Anda di halaman 1dari 74

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Allah SWT kepada
para wali. Selanjutnya, adalah komitmen wali untuk mendukung, membesarkan,
dan memberikan pendidikan yang menyeluruh kepada anak-anak mereka. Wali
berperan penting dalam mendidik anak-anak, karena anak-anak sekolah dasar
didapat dari lingkungan keluarga, khususnya wali. Menginjak anak-anak usia
prasekolah (3-6 tahun), wali dapat membagi anak-anaknya dengan yayasan
sekolah yang dapat membantu dan mendidik anak-anak mereka sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan mereka. Lembaga yang dapat mendidik anak-anak
prasekolah adalah Taman Kanak-Kanak (TK).
Taman Kanak-Kanak adalah sekolah remaja yang sedang dalam proses
pendidikan formal yang bertujuan membantu siswa dalam menciptakan berbagai
kemungkinan baik secara mental maupun secara mental. Setiap anak muda
memiliki hak istimewa untuk mendapatkan pelatihan dan pengajaran serupa untuk
kesadaran diri dan tingkat pengetahuannya.

Dalam Pelatihan Pemuda ada enam bagian kemajuan, khususnya ketat dan
kebajikan, mental, mesin aktual, bahasa, sosial dekat dengan rumah dan kreatif.
Sejumlah besar bagian perbaikan ini sangat penting untuk diciptakan dengan cara
yang wajar antara satu sudut pandang dengan sudut pandang lainnya. Hal ini
menunjukkan pentingnya upaya untuk menumbuhkan kapasitas anak muda yang
sebenarnya, salah satunya adalah pergantian peristiwa sosial-pribadi. Anak-anak
PAUD menjadi lebih bebas, terlatih, dan mudah terkoordinasi untuk menyerap
informasi dengan baik. Pendidik pelatihan pemuda dapat memberikan gerakan
untuk meningkatkan kemajuan kapasitas dan kemampuan sejati anak muda,
sebagai salah satu modal untuk mencapai kemajuan publik sekaligus
meningkatkan kebanggaan manusia. Kemajuan pelatihan, khususnya formal, tidak
sepenuhnya ditentukan oleh pelaksanaan yang efektif dari latihan pendidikan dan
pembelajaran, khususnya dengan mengembangkan keberanian siswa. Gagasan

1
2

tentang kepercayaan diri sulit untuk dikatakan dalam arti yang sebenarnya, tetapi
bagaimanapun juga, seorang anak pasti akan benar-benar ingin mengakui dirinya
sendiri, siap untuk menerima tuntutan dalam perasaan ingin mencoba sesuatu
yang baru meskipun ia tahu bahwa mungkin ada gangguan.
Orang-orang tertentu tidak akan ragu untuk menawarkan sudut pandang mereka
secara terbuka. Kepastian dapat membantu mengelola keadaan di dalam.
Kemajuan pribadi anak-anak adalah salah satu sudut pandang yang harus
dikoordinasikan dan diciptakan karena hal itu mempengaruhi kepercayaan diri
anak-anak. Soetjiningsih mengungkapkan bahwa kemajuan sosial anak dekat
dengan rumah berhubungan dengan kemampuan anak untuk menumbuhkan
keberanian, kepercayaan, dan simpati (Rasyid, 2010).
Berdasarkan hasil observasi peneliti di RA. Al-Luthfi Kabupaten
Purwakarta. Terdapat anak yang belum terlihat menonjol kepercayaan dirinya.
Beberapa anak tidak ingin berbicara dengan siapapun kecuali orang tuanya, anak
belum mampu mengungkapkan apa yang diinginkannya, dan belum mampu
menjelaskan lingkungan sekitarnya, hal tersebut dapat dilihat dari tidak beraninya
anak untuk bertanya dan cenderung pasif dan diam saat proses pembelajaran
didalam kelas.
Peneliti melihat kurangnya media yang tersedia disekolah tersebut dan
media yang sudah adapun tidak dipergunakan dengan baik, akibatnya anak kurang
tertarik dengan pembelajaran. Sehingga anak tidak mampu mengungkapkan apa
yang diinginkan karena tidak ada media yang mampu mendorong anak untuk
tampil kedepan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti ingin meninjau
lebih jauh apa penyebab aspek yang perlu diarahkan dan dikembangkan karena
berpengaruh terhadap kepercayaan diri yang belum optimal pada anak,kurangnya
percaya diri guru dalam pembelajaran ditempat penelitian.
Untuk mengatasi masalah ini, kita sangat menginginkan satu teknik dan media
yang tepat agar nantinya para remaja bisa yakin tentang anak yang tepat dan
benar, tentunya tidak luput dari mengingat unsur kesenangan dengan tujuan yaitu
bermain sambil bermain. pembelajaran dapat berfungsi dengan baik. Salah satu
3

media yang digunakan dalam eksplorasi ini adalah dengan menceritakan kembali
cerita dan melalui boneka jari.
Salah satu cara untuk lebih mengembangkan rasa percaya diri anak adalah
dengan memanfaatkan strategi bernarasi, yaitu menceritakan kembali cerita secara
khusus dengan bantuan media yang dapat menarik keuntungan anak dalam
memperhatikan cerita. Media dan aset pembelajaran di Taman Kanak-kanak
adalah perlengkapan yang menjunjung tinggi kapasitas anak termasuk keberanian.
Salah satu media yang dapat membantu anak muda adalah finger manikin. Cara
yang sangat membantu untuk mengenalkan makhluk dengan anak-anak bekerja
dengan kolaborasi dan korespondensi serta melatih kepercayaan diri, melalui
manikin jari anak-anak akan secara tidak langsung menguasai kemampuan
bercerita tanpa mengakuinya dengan menggunakan manikin jari dan akan
meningkatkan rasa percaya diri anak-anak untuk ikut serta dalam pengalaman
yang berkembang. Manikin jari yang digunakan adalah berbagai jenis hewan
darat, seperti kelinci, monyet, gajah, jerapah, singa. Dengan media finger manikin
dipercaya anak-anak akan lebih tertarik untuk mencoba memanfaatkannya, senang
memainkannya dengan lugas, dan akan membangun keunggulan anak-anak dalam
mengikuti pengalaman yang berkembang.
Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam
tentang manfaat boneka jari dalam membantu mengembangkan aspek percaya
diri. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh
boneka jari terhadap..kemampuan..percaya diri..anak usia 5-6 tahun di RA. Al-
luthfi - Purwakarta”.
B. Identifikasi..Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebutt diatas..maka dapat diidentifikasi
masalah..sebagai berikut:
1. Kemampuan percaya diri pada anak usia 5-6 tahun dii RA Al-Luthfi
Sindang kasih - Purwakatrta belum..optimal
2. Media pembelajaran..yang ada kurang bervariasi
3. Kurangnya percaya diri guru dalam mengembangkan percaya diri anak di
RA. Al-luthfi- Purwakarta
4

C. Batasan..Masalah
Berdasarkan..identifikasi masalah di atas dibatasi pada “ Pengaruh..boneka
jari terhadap kemampuan (percaya diri..anak kelompok B di RA AL-luthfi
Sindang kasih- Purwakarta).
D. Rumusan..Masalah
Berdasarkan paparan batasan masalah yang telah dikemukakan tersebut di
atas, maka rumusan masalah dari penelitian yang peneliti buat ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kemampuan percaya diri anak kelompok B di RA Al-luthfi
sebelum menggunakan media boneka jari?
2. Bagaimana kemampuan percaya diri anak kelompok B di.. RA Al-luthfi
sesudah menggunakan media boneka jari?
3. Bagaimana pengaruh..boneka jari terhadap kemampuan..percaya diri anak
kelompok B di..RA.Al-Luthfi ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan yang di
harapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan percaya diri anak kelompok B
di RA Al-luthfi Sindangkasih-Purwakarta sebelum mengunakan media
boneka jari
2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan percaya diri anak kelompok B
di RA Al-luthfi Sindang kasih- Purwakarta sesudah menggunakan media
boneka jari
3. Untuk mengetahui pengaruh boneka jari terhadap kemampuan percaya diri
anak kelompok B di RA Al-luthfi Sindangkasih- Purwakarta

F. Manfaat penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini, antara lain
sebagai berikut :
1. Secara teoritis
a. Untuk menambah wawasan dan memberikan sumbangsih pemikiran
5

terhadap ilmu pengetahuan yang terkait dengan metode dan media boneka
jari anak usia
b. Dapat dijadikan sebsgai referensi proses mengajar dalam pengembangan
pendidikan di Indonesia
Secara praktis
1. Bagi peneliti :
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman
terkait dengan pentingnya penggunaan boneka jari terhadap
kemampuan percaya diri anak usia dini.
2. Bagi pendidik:
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan kemampuan percaya diri anak dengan
mengunakan media dan metode yang sesuai dengan tahap
perkembangan belajar anak, serta menjadikan pembelajaran yang
menyenengkan.
6

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Pendidikan Anak Usia Dini
a. Pengertian PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini adalah salah satu lembaga pendidikan yang
mempersiapkan usia yang lebih muda sesegera mungkin, yang sesuai dengan
alasan sekolah remaja, yang membantu membangun dasar untuk kemajuan
mentalitas, perilaku, informasi, kemampuan dan imajinasi yang diperlukan.
oleh mahasiswa. Kemampuan dan alasan bersekolah merupakan aturan yang
harus kita lakukan dalam menyelesaikan suatu pelatihan karena merupakan
salah satu prasyarat dalam memimpin proyek-proyek instruktif.

Sebagaimana ditunjukkan oleh (Rosidah, 2016) bahwa pengajaran


pemuda adalah jenis sekolah yang menyoroti pembentukan dasar untuk
pengembangan dan peningkatan aktual (koordinasi mesin halus dan kasar),
wawasan (daya pikir, imajinasi, kapasitas untuk memahami orang secara
lebih mendalam). tingkat, pengetahuan dunia lain). , bahasa dan
korespondensi sosial-dekat dengan rumah (perspektif dan perilaku serta
agama), sesuai dengan keunikan dan transformasi

Pemuda menurut Public Relations in Schooling for Small kids


(NAEYC) adalah anak yang berada pada rentang usia sejak lahir sampai
dengan usia 8 tahun. Pemuda memiliki potensi turun temurun dan cocok
untuk diciptakan melalui penataan berbagai dorongan. Karena itu pengaturan,
peningkatan, kemajuan lebih lanjut seorang anak tidak sepenuhnya ditentukan
di awal pergantian peristiwa anak. Seorang pendidik sudah sepatutnya
membuat media pembelajaran agar kemanfaatan anak dalam belajar lebih
luas. Dengan tersedianya media pembelajaran dapat mempermudah pendidik
dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa
7

Urgensi pendidikan anak usia dini yang paling krusial adalah untuk
mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi kognitif, bahasa,
fisik motorik, kasar dan halus, sosial emosional dan nilai moral. Pendidikan
karakter dalam hal ini, merupakan bagian dari nilai moral yang harus
dikembangkan pada anak usia dini guna dimasa depan anak tidak memiliki
krisis moral yang sekarang ini sedang menggrogoti bangsa. Sebagai penerus
bangsa, sikap percaya diri sangat penting ditanamkan pada anak usia dini agar
ia tumbuh menjadi sosok yang mampu mengembangkan potensi dirinya.
Usia.dini merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan
hidup manusia yang seringkali disebut dengan masa keemasan, karena terjadi
perkembangan yang sangat pesat (Martinis Yamin, 2017). Begitu pentingnya
masa perkembangan anak, sehingga untuk memfasilitasi perkembangan anak
usia dini muncul adanya lembaga pra sekolah seperti kelompok bermain.
Perkembangan emosi.anak menjadi.salah..satu aspek yang perlu
diarahkan dan dikembangkan..karena berpengaruh terhadap kepercayaan diri
anak. (Soetjiningsih, 2012). menyatakan bahwa perkembangan sosial
emosional anak berkaitan dengan kapasitas anak untuk mengembangkan
kepercayaan diri (self-confidence), percaya (trust), dan empati (empathy).
(Rasyid, 2010)
a. Karakteristik Anak Usia Dini
adalah salah satu lembaga pendidikan yang langsung mempersiapkan
usia yang lebih muda, yang menurut penjelasan dari sekolah muda,
yang membantu membangun alasan untuk kemajuan penting dari pola
pikir, perilaku, data, kapasitas dan pikiran kreatif. oleh mahasiswa.
Kemampuan dan motivasi untuk naik kelas merupakan prinsip yang
harus kita lakukan dalam menyelesaikan suatu persiapan karena
merupakan salah satu hal yang esensial dalam mendorong
terselenggaranya pendidikan.
Sebagaimana dikemukakan oleh (Rosidah, 2016) bahwa pendidikan
anak muda adalah jenis sekolah yang menonjolkan penataan akal budi
untuk pergantian peristiwa dan perbaikan (koordinir mesin halus dan
8

kasar), pengetahuan (daya figuring, pikiran kreatif, kemampuan


mendalami lebih memahami individu). tingkat, informasi luar biasa). ,
bahasa dan hubungan sosial yang erat dengan rumah (pandangan dan
perilaku serta agama), yang ditunjukkan oleh keunikan dan perubahan
Pemuda sesuai Advertising in Tutoring for Little children (NAEYC)
adalah anak-anak yang berada dalam rentang usia sejak lahir sampai
dengan usia 8 tahun. Pemuda memiliki potensi genetik dan layak
untuk dibuat melalui rencana permainan motivasi yang berbeda. Oleh
karena itu pengaturan, peningkatan, kemajuan lebih lanjut dari
seorang anak tidak sepenuhnya diselesaikan begitu saja dalam
pergantian waktu anak-anak. Seorang guru harus membuat media
pembelajaran agar manfaat anak dalam belajar lebih luas. Dengan
tersedianya media pembelajaran dapat mempermudah guru dalam
menyampaikan pembelajaran siswa

1. bermain dilakukan anak secara bersama.( Mulyasa, M.Pd,2017).


Menurut ( Wermer,1957) perkembangan anak adalah sejalan dengan
prinsip orthgenetis, bahwa perkembangan anak berlangsung dari keadaan global
dan kurang berdiferensiasi sampai kepada keadaaan dimana diferensiasi,
artikulasi, dan intregasi meningkat secara bertahap ( Mursid, 2018 )
b. Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun
Pertumbuhan memiliki perbedaan dengan perkembangan. Pertumbuhan
terkait dengan perubahan fisik pada individu, sedangkan perkembangan terkait
dengan perubahan fisik pada individu. Pemberian stimulus dan optimalis
pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini dilakukan agar anak usia dini
memiliki kemampuan yang diperlukan dalam tugas perkembangan.
Tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini 5-6 tahun menurut
pemerintah yang berdasarkan pada Permendikbud No.137 tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1
9

Tingkat pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini 5-6 Tahun


Lingkup Perkembangan Tingkat pencapaian perkembangan anak
1. Nilai Agama dan Moral 1. Mengenal agama yang dianut
2. Mengerjakan ibadah
3. Berprilaku jujur,penolong, sopan, hormat,
sportif,dsb.
4. Menjaga kebersihan diri dan Lingkungan
5. Mengetahui hari besar agama
6. Menghormati( toleransi) agama orang lain
II Fisik-motorik 1.Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi
A. Motorik Kasar untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan
kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan mata- kaki-
tangan- kepala dalam menirukan tarian atau
senam
3. Melakukan permaianan fisik dengan aturan
4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
5. Melakukan kegiatan kebersihan diri
B. Motorik halus 1. Menggambar sesuai gagasannya
2. Meniru bentuk
3. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media
dan kegiatan
4.Menggunakan alat tulis dan alat makan dengan
benar
5. Menggunting dengan sesuai dengan pola
6. Menempel gambar dengan tepat
7.Mengekspresikan diri melalui gerakan
menggambar secara rinci
III. Kognitif 1.Menunjukan aktivitas yang bersifat eksploratif
A.Belajar dan dan menyelidik( seperti: apa yang terjadi
Memecahkan Masalah
10

ketika air ditumpahkan)


2.Memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari- hari dengan cara yang
fleksibelk dan diterima social
3.Menerapkan pengetahuan atau pengalaman
dalam konteks yang baru
4.Menunjukan sikap kreatif dalam menyelesaikan
masalah ( ide, gagasan diluar kebiasaan)
B. Berfikir Logis 1.Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: “
lebih dari” : kurang dari” :dan “paling”/ter
2.Menunjukan inisiatif dalam memilih tema
permainan( seperti:”ayo kita bermain pura-pura
seperti burung”)
3.Menyusun perencanaan kegiatan yang akan
dilakukan
4.Mengenal sebab- akibat tentang lingkungannya(
angina bertiup menyebabkan daun bergerak, air
dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah).
5. Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna,
bentuk, dan ukuran (3 Variasi)
6. Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak
kedalam kelompok yang sama atau kelompok
yang sejenis, atau kelompok berpasangan yang
lebih dari 2 variasi
7. Mengenal pola ABCD- ABCD
8. Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari
paling kecil ke paling besar atau sebaliknya
C.Berfikir Simbolik 1.Menyebutkan lambing bilangan 1-10
2.Menggunakan lambing bilangan untuk
menghitung
3.Mencocokan bilangan dengan lambang
11

bilangan
4.Mengenal berbagai macam lambing huruf
vocal dan konsonan
5.Merepresentasikan berbagai macam benda
dalam bentuk gambar atau tulisan ( benda
pensil yang diikuti tulisan dan gambar pensil)
IV. Bahasa 1. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
A. Memahami Bahasa 2. Mengulang kalimah yang lebih komplek
3. Memahami aturan dalam suatu permainan
4. Senang dan menghargai bacaan
B.Mengungkapkan Bahasa 1.Menjawab pertanyaan yang lebih komleks
2.Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki
bunyi yang sama
3.Berkomunikasi secara lisan, memiliki
perbendaharaan kata, serta mengenal symbol-
simbol untuk persiapan membaca, menulis dan
berhitung
4. Menyusun kalimat sederhana dalam struktur
lengkap(pokok kalimat-predikat-keterangan)
5. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk
mengekspresikan ide pada orang lain
6. Melanjutkan sebagian cerita/ dongeng yang
telah diperdengarkan
7. Menunjukan pemahaman konsep-konsep
dalam buku cerita

a. Perkembangan Aspek Sosial-Emosional


Perkembangan sosial emosional merupakan salah satu aspek
perkembangan yang sangat penting bagi setiap anak karena merupakan salah
satu faktor penentu kesuksesannya di masa depan. Masa usia dini merupakan
masa keemasan untuk setiap aspek perkembangan, termasuk aspek sosial
12

emosional. Maka dari itu, proses tumbuh kembang anak harus selalu
diperhatikan agar berjalan dengan optimal.
Perkembangan sosial diartikan sebagai kemampuan anak dalam
berinteraksi dengan teman sebaya, orang dewasa, dan masyarakat luas agar
dapat meyesuaikan diri dengan baik sesuai dengan harapan. Hal ini dapat
dilihat ketika anak mulai belajar bersosialisasi saat ia memasuki pendidikan
prasekolah (PAUD/TK). Perkembangan sosial ini meliputi dua aspek penting,
yaitu kompetesi sosial (kemampuan anak beradaptasi dengan lingkungannya
secara efektif)dan tanggungjawab sosial (komitmen anak terhadap tugas-
tugasnya, menghargai perbedaan invidual, dan memperhatikan
lingkungannya).
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri manusia baik senang atau
sedih, maupun baik atau buruk.Menurut Shapiro,kecerdasan emosional perlu
diajarkan sejak dini agar anak tumbuh menjadi seseorang yang dewasa,
bertanggung jawab dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Selain itu, anak yang mempunyai kecerdasan emosional tinggi akan terlihat
lebih bahagia, lebih percaya diri dan lebih berprestasi di sekolah.
Pada masa kanak-kanak awal perkembangan sosial emosional hanya
seputar proses sosialisasi. Dimana anak belajar mengenai nilai-nilai dan
perilaku yang diterimanya dari masyarakat. Pada masa ini, terdapat tiga tujuan
perkembangan sosial emosional. Pertama, mencapai pemahaman diri (sense of
self) dan berhubungan dengan orang lain. Kedua, bertanggung jawab atas diri
sendiri yang meliputi kemampuan mengikuti aturan dan rutinitas, menghargai
orang lain, dan mengambil inisiatif. Ketiga, menampilkan perilaku sosial
seperti empati, berbagi, dan mengantri dengan tertib.
a. Aspek - aspek kepercayaan diri
Lautser menyatakan bahwa orang yang mempunyai rasa percaya
diri yang tinggi pada umumnya mudah bergaul secara fleksibel,
mempunyai toleransi yang cukup baik, bersikap positif, dan tidak mudah
terpengaruh orang lain dalam bertindak serta mampu menentukan langkah-
langkah dalam menyelesikan suatu masalah. Tipe-tipe orang yang
13

mempunyai rasa percaya diri tinggi akan terlihat lebih tenang, tidak
merasa takut, dan mampu memperlihatkan kepercayaan dirinya setiap saat.
(Lautser, 2008) juga menyebutkan orang yang memiliki
kepercayaan diri yang positif adalah:
1. Keyakinan kemampuan diri
Keyakinan kemampuan diri adalah sikap positif seseorang
tentang dirinya. Ia mampu secara sungguh-sungguh akan apa yang
dilakukannya.
2. Optimis
Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu
berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri yang
kemampuannya.
3 Objektif
Orang yang memendang permasalahan atau sesuatu seuai dengan
kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau
menurut dirinya sendiri.
4.Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab adalah kesediaan orang untuk menanggung
segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
5. Rasional dan Realistis
Rasional dan Realistis adalah analisis terhadap suatu masalah,
sesuatu hal dan suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat
diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan. Aspek-aspek percaya diri
adalah sifat yang dimiliki seseorang yang memiliki aspek-aspek keyakinan
diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri
(Rahayu, 2013) menyatakan bahwa dukungan dari orang tua,
lingkungan maupun guru di sekolah menjadi faktor dalam membangun
percaya diri anak. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan awal dan
utama yang menentukan baik buruknya kepribadian anak. Pendidikan di
sekolah juga merupakan lingkungan yang sangat berperan penting dalam
14

menumbuhkan kepercayaan diri anak, karena sekolah berperan dalam


kegiatan sosisalisasi. Guru juga berperan dalam membentuk percaya diri,
yakni dengan memberikan sifat yang ramah dan hangat, karena guru juga
berperan sebagai model bagi anak.
(Thursan Hakim, 2005) menjelaskan faktor-faktor membangun
kepercayaan diri dalam diri seseorang, yaitu :
a. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama
yang sangat menentukan baik buruknya kepribadian seseorang, pola-pola
pendidikan keluarga akan menjadi latar belakang timbulnya rasa percaya
diri
b. Pendidikan sekolah dapat dikatakan sebagai lingkungan yang
paling berperan untuk mengembangkan kepercayaan diir setelah pendidikan
keluarga, karena sekolah memegang peran sosialisasi melalui berbagai
macam kegiatan
c. Pendidikan nonformal, memiliki peran mengembangkan bakat
atau kemampuan yang dimiliki seseorang. Rasa percaya diri akan lebih
mantap jika individu memiliki suatu keterampilan tertentu yang bisa
didapatkan melalui kegiatan pendidikan nonformal.

c. Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri


Menurut (Santrock, 2021) ada empat cara untuk menumbuhkan rasa
percaya diri, yaitu melalui:
1. Mengidentifakasi penyebab dari rendahnya rasa percaya diri dan
domain-domain kompetensi diri yang penting.
2. Dukungan emosional dan penerimaan sosial.
3. Prestasi.
4. Mengatasi masalah.
Menurut Hakim cara-cara dapat meningkatkan rasa percaya diri adalah
1.Membangkitkan kemauan yang keras.
2.Biasakan untuk memberanikan diri.
3.Berpikir positif dan menyingkirkan pikiran negatif
15

4.Selalu berinisiatif
5.Bersikap mandiri.
6.Mau belajar dari kegagalan.
7.Bersikap kritis dan objektif.
8.Pandai membaca situasi dan menempatkan diri.
3. Media Boneka Jari
a. Pengertian Media Boneka Jari
Kata media berasal dari bahasa latin, khususnya medius yang
merupakan bentuk jamak dari kata medium. Dalam arti sebenarnya
media adalah perantara atau presentasi. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara atau kurir dari sumber kepada penerima pesan.
Sesuai (Gerlach, 2011) yang dikutip dalam buku New Direction
for Youth Schooling, menyatakan bahwa media adalah individu, bahan,
atau kesempatan yang membentuk kondisi yang memberdayakan siswa
untuk memperoleh informasi, kemampuan, atau mentalitas. Dari
perspektif keseluruhan, media sering dikaitkan dengan buku, pendidik,
dan lebih jauh lagi, iklim sekolah, namun secara lebih eksplisit media
dalam pengalaman pendidikan dicirikan sebagai perangkat realistis,
visual atau elektronik untuk menangkap, merevisi data visual atau verbal.
Menurut (Yudhi Munadi, 2008) media adalah perantara yang
dapat menyampaikan dan menyampaikan pesan dari sumber secara
tersusun untuk membingkai iklim belajar yang kondusif dimana
penerima manfaat dalam latihan pembelajaran bisa mendapatkan pesan
dengan mahir dan berhasil.
Pengertian media juga disampaikan oleh (Heinich, 2009) dalam
buku Media dan Aset Belajar TK, kata media sendiri berasal dari bahasa
latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Dalam arti
sesungguhnya media mengandung pengertian perantara atau penyajian,
oleh karena itu media merupakan suatu metode untuk mengalihkan data
pembelajaran atau mengarahkan pesan. Sementara itu, satu lagi
pemahaman yang disampaikan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai yang
16

ditulis dalam buku Showing Media on the Relationship of Training and


Correspondence Innovation (AECT) in America membatasi media karena
semua struktur dan saluran yang digunakan oleh individu untuk
meningkatkan cara anak-anak. pembelajaran dalam mewujudkan yang
dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang
dicapai. Sementara itu, NEA (Public Training Affiliation) memiliki arti
alternatif, dimana media yang digunakan adalah jenis surat menyurat,
baik media cetak maupun berbagai media, serta perangkat keras.
Dari definisi-definisi diatas, maka ditarik kesimpulan bahwa
media adalah segala sesuatu atau alat untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehinnga dapat merangsang minat belajar anak.
Media pembelajaran bagi anak usia dini merupakan segala sesuatu yang
dapat dijadikan bahan dan alat untuk bermain yang membuat anak usia
dini mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan menentukan
sikap.
Seperti yang kita ketahui banyak media yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran di TK, salah satu contoh media tersebut ialah
media boneka jari. Boneka adalah media yang sangat akrab bagi dunia
bermain anak. Media boneka jari adalah boneka berbentuk kecil yang
dimainkan atau digerakkan menggunakan jari. Boneka jari adalah suatu
bentuk media pembelajaran bagi anak usia dini yang dirancang dengan
tujuan untuk mempermudah atau memperjelas proses penyampaian
sebuah cerita dan materi pembelajaran. Dalam hal ini, media boneka jari
dapat digunakan untuk mengembangkan semua bidang aspek
perkembangan anak usia dini.
a. Manfaat Media Boneka Jari
Terdapat beberapa manfaat dari media boneka jari unuk anak usia dini
antara lain sebagai berikut :
a. Meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak.
b. Dalam hal ini anak akan mendapatkan banyak kosa kata baru.
17

c. Membantu anak lebih komunikatif. Dengan boneka jari, anak akan


mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang akan dia lontarkan pada
guru.
d. Merangsang daya imajinasi anak. Disini anak akan membayangkan
tokoh-tokoh dalam cerita yang kita buat.
e. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi anak. Ketika anak bermain
boneka jari, ini membuat anak dapat bersosialisasi dengan baik
dilingkungan sekitarnya.
f. Cara Penggunaan Media Boneka Jari
g. Pertama-tama kita membuat rumusan pembelajaran terlebih dahulu.
Seperti: cerita apa yang cocok untuk diceritakan oleh anak, didalam
cerita ingin diberikan pembelajaran yang seperti apa.
h. Setelah itu kita membuat naskah cerita untuk dimainkan.Usahakan
bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah dipahami oleh
anak dan sesuai dengan tahapan perkembangannya.
i. Ambil boneka jari yang telah dibuat dan mainkan sekitar 10- 15
menit.
j. Dalam bercerita usahakan ada nyanyian sehingga anak tidak mudah
bosan.
k. Setelah bercerita, adakan kegiatan tanya jawab tentang isi cerita yang
telah didengarkan.
l. Berilah kesempatan kepada anak untuk memainkan
bonekanya bersama temannya secara bergantian.
a. Keuntungan Penggunaan Media Boneka Jari
b. Tidak memerlukan banyak biaya dan dan tempat.
c. Harga alat dan bahannya relatif lebih murah.
d. Tidak memerlukan waktu yang banyak untuk memainkannya.
e. Tidak banyak keterampilan yang diperlukan dalam
memainkannya.
f. Dapat mengembangkan imajinasi anak dan meningkatkan minat
belajar anak.
18

g. Membuat susasana pembelajara lebih menyenangkan bagi anak.


h. Memudahkan guru untuk menanamkan pendidikan moral untuk
anak usia dini.
b. Media Pembelajaran
a. Definisi Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara
harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa
Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan. ( Gerlach, 1971 ) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian
ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Media erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Media
merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens atau siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa tersebut.
Media merupakan bagian yang melekat atau tidak terpisahkan dari
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media
berfungsi dan berperan mengatur hubungan efektif guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran. Media
pembelajran merupakan komponen sumber belajar yang mengandung
materi instruksional dilingkungan siswa yang memotivasi siswa untuk
belajar.
Proses pembelajaran merupakan suatu perpaduan yang tersusun rapi.
Perpaduan tersebut meliputi unsur-unsur manusiawi, material,fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan proses, cara, dan tindakan
yang mempengaruhi siswa untuk belajar. Dengan demikian media
pembelajaran merupakan alat dan teknik yang digunakan sebagai perantara
19

komunikasi antara seorang guru dan siswa. Media pembelajaran


digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksiantara
guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pembelajaran. Media pembelajaran merupakan
komponen sumber belajar yang mengandung materi instruksional
dilingkungan siswa yang memotivasi siswa untuk belajar. Sumber belajar
terdiri atas sumber-sumber yang mendukung proses pembelajaran siswa
termasuk sistem penunjang, materi, dam lingkungan pembelajaran.
Sumber belajar mencakup segala yang tersedia untuk membantu individu
belajar dan menunjukkan kemampuan dan kompetensinya.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dapat membangkitkan minat
siswa mengikuti proses pembelajaran secara fokus. Selain itu, media
pembelajaran yang ditampilkan dapat memotivasi siswa untuk lebih rajin
belajar. Media pembelajaran juga dapat memberikan rangsangan dalam
kegiatan belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran sangat membantu
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan kemudahan bagi guru
dalam menyampaikan pesan dan isi materi pembelajaran.
Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk
memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan
berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam
proses pembelajaran. Secara rinci, fungsi media dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada
masa lampau.
2) Mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik
karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang.
3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang
sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak
memungkinkan.
20

4) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara


langsung.
5) Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati
secara langsung karena sukar ditangkap.
6) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya
untuk didekati.
7) Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak atau sukar
diawatkan.
8) Dengan mudah membandingkan sesuatu.
9) Dapat melihat dengan cepat suatu proses yang berlangsung secara
lambat.
10) Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung
secara cepat.
Media pembelajaran memiliki peran penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Hadirnya media pembelajaran mampu membawa dan
membangkitkan antusiasme siswa dalam belajar. Media pembelajaran juga
digunakan guru untuk dapat memperbaharui semangat siswa terhadap segala
sesuatu yang baru setiap harinya. Selain itu, media pembelajaran memiliki
banyak fungsi (Ega Rima, 2016 ) diantaranya:
1) Fungsi atensi
Atensi merupakan fungsi inti dari media pembelajaran, yaitu menarik
dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada materi
pembelajaran yang ditampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran.
2) Fungsi afektif
Afektif merupakan salah satu fungsi dari media pembelajaran yang
dapat dilihat dari tingkat kenyamanan siswa ketika belajar atau membaca
teks yang bergambar.
3) Fungsi Kognitif
Kognitif merupakan salah satu fungsi media pembelajaran yang
terlihat dari tampilannya. Tampilan materi pebelajaran tersebut
21

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat


informasi atau pesan yang terkandung dalam materi pembelajaran.
4) Fungsi kompensatoris
Kompensatoris merupakan salah satu fungsi dari media pembelajaran
yang dapt dilihat dari hasil penelitian.

c. Manfaat media pembelajaran


Media pembelajaran memiliki beberapa manfaat yang perlu
diketahui oleh guru, yaitu manfaat umum dan manfaat praktis ( Aristo
Rahadi,2003)
a. Manfaat umum
Secara umum, media pembelajaran memiliki beberapa manfaat
yang perlu untuk diketahui. Manfaat umum dari media pembelajaran
yang dimaksud diantaranya adalah lebih menarik, materi jelas, tidak
mudah bosan, dan siswa menjadi lebih aktif.

b. Manfaat praktis
Selain manfaat umum, media pembelajaran juga memiliki
beberapa manfaat praktis yaitu membuat mata pelajaran yang abstrak
menjadi lebih kongkrit, mengatasi kendala keterbatasan ruang dan
waktu.
d. Jenis Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa jenis media pembelajaran
yang perlu untuk diketahui. Jenis media pembelajaran yang dimaksud
diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Media Visual
Media visual merupakan sebuah media yang memiliki beberapa
unsur berupa garis, bentuk, warna, dan tekstur dalam penyajiannya.
Media visual diantaranya seperti buku, jurnal, peta, gambar, dan lain
sebagainya.
2) Audia Visual
22

Media audio visual merupakan media yang dapat menampilkan


unsur gambar dan suara secara bersamaan. Seperti mesin proyektor
film, tape recorder, dan lain sebagainya.
3) Microsoft Power Point
Microsoft Power Point merupakan salah satu aplikasi atau perangkat
lunak yang diciptakan khusus untuk menangani perancangan
presentasi grafis dengan mudah dan cepat.
4) Internet
Internet merupakan salah satu media komunikasi yang memiliki
jangkauan luas dari antar kota sampai lintas negara sehingga banyak
dimanfaatkan oleh beberapa institusi, pebisnis, dan para ahli untuk
berbagai kepentingan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan komponen pembelajaran yang meliputi bahan dan
peralatan. Media pembelajaran terus mengalami perkembangan dan
tampil dalam berbagai jenis dan format dengan masing-masing ciri
dan kemampuan sendiri.
d. Langkah-langkah penerapan media boneka jari dalam
mengembangkan kemampuan percaya diri
1. Rumuskan tujuan pembelajaran yang jelas, dengan demikian
akan dapat diketahui apakah tepat pengguna boneka jari
untuk kegiatan pembelajaran
2. Buatlah naskah atau skenario sandiwara boneka jari dengan
jelas dan terarah.
3. Hendaknya diselingi nyanyian agar menarik perhatian
penonton dan penonton diajak untuk bernyanyi bersama-
sama.
4. Permainan boneka jari ini hendaknya jangan lama.
5. Isi cerita sesuai dengan umur dan daya imajinasi anak.
6. Selesai permainan hendaknya berdiskusi tentang peran yang
telah dilaksanakan.
23

Adapun cara mendongeng yang menarik untuk anak adalah:


1. Gunakanlah kata-kata yang mudah dipahami anak
Seorang guru tidak mungkin untuk menggunakan kata-kata yang
tidak mudah dipahami oleh anak.
2. Mengatur suara
Intonasi seorang guru akan menentukan dongeng hidup dan
menarik. Guru harus mengeluarkan suara yang pas untuk didengar
oleh anak. Guru harus betul-betul menguasai cerita agar tahu kapan
harus menekankan kata-kata tertentu dalam cerita
3.Gerakan tangan
Tunjukkanlah gerakan-gerakan yang sesuai dengan cerita
dongeng, biarkan anak belajar berimajinasi sesuai cerita dan
gerakan yang ditampilkan guru.
4. Gerakan mata
Hal yang paling penting dalam mendongeng adalah gerakan
mata, jangan sekali-kali mata menerawang ke angkasa, namun
tataplah mata anak.
5. Mimik Guru harus ekspresif, jika guru lemas dan datar saat
mendongeng anak akan malas mendengarnya.
6. Alat peraga
Gunakan alat bantu supaya dongeng menjadi lebih menarik
dan merangsang indera anak. Anak akan tertarik kalau
mendongeng dengan bantuan alat peraga.
7. Libatkan perasaan saat bercerita, libatkanlah perasaan anak, agar
anak bisa berimajinasi dan menikmati alur cerita dongeng
tersebut.
e. Karakteristik siswa yang di sajikan
Pendidikan pada jejang kanak-kanak berlangsung dari usia empat
sampai enam tahun.Masa ini biasanya disebut dengan masa golden age.
Pada saat ini anak sangat senang bereksplorasi terhadap hal-hal yang
baru.berkaitan dengan kemampuan percaya diri sejalan dengan hal
24

tersebut dalam pembelajaran diperlukan media (alat main) yang tepat


untuk belajar, guru dapat memberikan pembelajaran sesuai dengan
tahapan perkembangan yang tepat pada siswa.
f. Eksperimen
Penerapan pembelajaran pada Pendidikan anak usia dini haru
berpusat pada anak. Proses pembelajaran pada anak usia dini haruslah
didasarkan prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini berikut ini: 1)
proses kegiatan belajar pada anak usia dini harus dilaksanakan
berdasarkan prinsip belajar melalui bermain; 2) proses kegiatan
belajar anak usia dini dilaksanakan dalam lingkungan yang kondusif
dan inovatif baik didalam ruangan maupun diluar ruangan ( Dr.
Yuliani. S,M.Pd, 2016 )

A. Langkah – langkah pembelajaran pada kelas eksperimen


1) Peneliti bersam guru kelas menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran
2) Peneliti mempersiapkan lembar observasi
3) Menyapa dan mengenalkan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada anak.
4) Menginstruksikan pada anak untuk menyiapkan boneka
jari dan memainkan sesuai keinginanya
5) Melakukan tanya jawab tentang boneka jari yang telah
diceritakan.
6) Memberikan reward kepada anak.
7)
B. Pembelajaran pada kelas kontrol
Kelas kontrol berjumlah 25 siswa, terdiri dari siswa laki-
laki 10 orang dan siswa perempuan 15 orang. Pada kelas
kontrol ini, siswa tidak diberikan perlakuan dengan
menggunakan media boneka jari , siswa hanya diberikan
perlakuan secara konvensional.
25

B. Kerangka Berpikir dan Skema Penelitian


1. Kerangka Berpikir
Dunia pendidikan adalah suatu upaya untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan mutu sumberdaya manusia. Untuk
meningkatkan pendidikan dilakukan dengan cara pemberian
pengetahuan atau yang disebut dengan pembelajaran pada kehidupan
seorang manusia yang dimulai sejak dini. Pembelajaran yang baik
untuk anak usia dini agar dapat memaksimalkan perkembangan
kecerdasannya haruslah menyesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan anak. Dari sembilan kecerdasan yang dimiliki anak,
salah satunya adalah social emosional yang harus dilatih dan
dikembangkan sejak dini.
Dalam mengembangkan social emosional banyak sekali metode-
metode yang dapat dilakukan guru diantaranya adalah melalui kegiatan
bercerita , bermain peran, demonstrasi, bercakap-bercakap, tanya jawab,
bernyanyi dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain metode dalam
mngembangkan seorang pendidikan membutuhkan sebuah sumber
belajar ataupun media. Salah satu media yang dapat digunakan dalam
mengembangkan social emosional adalah boneka jari. Boneka jari
adalah sebuah permainan edukatif yang dimainkan menggunakan jari
dan dirancang sesuain dengan karakter cerita. Boneka jari sangat
bermanfaan untuk mengembangkan social emosional anak.
Dengan memainkannya sendiri anak dapat, melatih berbicara,
berkomunikasi serta menambah kosa kata anak. Mengungkapkan kata-
kata, kemampuan menyimak, dan kemampuan percaya diri dengan
orang-orang di sekitarnya merupakan suatu kegiatan yang sudah
mampu dilakukan anak usia 5-6 tahun untuk memaksimalkan
kemampuan percaya diri.Namun pada kenyataan ditemukan di RA. Al-
Luthfi purwakarta.Area masalah-masalah yang terjadi pada anak
kelompok 5-6 tahun. Khususnya pada perkembangan social emosional.
Hal ini disebabkan karena guru kurang bervariasi dan kreatif
26

menggunakan media atau alat peraga yang dapat meningkatkan percaya


diri anak.
Salah satu media atau alat peraga yang dapat digunakan untuk
meningkatkan percaya diri anak usia dini yaitu permainan edukatif
boneka jari. Dengan adanya boneka jari diharapkan dapat membantu
anak dalam mengembangkan sosial emosional sehingga dapat
menambah kemampuan percaya diri anak.Gambaranya sebagai berikut :

Rasa percaya diri anak


harus ditingkatkan sejak Stimulus untuk
usia dini meningkatkan percaya diri
anak dapat melalui media
permainan

Manfaat Boneka jari :


- Meningkatkan
kemampuan mendengar Boneka jari merupakan
dan berbicara anak.
salah satu media yang
- Membantu anak lebih
komunikatif. dapat menstimulus rasa
- Merangsang daya percaya diri anak
imajinasi anak.
Kemampuan percaya
- Meningkatkan
kemampuan diri anak dapat
bersosialisasi anak. meningkat dengan
media boneka jari

Bagan Kerangka berfikir


27

1. Skema Penelitian
Tabel 2.2
Skema Penelitian
Grup Pretes Variabel Terikat Postes
Eksperimen Y1 X Y2
Kontrol Y3 - Y4

Keterangan : Y1 = siswa kelas eksperimen


Y3 = siswa kelas kontrol
Y2 = hasil setelah dilakukan perlakuan dengan media boneka jari
Y4 = hasil akhir kelas kontrol
X = Perlakuan berupa media boneka jari terhadap kemampuan
percaya diri
- = kelas kontrol tidak diberikan treatment
-
2. Penelitian Yang Relevan
Dalam suatu penelitian dibutuhkan penelitian relevan yang dapat
memperkuat variabel yang ada dalam penelitian yang dilakukan. Ada beberapa
penelitian yang relevan terkait dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut
Tabel 2.3
Penelitian Relevan
No Penulis Judul Hasil Penelitian
1 Asih Pengaruh Media Bahwa bercerita dengan
Rusmiyati. Boneka Jari media big book berpengaruh
Terhadap signifikan terhadap
Peningkatan kecerdasan linguistik anak
Kecerdasan TK A PAUD Saymara
Linguistik Anak Kartasura tahun ajaran
Usia Dini Di RA 2013/2014. Hal
PLUS NAINA tersebutditunjukkan dengan
KIDS Kecamatan analisis paired sample t-test,
28

Medan Area. yang mana diperoleh hitung


> tabel, yaitu 86,585 >
2,110 dan nilai signifikansi
< 0,05, yaitu 0,000.
Berdasarkan kesimpulan
tersebut dapat dikatakan
bahwa semakinbesar nilai
thitung terhadap ttabel/nilai
signifikansi < 0,05, maka
semakinbesar pengaruh
bercerita dengan media big
book terhadap
kecerdasanlinguistik.
Sebaliknya jika semakin
rendah nilai thitung
terhadap
ttabel/nilaisignifikansi >
0,05, maka pengaruh
bercerita dengan media big
book tidakdapat
mempengaruhi kecerdasan
linguistik anak.
2 Eka “Pengaruh Metode Terdapat pengaruh dengan
Pentiernitasari Bercerita dengan tingkat signifikan 5%
, 2017 Media Gambar terhadap kemampuan
terhadap berbicara anak usia dini
Kemampuan setelah diberikan perlakuan.
Berbicara Anak Hal ini terlihat dari hasil
Usia Dini di RA pengujian yang
Raudhatul Islamiyah menggunakan hipotesis Uji
Kecamatan Bram Mann Whitney
29

Itam Kabupaten menunjukkan bahwa


Tanjung Jabung Zhitung (-3,09) yang
Barat” dihasilkan lebih kecil dari Z
tabel (-1,69) atau (-3,09 < -
1,69). Yang berarti Ho
ditolak. Artinya metode
bercerita dengan media
gambar berpengaruh
terhadap kemampuan
berbicara di RA Raudhatul
Islamiyah Kecamatan Bram
Itam Kabupaten Tanjung
Jabung Barat.
3 Alawiyah, Pengaruh Metode Bahwa uji t diketahui
Tuti M, Bercerita Dongeng thitung lebih besar dari t
Kristanto, and Sikancil Terhadap tabel (6,382 > 2,145). Dari
Dian Ayu Penguasaan Kosa hasil tersebut dapat
Zahrami Kata Pada Anak disimpulkan bahwa H0
kelompok B Di ditolak. Dengan kata lain
RA.Az-zahro terdapat pengaruh yang
Kecamatan signifikan metode bercerita
Mranggen Kab: kijang terhadap tingkat
Demak. Tahun penguasaan kosakata
2018/2019” kelompok B di RA AZ
Zahro Mranggen Demak.
Berdasarkan hasil penelitian
ini, saran yang dapat
disampaikan adalah bahwa
metode bercerita kijang
dapat digunakan sebagai
metode untuk meningkatkan
30

penguasaan kosakata anak.


4 Vita Pengaruh Bermain Berdasarkan hasil analisis
Sari,Unzilla Peran Berbantuan diperoleh thitung = 7,290
Olivia,et al Media Wayanng sedangkan pada taraf
Terhadap signifikansi 5% dengan
Kemampuan dk=39 diperoleh nilai ttabel
Berbicara Pada = 2,021 sehingga thitung =
Anak Kelompok B. 7,290 > ttabel = 2,021.
Berdasarkan kriteria
pengujian, maka H0 ditolak.
5 Qurotaayun “Pengaruh Metode menggunakan uji t
Risma Bermain Peran berpasangan dan persen
Apriliana Melalui Boneka jari persetujuan. Dari hasil
Terhadap Rasa penelitian ini, Kunci bahwa:
Tanggung Jawab (1) Hasil Uji – t t
Anak Pada berpasangan yang diperoleh
Kelompok B Di Tk dari pre test dan post test
Aisiyah Busthanul eksperimen nilai yaitu P
Athfal, Kauman value (0,229 0,05) dan (-
Tulung Agung.” 1.259 -2,262) serta rata-rata
pre test 23,1333 dan rata-
rata (mean) kelas
eksperimen Post test adalah
25,8000 sehingga ada
pengaruh antara rata-rata
dari metode bermain boneka
terhadap rasa tanggung
jawab anak sebelumnya (pre
test) dengan rata-rata rasa
tanggung jawab jawab anak
sebelum (post test) di
31

kelompok B TK Aisiyah
Busthanul Athfal Kauman
Tulungagung.

3. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan penelitian (Sugiono
2010). terdapat dua jenis hipotesis dalam penelitian yaitu hipotesis kerja dan
hipotesis nol.
Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif yang disingkat (Ha) adalah hipotesis
yang menyatakan adanya hubungan antara variabel x dan y, atau adanya
perbedaan antara dua kelompok. Sedangkan hipotesis nol yang disingkat (Ho)
menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya
dampak variabel x terhadap variabel y (Arikunto 2010) . Berkaitan dengan
penjelasan diatas, maka pengertian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hipotesis nihil (Ho) : tidak ada pengaruh penggunaan media boneka jari
terhadap kemampuan percaya diri anak kelompok B RA. Al- Luthfi
Sindang kasih- Purwakarta
2. Hipotesis alternatif (Ha) : ada pengaruh penggunaan media boneka jari
terhadap kemampuan percaya dirianak kelompok B RA. Al- Luthfi Sindang
kasih- Purwakarta
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen
dengan bentuk Kuasi Eksperimen (Quasi Eksperimental Design). Quasi
Experiment merupakan salah satu tipe penelitian eksperimen dimana peneliti
tidak melakukan randomisasi (randomnes) dalam penentuan subjek kelompok
penelitian, namun hasil yang dicapai cukup berarti, baik ditijau dari validitas
internal maupun eksternal ( Muri Yusuf : 2014).
Dengan sub desain Nonequivalent Control Group Design maka kelompok
sampel telah ditetapkan diawal yaitu kelompok B RA AL Luthfi dan
membaginya menjadi dua kelas (kelompok). Kelompok pertama yaitu kelas
B1 merupakan kelompok eksperimen yang akan menerima treatment
(perlakuan) dari media boneka jari dan kelompok kedua yaitu kelas B2 yang
tidak menerima treatment (perlakuan) media boneka jari. Sehingga diakhir
dari masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan dapat
terlihat ada tidaknya pengaruh dari media boneka jari terhadap percaya diri
yang ditandai dengan ada tidaknya perbedaan yang signifikan dalam percaya
diri antara kelas B1 yang menggunakan media boneka jari dan kelas B2 yang
tidak menggunakan media boneka jari.
Pemilihan metode eksperimen ini dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh media boneka jari (variabel X) terhadap kemampuan
percaya diri anak usia dini (variabel Y).
Desain yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk
gambar di bawah ini.
Sumber:(Sugiyono,2019).
Grup Pre test Perlakuan Pos test
Eksperimen O1 X1 O2
Keterangan:

35
34

Օ1= Pre-test

Օ2= Post-test

X1= Perlakuan menggunakan media boneka jari.


a. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RA Al-Luthfi Purwakarta yang beralamat di
Jl. Letkol Abdul Kodir Gg.Nusantara.2 Kelurahan Purwamekar
kec.Purwakarta Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan selama
penelitian terhitung mulai dari pelaksanaan observasi sampai dengan
pelaporan.
Agenda kegiatan penelitian
Proses Bulan Agustus
No
penelitian 9 10 11 12
1 Observasi
2 Penyusunan
rencana
penelitian
3 Penyusunan
teori
4 Penyusunan
dan uji
instrumen
5 Analisis data

6 Penyusunan
laporan

a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah kelas B di RA Luthfi Purwakarta.
35

Tabel 3.1
Jumlah populasi anak kelas B di RA Al-Luthfi
No Kelas Kelas B Jumlah

Kelas B1 Kelas B2
1 B 18 18 36

b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam
penelitian ini sampel yang diambil peserta didik sebanyak dua kelas
yaitu satu kelas untuk kelas eksperimen dan satu kelas untuk kelas
kontrol. Kelas eksperimen dalam pembelajaran dikenai pembelajaran
media boneka jari pentuk untuk meningkatkan percaya diri anak,
sedangkan kelas kontrol dikenai pembelajaran konvensional seperti
biasa .
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak anak yang
dilakukan dikelompok B di RA Al-Luthfi Purwakarta. Maka peneliti
mementukan bahwa kelompok eksperimen adalah kelompok B1 yang
berjumlah 25orang anak dengan wali kelas ibu Entin Maesaroh,S pd.I
sedangkan, kelompok kontrol B2 yang berjumlah25 orang dengan
wali kelas Bu Hely Halimah, S pd.I
Tabel 3.2
Jumlah sampel kelas B1 dan B2
Siswa Kelas Jumlah Total
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
18 18 36

c. Jenis dan Sumber Data


36

Sumber data adalah dari mana data dapat diperoleh. Data disini
dikumpulkan secara garis besar menjadi:
1. Data Primer
yaitu bagian yang terpenting yang diperoleh peneliti secara
langsung dari sumbernya. Data primer diperoleh peneliti dari
lapangan yaitu hasil tes dari responden penelitian yaitu dari hasil
wawancara uji instrumen.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil data primer yaitu membuat
instrumen penelitian kemudian wawancara dengan guru dan melakukan
eksperimen terkait peningkatan percaya diri pada anak usia dini.
Tabel 3.3
Data Primer penelitian
Kelas Eksperimen Kontrol
B Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Jumlah 11 7 7 11
Total 18 18

2) Sumber6 Data3 Sekunder3


Secara9 umum6 sumber6 data7 sekunder0 dapat diartikan sebagai
sumber data yang0dijadikan sebagai tambahan, penunjang, penguat ataupun
pelengkap data. Dilihat sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.
Dengan demikian, peneliti mengambil sumber data sekunder dari buku
media pembelajaran, selain itu buku metodologi penelitian dan
pengembangan research dan development , kemudian jurnal penelitian
sebelumnya dengan judul penelitian yang terkait, lalu buku Peran media
pembelajaran dan penataan lingkungan main disatuan PAUD, kemudian
pengumpulan data dari hasil wawancara dengan pihak sekolah, sebagai
penguat penelitian serta dokumentasi lainnya yang sesuai dengan masalah
yang sedang diteliti.
d. Teknik Pengumpulan Data
37

Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data yaiu tringulansi atau


bisa disebut dengan teknik pengumpulan data gabungan, karena peneliti
mengumpulkan bukan hanya dengan observasi, membuat treatment namun
membuat intrument penilaian untuk melihat setiap peningkatan percaya diri
yang dimunculkan oleh anak.kemudian menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada sebagai penguat.
Peneliti membuat penelitian di RA Al-Luthfi dengan
menggunakan jenis data yang digunakan dalam pengumpulan informasi
dengan menggunakan observasi partisipatif, wawancara dan dokumentasi.

Tringulasi Teknik

Observasi8Partisipati
f Sumber9data9yang
Wawancara9 sama

Dokumentasi0

1. Observasi Partisipatif
Dalam sebuah penelitian observasi menjadi bagian yang terpenting
yang harus dilakukan oleh peneliti sebab dengan observasi keadaan subjek
maupun objek penelitia dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh peneliti.
2. Wawancara
Wawancara yang peneliti lakukan yaitu wawancara tak berstruktur
(Unstructure Interview)
3. Dokumentasi
Pengumpulan data melalui dokumentasi ini digunakan untuk
mengetahui data tertulis tentang lingkup RA Al-Luthfi , melalui penelusuran
dokumen,mulai dari profil, sekolah seperti RPPH ,Rekap nilai anak didik,
struktur sekolah ,dan dokumen lainnya.
38

4. Tes
Selain menggunakn teknik Tringulasi, penelitian juga mengambil data
melalui tes untuk mengetahui efektifitas dari pembelajaran melalui media
boneka jari dilakukan. Tes dilakukan dua kali ialah pada saat sebelum
melakukan pembelajaran melalui media boneka jari( pre-test) dan setelah
melakukan pembelajaran melalui media boneka jari(post test).
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan yang dapat diamati (Sumadi Suryabrata, 2000). Definisi
operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan
perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam sripsi. Sesuai
dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh Boneka Jari Terhadap Kemampuan
Percaya Diri Anak Usia 5-6 Tahun di RA Al Luthfi”, maka definisi
operasional yang perlu dijelaskan yaitu :
1.Boneka jari ( finger puppet) adalah sebuah media yang sangat
berguna untuk memperkenalkan binatang-binatang kepada anak.Selain itu,bisa
juga digunakan sebagai alatpe-raga bercerita bagi anak.Media boneka jari
merupakan media permaian yang sangat cocok di mainkan orang8tua
dengan0anak, mempermudah interaksi dan komunikasianserta melatih
kepercayaan diri.Dalam permainan boneka jari ini ada beberapa manfaat yang
dapat anak ambil :
a. Mengembangkan aspek bahasa
b. Mengembangkan aspek moral/menanamkan nilai-nilai kehidupan
pada anak serta mengembangkan daya fantasi(Zaman,2013).
c. (Yosastra,2013) menyatakan bahwa permainan boneka jari dapat
melatih kemampuan bahasa, berhitung, dan kecakapan motorik
halus.
39

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen percaya diri Anak Usia 5-6 Tahun
Variable Aspek Indikator Nomor Butir Total
Anak dapat
memandang dirinya 1,2,3,4,31 5
Penilaian
secara positif
positif
Anak dapat menerima
terhadap diri 5,7,8,22 4
kekurangan dirinya
sendiri
Anak nyaman dengan
11,16,17,18 4
dirinya sendiri
Anak mampu
melakukan aktivitas 9,10,12,14,21 4
tanpa dibantu guru

Kepercay Anak mampu


Melakukan
aan Diri melakukan kegiatan
segala sesuatu 6,15,28,33 4
(Y) tanpa didampingi
seorang diri
orang tua
Anak mampu
mejawab pertanyaan 20,21,30,
3
tanpa dibantu

Anak mampu tampil 23,24,25,26,3


6
didepan umum 2,34
Harapan yang
Anak mampu secara
realistis
sungguh sungguh apa
terhadap diri 19,27,29,35 4
yang akan
sendiri
dilakukanya
Jumlah 35 35

(Sugiono2014), Mengemukakan bahwa Instrumen penelitian adalah


suatu alat yang digunakan peneliti anak mengukur fenomena alam maupun
40

sosial yang diamati secara spesifik. Semua fenomena spesifik ini disebut
variable penelitian .
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah sehingga
lebh mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, ceklis,
(check-list) atau daftar centang, pedoman wawancara,pedoman pengamatan.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan test yaitu pre-test dan
post test, yang menerapkan materi terkait dengan sebelum dan sesudah
menggunakan media boneka jari, dengan tujuan sejauh mana pengaruh
media boneka jari terhadap peningkatan percaya diri anak. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi peningkatan
percaya diri anak dengan mengukur keterampilan kognitif, kontrol diri,
kemandirian, dan hubungan sosial.
2. Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data penelitian sesuai dengan teknik pengumpulan
data yang telah dipilih, atau sebagai alat ukur.
(Indrawan dan Yaniawati 2014), Mengemukakan bahwa instrumen
penelitian adalah alat pengukur yang merupakan faktor penting dalam
menghimpun data yang diharapkan didalam penelitian.

Tabel 3.5
Intrumen penelitian kemampuan percaya diri
Materi: Intstrumen / Lembar observasi untuk menilai perkembangan
percaya diri Anak Usia 5-6 Tahun
Nama :
Hari/Tanggal :
Kelas :
Sekolah :
41

Skala diisi dengan tanda ceklis (√) sesuai dengan keadaan siswa selama
proses penelitian. BB (Belum Berkembang), MB (Mulai Berkembang),
BSH (Berkembang Sesuai Harapan), BSB (Berkembang Sangat Baik).

Penilaian
No Pernyataan BB MB BSH BSB
1 Anak mampu memandang
dirinya sebgai anak yang rajin
2 Anak mampu memandang
dirinya sebgai anak yang baik
3 Anak mampu memandang
dirinya sebagai anak yang pintar
4 Anak mampu memandang
dirinya sebgai anak yang
penyayang
5 Anak merasa nyaman dengan
kondisi fisiknya
6 Anak mau memilih boneka
kesukaanya.
7 Anak menerima warna kulitnya
8 Anak mampu memahami
pembicaraan orang lain
9 Anak mampu bercerita dengan
sederhana
10 Anak mampu memahami cerita
yang baru didengarnya

11 Anak mampu berbicara jujur.


12 Anak mampu menunjukan rasa
percaya diri dengan menunjukan
cerita yang disampaikan.
42

13 Anak mampu merapihkan


kembali boneka jari yang telah
digunakan ketempatnya semula.
14 Anak mampu menyebutkan
judul cerita
15 Anak mampu bergaul dengan
temannya
16 Anak nyaman dengan guru
17 Anak mampu bersikap tenang
18 Anak mampu menghargai
pendapat temannya
19 Anak mampu mentaati aturan
yang ditetapkan guru
20 Anak dapat melakukan sesuatu
tanpa bantuan temannya
21 Anak dapat melakukan sesuatu
berdasarkan inisiatifnya sendiri
bukan meniru orang lain
22 Anak mampu memiliki
penilaian yang baik tentang
dirinya sendiri
23 Anak mampu memiliki
dorongan untuk berprestasi
24 Anak dapat mengungkapkan
pendapatnya dengan lancar
25 Anak tidak malu untuk
melakukan sesuatu
26 Anak tidak merasa takut untuk
melakukan sesuatu
27 Anak mampu menunggu giliran
43

28 Anak mampu membatu teman


ketika dalam kesulitan
29 Anak mampu bertanggung
jawab atas tugasnya
30 Anak mampu mengulang
kembali cerita yang guru
sampaikan
31 Anak mampu memandang
dirinya sebagai anak yang
kreatif
32 Anak mampu memandang
dirinya sebgai anak yang rajin
33 Anak mampu memandang
dirinya sebgai anak yang baik
34 Anak mampu memandang
dirinya sebagai anak yang pintar
35 Anak mampu memandang
dirinya sebgai anak yang
penyayang

3. Uji instrumen
a. Uji Validasi Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjuk tingkat valid atau
kesahan suatu instrumen. Suatu instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur yang diinginkan dan mengungkap data variabel yang di teliti
secara tepat. Pengujian validitas internal instrument pengaruh media
boneka jari terhadap perkembambangan percaya diri anak ini dilakukan
dengan melakukan pengujian validitas instrumen empirik. Instrumen
dikatakan valid apabila hasilnya sesuai dengan kriteria atau dapat
mengukur secara tepat. Untuk mengetahui ke validan instrumen, maka
digunakan SPSS 25.
44

a. Uji Validitas
Terdapat dua cara dalam pengujian validasi, yaitu :
1) Validitas konstrak (construct validity)
Untuk menguji validitas konstrak, digunakan pendapat dari ahli
(judgement expert) yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur
berlandaskan pada teori tertentu. Instrument yang telah dijudgement dan
mendapat penilaian yang cukup baik oleh para ahli dibidangnya maka
dapat digunakan dalam melakukan penelitian.
2). Validitas Isi
Untuk instrumen yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan program,
maka pengujian validasi isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Untuk menguji
validitas butir-butir instrumen, setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka
selanjutnya di ujicobakan, dan dianalisis dengan analisis item atau uji beda.
Adapun langkah-langkah perhitungan validitas adalah sebagai berikut :

a) Menghitung koefisien korelasi product moment/r. Rumus product


momentcoefficient dari Karl Pearson yaitu :
r xy=N ¿¿¿
Dalam hal ini :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = jumlah responden
X = skor variabel (jawaban responden)
Y = skor total variabel untuk responden n
Dalam perhitungan statistik untuk menganalisis validitas
menggunakan sofware .SPSS 25 (statistical Package for the sosial
Sciences) maka lagkahnya adalah sebagai berikut:
1. Masukan data variable kedalam kolom data
2. Klik menu Analize,scale,ReabilityAnalysis.
3. Masukan Item, klik menu alfa
4. Klik tombol statistics, pilih item, scale, if item delected
45

5. Klik tombol continue


6. Klik ok
b). Reliabilitas
Reliabilitas adalah pengujian untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang
sama pula. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas
suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Rumus
yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah, rumus Spearman Brown
dengan teknik belahan ganjil-genap sebagai berikut :
r 2r AB
1=
1+r AB

Dalam hal ini :


r1 = reliabilitas instrumen
rAB = nilai korelasi
Intrumen yang sudah dapat dipercaya, yang realiable akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya, apabila datanya memang benar
sesuai dengan kenyataan maka perhitungan statistic untuk menganalisis
validitas apabila digunakan bantuan software SPSS 25 (Statistical Package
for the social Sciences statistics), Maka langkahnya adalah:
1. Masukan data variabel ke dalam kolom data
2. Klik menu analyze,scale,Reability Analysis
3. Masukan item ke dalam item,klik menu alfa
4. Klik tombol,pilih item ,scale,if item delected
5. Klik tombol continue
6. Klik ok.
a. Teknik Analisisa Data
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan
sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji
46

hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitaif,


maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia.
Menurut (Sugiyono,2018) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.
2. Statistik Deskritif
Statistik deskriptif merupakan teknik untuk pendeskripsian dan
penyimpulan data secara ringkas dalam bentuk tabel dan simbol sehingga mudah
dipahami dalam upaya menjelaskan sejumlah data ( Sumanto, 2002). Analisis
statistik deskriptif pada dasarnya menggambarkan secara numerik mengenai
prosentase, tendensi sentral, penyebaran data, dan display data.

a. Prosentase
suatu Metode menganalisis yang dipergunakan pada peneliti ini yaitu
suatau Analisi Komparatif9Persentase. Metode ini digunakan untuk mengkaji
variabel yang ada pada penelitian pengaruh media boneka jari(x)terhadap
percaya diri anak (y) Komparatif prosentaseini mendeskripsikan presentase
perolehan skor dari sejumlah penelitian.
b. Ukuran pemusatan (Modus,Mean,Median)
Ukuran pemusatan data merupakan sembarang ukuran yang menunjukan
pusat segugus data, yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai yang
terbesar atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil .(Ronald E.
Walpole,1993). Ada beberapa jenis ukuran pemusatan ukuran data yang
digunakan dalam penelitian antara lain:
1. Modus, mereupakan nilai yang paling tinggi sering muncul atau nilai
yang mempunyai frekuensi tinggi.
47

2. Mean, Merupakan rata-rata hitung.


3. Median, Merpakan nilai tengah setelah diurutkan .

c. Ukuran Penyebaran (range, varians, standar deviasi )


Ukuran penyebaran rata-rata merupakan berbagai ukuran statistik yang
dapat digunakan untuk mengetahui luas penyebaran data seberapa besar nilai-
nilai data berbeda atau bervariasi dengan ukuran pusatnya.
Ukuran penyebatran data yang digunakan dalam penelitian,antara lain:
1. Range, merupakan salah satu ukuran statistika yang menunjukan
jarak penyebaran antara skor (nilai) yang terendah sampai skor
( nilai) yang tertinggi.
2. Varians, merupakan simpangan rata-rata semua nilai hitung.
3. Standar Daviasi, merupakan simpangan baku yag merupakan akar
pangkat dua dari variasi.
d. Display data
Penyajian data yang digunakan untuk mendeskripsikan analisis
statistic deskriptif dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakn
histogram.Histogram merupakan tampilan grafik yang menggambarkan
data dengan menempatkan sederetan batang yang menunjukan proporsi
frekuensi pada masing- masing deret kategori yang berdampingan dengan
interval yang tidak tumpang tindih.
Dalam perhitungan statistik seskriptif apabila menggunakan
bantuan software ,SPSS 25 (Statistic Package for the Sosial Software)
berikut langkah-langkahnya:
C.Masukan data variabel ke dalam kolom data
D. Klik Analyze =>Deskriptive
Statistic=>Frequencies=>,sehingga muncul kotak dialog
frequencies.
E. Masukan nama variabel yang dianalisis ke dalam kotak
dialog Frequencies statistics.
48

F. Klik tombol statistics sehingga muncul kotak dialog


Frequescies Statistics
G. Klik dan pilih nilai pada Central Tendency( Mean,Median ,
Mode) ,Dispersion (std. deviation, variance, range).
H. Klik tombol contineue
I. Klik tombol charts sehingga muncul kotak dialog
Frequencies., lalu pilih histogram with Normal Curve pada
kotak chat Type.
J. Klik Continue.
K. Klik Ok.

2. Uji Prasyarat Analisis tiap Variabel


Untuk keperluan uji keseimbangan, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat terhadap data awal kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Adapun uji prasyarat terhadap data tersebut
meliputi uji normalitas dengan menggunakan dengan
menggunakana software SPSS 25.

a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal
atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan software,Langkah –langkahnyaadalah sebagai
berikut:
1. Klik Analyze=>Non Parametric test=>sampel
2. Masukan data variabel yang hendak di uji (skor total variabel).
3. Klik continue, Klik Ok.
b. Uji Homogenitas
Setelah diuji normalitas an dinyatakan populasisudah
ditribusi normal maka, selanjutnya dilakukan uji homogenitas
dengan menggunakan software SPSS 25 dengan langkah:
49

1. Masukan data variabel yang hendak diuji


2. Buat nama variabel dengan cara Variabel view, kemudian pada
kolom label diberi nama “kemampuan percaya diri’.
3. Kemudia pada kolom Value lalu kemudian klik none
4. Isi kolom value dengan “I’,Label dengan “Eksperimen “dan klik
ok
5. Pengujian homogenitas dengan uji levene statistic dengan cara
memilih menu analyze,compare means, one-way anova.
6. Masukan “Kemampuan percaya diri” pada kotak Dependen list
dan ‘faktor” ke kotak faktor.
7. Klik menu option dan pilih menu homogenitas of variance test,
kemudian klik continue.
8. Kemudia klik Ok.
3.Uji Hipotesis
Setelah semua data terkumpul lengkap, maka tahap berikutnya, yaitu uji
hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh media boneka jari
terhadap peningkatan kemampuan percaya diri anak dengan uji test-T-test
mengumpulkan aplikasi SPSS 25
Dengan rumus hiotesis yang digunakan pada penelitian adalah:
H0 : µ= µ0
Ha : µ≠ µ0
Dimana ;
H0 : Hipotesis 0
Ha :Hipotesis Alternatif
µ : Rata-rata hasil belajar peningkatan Kemampuan percaya diri
menggunakan media boneka jari.
Hipotesis yang diuji adalah Hipotesis nol (H0) yaitu lawan dari
hipotesis alternatif (Ha ).Pengujian hipotesis berikut adalah sebgai
berikut:
1. Jika thitung < ttabel berarti hipotesis nol (H0) diterima, maka tidak
terdapat peningkatan antara siswa yang mendapat pembelajaran
50

dengan menggunakan media boneka jari dengan yang mendapat


pembelajaran dengan metode konvensional.
2. Jika thitung < ttabel berarti hipotesis Alternatif (Ha) ditolak dan
Hipotesis Alternatif(Ha) diterima yaitu ada peningkatan siswa
yang mendapat pembelajaran dengan media boneka jari.
Dalam perhitungan Statistik untuk menganalisis Uji hipotesis apabila
menggunakan bantuan software,SPSS 25 (Statistical Packagefor the
social Sciences) mak langkah-langkahnya adalah sebagi berikut:
a. Masukan data skor ke data view
b. Klik Analyze=>Compare Means=.paired Sample T Test
c. Klik variabel post-test eksperimen dan post-test kontrol
d. Klik Option sehingga kotak dialog Independen-Sample
Test:Option muncul.
e. Klik continue
f. Klik ok
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian


1. Sejarah singkat RA Al-luthfi
Pertama didirikan RA Al-Luthfi atas dasar cita-cita orang tua Bapak KH.
Duyeh Zaenal Abidin. Beliau merintis sebelumnya MDTA (Madrasah Diniyah
Takmiliyah Awaliah) dengan jumlah siswa yang sangat banyak. Kalau dulu itu
Madrasah Ibtidaiyah. Jumlahnya sampai dengan 300 anak dan programnya luar
biasa. Keberhasilan di Masyarakat sebagai bentuk kepercayaan masyarakat.
Karena kualitasnya bagus dari mulai tauhid, fiqih, dan kitab-kitab yang
lainnya. Dari dasar itu lah Bapak KH. Duyeh Zaenal Abidin itu berinisiasi
ternyata layanan pendidikan di sindangkasih untuk anak usia 0-6 Tahun itu
kurang. Akhirnya kami mendirikan RA dan kami di suruh untuk berkomunikasih
dengan kementerian agama di tahun 1997 baru saya sekolah dan pondok di MAN
sukamanah tasikmalaya dari sanalah hasil komunikasih dengan kementerian
agama diberikan arahan di berikan bimbingan bahwa usia layanan pendidikan
anak usia 4-6 tahun. Akhirnya terselenggara 5 Juli 1997.
Siswa pertama kami jumlahnya jumlahnya hanya 7 siswa. 1 tahun kemudian
menjadi 11 siswa, kemudian menjadi 22 siswa, menjadi 30 siswa, 45 siswa,
kemudia terus bertambah karena kualitas yang kami berikan sangat memuaskan.
RA Raudatul Atfal bagian yang dari kami dirikan merupakan keinginan
orang tua yang sejak awal beliau berkiprah untuk melaksanakan pelayanan
pendidikan islam. Alhamdulillah sekarang 23 hampir 24 tahun anak sudah di
wisuda ke 24 tahunnya. Dari 2 guru menjadi 12 guru, kebanyakan guru dari STAI
DR. KHEZ MUTTAQIEN.
2. Data Lembaga RA AL LUTHFI
A Identitas RA AL-LUTHFI
1) Nama Lembaga : RA AL-LUTHFI
2) Alamat Lembaga : Jalan Basuki Rahmat Gg Kolbis

74
52

Sindangkasih Purwakarta
Propinsi : Jawa Barat
e-mail : allutfi005@gmail.com
3) No.Tlp/HP : 081809131913
4) No Rekening / Unit : 100880157-0106122
5) Nama Rekening : _________________
6) No NPWP : _________________
7) Status RA : Sudah Terakreditasi
8) Tahun Pendirian : 1998
9) Akreditas :
- Status Akreditasi : A (Amat Baik)
- Tahun Akreditasi : 2009
- Nilai Akreditasi : _____________
- Nomor sertifikat : 02.00/440/BAP-SM/X/2010
10) No Statistik RA : 101232140025
11) NPSN : 69737596
Yayasan
12) Penyelenggara : EFI LUTFIYAH,S.Pd.I
.- Nama Ketua
Yayasan : ENDANG SURYANA
- Tempat/Tgl. Lahir : Purwakarta, 01 Januari 1960
- Alamat : Jl. Basuki Rahmat, gg Kolbis
Rt 02/01 Sindangkasih
Purwakarta 41112
13) Identitas Komite RA :
.- Nama : ENDANGSURYANA
- Tempat/Tgl. Lahir :
- Alamat :

14) Identitas Kepala RA :


.- Nama : EFI LUTFIYAH, S.Pd.I
53

: NIP.
- Tempat/Tgl. Lahir : Purwakarta, 28 Desember 1978
- Alamat : Jalan Basuki Rahmat Gg kolbis
Sindangkasih Purwakarta 41112
Data Kepemilikan Lahan dan Sarana Prasarana RA
1) Lahan :
- Luas Lahan : 436 M2
- Luas Bangunan : 150 M2
- Luas Halaman : 150 M2
- Luas Area bermain : 50 M2
2) Gedung :
- Ruang Kelas : 3
- Luas Bangunan : 105 M2
- Ruang Guru : 1/ 50 M2
- Gudang : 1
- Toilet : 3
- Serba Guna : 1
3) Status Kepemilikan : Milik Sendiri
4) Intalasi :
- Listrik : Ada
- Air : Ada
- Telp. : Ada
- Internet : Ada
5) Sarana Prasarana :
a. Kelengkapan Ruangan
Tabel 4.1.
Data Sarana
RA AL-LUTHFI
No Jenis Sarana Jumlah
1 Meja kursi belajar siswa 1
2 Meja kursi kepala sekolah 6
54

3 Meja kursi guru 1


4 Meja kursi tamu 3
5 Papan tulis 4
6 Papan pengumuman 4
7 Papan statistic 1
8 Almari 3
9 Gambar presiden dan wakil presiden 3
10 Gambar Pancasila 3
11 Komputer 1
12 Laptop 2
13 Jam dinding 4
14 Bel 1
15 Alat Olahraga 4
16 Alat kesenian 3
17 Peta 2
18 Globe 1
19 Kipas angin 4

b. Alat Bantu Ajar


Tabel 4.2.
Data Alat Bantu Ajar
RA AL-LUTHFI
Kondisi
No Nama Alat Jumlah Baik Rusak
1 Sentra Peran 3 
2 Sentra Musik 2 
3 Sentra Persiapan 0
4 Sentra Balok 4 
5 Sentra Bahan Alam 2 
6 Sentra Imtak 2 
55

c. Data Alat Bermain Diluar


Tabel 4.3.
Data Alat Bermain di Luar
RA AL-LUTHFI
Kondisi
No Nama Alat Jumlah Baik Rusak
1 Ayunan 2 
2 Perosotan 
3 Cawan Putar 1 
4 Jungkitan 1 
5 Jembatan 1 
6 Panjatan 1 
d. Rekapitulasi Siswa
Tabel 4.4.
Rekapitulasi Siswa
RA AL-LUTHFI
Tahun Kelompok
Jumlah Total
No. Pelajara A (4-5 Th) B (5-6 Th)
n L P JML L P JML L P JML
2016/201
1  31 63  54 40 94
7 16  15  38  25
2017/201
2 20 65  36  49 85
8  8  12 28 37
2018/201
3  26  65  42  49  91
9  11  15  31  49
2019/202
4. 21 55 37 38 76
0 10 11 28 27
2020/202
5 26 24 20 30 50
1 9 17 11 13
56

2021/202
6 15 36 25 26 51
2 7 8 18 18

e. Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Tabel 4.5.
Data Kualifikasi Pendidik
RA AL-LUTHFI

No. Nama Pendidik Pend. Terakhir Prodi/ Jurusan


1 Efi Lutfiyah,S.Pd.I S1 PAI
2 Ana Durotunnapisah,S.Pd.I S1 PAI
3  Sri Suryanti, S.Ag  S1 PAI
4 Siti Mariah,S.Pd.I S1 PAI
5 Sri Maulani, S.Pd.I S1 PAI
6 Leni Muslimah, S.Pd.I S1 PAI
7 Entin Maesaroh , S.Pd.I S1 PAI
8 Hely Halimah,S.Pd.I S1 PAI
9 Deti Sutiah SMA
10. Irma Suryani MA IPS

f. Rekapitulasi Data Orang Tua Siswa RA AL-LUTHFI


Tabel 4.6.
Rekapitulasi Data Orang Tua Siswa Berdasarkan Pendidikan Formal
Tahun Pelajaran 2021/2022

No. Pendidikan Terakhir Ortu Siswa Jumlah


1 SD/MI Sederajat  3
2 SMP/MTs Sederajar  7
3 SMA/SMK/MA Sederajat  74
4 S.1  7
57

5 S.2
6 S.3
Jumlah 91

g. Rekapitulasi Data Orang Tua Siswa Berdasarkan Pekerjaan


Tabel 4.7
Rekapitulasi Data Orang Tua Siswa Berdasarkan Pekerjaan
Tahun Pelajaran 2021/2022
No. Pendidikan Terakhir Ortu Siswa Jumlah
1 PNS  5
2 Pegawai Swasta  57
3 Pedagang/Wiraswasta  14
4 Petani
5 Buruh 15
6 Lainnya.
Jumlah 91

h. Data Tamatan Siswa


Tabel 4.8
Data Tamatan Siswa pada Tiga Tahun Terakhir
RA AL-LUTHFI
Jumlah Siswa Melanjutkan
Tahun
No. Tidak
Pelajaran L P JMl MI SD
Melanjutkan
1 2018/2019  54  40 94 6 88
2 2019/2020  36  49 85 3 82
3 2020/2021  42  49 91 4 87

i. Prestasi Al-Luthfi
58

Tabel 4.9
Data Prestasi
RA AL-LUTHFI
Nama Tanggal Juara
No. Jenis Lomba Tingkat
Siswa Kegiatan Ke…
1 Eva 20 April 2018 Mewarnai Kecamatan Juara 1
 Indah 18 Agustus Memindahkan
2
dkk 2018 bola Kecamatan Juara 1
 Kelas A 1 November Manasik haji
3
&B 2019 terbanyak Kabupaten Juara 1

j. Struktur Kepengurusan
STRUKTUR ORGANISASI RA AL-LUTHFI
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KETUA YAYASAN
ENDANG SURYANA

KEPALA RA KOMITE
ENDANG
SURYAN
EFI LUTFIYAH, S.Pd.I A

KELOMPOK A KELOMPOK B I & B II


ENTIN MAESAROH
ANA DUROTUNNAPISAH HELY HALIMAH

PESERTA DIDIK
RA AL-LUTHFI
59

B. Deskripsi Hasil Penelitian


1. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif yang
terdiri dari 35 item pernyataan. Langkah berikutnya setelah membuat pernyataan
instrumen yaitu melakukan uji coba. Uji coba dilakukan pada siswa berjumlah 27
anak di RA QURROTA’AYUN PURWAKARTA. Uji coba ini dimaksudkan
untuk melihat layak tidaknya instrumen tersebut digunakan.
a. Hasil uji coba validitas
Hasil uji coba validitas ini menggunakan rumus korelasi product moment.
Sebagaimana yang telah dipaparkan pada Bab III, diketahui bahwa ada sebagian
pernyataan yang tidak valid . Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui valid
tidaknya tiap item pernyataan dalam tes yang digunakan dalam penelitian. Dalam
penelitian ini menggunakan tes berjumlah 35 pernyataan dengan anak sebanyak
27 orang. Berikut hasil dari uji validitas yang telah dilakukan, yaitu:
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas
No butir Rxy rtabel Keterangan

1 0,706 0,381 Valid


2 0,722 0,381 Valid
3 0,153 0,381 Tidak Valid
4 0,692 0,381 Valid
5 0,664 0,381 Valid
6 0,310 0,381 Tidak Valid
7 0,236 0,381 Tidak Valid
8 0,707 0,381 Valid
9 0,604 0,381 Valid
10 0,252 0,381 Tidak Valid
11 0,694 0,381 Valid
12 0,602 0,381 Valid
13 0,356 0,381 Tidak Valid
60

14 0,694 0,381 Valid


15 0,351 0,381 Tidak Valid
16 0,771 0,381 Valid
17 0,789 0,381 Valid
18 0,773 0,381 Valid
19 0,293 0,381 Tidak Valid
20 0,867 0,381 Valid
21 0,705 0,381 Valid
22 0,902 0,381 Valid
23 0,861 0,381 Valid
24 0,621 0,381 Valid
25 0,359 0,381 Tidak Valid
26 0,765 0,381 Valid
27 0,758 0,381 Valid
28 0,777 0,381 Valid
29 0,651 0,381 Valid
30 0,380 0,381 Tidak Valid
31 0,669 0,381 Valid
32 0,820 0,381 Valid
33 0,809 0,381 Valid
34 0,784 0,381 Valid
35 0,673 0,381 Valid

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebanyak 26 item dalam penelitian


ini dinyatakan valid, karena lebih besar dari ttabel, yaitu ttabel > 0,381 dengan
menggunakan taraf signifikan α=0,05. Sehingga tes yang valid layak untuk
dijadikan alat ukur untuk penelitian selanjutnya.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji reliabilitas hasil dari perhitungan
SPSS-25 bahwasanya nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh
61

sebesar 0,955. Berikut ini adalah data tabel hasil uji reliablilitas
instrument:

Tabel 4.11
Hasil uji Reliabilitas Instrumen

Tabel 4.12
Tingkat hasil uji reliabilitas

Alpha Tingkat Reliabilitas


0,00 s/d 0,2 Kurang Reliabel
≥ 0,20 s/d 0,4 Agak Reliabel
≥ 0,40, s/d 0,60 Cukup Reliabel
≥ 0,60 s/d 0,80 Reliabel
≥ 0,80 s/d 1,00 Sangat Reliabel

Berdasarkan ketentuan reliabilitas diatas dan bersarkan nilai


Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebesar 0,955 maka dinyatakan “sangat
reliabel” karena nilai α ≥ 0,80 – 1,00. Maka dengan demikian instrument
penelitian ini dapat digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data dalam
penelitian.

1. Analisis Deskriptif
c. Deskriptif Kelas Eksperimen
Pada hasil penelitian peneliti menggunakan nilai pretest dan posttest posttest
yang dilakukan pada kedua kelompok kelas yaitu kelas control dan eksperimen..
62

Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan rata-rata dua hasil pretest dan
posttest sebagai berikut:
Tabel 4.13
Rata-Rata Nilai Hasil Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Pretest Posttest
68.6 78.9
(sumber: hasil perhitungan Miscrosoft Office Exel 2013, disesuaikan)
data di atas dapat di tuangkan kedalam grapik seperti di bawah ini

Nilai rata-rata Kelas


Eksperimen
posttest 78.9

pretest 68.6

Gambar 4.1
Perbandingan rata-rata nilai pretest dan postest kelas eksperimen
Dari data di atas terlihat, sebelumu treatmentu diterapkan, anak memiliki rata-
rata nilai percaya diri sebesar 68,6 sedangkan0setelah treatment= diadakan,
kemampuan anak meningkat menjadi 78,9.
a. Deskripsi Perubahan (Gain) Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil pretest dan posttest di atas,. Selisih ini menggambarkan
perubahan nilai anak sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dilakukan.
Tabel 4.14
Rata-Rata Nilai Pretest, Posttest Dan Gain Kelas Eksperimen
Rata-rata nilai pretest Rata-rata nilai posttest Gain
68,6 78,9 10.2
(sumber: hasil perhitungan Miscrosoft Office Exel 2013)
63

Dari tabel perubahan hasil pretest dan posttes, terlihat bahwa perubahan
menunjukkan adanya hasil pretest dan posttets, perubahan tersebut menunjukkan
adanya peningkatan rata-rata nilai kemampuan anak pada kelas eksperimen.
1) Prosentase
Berdasarkan pengumpulan data pre-test dan post-test pada kelas
eksperimen diperoleh data sebagai berikut :
 Jumlah item pernyataan : 35
 Jumlah sampel : 18
 Total perolehan skor :
- Pre-test : 1235
- Post-test : 1420
 Skor maksimal : 2520
 Prosentase :
- Pre-test : 49%
- Post-test : 56%
 Rata-rata :
- Pre-test : 68,6
- Post-test : 78,9
2) Tendensi Sentral (Pemusatan data)
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 25 diperoleh nilai
tendensi sentral. Hasil analisis data menunjukkan nilai maksimum pre-test =
82 dan nilai maksimum post-test = 96; nilai minimum pre-test = 55 dan nilai
minimum post-test = 59; mean pre-test = 68,6; mean post-test = 78,9; dan
median pre-test = 69; median post-test = 79.
3) Penyebaran data (variabilitas data)
Hasil analisis mengenai penyebaran data kelas eksperimen yang diambil
dari 18 sampel menunjukkan bahwa range pre-test = 27 range post-test = 37;
variansi pre-test = 79,83 variansi post-test =101 ,87 dan nilai standar deviasi
pre-test = 8.90 post-test = 10,09
d. Deskriptif Kelas Kontrol
64

Dalam penelitian ini, analisis hasil penelitian dilakukan terhadap data hasil
pretest dan posttest .
Berdasarkan4hasil8 penelitian,0maka didapatkan rata-rata dua hasil pretest dan
posttest sebagai8berikut:
Tabel 4.15
Rata-Rata Nilai Hasil Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol
Pretest Posttest
69,38 73.61
(sumber: hasil perhitungan Miscrosoft Office Exel 2013)
Data pada grafik:

Rata rata kelas kontrol


postest 73.6

pretest 69.4

67.0 68.0 69.0 70.0 71.0 72.0 73.0 74.0

Gambar 4.2
Perbandingan rata-rata nilai pretest dan posttest kelas kontrol
Dari data di atas terlihat, nilai pretest dan posttest pada kelas kontrol. Anak
memiliki rata-rata nilai kemampuan percaya diri pada saat pretest sebesar 69,4
sedangkan pada saat posttest, kemampuan anak meningkat menjadi 73,6.
e. Deskripsi Perubahan (Gain) percaya diri Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil pretest dan posttest di atas, nilai pretest dan posttest.
Selisih ini menggambarkan perubahan nilai anak sebelum dan sesudah kegiatan
pembelajaran dilakukan.
Tabel 4.16
Rata-Rata Nilai Pretest, Posttest Dan Gain Kelas Kontrol
Rata-rata nilai pretest Rata-rata nilai posttest Gain

69,38 73,61 4,22


(sumber: hasil perhitungan Miscrosoft Office Exel 2013, disesuaikan)
65

Dari tabel perubahan hasil pretest dan posttes, terlihat bahwa perubahan
menunjukkan adanya hasil pretest dan posttets, perubahan tersebut menunjukkan
adanya peningkatan rata-rata percaya diri anak pada kelas kontrol.
1) Prosentase
Berdasarkan pengumpulan data pre-test dan post-test pada kelas kontrol
diperoleh data sebagai berikut :
 Jumlah item pernyataan : 35
 Jumlah sampel 18
 Total perolehan skor :
- Pre-test : 1249
- Post-test : 1325
 Skor maksimal : 2520
 Prosentase :
- Pre-test : 69,38%
- Post-test : 73.61%
 Rata-rata :
- Pre-test : 69,38
- Post-test : 73,61
- Tendensi Sentral (Pemusatan data)
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 25 diperoleh nilai
tendensi sentral. Hasil analisis data menunjukkan nilai maksimum pre-test =
101 dan nilai maksimum post-test = 101; nilai minimum pre-test = 36 dan
nilai minimum post-test = 40; mean pre-test = 69,38 mean post-test = 73’61;
dan median pre-test = 73 median post-test =77
- Penyebaran data (variabilitas data)
Hasil analisis mengenai penyebaran data kelas kontrol yang diambil dari
18 sampel menunjukkan bahwa range pre-test = 65 range post-test = 61;
variansi pre-test = 433 variansi post-test = 324 ; dan nilai standar deviasi pre-
test = 20,82 post-test = 18,0
Dari data deskriptif kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan
bahwa adanya peningkatan pada saat posttest. Posttest pada kelas eksperimen
66

diperoleh dengan nilai rata-rata 78,1, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh
posttest dengan rata-rata sebesar 78,9. Berdasarkan data tersebut menunjukan
bahwa media boneka jari dapat meningkatkan kemampuan percaya diri anak usia
5-6 tahun di RAAl-Luthfi.
Jika di buat grafik hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
akan menunjukkan sebagai berikut:

Perbandingan Rata-rata

posttest kont 73.6

postest eksp 78.9

Gambar 4.3
Perbandingan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa rata-rata nilai posttest pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai pada kelas kontrol.
Perbandingan rata-rata nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu
sebesar 5,3.
2. Uji Prasyarat Analisis
Langkah selanjutnya setelah alat pengumpulan data dikumpulkan dari
responden maka data yang diperoleh disusun dan dikelompokkan untuk dianalisis
sesuai dengan langkah-langkah yang telah dikemukakan di bab III. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan percaya diri anak usia 5-6 tahun dengan
menggunakan media boneka jari.
a. Uji Normalitas
Sebelum melakukan uji hipotesis, maka hal yang perlu dilakukan yaitu
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji
normalitas. Uji normalitas data diperlukan untuk menentukkan pengujian beda
dua rata. Kondisi data distribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis
dengan menggunakan statistik parametik. Uji normalitas menggunakan uji
67

Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi sebesar 5% dengan menggunakan


SPSS (Statistical product and Service Solution). Berikut data uji normalitas:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 18
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. 18.05902891
Deviation
Most Extreme Absolute .110
Differences Positive .104
Negative -.110
Test Statistic .110
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 18
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. 20.64627782
Deviation
Most Extreme Absolute .115
Differences Positive .082
Negative -.115
Test Statistic .115
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
68

(sumber: Data diolah menggunakan SPSS 25.0)


b. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Pretest Based on Mean 18.432 1 34 .572
Based on Median 14.261 1 34 .321
Based on Median and 14.261 1 22.972 .332
with adjusted df
Based on trimmed mean 18.324 1 34 .283
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui kedua kelas sampel
mempunyai varians yang homogen atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan uji
statistik levene’s test yang diolah menggunakan SPSS (Statistical product and
Service Solution), 25.0 dengan taraf signifikansi 5%.
(sumber: data diola SPSS 25,0)

Test of Homogeneity of Variances


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Posttest Based on Mean 9.168 1 34 .126
Based on Median 6.718 1 34 .212
Based on Median and 6.718 1 27.009 .213
with adjusted df
Based on trimmed mean 8.965 1 34 .204
(sumber: data diola SPSS 25,0)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil tes pada kedua kelas pada saat
pretest dan pada saat posttest adalah berdistribusi homogen, (p>0,05).
3. Uji Hipotesis
69

Setelah diketahui bahwa data penelitian berdistribusi normal maka langkah


selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Uji hipotesis dihitung dengan menggunakan
uji statistik independent sampel test yang terdapat pada program SPSS 25,0.
Penjabaran mengenai hasil yang diperoleh dari penggunaan uji statistika tersebut
disajikan dalam pembahasan sebagai berikut:

Paired Samples Statistics


Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 Sebelum 68.61 18 9.160 2.159
Sesudah 78.89 18 10.386 2.448

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Sebelum & 18 .776 .000
Sesudah
(sumber: data diola SPSS 25,0)
Paired Samples Test
Paired Differences
Std. 95% Confidence Interval
Error of the Difference
Std. Mea Sig. (2-
Mean Deviation n Lower Upper t df tailed)
Sebelum - -10.278 6.64 1.567 -13.584 -6.971 -6.558 17 .014
Sesudah 9

Paired Samples Test


Paired Differences
Std. 95% Confidence
Erro Interval of the
Std. r Difference
Deviatio Mea Sig. (2-
Mean n n Lower Upper t df tailed)
70

PSebelum -10.278 6.64 1.567 -13.584 -6.971 - 17 .014


a- 9 6.558
i Sesudah
r

1
(sumber: data diola SPSS 25,0)

Dari perhitungan di atas diperoleh angka hipotesis kelas eksperimen


bahwa kemampuan percaya diri siswa pada saat pretest dan postest terdapat
perbedaan kemampuan percaya diri. Hal ini dapat dilihat pada hasil yang
diperoleh yaitu jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka terdapat perbedaan. Karena
nilai Sig. (2-tailed) 0,014 < 0,05 maka H1:µ1≠µ2 diterima dan H0 :µ1=µ2 ditolak
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan
kemampuan percaya diri anak kelas eksperimen antara sebelum diberi perlakuan
pada saat pretest dengan sesudah diberi perlakuan pada saat postest.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan percayadiri anak usia 5-6 tahun melalui
media boneka jari. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan dua
kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan hasi9 penelitian yang diperoleh0dari rata-rata post-test 78,9
untuk kelas eksperimen dan 73,6 untuk0kelas kontrol, menunjukkan0bahwa
adanya peningkatan kemampuan percaya diri anak pada kelas eksperimen yang
menggunakan treatment media boneka jari lebih baik dibandingkan dengan kelas
kontrol0yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan
bahwa media boneka jari dapat dijadikan salah satu alternatif untuk kegiatan
belajar mengajar karena dapat meningkatkan kemampuan percaya diri anak.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, menghasilkan pernyataan bahwa
hipotesis yang diajukan oleh peneliti atau hipotesis alternatif (H1) diterima dan
(H0) ditolak. Sehingga hal tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk berpendapat
71

bahwa tingkat kemampuan percaya diri anak yang menjadi kelas eksperimen
berbeda dengan tingkat kemampuan percaya diri kelas kontrol. Diterimanya
hipotesis menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan percaya diri anak
dengan menggunakan media pembelajaran melalui media boneka jari.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan9temuan bab-bab sebelumnya penelitianodan pengujian hipotesis
mengenai>>pengaruh..media..boneka..jari terhadap kemampuan percaya diri anak
usia 5-6 tahun di RA Al-Luthfi Purwakarta, peneliti menyimpulkan bahwa
pelaksanaan media.boneka.jari berpengaruh.secara signifikan terhadap
kemampuan percaya diri anak usia 5-6 tahun. Secara spesifiknya:
1. Hasil analisis data pretest diketahui kondisi uawal, baik pada kelompok
eksperimen maupun kontrol, sebelum di terapkan media boneka jari berada pada
kategori rendah dan sedang. Kondisi tersebut0kemungkinan dapat disebabkan
oleh media pembelajaran yang digunakan di0sekolah kurang0variatif
(memfokuskan pada9 kegiatan akademik) atau..jarang menggunakan media yang
dapat meningkatkan kemampuan percaya diri anak.
2. Hasil.analisis..data posttest diketahui..kondisi akhir kemampuan percaya
diri anak usia 5-6 tahun pada kelompok eksperimen di RA Al- luthfi sesudah
diterapkan media boneka jari lebih baik dan meningkat dalam aspek sosial
emosional yang meliputi..penilaian positif terhadap diri sendiri, melakukan segala
sesuatu seorang diri, harapan yang realitas terhadap diri sendiri.
3. Dari hasil analisis terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol sebelum dan sesudah penerapan media
boneka jari terhadap kemampuan percaya diri anak di RA Al-Luthfi. ditunjukkan
adanya perbedaan pada kelompok eksperimen sesudah diberikan perlakuan
dengan menggunakan media boneka jari yaitu dapat meningkat secara signifikan
antara aspek sosial emosional yang meliputi penilaian positif terhadap diri sendiri,
melakukan segala sesuatu seorang diri, harapan yang realitas terhadap diri sendiri.
B. Saran-saran
Saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru

74
73

a. Menambah strategi dan metode dalam sistem pembelajaran, diharapkan


guru dapat memilih strategi dan metode yang tepat sesuai dengan yang
dapat memenuhi kebutuhan anak, dengan memperhatikan karakteristik
anak.
b. Memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi pada peningkatan
kemampuan percaya diri anak, yaitu :
1) Peneliti.dan guru harus..berdiskusi mengenai langkah-langkah dan
pelaksanaan penerapan.bermain boneka jari.
2) Menyediakan..media yang menarik dan menyenangkan, karena akan
menumbuhkan minat dan kemampuan peserta didik dalam berkarya.
3) Tema dan kegiatan..harus bervariasi dan original dimata anak,
sehingga dapat merangsang minat.belajar peserta didik.
2. Bagi sekolah
a. Sekolah hendaknya menfasilitasi pembelajaran khususnya untuk
meningkatkan kemampuan percaya diri anak dengan menyediakan media
pembelajaran, menyusun program yang lebih baik dan variatif serta
menyenangkan buat anak.
b. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan
ataupun pelatihan yang sesuai dengan kebutuhannya sebagai pendidik
anak usia dini.
c. Penerapan bermain boneka jari dapat digunakan disekolah sebagai salah
satu cara untuk dapat meningkatkan kemampuan percaya diri anak.
3. Bagi peneliti
Peneliti>>diharapkan>dapat mengangkat permasalahan lain dengan
menggunakan penerapan boneka jari sehingga dapat memberikan temuan dan
wawasan baru mengenai pembelajaran..di PAUD. Seperti.penggunaan
penerapan bermain boneka jari untuk dapat memfokuskan kepada hal
peningkatkan perkembangan..sosial..emosional.
74

DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Artikel Jurnal

AM Roidah. (2013) Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode


Cerita Bergambar Cakra Indah
Darmawan, D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Dr. Yuliani Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Jakarta : PT. Indeks
Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri
Lauster,(2008) Test Kepribadian Jakarta : Bumi Aksara
Mursid, (2018) Belajar dan Pembelajaran PAUD Bandung : PT. Rosdakarya
Muri Yusuf. (2016) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitattif dan Penelitian
Gabungan Prenada Media
Rahmat (2018) Kepercayaan Diri Mempengaruhi Kemampuan Menulis
Kreatif Siswa.
Rahayu. (2013) Pengaruh Penggunaan Metode Bercerita Terhadap Rasa Percaya
Diri Anak
Rasyid. ( 2010 ). Meningkatkan Kemampuan Mengenal huruf Melalui Metode
Bernyanyi . Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:


Alfabeta.
Sumadi Suryabrata.(2018) Metodologi Penelitian Bisnis Ekonomi Jakarta : Raja
Grafindo
Thantaway.(2005) Kamus Istiah Bimbingan dan Konseling Jakarta: PT. Grasindo
Thursan Hakim. (2002) Mengatasai Rasa Tidak Percaya Diri Jakarta : Puspa
Swara

Anda mungkin juga menyukai