungan dengan ibadah dan muamalah dengan orang lain,
serta cara melakukannya. Pandangan masyarakat tentang tanda akhlak mulia tersebut,
sama dengan ketika mereka mengartikan pengertian akhlak, yaitu dilihat dari
perbuatan yang tampak. Menurut penulis, hal ini sangat wajar, mengingat persoalan
tanda adalah sesuatu yang dapat dibuktikan. Maka mereka mengukur itu dari perilaku
yang dapat terlihat. Namun, mereka belum dapat membedakan antara perilaku ibadah

9 Abu daud sulaiman al sajastani , sunan abu daud ( Beirul daral kitab al arabi) hal. 539
10 Abu daud sulaiman al sajastani , sunan abu daud ( Beirul daral kitab al-arabi) hal. 539
11 Jurnal rokayah , penerapan etika dan akhlak dalam kehidupan sehari hari , (Lampung, IAIN Raden inten 2001)

7
dengan perilaku akhlak. Begitu juga penulis memaklumi, karena akhlak dalam
prakteknya juga tidak dapat dipisahkan dengan perbuatan ibadah. Dalam
pembagiannya, terdapat akhlak kepada Allah yang dapat dibuktikan dengan praktik
ibadah. Seharusnya praktik ibadah hendaknya dapat membuahkan akhlak yang
mulia.12

Pandangan masyarakat tentang ciri-ciri tingkah laku terpuji adalah sebagai berikut;

a) Baik kepada siapapun, kenal atau tidak.

b) Tidak berbuat jahat baik lisan maupun tangan.

c) Bersabar ketika dizalimi orang lain.

d) Tidak mudah tersinggung.

e) Perilakunya diterima masyarakat umum.

f) Setiap bertindak mempertimbangkan segi positif dan negatifnya.

g) Berbicara dan berbuat selalu berpedoman pada aturan, baik aturan agama,
pemerintah, maupun masyarakat.

h) Senang melakukan ibadah sunah dan wajib.

Pengaruh akhlak mulia bagi seseorang Seseorang yang memiliki akhlak mulia
akan berpengaruh pada perilakunya. Secara tidak langsung mereka memandang
bahwa akhlak mulia adalah sifat baik yang telah tertanam pada diri seseorang. Jika
seseorang telah memiliki akhlak yang baik, maka akan melahirkan perilaku yang baik
dalam segala bidang dan menjadikan hidupnya tenang dan tenteram. Pengaruh akhlak
baik itu dapat dilihat secara individual maupun sosial. Secara individual akhlak yang
baik akan menjadikan seseorang jiwanya tenang, merasakan kebahagiaan dalam

12 Mustopa, jurnal pendidikan islam, Hal 276

8
kesederhanaan, tidak stres, tidak khawatir, tidak memiliki rasa takut, sudah
merasakan surga di dunia.13

Sedangkan secara sosial orang yang memiliki akhlak mulia akan merasakan di
tempat kerja bisa kondusif, tidak ada rasa iri dan tidak saling menjatuhkan, di
lingkungan masyarakatnya bisa jadi teladan, dapat memfasilitasi, memberi jalan
keluar, menciptakan kerukunan, tidak menimbulkan konflik dan punya toleransi yang
tinggi, dapat mempengaruhi karakter orang lain ke arah yang lebih baik, dapat
mempengaruhi lingkungan menjadi lebih baik, berpikir positif (positive thinking),
dalam berbuat selalu mempertimbangkan manfaat dan mad}aratnya, menjadi teladan
dalam masyarakatnya, disenangi oleh masyarakat, dan memiliki tanggung jawab yang
besar baik dalam keluarga, lingkungan kerja, maupun masyarakat.14

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa tingkah laku terpuji
adalah akhlak yang baik, diwujudkan dalam bentuk sikap, ucapan dan perbuatan yang
baik sesuai dengan ajaran islam. Tingkah laku terpuji yang ditujukan kepada Allah
SWT berupa ibadah, dan kepada Rasulullah saw  dengan mengikuti ajaran-ajarannya,
serta kepada sesama manusia dengan selalu bersikap baik kepada sesama. Contoh
tingkah laku terpuji orang yang jujur, meninggalkan perdebatan meskipun ia benar,
dan orang yag tidak berdusta meskipun begurau.

Ciri-ciri tingkah laku terpuji adalah bersikap menghalalkan cara untuk meraih
sesuatu, tidak peduli dengan aturan yang ada, baik agama, pemerintah maupun

13 ibid, hal. 278


14 ibid, hal. 279

9
masyarakat, mudah mengabaikan amal ibadah, selalu mengajak berbuat ke arah yang
negatif pada siapapun, bergaul dengan orang yang buruk perilakunya, tidak
memperhatikan kepentingan orang lain, tidak punya rasa malu melakukan perbuatan
jelek, menunjukkan sikap yang baik di muka umum, mudah melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan norma agama dan sosial, dan banyak berbicara tapi sedikit
berbuat.

B. SARAN

Dari pembahasan yag telah kita bahas, kami berharap semoga setelah kita
mempelajari pelajaran mengenai akhak terpuji ini, agar bisa kita jadikan sebagai
rujukan dalam melakukan pergaulan dalam kehidupan baik berhubungan dengan
Allah atau bergaul antar sesama manusia.

Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar bahwasannya makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari hal yang sempurna. Kami juga membutuhkan
kritik dan saran agar bisa menjadi suatu motivasi bagi diri kami agar dapat menjadi
lebih baik lagi untuk kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, Netty. 2004. Islam dan Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Muchtar, Heri Jauhari. 2005. Fikih Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Al-Arif, Ahmad Abid. 2009. Akidah Akhlak. Semarang: Aneka Ilmu.

Ritonga, Abdul Hamid. 2010. Tema Pokok Hadis Seputar Islam dan Tata 
Kehidupan. Bandung: Citapustaka Media.

Ar Rasyid. 2015. Mushaf Terjemah. Jakarta: Perpustakaan Media.

Masyhuri, Abdul Aziz. 1980. Mutiara Qur’an dan Hadits. Surabaya: Al Ikhlas.

Said, Abu Abdillah. 2016. Hadits Abrain Imam An-Nawawi. Solo: Al-Wafi.

Mustopa. 2014. Jurnal Pendidikan Islam. Semarang: IAIN Walisongo.

11

Anda mungkin juga menyukai