PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bahasa Arab, tidak bisa dielakkan lagi bahwa qawaid memegang
peranan sangat penting didalamnya.Terutama nahu dan sharaf. Karena qawaid
menentukan bagaimana cara kita memahami bahasa tersebut dan membuat orang lain
paham dengan apa yang kita ucapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Pembagian Fiil Dari Segi Jenis Hurufnya (Fi’il Shahih Dan Mu’tal),
2. Pembagian Fi’il Shahih Dan Penjelasan Beserta Contoh,
3. Pembagian Fi’il Mu’tal Dan Penjelasan Beserta Contoh.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dipandang dari segi jenis hurufnya fi’il terbagi menjadi dua, yaitu :1
a. Fi’il shahih
هوماكانت حروفه الصول صحيحة و ليست بحروف علة و هي اللف والواو والياء
Fi’il shahih adalah fi’il yang huruf aslinya shahih dan bukan huruf ilat
(alif, waw dan ya).
b. Fi’il Mu’tal
Fi’il mu’tal adalah fiil yang huruf aslinya termasuk huruf ilat.
· Salim ()سالم
1 Akroni Fahmi AH, Ilmu Nahwu dan Sharaf, Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada, 1995. Hal.
37
2
Yaitu fi’il yang huruf aslinya bukan huruf shahih.
· Mahmuz
Yaitu fiil yang salah satu huruf aslinya adalah huruf hamzah.
Hukum mahmuz :
Yaitu fiil yang pada tsulatsinya huruf ain dan lam fiilnya sejenis.
3
Mudhaa’af Tsulatsy : kata yang huruf ‘ain dan lam fi’il nya huruf sejenis contohnya
banyak sekali diantaranya: ششددdan فشدر.
Mudhaa’af Ruba’iy : Kata yang huruf fa fi’il dan lam fi’il pertamanya sejenis
dan huruf ‘ain fi’il dan lam fi’il keduanya sejenis. Contohnya شزللشزشل, شدلمشدشم, dan س
شولسشو ش
Hukum mudha’af :
a. Fiil madhi
Wajib mengidghamkannya apabila dihubungi oleh dhamir rafa’ yang sukun
Wajib menguraikan idgham apabila dihubungi oleh dhamir rafa’ yang
berharkat.
Jika ‘ain fiilnya kasrah dan bersandar kepada dhamir yang berharkat, maka
boleh dalam tiga bentuk, yaitu:
1) Menyesuaikan kaidah terdahulu, yaitu wajib menguraikan idgham,
2) contoh : ظللت
3) Menghazafkan ‘ain fiilnya dan fa fiilnya tetap kasrah,
4) contoh : ظلت
5) Menghazafkan ‘ain fiil dan memindahkan kasrahnya kepada fa fiil,
contoh : ظظلت
b. Fiil mudhari’
Wajib mengidghamkan apabila dimasuki oleh dhamir rafa’ yang sakin,
contoh : تمدين, يمدون,يمدان
Wajib menguraikan idgham apabila dimasuki oleh dhamir rafa’ yang
berharkat, contoh : يمددن
Boleh mengidghamkan dan menguraikan nya apabila fiil tersebut
dijazamkan dan dimasuki oleh isim zhahir atau dhamir mustatir.
Contoh : لم يشدد و لم يشدد
c. Fiil amar
Wajib mengidghamkan apabila dimasuki oleh dhamir yang sakin. Contoh :
مدي, مدوا,مدا
Wajib menguraikan idgham apabila dimasuki oleh dhamir yang berharkat.
Contoh : امددن
4
C. Pembagian Fiil Mu’tal
1. Mitsal
Contoh : ورث,وعد
Hukum mitsal :
a. Fiil madhi
Hukum fiil madhi yang mitsal sama dengan hukum fiil salim.
· Hukum fiil mitsal waw adalah wajib menghazafkan waw dengan dua syarat :
2. Ajwaf
Contoh : باع,كان
5
Hukum ajwaf :
1. Wajib menghazafkan ‘ain fiilnya fiil madhinya dimasuki oleh dhamir rafa’
yang berharkat karena bertemu dua yang sakin.
2. Wajib kasrah fa fiilnya jika sewazan dengan فشظعشلbila dimasuki oleh dhamir
rafa’ yang berharkat. Contohnya : هبت,خفت
3. Wajib dhammah fa fiilnya yang huruf waw jika sewazan dengan فشععشل, contoh :
طبت,صمت
4. Wajib mengkasrahkan fa fiilnya yang huruf ya jika sewazan dengan فشعننل,
contoh : طبت,بعت
5. Wajib mendhammahkan fa fiilnya jika sewazan dengan فععل, contoh : طلت
6. Wajib menukar huruf ilat dari fiil jika sewazan dengan انفعل و افتعلmenjadi
alif karena harkatnya dan fathah huruf sebelumnya.
Contoh : اختار يختار,انقاد ينقاد
7. Wajib memindahkan harkat huruf ilat ke huruf sebelumnya pada fiil mudhari’
tsulasi seperti ضرب, نصر, contoh : يشلقعوعلmenjadi يقعلوعل, dan يشلبيظععmenjadi يبيع
8. Wajib memindahkan harkat huruf ilat ke huruf sebelumnya menjadi alif pada
fiil mudhari’ yang tsulasi seperti علم يعلمdan mudhari’ yang wawi seperti افعل
يلخشو عmenjadi يخوف.
واستفعل, contoh : ف
Dihazafkan ain fiil mudhari’nya jika dimasuki dhamir yang berharkat, ini
termasuk yang wajib I’lal. Contoh : يقلن و يرعن.
3. Naqish
Dikatakan fiil yang naqish karena kurangnya lam fiilnya dari huruf shahih atau dari
harkat.
6
· Huruf waw atau ya ditukar menjadi alif apabila berharkat dan difathahkan
huruf sebelumnya. Contohnya : غزا و رمىyang asalnya adalah غزو و رمي
· Pada fiil madhi tsulatsi mazid, lam fiilnya diganti menjadi waw atau ya
menjadi alif, contohnya : أعطىasalnya adalah أعطو, huruf waw diganti menjadi ya,
lalu ya diganti menjadi alif karena harkatnya dan difathahkan huruf sebelumnya.
· Jika fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulasi mujarrad dan ain fiilnya di
dommahkan serta lam fiilnya adalah waw maka tetap keadannya, contoh: شسعرشو
· Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulasi mujarrad dan ain fiilnya di
dommahkan serta lam fiilnya itu adalah ya, maka huruf ya itu ditukar menjadi waw,
karena terletak setelah dommah contohnya : نشهعشو
· Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulatsi mujarrad dan ain fiilnya di
kasrohkan dan lam fiilnya huruf ya,maka tetap keadaanya contohnya : بشقظشي
· Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulatsi mujarrad dan ain fiilnya
dikasrohkan dan lam fiilnya adalah huruf waw,ditukar menjadi ya karena terletak
setelah harkat kasroh contohnya : ضشي
شر ظ
· Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulatsi mujarrad dan ain fiilnya itu
difathahkan, maka ditukar lam fiilnya menjadi alif baik asalnya adalah waw atau ya
dan itu karena harkat keduanya dan fathah huruf sebelum keduanya, contoh : شسشما و
شرشمى
· Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang bukan tsulatsi, maka ditukar lam
fiilnya menjadi alif karena asal harkat sebelumnya adalah fathah, contoh : شناشدى واهتششدى
· Apabila fiil naqis itu adalah fiil mudhari’ tsulatsi yang wawi dan harkat
sebelum akhirnya adalah dhammah, maka lam fiilnya menjadi waw, contohnya : يشلسعرو
يشلدععو
7
· Apabila fiil naqis itu adalah fiil mudhari’ tsulatsi yang ya-i atau ruba’I dan
harkat sebelum akhirnya adalah kasrah, maka lam fiilnya menjadi ya, contohnya :يشلرظمي
و يعلعظطي
· Apabila fiil naqis itu adalah mudhari’ tsulasi dari bab alima dan fataha atau fiil
mudhari’ yang khamis : ضي و يشتششزفكى
يشلر ظ
4. Lafif
Yaitu fiil yang didalamnya terdapat dua huruf ilat yang termasuk huruf aslinya.
· Lafif Maqrun : fiil yang ‘ain dan lam fiilnya huruf ilat. Contohnya : روى.
· Lafif Mafruq : fiil yang fa dan lam fiilnya huruf ilat. Dikatakan lafif mafruq
karena berkumpul dua buah huruf ilat dengan adanya pembatas antara
keduanya.Contohnya : وقى
5. Mu’tal fa dan ‘ain,, yaitu fiil yang fa dan ‘ain fiilnya huruf ilat, seperti يين
6. Mu’tal fa,’ain dan lam.Yaitu fiil yang fa, ‘ain dan lam fiilnya merupakan
huruf ilat. Juga dikatakan mu’tal majmu’.Contohnya : ينناء,واو. Asalnya
adalah ووو, lalu ditukar ‘ain fiilnya menjadi alif karena tidak boleh
berkumpul 2 buah huruf ilat yang berharkat dalam satu kata. Begitu juga
dengan ياءyang aslinya adalah ييي, ‘ain fiilnya diganti menjadi alif dan huruf
ya terakhir diganti menjadi hamzah karena ringan membacanya.
Tidak ada fi’il yang diambil dari mashdar namun ada sebagian fi’il yang diambil dari
isim jamid. Contohnya يا ششوشمهعdari العمشياشوشمةdan تششويدشلjika orang berkata:” [2].شوليلظلي
8
D. Fi’il berdasarkan jamid dan tasharruf
1. Fi’il Jamid
Selalu dalam bentuk fi’il madhy. Contohnya ك تششباشر ش, س بظلئ ش, نظلعشم, س
لشلي ش, شعشسى, dua bentuk
طشفظ ش, ب
ta’ajjub, شحشرى, شحبدشذا, ق ش, قشلدشما, dan ق
شكشر ش, شكثعشرشما, طالششما اظلخلشلولش ش.
Selalu dalam bentuk fi’il amr. Contohnya sedikit, diantaranya: تششعلدلم, ب هش لdengan makna
شها ظ, dan هشلعدمmenurut bani tamim akan tetapi menurut ahli Hijaz
اظلعلشلم, kemudian تششعاشل, ت
ketiga kata ini termasuk isim fi’il.
Selalu dalam bentuk fi’il mudhari’ contohnya يشظهليننطع. Makna الظهيشنناطadalah صننشياح
ال ص
(berbuat gaduh).
2. Fi’il Mutasharrif
Tasharruf Tam (sempurna). Fi’il yang memiliki ketiga bentuk madhiy, mudhari’, dan
amr. Contohnya banyak sekali, diantaranya قششرأش, ب
شكتش ش, dan ب
ششظر ش.
Fi’il yang hanya memiliki bentuk madhiy dan mudhari’ nya saja contohnya ما ششزاشلdan
أشلوشش ش, شكاشدdan – شجشعشلmenurut pendapat
saudaranya dan Al Af’al Al Muqarabah seperti ك
yang shahih-
Fi’il yang hanya memiliki bentuk mudhari’ dan amr nya saja. Contohnya يششذعرdan ع
– يششد ع
menurut pendapat yang masyhur- maka kita katakan bentuk amr nya adalah شذلرdan
3]. شدلع
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
Ilmu sharaf merupakan ilmu yang mempelajari tentang perubahan ditengah
kata dalam bahasa Arab. Dalam kata di bahasa Arab,terdapat huruf-huruf yang
menyusunnya sehingga menjadi sebuah kata yang bermakna. Huruf-huruf tersebut
ada yang dinamakan huruf shahih dan huruf ‘ilat.Huruf shahih merupakan huruf yang
tidak menyebabkan sulitnya atau beratnya dalam membaca kata bahasa Arab,
sedangkan huruf ‘ilat merupakan huruf yang dapat membuat kata tersebut menjadi
kurang sempurna dari segi tulisan maupun bacaan sehingga dapat membuatnya
berbeda dari kaidah asalnya.
Dalam hal ini, fi’il terbagi menjadi fi’il shahih dan mu’tal. Kedua fi’il tersebut
juga mempunyai pembagian tersendiri dilihat dari huruf-huruf yang menyusunnya.
Fi’il-fi’il tersebut memiliki kaidah-kaidah yang mempunyai ketentuan masing-masing
sesuai dengan pengucapan orang Arab.
DAFTAR PUSTAKA
Akroni Fahmi AH, Ilmu Nahwu dan Sharaf, Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada,
11
1995.
12