BAB I
PENDAHULUAN
1
2
mengalami masa yang cepat. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang
diberikan kepada anak harus memperhatikan kanteristik yang dimiliki setiap
perkembangan. Susanto, menjelaskan bahwa anak usia merupakan anak yang
berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa tersebut proses pertumbuhan dan
perkembangan berbagai aspek renteng kehidupan manusia. Proses pembelajaran
terhadap anak harus memperhatikan karakterik yang dimiliki dalam tahap
perkembangan anak. Definisi anak usia dini yang dikemukakan NAEYC
(Nasution Assosiation Education for Young Children) adalah sekelompok individu
yang berada pada tentang usia antara 5-6 tahun. Atau sekelompok manusia yang
berada dalarm proses pertumbungan dan perkembangan (Ahmad Susanto , 2018)
Dalam Undang-Undang tentang sisitem pendidikan nasional, dinyatakan
bahwa pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditunjukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukian melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (UU no 20 Bab 1 pasal 1 ayat 1).
Pendidikan Anak usia dini adalah pendidikan yang ditunjukan untuk anak
usia 5-6 tehun (PP No.27/19990). Akan tetapi undang-undang no 20 tahun 2003
pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselanggaran sebelum
jenjang pendidikan dasar. Lalu, pendidikan perlu dilakukan bagi anak sejak lahir
sampai berusia 6 tahun . Sementara undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang
pelindungan anak dalam pasal 4menyatakan bahwa setiap anak berhak hidup,
tumbuh, berkembang dan beradaptasin secara wajar sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan kriminal
(Lefudin, 2014) .
Peran guru dalam pembelajaran tercantum dalam UU No. 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 1 yang berbunyi: Guru adalah propesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membinbing, mengarahkan,melatih dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menegah.
3
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan Anak Usia Dini adalah
pendidikan untuk anak usia 5-6 tahun. Pendidikan anak usia dini ini bertujuan
untuk mengembangakan segala aspek perkembangam anak termasuk
perkembangan kognitif, fisik-motorik, jasmani dan rohani anak. Dengan
pemberian rangsangan kepada anak yaitu berupa pendidikan sebagai bekal untuk
kesiapan anak dalam memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dan anak
usia dini adalah anak usia 5-6 tahun, pada usia dini anak lebih mudah membentuk
kongnitifnya, karena pada masa ini anak disebut dengan golden Age,
pembentukan kongnitif anak terjadi dengan memberikan rangsangan kepada anak
berupa pembelajaran.
Begitu pula dalam aspek perkembangan bahasa, khususnya kemampuan
mengenal huruf pada anak usia dini. Kemampuan mengenal huruf merupakan
bagian dari aspek perkembangan bahasa anak, yang perlu dikembangkan dengan
memberi stimulasi secara optimal sejak usia dini. Tadkirotun Musfiroh (2009)
mengungkapkan bahwa stimulasi pengenalan huruf adalah merangsang anak
untuk mengenali, memahami, dan menggunakan simbol tertulis untuk
berkomunikasi.
Pendidikan pada anak usia dini dilakukan dengan cara bermain sambil
belajar atau belajar seraya bermain sesuai dengan perkembangan anak didik.Itulah
pentingnya membaca, Begitu pentingnya membaca, Allah menjelaskan dalam Al-
Qur'an surat Al 'alaq ayat 1 sampai 5 yang berbunyi:
Artinya:Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmulah
yang maha mulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Surat Al-Alaq merupakan wahyu pertama yang diturunkan oleh allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril. Dalam surat Al-Alaq
menjelaskan mengenai perintah membaca baik itu buku,al quran dan lain
sebagainnya. Selain itu surah ini juga menyuruh seluruh umat manusia agar
mencari ilmu sabanyak- banyaknya
Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan oleh pendidik sebagai
perantara dalam pembelajaran. Harjanto mengatakan bahwa,media pembelajaran
terbagi dua yaitu:
1. Media dalam arti sempit,media yang terencana dan hanya digunakan pada saat
proses pembelajaran saja;
2. media dalam arti luas, media yang mencakup keseluruhan bukan hanya untuk
media komunikasi saja tetapi ada media slide, fotografi, diagram dan lain-lain.
5
Media pembelajaran Anak Usia Dini merupakan media yang dirancang dan
dibuat oleh pendidik sesuai dengan mareti yang ada pada rencana pembelajaran
minggu (RPM ) guna untuk memudahkan anak pasa saat proses pembelajaran.
Media pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan anak usia dini (Elfiadi, 2016).
Media pembelajaran bermanfaat untuk memudahkan anak untuk belajar
memahami pembelajaran yang sulit atau menyederhanakan sesuatu yang begitu
kompleks. Hamalik berpendapat bahwa media dalam proses pembelajaran dapat
memperjelas penyajian pesan yang ingin disampaikan dan mengurangi verbalitasi
saat pembelajaran ,memperdalam pemahaman anak pada materi pembelajaran
disekolah,memperagakan sesuatu yang abstrak ke sesuatu yang lebih
kongkret,mengatasi keterbatasan ruang, waktu, mengenali sifat unik setiap anak
yang berbeda-beda dalam proses belajar mengajar,memperlancar kegiatan belajar
mengajar dan mempermudah tugas mengajar guru (Arsyad & O. Hamalik, 2004)
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan alat yang dibuat dari bahan yang aman dan nyaman digunakan kepada
anak, dengan media yang dibuat ini maka akan mempermudah anak memahami
pembelajaran, mempermudah guru dalam proses mengajar dan membuat suasana
pada saat belajar menjadi lebih ceria.
Arsyad (2005: 119),Kartu huruf merupakan kartu alfabed yang berisi
gambar, huruf, yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada anak
atau bisa mempermudah anak dalam mengenal dan membedakan setiap huruf
alfabed, Slamet dalam trisniwati mengungkapkan bahwa media kartu huruf adalah
salah satu metode permaiananyang cukup efektif untuk mengembangkan
kemampuan mengenal huruf karena anak usia 5-6 tahun masih pada tahap pra
operasional, yaitu anak masih belajar melalui benda konkret. Penenlitian ini
menggunakan kartu huruf, sebagai media. Media kartu huruf ini harus dikemas
sedemikian rupa agar dapat meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada
anak, harus diperlukan metode permainan kartu huruf yang menarik untuk anak,
melibatkan peran aktif anak. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan yang
6
guru dalam proses belajar mengajar meliputi guru sebagai guru, pengelola kelas,
pembimbing, pengatur lingkungan, peserta, pengirim, perencana, pengawas,
motivator dan fasilitator. Oleh karena itu, guru harus mencapai karakter
pendidikan dalam seluruh aktivitasnya. Peran sasaran apa yang diharapkan.
Heni Anggraini(2021);Dalam proses belajar mengajar, peran guru
biasanya mencakup dua hal, yaitu: pertama, fungsi pengelolaan proses belajar
mengajar perencanaan kegiatan pembelajaran di kelas yaitu SKM (Satuan
Kegiatan Mingguan) dan SKH (Satuan Kegiatan Mingguan). Setiap melakukan
proses belajar mengajar, presentasi, menilai proses belajar siswa, mengisi buku,
laporan siswa TK, membuat rangkaian hasil evaluasi, kedua membantu pengelola
TK (manajemen, pendidikan) dan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar),
kemudian Supervisi dan Konseling, Penjangkauan Masyarakat.
Peran guru TK adalah melakukan pengamatan terhadap prilaku anak,
menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran, memberikan rangsangan,
stimulasi, bimbingan, dan melakukan asesmen (menghimpun data) terhadap
pembelajaran anak.
Dari bebrapa pendapat diatas guru berperan sangat penting dalam dunmia
pendidikan dan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan
adalah merencanakan kegiatan pembelajaran, mengajar, mendidik, membimbing,
memberikan rangsangan, stimulasi, motivator, dan melakukan asesmen
(menghimpun data) terhadap pembelajaran anak.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penelitian bersama kepala
sekolah RA AS-syarif banyaknya anak belum mampu mengenal huruf. Dan guru
hanya menjelaskan materi pembelajaran menggunakan metode ceramah belum
menggunakan media pembelajaran pada saat proses belajar mengajar.
Kegiatan observasi lapangan juga mendukung peneliti untuk melakukan
penelitiannya dipendidikan anak usia dini tersebut. Dimana hasil observasi awal
Anak Usia Dini masih lemah dalam mengenal huruf dan kartu huruf dapat
menjadi solusi yang tepat untuk masalah Anak dipendidikan anak usia
dini.Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang kartu
huruf dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengenal huruf Melalui
8
Media Kartu Huruf di RA As-Syarif Desa Sibanggor Jae Kec. Puncak Sorik
Marapi KAB.Mandailing Natal ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat disimpulakan yang
menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan anak usia dini dalam mengenal dan membedakan huruf
2. Kesulitan anak usia dini dalam mengenal dan membedakan huruf
C. Pembatasan masalah
Berdasarkan sekian banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua
masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti. Batasan masalah,
dengan demikian, adalah pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah
yang sudah teridentifikasi. Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian,
peneliti membatasi masalah penelitian tentang huruf pada kartu huruf dalam
meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada anak usia dini di RA As-Syarif
Sibanggor Jae.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut yaitu :
1. Bagaimana kemampuan mengenal huruf anak usia dini sebelum
menggunakan kartu huruf di RA As-Syarif Sibanggor Jae ?
2. Bagaimana kemampuan mengenal huruf anak usia dini setelah
menggunakan media kartu huruf dalam meningkatkan kemampuan
mengenal huruf di RA As-Syarif Sibanggor Jae ?
3. Bagainmana peran guru dalam peningkatkan kemampuan mengenal
huruf pada anak usia dini ?
9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan anak usia dini sebelum
menggunakan kartu huruf dalam meningkatkan kemampua mengenal
huruf di RA As-Syarif Sibanggor Jae
2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan anak usia dini sesudah
menggunakan kartu huruf dalam meningkatkan kemampuan mengenal
huruf di RA As-Syarif Sibanggor Jae
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1.Kemampuan Mengenal Huruf
a. Pengertian Kemampuan Mengenal Huruf
(Masjidi, 2003);Kemampuan mengenal huruf merupakan bagian
aspek perkembangan bahasa pada anak. Mengenal huruf merupakan
bagian dari proses perkembangan bahasa, yang dapat dipahami sebagai
pengubahan simbol atau gambar menjadi suara yang dipadukan dengan
kata-kata,anak yang menyukai gambar, huruf, dan cerita pada awal
perkembangannya akan memeiliki keinginan mengenal huruf yang besar,
faktanya anak mengetahui bahwa mengenal huruf memberikan informasi
baru dan menarik ,kemampuan mengenal huruf adalah kemampuan anak
dalam mengenal atau mengenali huruf yang tertulis, Indikator yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kemampuan, yang pertama
anak dapat mengetahui huruf abjad, hal ini dapat dilihat pada kemampuan
anak menyebutkan simbol huruf a-z dengan benar. Kedua, anak dapat
memahami huruf, hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak saat
memaknai huruf sehingga anak mampu menyebutkan huruf depan dari
sebuah kata dengan benar.
Menurut Nurbina Dhieni, membaca merupakan suatu persatuan
kegiatan yang terpadu yang memncakup beberapa kegiatan seperti
mengenali huruf dan kata-kata,menghubungkan dengan bunyi,maknanya
seperti menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Menurut Yeti
Mulyati, megenal huruf merupakan kemampuan mengenal , memahami
dan memetik makna atau maksud dari lambang – lambang yang tersaji
dalam bahasa . Menurut Taringan mengenal huruf adalah suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk kemampuan
membaca , yang hendak disimpulkan oleh penulis melalui media kartu
10
11
memahami pesan yang bawa oleh mata untuk memerintahkan organ tubuh
lainnya untuk melakukan sesuatu.
b. Tahap – Tahap Perkembangan Mengenal Huruf
Kemampuan mengenal huruf pada anak berkembang dalam beberapa
tahap menurut Cohrame Efal dalam Bewer, Perkembangan mengenal huruf
anak berlangsung dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
1) Tahap Fantasi ( magical stage )
Pada tahap ini anak mulai mempelajari dengan menggunakan
buku,melihat dan membalik halaman,atau membawa buku
kesukaannya
2) Tahap Pembentukan Konsep Diri ( Self Concept Stage )
Pada tahap ini anak –anak mulai melihat diri mereka sebagai
pembaca, dimana mereka terlibat dalam aktivitas seperti membaca,
berpura – pura membaca buku,dan menafsirkan gambar berdasarkan
pengalamannya, serta menggunakan bahasa sastra yang tidak sesuai.
3) Tahap membaca gambar ( Bridging Reading Stage )
Pada tahap ini anak mulai sadar menulis di buku dan
mengesplorasi kata- kata yang ditemuinnya, sudah bisa
mengungkapkan kata –kata bermakna yang berhubungan dengan
dirinya,sudah tahu cara menulis puisi, lagu dan tahu kata-kata yang
tertulis di buku alfabet.
4) Tahap Pengenalan huruf ( Take-off Reader stage)
Pada tahap ini anak menjadi tertarik membaca huruf, dapat
mengingat tulisan dalam konteks tertentu, mencoba mengenali tanda-
tanda pada lingkungan sekitar dan membaca berbagai jenis tanda
seperti pada papan iklan,karton susu, pasta gigi dan lain- lain.
5) Tahap membaca lancar huruf ( IndependentReader stage )
Pada tahap ini anak sudah bisa membaca huruf berbagai macam buku.
Menurut Ahmad susanto dari musodah, tahap perkembangan anak
usia 5 sampai 6 tahun adalah tahap mengenal huruf awal. Anak menjadi
tertarik membaca dan membaca huruf- huruf abjad yang ada di
14
lingkungan seperti kotak susu, pasta gigi, dan lain-lain, pada tahap
ini,anak juga mulai mengenal alfabet hingga akhirnnya memahami
bahwa setiap huruf memiliki bentuk dan makna yang berbeda-
beda ,anak –anak lebih tertarik membaca huruf pada tanda – tanda
yang ada dilingkungannya.
Jeann Chall dalam Partijem mengatakan bahwa ada 4 tahapan
perkembangan kemampuan mengenal huruf yaitu:
a) Tahap dasar (0)
Pada tahap ini ditandai ketika anak mulai menguasai
prasyarat mengenal dan membedakan huruf dalam alphabet.
Kemudian anak dapat membaca beberapa kata yang sering ditemui
seperti di televisi atau media lainnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa
anak sudah dapat membedakan antara pola huruf meskipun belum
dapat mengerti kata itu sendiri.
b) Tahap 1
Tahap ini terjadi pada tahun pertama sekolah, anak belajar
kecakapan mengenal dan mengiungat huruf – huruf abjad ke dalam
suara dan kata-kata.
c) Tahap 2
Anak sudah belajar mengenal dan membedakan hubungan
dari huruf ke suara serta dapat membaca sebagian besar kata dan
kalimat sederhana.
d) Tahap 3
Anak sudah bisa mendapatkan informasi dari materi yang
tertulis. Anak anak belajar dari buku yang mereka baca.
Berdasarkan beberapa pendapat diatasdapat disimpulkan bahwa
tahap awal perkembangan mengenal huruf pada anak dimulai sejak anak
belajar menggunakan buku, mulai melakukan kegiatan membaca huruf
atau berpura-pura membaca buku, mampu mengemukakan kata- kata yang
diketahuinnya,mulai membaca tanda- tanda dilingkungannya seperti kotak
15
bukan saatnya anak dipaksa untuk belajar ataupun bekerja. Dan waktu
yang tepat dalam bermain sebaiknya dilakukan dipagi atau sore hari.
2) Peralatan bermain
Jenis alat permainan harus disesuaikan dengan usia anak dan
taraf perkembangannya. Alat permainan hendaknya memenuhi kriteria
sebagai berikut. (1) Aman bagi anak. (2) Ukuran, bentuk dan warna
sesuai usia anak dan taraf perkembangannya. (3)
Berfungsimengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. (4)
Dapat dimainkan secarabervariasi/cara. (5) Merangsang partisipasi aktif
anak, menurut DR. Fitzhugh Dodson - 90% aktivitas anak dan 10 %
aktivitas alat permainan. (6) Sesuai kemampuan anak (tidak terlalu sulit
atau terlalu mudah). (7) Menarik dari segi warna dan bentuk atau suara
(jikabersuara). (8) Tahan lama/tidak mudah rusak. (9) Mudah didapat
dan dekat denganlingkungan anak. (10) Diterima oleh semua
budaya.Jumlah alat permainan yang digunakan hendaknya cukup,
dengan kebutuhan anak, tidakterlalu sedikit atau tidak terlalu banyak.
3) Teman bermain
Seorang anak sangat membutuhkan teman bermain, teman
bermain bisa ditentukan oleh anak,dan orang tua sendiri, dengan
adanya teman bermain anak dia bisa menjadi lebih
ceria,mengembangakan sosioalisasi anak,bahasa anak dan lainya.
4) Tempat bermain
Dalam kegiatan bermain anak perlu disediakan tempat bermain
yang cukup untuk anak bisa bergerak dengan bebas.
5) Aturan main
Anak bermain melalui mencoba-coba sendiri,meniru teman,
atau dengan permainan yang diberikan orang tua ataupun guru, dan
karena anak tidak terbatas pengetahuannya dalam menggunakan alat
bermainnya, jadi orang tua dan guru harus memberikan aturan dalam
bermain (Herman,Rusmayadi ,I wayan sutama,2017 )
22
kata. Kartu huruf juga dapat diartikan sebagai media yang dibuat oleh
pabrik maupun dibuat sendiri sesuai kreatifitas guru, berbentuk potongan-
potongan yang berisi gambar ataupun tulisan dan bersifat untuk
menyampaikan komunikasi atau stimulus dalam pembelajaran anak
keterlibatan anak dalam memainkan karty huruf lebih memudahkan anak
untuk belajar membaca (Sulianah, 2013).
Dari uraian diatas dapat disimpilkan bahwa kartu huruf merupakan
suatu alat yang di gunakan pendidk untuk mempermudaha anak dalam
mengeja atau menyusun hurfu alfabet,mendia kartu huruf ini terbuat dari
bahan loose part. Penggunaan kartu hufur sangat sederhanadan dapat
memnudahakan anak dalam mengeja atau lebih dalam mengenal
huruf.Selain itu penggunaan kartu huruf sebagai alat permainan mengeja
huruf kepada anak usia dini, dapat mengingatkan anak kepada huruf- huruf
kembali, sehingga anak akan lebih mudah dalam mengejahuruf. Proses
membuatannya mudah dan bahan yang digunakan ramah limgkungan.
Permaina kartu huruf dibut dengan berangam warna yang berbeda dan
setiap kartu terdapat kerangka huruf, sehingga anak nantinya akan diminta
untuk menempelkan huruf pada kerangka yang sudah tersedia.
d. Manfaat Menggunakan Kartu Huruf antara lain :
Samekto S. Sastrosudirjo, menyatakan beberapa manfaat yang dapat
diambil dari penerapan permainan kartu huruf yaitu:
(1) Merangsang anak belajar secara aktif. Permainan kartu huruf
merupakan pembelajaran yang menggunakan kartu huruf untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf. Melalui
permainan kartu huruf, anak-anak distimulasi untuk belajar secara
aktif dalammengenal huruf dengan cara yang menyenangkan.
(2) Melatih siswa memecahkan persoalan. Melalui permainan kartu huruf,
anak-anak mampu memecahkan persoalanyang terkait dengan
kemampuan mengenal huruf, karena dengan permainan kartuhuruf
anak-anak dapat belajar dengan mudah tentang bentuk-bentuk huruf.
Anakanak juga dapat memaknai simbol huruf dengan cara melihat
24
gambar yang disertaitulisan dari nama gambar yang tertera pada kartu
huruf tersebut.
(3) Timbul persaingan yang sehat antar anak.Penerapan permainan kartu
huruf juga dapat menumbuhkan rasa disiplin danmenumbuhkan jiwa
sportif pada diri anak-anak, sehingga dapat membangunpersaingan
yang sehat antar anak-anak.
(4) Menumbuhkan sikap percaya diri pada anak.Permainan kartu huruf
juga memupuk sikap percaya diri pada anak-anak,karena anak-anak
distimulasi untuk berani belajar sendiri saat mencoba bermainkartu
huruf (Sastrosudirjo, 1988) .
Maimunah Hasan, menyatakkan bahwa beberapa manfaat
yangdapat diambil dari permainan kartu huruf yaitu:
1) Dapat membaca dengan mudahPermainan kartu huruf dapat
membantu anak untuk mengenal huruf denganmudah, sehingga
membantu anak-anak dalam kemampuan membacanya.
2) Mengembangkan daya ingat otak kananPermainan kartu huruf
dapat mengembangkan kemampuan otak kanan karenadapat
melatih kecerdasan emosi, kreatif, dan intuitif.
3) Memperbanyak perbendaharaan kataPermainan kartu huruf
terdapat gambar dan tulisan dari makna gambar yangtertera pada
kartu, sehingga dapat memperbanyak perbendaharaan kata
yangdimiliki anak-anak (Hasan, Maimunah., 2009).
berkembangan dan tumbuh sangat pesat, unik, dan pada masa ini juga anak
usia dini mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan memliki imajinasi yang
tinggi.
Dari penelitian relevan diatas, terbukti bahwa Permainan bisa dijadikan alat
atau media pembelajaran untuk penggenalan huruf dan simbol – simbol huruf
pada anak usia dini. dengan adanya Alat Permainan sebagai media pembelajaran
bagi Anak Usia Dini dapat mempermudah pendidik dalam proses belajar
mengajar serta meningkatkan kreativitas pendidik dan peserta didik. Selain itu
penggunaan Kartu Huruf sebagai alat pembelajaran dalam meningkatkan
kemampuan membaca pada anak juga cocok diterapkan karena sudah ada
penelitian yang membuktikan bahwa Kartu Huruf dapat membantu anak dalam
peningkatan kemampuan membaca anak.
C. Kerangka Berpikir
32
Menggunakan Siklus I
Tindakan metode kartu siswa mampu menegenal
huruf huruf dengan permainan
kartu huruf
Kemampuan Siklus II
Kondisi membaca pada siswa mampu membaca
Akhir anak huruf dengan permainan
kartu huruf
D. Hipotesis Tindakan
34
Hipotesis merupakan gabungan dari kata "hipo" yang artinya dibawah, dan
tesis yang artinya kebenaran. Secara keseluruhan hipotesis berarti dibawah
kebenaran (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran
jika memang telah disertai dengan bukti-bukti. Arikunto, 15 Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji
secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita
pelajari. Hipotesis adalah keterangan semantara dari hubungan fenomena-
fenomena yang kompleks.
BAB III
35
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di As-Syarif Sibanggor Jae yang berada di
Kecamatan Puncak Sorik Marapi Mandailing Natal Pelaksanaan penelitian
dilakukan pada semester satu tahun, ajaran 2023/2024 pada bulan Maret- April.
Alasan peneliti memilih lokasi di RA As-Syarif Sibanggor Jae ini karena adanya
permasalahan yang dihadapi oleh guru di sekolah tersebut yaitu mengenai
motivasi dan hasil belajar siswa yang kurang mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM), sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian.
Siklus I :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan 1
3. Observasi
4. Refleksi
Siklus II :
1. Perencanaan II
2. Pelaksanaan II
3. Observasi II
4. Refleksi II dan seterusnya
Masing-masing siklus memiliki penjelasan setiap langkah penelitiannya.
Adapun penjelasan siklus antara lain meliputi perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi siklus. Peneliti menggunakan dua siklus penelitian dengan
rincian setiap siklus terdapat empat pertemuan
Berikut masing-masing siklus yang akan dijabarkan menurut Sabartimi
dalam Arikunto, (Arikunto S. , 2006) :
1. siklus I
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan, peneliti merancang tindakan yang akan
dilaksanakan, sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) selama
satu siklus. RPPH disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari guru
kelas RPPH berguna sebagai pedoman peneliti dan guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas.
2) Menyusun instrumen penelitian dan penilaian dengan membuat lembar
observasi yang akan digunakan dalam pengamatan anak saat
melakukan permainan katu huruf untuk meningkatkan kemampuan
mengenal huruf RA As-syarif sibanggor jae
37
hasil data-data yang diperoleh pada saat proses pembelajaran. Pada saat
evaluasi peneliti berdiskusi dengan guru kelas sebagai patner (Suawarsih,
Madya, 2006).
Dalam evaluasi ini yang dilakukan adalah memberi penilaian pada
setiap data-data yang diperoleh dan melakukan sebuah. Analisis tentang
apa saja yang menjadi hambatan dalam pembelajaran menyusun huruf
menjadi sebuah kata. Bila ditemukan penyebanya, maka dilakukan sebuah
refleksi mengenai cara untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut,
kemudian solasi yang diperoleh akan dipakai pada siklus kedua
2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan apabila pada Sildus I belum berhasil. Tahapan
alur Siklus II hampir sama dengan tahapan pada alur Siklus II. namun pada
Siklus II sudah ada perbaikan terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki
C. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan didalam kelas. Penelitian tindakan kelas
dapat dijadikan sarana bagi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
secara efektif. Pada Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah anak usia
dini di RA As-Syarif Sibanggor Jae dengan jumlah anak didik sebanyak 35 anak
yang terdiri dari 12 orang anak laki-laki dan 23 orang anak perempuan yang
berada pada rentang usia 5-6 tahun serta 7 orang pendidik/guru
Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan Siklus I
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Siklus II
Refleksi
Observasi
41
1. Perencanaan (Planning)
Persiapan yang akan dilakukan dalam tahap perencanaan penelitian ini adalah:
a. Membuat dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harian sesuai
dengan tema mengenal peningkatan kemampuan mengenal huruf pada
hari itu di RA As-Syarif Sibanggor Jae
b. Mempersiapkan kelas yang akan digunakan untuk pembelajaran.
Menyiapkan alat pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran melalui alat permainan kartu huruf.
c. Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi yang akan
digunakan dalam penerapan Peningkatan kemampuan mengenal huruf
melalui permainan kartu huruf
2. Pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan rancangan yaitu
melakukan tindakan di kelas. Pada tahap ini guru harus ingat dan taat pada
rencana yang sudah disepakati dan dirumuskan oleh guru dan peneliti. Pada
tahap ini guru dan peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran harian dan prosedur penelitian yang telah disusun
bersama. Peneliti sebagai pelaksana tindakan dan guru sebagai pengamat
jalannya proses tindakan.
3. Observasi atau Pengamatan (Observing)
Pelaksanaan observasi oleh peneliti dilakukan pada saat tindakan sedang
berlangsung. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada
penelitian ini peneliti bertindak sebagai pelaksana dan juga sebagai observer.
Peneliti mengamati anak didik ketika kegiatan pembelajaran melalui permainan
kartu huruf saat proses pembelajaran dilakukan. Pengamatan ini dilakukan oleh
peneliti untuk mengamati kemampuan anak dalam mengenal atau mengingat
yang ada pada diri peserta didik sebagai data-data yang akan di olah untuk
menentukan tindakan yang akan di laksanakan selanjutnya.
4. Refreksi(reflection)
Refreksi yang dimaksud disini yaitu kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah terjadi. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data
42
Keterangan :
P = Prentasi
F = Frekuensi jawaban responden
N =Jusalah Sample (Responden)
100% = Bilangan Tetap
Berdasarkan rumus tersebut, maka keberhasilan mengenal huruf dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
Kategori Persentase Keberhasilan mengenal atau membedakan huruf
akan diamati dalam kegiatan sehari- hari serta peneliti dapat merasakan langsung
kejadian dengan yang akan diteliti .
2. Wawancara/interview
Interview merupakan alat informasi dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula wawancara/interview ini
peneliti gunakan untuk melengkapi dari hasil pengamatna peneliti terhadap
permasalahan yang masih belum jelas, masih diragukan kebenarannya, maka
dapatlah diragukan kebenarannya, maka dapatlah dilaksanakan wawancara, daftar
wawancara dapat dilihat dilampiran.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan guna mendokumentasikan semua proses-
proses penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kamera, serta dokumen
penilaian yang dilakukan oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA
Arifah, Fita Nur. (2017). Panduan Menulis Penelitian Tindakan Kelas & Karya
Tulis Ilmiah untuk Guru. Yogyakarta: Araska.
Elfiadi. (2016). Bermain dan Permainan Bagi Anak Usia Dini. Itqan . Jurnal Ilmu-
Ilmu Kependidikan , 51–60.
Fadillah dkk. (2014). Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Prenamedia Group.
Hasan, Maimunah. (2009). Pendidikan anak usia dini. Jakarta : Diva Press.
47
Kemmis, S. & Mc. Taggart, R. . (1988). The Action Research Planner. Victoria:
Deakin University Press.
Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.