OLEH :
170651100022
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh bangsa dari suatu negara
merupakan salah satu faktor yang menentukan perkembangan dan kemajuan dari
suatu negara. Namun, untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas
negara, diperlukan suatu sistem yang berkualitas pula. Sistem yang berkualitas
kaum generasi muda (generasi milenial) sebagai penerus bangsa kelak. Salah satu
cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas dari generasi muda yaitu
Pendidikan anak usia dini (early childhood education) atau yang lebih
memberikan binaan kepada anak usia dini sejak dilahirkan ke dunia dalam
keadaan suci dan bersih yang belum mengerti dan belum bisa apapun hingga anak
berusia enam tahun yang dilaksanakan pada jalur pendidikan formal, nonformal,
1
Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar. h. 87
rangsangan dan stimulasi pendidikan kepada anak dengan tujuan untuk
(berkaitan dengan batiniah) agar anak memiliki kesiapan dari segi fisik dan
mental ketika kelak akan memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Sedangkan
Usia Dini merupakan upaya dalam melakukan proses binaan kepada anak sejak
anak lahir ke dunia yang tidak bisa dan mengerti apapun hingga anak berusia
perkembangan jasmani dan rohani (ruh) agar anak memiliki kesiapan dari segi
fisik maupun mental ketika akan memasuki pendidikan yang lebih lanjut. 2 Namun
apabila tidak ada rangsangan yang diberikan ataupun ada kesalahan dalam
pada masa yang mendatang. Maka dari itu, perlu kehati-hatian dan perhatian yang
cukup ekstra dalam memberikan rangsangan pada anak agar tidak terdapat
kesalahan.
Pendidikan perlu dilakukan sejak anak berada di masa usia dini. Namun
dalam faktanya masih banyak anak usia dini diluar sana yang tidak bisa
memperoleh pendidikan yang layak karena kendala biaya, sehingga banyak kita
jumpai anak usia dini yang bekerja, memulung sampah, dan ada pula yang
mengemis untuk mendapatkan sesuap nasi untuk dimakan. Anak usia dini
2
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
h.4
merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang mempunyai
bersifat egosentris, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dunianya adalah dunia
bermain, senang berfantasi dan berimajinasi, aktif dan energik, berjiwa petualang,
merupakan peniru ulung orang dewasa, pribadi yang spontan, memiliki semangat
Selain itu, anak usia dini merupakan individu yang berada pada masa gemilang
usia atau masa emas (golden age) atau usia emas pada usia awal kehidupan yang
yaitu: perkembangan agama dan moral, fisik motorik (banyak menggunakan gerak
atau fungsi tubuh/alat indra), kogntif (akal pikiran, kecerdasan, dan pengetahuan),
bahasa, sosial-emosional (berkaitan dengan emosi yang muncul pada situasi yang
dianggap penting dan proses sosial terhadap orang lain), dan seni kreativitas. Hal
Pendidikan dan Kebudayaan) yang ditulis oleh Supartini dan Wati yang
peningkatan yang pesat pada usia dini yakni usia 0-5 tahun yang sering disebut
dengan fase “golden age”.3 Fase “golden age” merupakan masa yang sangat
3
Supartini, Elis dan Wati, Dini. 2016. Modul Guru Pembelajar Taman Kanak-kanak Kelompok
Kompetensi A. Jakarta: Kemdikbud. h.1
mempertimbangkan hal apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir kelainan
perkembangan kelainannya.
Salah satu bentuk kreativitas guru dalam kegiatan belajar dan mengajar
dini dengan cara memberikan stimulasi, motivasi, dan dorongan belajar sehingga
mengaktualisasikan berbagai potensi dan bakat yang ada pada dirinya untuk
Media berasal dari kata “medium” yang berarti perantara, yaitu perantara sumber
pesan dengan penerima pesan. Menurut Mais, media pembelajaran adalah media
atau alat yang berfungsi sebagai penyalur pesan antara guru dan peserta didik
berpikir kritis anak. Namun yang seringkali terjadi di lapangan, masih banyak
guru-guru yang belum mampu menerapkan media yang dapat digunakan untuk
dari media, minimnya biaya untuk pembelian media, malas menerapkan karena
4
Asrorul Mais. 2016. Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Jember: CV Pustaka
Abadi. h. 9
membutuhkan persiapan yang cukup matang dan lebih lama, dan kurangnya
cergam atau cerita bergambar. Cergam atau cerita bergambar yang lebih sering
dikenal atau disebut dengan komik merupakan suatu bentuk karya seni yang
atau gambar yang diberi teks yang teknik menggambarnya dibuat berdasarkan
cerita, misalnya legenda, cerita rakyat, fabel, dan lain-lain.5 Mitchel berpendapat
bahwa buku cerita bergambar adalah buku cerita bergambar adalah buku yang
bergambar adalah buku bacaan cerita yang didalamnya menampilkan teks narasi
secara verbal dan disertai gambar-gambar ilustrasi.7 Cergam termasuk media yang
unik karena menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk karya yang kreatif
yang mampu menarik perhatian orang lain, mulai dari anak kecil hingga orang
dewasa. Proses penyampaian cergam atau cerita bergambar anak adalah melalui
sesuatu hal yang bersifat rekaan dan bertujuan untuk menyampaikan pesan moral
5
Handayani, T. Wahyu. 2015. Kuliah Jurusan Apa? Fakultas Seni Rupa dan Desain. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. h. 20
6
Mitchel, D. 2003. Children’s Literature: Animitation to the World. USA: Allyn & Bacon. h. 87
7
Nurgiyantoro, B. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. h. 152
yang mengisahkan tentang perbuatan-perbuatan atau suatu kejadian yang
orang lain yang mendengarkan. Kegiatan bercerita dengan media cergam (cerita
anak akan mempunyai beragam pertanyaan, yang berujung merangsang otak anak
untuk berpikir kritis. Keterampilan dalam bertanya memegang peran yang cukup
karakter dan cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Orang dewasa
berpikir secara abstrak sedangkan anak-anak berpikir dengan konkrit dan lebih
sederhana. Begitu pula dalam melontarkan pertanyaan pada anak tidak semudah
kepada anak, kita harus menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami
dan menarik perhatian anak serta hal-hal yang ditanyakan harus berkaitan dengan
dunia sehari-hari yang terjadi di sekitar anak. Kemampuan berpikir kritis anak
dapat ditandai dengan anak mampu mencari-cari alasan dan mampu menjawab
telah didapatkannya dari kegiatan bertanya kepada orang lain. Dan fakta yang
atau menjawab pertanyaan dari guru ataupun orang lain dan sering bersikap pasif
dengan apa yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut dikarenakan kurangnya
stimulus yang diberikan guru kepada anak dan kurangnya penggunaan media yang
dapat merangsang kemampuan berpikir kritis anak sehingga anak kurang dapat
kelompok B, contohnya anak sering bersikap pasif dan kurang antusias ketika
guru membahas tema yang akan diusung pada hari tersebut. Selain itu, guru di TK
yang minim, SDM (Sumber Daya Manusia) kurang memenuhi prasyarat guru
PAUD (karena ada guru di TK Rahayu Jombang yang merupakan lulusan SMA),
bagi anak yaitu buku (LKA/Lembar Kerja Anak), LKA digunakan karena
D. TUJUAN PENELITIAN
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Guru
kritis anak.
c. Bagi Sekolah
berada di rentang usia 0-6 tahun, dan ketika anak telah menginjak usia 7
usia dini yakni 0-6 tahun sedangkan di banyak negara (luar negeri)
memberikan batasan usia anak usia dini yakni 0-8 tahun. Batasan usia yang
usia 1-3 tahun; 3) kelompok pra sekolah usia 4-5 tahun; dan 4) kelompok
usia sekolah berada pada rentang usia 6-8 tahun. Dari adanya batasan usia
tersebut bertujuan agar dapat pendidik dan orangtua dapat mendidik dan
menyatakan bahwa anak usia dini merupakan anak yang berada pada
rentang usia 0-8 tahun, dimana pada usia tersebut anak mengalami masa
“usia emas” atau yang sering disebut dengan golden age. Pada masa golden
8
Nur Hamzah. 2015. Pengembangan Sosial Anak Usia Dini. Pontianak: IAIN Pontianak Press. h.
1-2
9
Andi Agusniatih dan Jane M. Monepa. 2019. Keterampilan Sosial Anak Usia Dini (Teori dan
Metode Pengembangan. Tasikmalaya: Edu Publisher. h. 11
Aspek perkembangan tersebut mencakup : kemampuan fisik (motorik),
berkespresi). Hal tersebut sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh NAECY
bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun
karakteristik orang dewasa.10 Dan pada rentang usia 0-8 tahun itulah anak
Sifat egosentris yang dimiliki oleh anak usia dini ini biasanya
lain sebagainya. Upaya yang dapat dilakukan (intervensi) oleh orang tua
10
Andi Agusniatih dan Jane M. Monepa. Ibid
11
Nur Hamzah. Ibid. h. 2-6
melalui kegiatan pembelajaran/pendidikan, entah itu di sekolah ataupun
di rumah.
2) Anak usia dini mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan mendalam
tersebut memunculkan reaksi anak tentang apa saja yang sudah dilihat,
didengar, dirasakan dan dialami oleh anak sehingga anak akan mencari
tahu informasi yang cukup detail tentang kejadian yang sudah dialami
bagaimana. Dari situlah akhirnya anak akan mengalami proses trial and
error.
berbagai pertanyaan yang diajukan oleh anak usia dini kepada orang tua
2. MEDIA PEMBELAJARAN
latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah
pengantar atau perantara pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
12
Sadiman, dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka. h. 6
Istilah media sendiri secara umum merujuk pada sesuatu yang dijadikan
beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan (dalam hal ini
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik (anak) dapat
pesan (guru) kepada penerima pesan (peserta didik) dalam kegiatan belajar
mengajar adalah materi atau isi dari bahan pelajaran. Sedangkan media dari
13
Azhar Arsyad. 2009. Media Pembelajaran Edisi 1-12. Jakarta: Rajawali Press.h. 3
14
Syukur. 2005. Teknologi Pendidikan. Semarang: Rasail. h. 123
Media yang digunakan oleh guru dalam menunjang kegiatan
yaitu guru sebagai role model atau teladan dan fasilitator bagi anak, buku
sebagai pedoman dan bahan materi pembelajaran untuk anak, dan sekolah
dua, yaitu media dalam arti luas dan media dalam arti sempit. 15 Media
dalam arti luas merupakan sebuah upaya perubahan yang dilakukan dengan
bertahan lama. Sedangkan media dalam arti sempit misalnya guru dalam
digunakan.
15
Satrianawati. 2018. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Deepublish. h. 6
16
Azhar Arsyad. Ibid.25-27
2) Perhatian anak dapat ditingkatkan dan diarahkan menggunakan media
mendengarkan dan melihat. Jadi, media yang dapat didengarkan telinga dan
dilihat mata secara bersamaan akan memiliki manfaat yang lebih (ingatan
media yang hanya dapat dilihat mata atau didengarkan telinga saja. Selain
17
Nizwardi Jalinus dan Ambiyar. 2016. Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Kencana. h. 4
dalam suasana rasa senang dan gembira, dimana ada keterlibatan antara
emosional dan mental anak. Hal tersebut sangatlah penting untuk proses
perkembangan anak, karena pada masa usia dini dunia anak adalah dunia
bukunya yang berjudul Media dan Sumber Belajar adalah sebagai berikut :18
Media visual adalah media yang dapat terlihat atau dilihat atau dipandang
oleh alat indra penglihatan manusia (mata). Contoh dari media visual yaitu :
media foto, gambar, majalah, komik, gambar tempel, alat peraga, poster,
Media audio adalah media yang dapat didengarkan oleh alat indra
pendengar manusia (telinga). Contoh dari media audio yaitu : musik dan
lagu, kaset suara atau CD, suara, siaran radio, alat musik, dan sebagainya.
Media audio visual adalah media yang dapat didengarkan oleh telinga dan
dilihat oleh mata secara bersamaan. Contoh dari media audio visual yaitu :
4). Multimedia
18
Satrianawati. Ibid. h. 10
Mutimedia adalah semua jenis media yang terangkum menjadi satu. Contoh
jarak jauh.
minat terutama yang ditujukan kepada ide-ide dan belajar. Kognitif lebih
rasional yang dimiliki oleh orang lain. Secara umum tahapan dalam kognitif
1) Agar daya persepsi anak dapat dikembangkan berdasarkan apa yang dilihat,
19
Ahmad Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspeknya
Edisi Pertama. Jakarta: Kencana. h. 46
20
Ahmad Susanto. Ibid. h. 48
3) Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan
sekitarnya;
1. KAJIAN TEORI
komik atau gambar yang diberi teks yang teknik menggambarnya dibuat
bergambar merupakan sebuah buku bacaan atau buku cerita bergambar yang
21
Handayani, T. Wahyu. 2015. Kuliah Jurusan Apa? Fakultas Seni Rupa dan Desain. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. h. 20
22
Mitchel, D. 2003. Children’s Literature: Animitation to the World. USA: Allyn & Bacon. h. 87
23
Nurgiyantoro, B. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. h. 152
menceritakan atau menyampaikan gambar-gambar yang terdapat di dalam
dan gambar dalam bentuk karya yang kreatif yang mampu menarik
perhatian orang lain, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Proses
hal yang bersifat rekaan dan bertujuan untuk menyampaikan pesan moral
b) MENDONGENG
melalui kegiatan mendongeng. Oleh sebab itu, hal yang perlu diperhatikan
ketika akan mendekatkan diri dengan anak adalah anak itu sendiri. Hal yang
24
Heru Kurniawan. 2016. Kreatif Mendongeng untuk Kecerdasan Jamak Anak. Jakarta: Kencana.
h. 13
sesuai dengan pendapat Priyono yang menyatakan bahwa melalui kegiatan
anak sehingga terciptalah hubungan yang penuh dengan kasih sayang. Jadi
dan kesan pada anak, dan mencontohkan sikap tauladan yang dapat dicontoh
oleh anak.
2. PENELITIAN RELEVAN
2) Penelitian Skripsi dari Furi Mirna Sari tahun 2013 dengan judul “Upaya
menggunakan media.
C. KERANGKA BERPIKIR
Cerita Bergambar (Cergam) (X)
Aspek
Penerapan
Perkembangann
Kognitif
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru atau
tepat metode pembelajaran yang digunakan maka akan semakin efektif pula
kenyataannya masih banyak guru yang belum terampil dalam memilih metode
yaitu metode pembelajaran mendongeng agar guru dan peserta didik aktif
secara maksimal.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. SUBJEK PENELITIAN
yang berjumlah 26 anak terdiri dari 11 anak laki-laki dan 15 anak perempuan.
B. PROSEDUR/SIKLUS PENELITIAN
Refleksi Perencanaan
Siklus I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
Dan Seterusnya
a. Perencanaan
observasi.
b. Pelaksanaan
1. Kegiatan awal
2. Kegiatan inti
pesan moral dan sikap tauladan yang dapat dicontoh oleh anak.
3. Kegiatan akhir
c. Observasi
d. Refleksi
dan hasil stimulasi, dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus
berikutnya.
2. Langkah-langkah Penelitian Siklus II
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan awal
2) Kegiatan inti
pesan moral dan sikap tauladan yang dapat dicontoh oleh anak.
c) Kegiatan akhir
f. Refleksi
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi dan
Menurut Arikunto, secara garis besar, metode penelitian dibagi menjadi dua
1. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diwujudkan dalam kata keadaan atau sifat.
Data kuantitatif adalah data yang diambil atau dikumpulkan berupa angka-
Agusniatih, Andi dan Monepa, Jane M.. 2019. Keterampilan Sosial Anak Usia
Dini (Teori dan Metode Pengembangan. Tasikmalaya: Edu Publisher
Ahmad Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam
Berbagai Aspeknya Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran Edisi 1-12. Jakarta: Rajawali Press
Hamzah, Nur. 2015. Pengembangan Sosial Anak Usia Dini. Pontianak: IAIN
Pontianak Press
Handayani, T. Wahyu. 2015. Kuliah Jurusan Apa? Fakultas Seni Rupa dan
Desain. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Heru Kurniawan. 2016. Kreatif Mendongeng untuk Kecerdasan Jamak Anak.
Jakarta: Kencana.
Mais, Asrorul. 2016. Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Jember:
CV Pustaka Abadi
Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Mitchel, D. 2003. Children’s Literature: Animitation to the World. USA: Allyn &
Bacon
Nizwardi Jalinus dan Ambiyar. 2016. Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:
Kencana
Nurgiyantoro, B. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Sadiman, dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka
Satrianawati. 2018. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Deepublish
Supartini, Elis dan Wati, Dini. 2016. Modul Guru Pembelajar Taman Kanak-
kanak Kelompok Kompetensi A. Jakarta: Kemdikbud
Syukur. 2005. Teknologi Pendidikan. Semarang: Rasail
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional