Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PAUD ABK

Dosen Pengampu : Yuni Tanjung Utami, M,Pd

Disusun oleh :

Via Waspia (2287210007)

Mia Robi’ah Adzawiah (2287210029)

Lyra Fibri Pitaloka (2287210045)

Syahla Hulwatun Nisaa (2287210056)

PRODI PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan penuh antusiasme, kami mempersembahkan kata pengantar untuk makalah berjudul
"Teori Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini" yang disusun dalam rangka mata kuliah
Pembelajaran PAUD ABK yang dipandu oleh Ibu Yuni Tanjung Utami. Makalah ini bertujuan
untuk menggali lebih dalam tentang teori-teori belajar dan pembelajaran yang relevan dengan
anak usia dini, serta penerapannya dalam konteks pendidikan anak berkebutuhan khusus.

Dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, pemahaman
terhadap teori belajar dan pembelajaran anak usia dini menjadi sangat penting bagi para
pendidik agar dapat memberikan pendekatan yang tepat dan efektif dalam proses
pembelajaran. Melalui makalah ini, kami berharap dapat memberikan wawasan yang
mendalam mengenai strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini,
termasuk anak berkebutuhan khusus.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuni Tanjung Utami atas bimbingan dan
dukungannya dalam mata kuliah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi
positif dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini, khususnya bagi anak-
anak berkebutuhan khusus.

Serang, 25 Februari 2024

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Makna Belajar Melalui Bermain Bagi Anak...........................................................3


B. Periode Sensitif Untuk Belajar................................................................................4
C. Pembelajaran Pada Anak Usia Dini.........................................................................4
D. Model Pembelajaran Anak Usia Dini Pada Umumnya............................................5
E. Menganalisis Model Pembelajaran Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus...........6

BAB II PENUTUP.............................................................................................................13

A. Kesimpulan..............................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak usia dini merupakan periode penting dalam perkembangan manusia, di mana
anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dalam berbagai aspek,
termasuk fisik, kognitif, sosial, dan emosional. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini
menjadi sangat penting dalam membantu anak mengembangkan potensi dan kemampuan
yang dimilikinya.
Teori belajar dan pembelajaran anak usia dini menjadi sangat relevan dalam
konteks pendidikan anak usia dini. Teori-teori ini membahas tentang bagaimana anak
belajar dan mengembangkan kemampuan mereka, serta strategi pembelajaran yang efektif
untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak.
Beberapa teori belajar dan pembelajaran yang relevan dengan anak usia dini antara
lain teori perkembangan kognitif Piaget, teori belajar sosial Bandura, teori belajar
konstruktivis Vygotsky, dan teori multiple intelligences Gardner. Teori-teori ini
memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana anak belajar dan
mengembangkan kemampuan mereka, serta memberikan panduan bagi para pendidik
dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif.
Dalam konteks pendidikan anak berkebutuhan khusus, teori belajar dan
pembelajaran anak usia dini juga menjadi sangat penting. Anak-anak dengan kebutuhan
khusus memerlukan pendekatan pembelajaran yang khusus dan disesuaikan dengan
kebutuhan mereka. Oleh karena itu, pemahaman terhadap teori belajar dan pembelajaran
anak usia dini menjadi sangat penting bagi para pendidik dalam membantu anak-anak
berkebutuhan khusus mengembangkan potensi dan kemampuan mereka.
Dalam latar belakang ini, dapat disimpulkan bahwa pemahaman terhadap teori
belajar dan pembelajaran anak usia dini sangat penting dalam konteks pendidikan anak
usia dini, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, penelitian dan
pengembangan dalam bidang ini menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas
pendidikan anak usia dini.

B. Rumusan Masalah
1. Makna belajar melalui bermain bagi anak
2. Periode sensitif untuk belajar

1
3. Pembelajaran pada anak usia dini
4. Model pembelajaran anak usia dini pada umumnya
5. Menganalisis model pembelajaran anak usia dini berkebutuhan khusus

C. Tujuan
1. Mahaswa dapat mengetahui makna belajar melalui bermain bagi anak
2. Mahaswa dapat mengetahui Periode sensitif untuk belajar
3. Mahaswa dapat mengetahui Pembelajaran pada anak usia dini
4. Mahaswa dapat mengetahui Model pembelajaran anak usia dini pada umumnya
5. Mahaswa dapat mengetahui Menganalisis model pembelajaran anak usia dini
berkebutuhan khusus

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Belajar Melalui Bermain Bagi Anak

Bermain merupakan kegiatan yang sangat penting bagi anak-anak, karena melalui
bermain anak dapat mengembangkan berbagai kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Bermain juga merupakan cara yang menyenangkan bagi anak untuk belajar dan
mengembangkan kreativitas serta imajinasinya.

Belajar melalui bermain memiliki makna yang sangat penting bagi anak-anak.
Pertama, melalui bermain, anak dapat mengembangkan kemampuan motoriknya, baik
motorik kasar maupun halus. Anak dapat belajar berjalan, berlari, melompat, dan bermain
bola, serta mengembangkan kemampuan menggambar, mewarnai, dan membuat kerajinan
tangan.

Kedua, bermain juga dapat membantu anak mengembangkan kemampuan


kognitifnya, seperti kemampuan berpikir logis, memecahkan masalah, dan
mengembangkan kreativitas. Anak dapat belajar mengenali bentuk, warna, angka, huruf,
dan mengembangkan kemampuan membaca dan menulis.

Ketiga, bermain juga dapat membantu anak mengembangkan kemampuan sosial


dan emosionalnya. Anak dapat belajar berinteraksi dengan teman sebaya, mengembangkan
kemampuan berbagi, bekerja sama, dan mengembangkan empati serta rasa percaya diri.

Keempat, belajar melalui bermain juga dapat membantu anak mengembangkan


kemampuan bahasa dan komunikasinya. Anak dapat belajar berbicara, mendengarkan, dan
memahami bahasa, serta mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan baik.

Dalam kesimpulannya, belajar melalui bermain memiliki makna yang sangat


penting bagi anak-anak. Melalui bermain, anak dapat mengembangkan berbagai
kemampuan dan potensi yang dimilikinya, serta belajar dengan cara yang menyenangkan
dan efektif. Oleh karena itu, para orang tua dan pendidik perlu memberikan kesempatan
dan ruang yang cukup bagi anak untuk bermain dan belajar melalui bermain.

3
B. Periode Sensitif Untuk Belajar

Periode sensitif untuk belajar adalah periode waktu di mana anak memiliki
kemampuan dan kepekaan yang tinggi terhadap suatu jenis pengalaman atau pembelajaran
tertentu. Pada periode ini, anak lebih mudah dan cepat belajar suatu keterampilan atau
konsep tertentu dibandingkan pada periode lain dalam hidupnya.

Beberapa periode sensitif untuk belajar pada anak antara lain:

1. Periode sensitif untuk bahasa: terjadi pada usia 0-7 tahun, di mana anak memiliki
kemampuan yang tinggi untuk belajar bahasa dan memahami berbagai bahasa
yang berbeda.
2. Periode sensitif untuk kemampuan motorik: terjadi pada usia 0-5 tahun, di mana
anak memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengembangkan kemampuan
motorik kasar dan halus.
3. Periode sensitif untuk kemampuan sosial dan emosional: terjadi pada usia 0-3
tahun, di mana anak memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengembangkan
kemampuan sosial dan emosional, seperti empati, rasa percaya diri, dan
kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

Dalam memanfaatkan periode sensitif untuk belajar ini, para orang tua dan
pendidik perlu memberikan pengalaman dan pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan perkembangan anak pada setiap periode sensitif. Hal ini akan membantu anak
mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya secara optimal.

Dalam kesimpulannya, periode sensitif untuk belajar merupakan periode


waktu yang sangat penting dalam perkembangan anak, di mana anak memiliki
kemampuan dan kepekaan yang tinggi terhadap suatu jenis pengalaman atau
pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, para orang tua dan pendidik perlu
memanfaatkan periode sensitif ini dengan memberikan pengalaman dan pembelajaran
yang tepat dan sesuai dengan perkembangan anak pada setiap periode sensitif.

C. Pembelajaran Pada Anak Usia Dini

Hartati (2005) mengungkapkan bahwa pembelajaran anak usia dini merupakan


proses interaksi antara anak, orang tua atau orang dewasa lainnya dalam suatu lingkungan
untuk mencapai tugas perkembangan. Interaksi yang dibangun tersebut merupakan faktor

4
yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Hal ini
disebabkan interaksi tersebut mencerminkan suatu hubungan dimana anak akan
memperoleh pengalaman yang bermakna, sehingga proses belajar dapat berlangsung
dengan lancar.

Adapun Pembelajaran untuk PAUD menurut Isjoni (2011:55) adalah proses


interaksi antara anak dengan orang dewasa untuk mencapai tugas perkembangan dalam
suatu lingkungan yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam
Pendidikan Anak Usia Dini ada berbagai macam model pembelajaran yang sudah
diterapkan baik yang berpusat pada guru maupun yang berpusat pada anak. Model
pembelajaran yang berpusat pada anak memberikan kesempatan dan kebebasan pada anak
untuk mengemukakan pemikiran masing-masing anak dan mengutamakan kebutuhan anak
sebagai kebutuhan individu yang unik dan bernilai. Sedangkan model pembelajaran yang
berpusat pada guru, anak diberi petunjuk tentang kegiatan yang akan dilakukan dan
pembelajaran berdasarkan kebutuhan kelompok sebagai satu kesatuan. Pembelajaran yang
berpusat pada guru sebaiknya tidak digunakan karena dapat menghilangkan pemikiran dan
kreatifitas anak.

D. Model Pembelajaran Anak Usia Dini Pada Umumnya

Model pembelajaran yang berpusat pada anak memberikan kesempatan dan


kebebasan pada anak untuk mengemukakan pemikiran masing-masing anak dan
mengutamakan kebutuhan anak sebagai kebutuhan individu yang unik dan bernilai.
Sedangkan model pembelajaran yang berpusat pada guru, anak diberi petunjuk tentang
kegiatan yang akan dilakukan dan pembelajaran berdasarkan kebutuhan kelompok
sebagai satu kesatuan. Pembelajaran yang berpusat pada guru sebaiknya tidak digunakan
karena dapat menghilangkan pemikiran dan kreatifitas anak. Model-model pembelajaran
dalam PAUD diantaranya yaitu model klasikal, model kelompok, model sudut, model area
dan model sentra/ BCCT.

a) Model pembelajaran klasikal yaitu model pembelajaran yang berpusat pada guru,
pembelajarannya dilakukan oleh seluruh anak dalam satu kelas dengan satu
kegiatan yang sama dengan sarana yang masih terbatas.
b) Model kelompok yaitu pembelajarannya dibagi menjadi beberapa kelompok,
setiap kelompok melakukan kegiatan yang berbeda secara bergantian.

5
c) Model sudut yaitu pembelajarannya berdasarkan sudut-sudut yang disediakan
sebagai pusat kegiatan berdasarkan minat anak yang sudah disesuaikan dengan
tema.
d) Model area pada dasarnya sama dengan model sudut yaitu menekankan pada
minat anak, hanya saja kegiatannya berdasarkan area-area yang sudah ditentukan.
e) Selanjutnya yaitu model pembelajaran sentra merupakan pembelajaran yang
berpusat pada anak dan proses pembelajarannya berpusat pada sentra main dan
saat liangkaran. Biasanya dalam satu hari anak bermain dalam satu sentra dengan
memberikan pijakan-pijakan untuk mendukung perkembangan anak. Model yang
menarik dan disarankan untuk diterapkan yaitu model pembelajaran sentra/BCCT.

Apabila model pembelajaran BCCT diterapkan dan dilaksanakan dengan tepat


sesuai dengan prosedur pasti akan berpengaruh baik bagi perkembangan anak dan
perkembangan pendidikan. Banyak sekolah yang sudah menerapkan model
pembelajaran sentra atau BCCT tetapi setiap sekolah berbeda-beda dalam
penerapannya khususnya dalam penerapan sentra imtaq. Pelaksanaan sentra imtaq
harus disesuaikan dengan agama masing-masing anak karena aspek yang
dikembangkan dalam sentra imtaq adalah nilai-nilai moral dan agama.

E. Menganalisis Model Pembelajaran Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus

Beberapa penjelasan mengenai apa saja model pembelajaran bagi anak usia dini
sudah di jabarkan di point sebelumnya, namun dari model yang telah dijelaskan di atas
pada dasarnya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung
bagaimana pelaksanaannya dan kesesuaian model pembelajaran dengan sekolah yang
menerapkan.

a) Model pembelajaran klasikal

Berikut ini merupakan beberapa kelebihan dari Model Pembelajaran Klasikal pada
anak usia dini berkebutuhan khusus, penggunaan model pembelajaran klasikal dalam
PAUD memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

 Memudahkan guru dalam mengontrol situasi pembelajaran karena berpusat


pada guru.
 Mengembangkan keterampilan komunikasi antara guru dan anak.

6
 Memperluas pengetahuan anak melalui penjelasan dan presentasi yang
diberikan oleh guru.
 Membantu membangun keterampilan kognitif, seperti memahami konsep dan
memecahkan masalah.
 Meningkatkan pemahaman anak karena setiap anak mendapatkan penjelasan
yang sama dari guru.

Kekurangan Model Pembelajaran Klasikal pada anak usia dini berkebutuhan khusus.
Pada beberapa kasus, model pembelajaran klasikal juga memiliki kekurangan, di
antaranya:

 Tidak melibatkan interaksi antara anak, sehingga kurang melatih keterampilan


sosial.
 Membuat anak menjadi pasif dalam pembelajaran, karena hanya sebagai
penerima informasi saja.
 Tidak semua anak memiliki gaya belajar yang sesuai dengan pendekatan
pembelajaran ini.
 Membatasi kreativitas anak karena cenderung membatasi jawaban yang benar.
 Tidak mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah anak.
b) Model pembelajaran Kelompok

Kelebihan Model Pembelajaran Kelompok pada anak usia dini berkebutuhan khusus.
Model pembelajaran kelompok ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

 Meningkatkan kemampuan sosial: Dalam kelompok, anak dapat belajar


berinteraksi, bekerja sama, dan berkomunikasi dengan baik. Hal ini akan
meningkatkan kemampuan sosial mereka.
 Mengembangkan keterampilan tim: Dalam pembelajaran kelompok, anak
diajarkan untuk bekerja sebagai tim. Mereka belajar mengatur waktu,
mendengarkan, menghargai pendapat anggota kelompok lain, dan berbagi
tanggung jawab.
 Mendorong pembelajaran aktif: Dalam kelompok, siswa diajak untuk aktif
dalam belajar. Mereka harus mencari informasi, berdiskusi, dan memecahkan
masalah secara bersama-sama.

7
 Menumbuhkan rasa percaya diri: Ketika anak berhasil menyelesaikan tugas
atau proyek dalam kelompok, mereka akan merasa bangga dan percaya diri.
Mereka juga akan belajar menghargai kontribusi individu dan kerjasama tim
dalam mencapai tujuan.

Kekurangan Model Pembelajaran Kelompok pada anak usia dini berkebutuhan


khusus. Meskipun memiliki banyak kelebihan, model pembelajaran kelompok juga
memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

 Terlalu tergantung pada kemampuan kelompok: Terkadang, kemampuan


belajar anak dalam kelompok tidak merata. Anak yang kurang mampu, dapat
merasa tertinggal dan sulit untuk mengikuti jalannya pembelajaran kelompok.
 Membutuhkan waktu yang lebih lama: Proses pembelajaran dalam kelompok
membutuhkan waktu lebih lama dari pada pembelajaran individual. Hal ini
dapat menghambat pembelajaran jika waktu yang terbatas.
 Konflik dalam kelompok: Dalam kelompok, konflik dapat terjadi antara
anggota kelompok. Jika tidak ditangani dengan baik, konflik dapat
mengganggu proses belajar anak.
 Kurangnya kontrol individual: Dalam pembelajaran kelompok, anak mungkin
kehilangan kontrol individual atas pembelajaran mereka. Beberapa anak dapat
terlalu mengandalkan anggota kelompok lain dan tidak menyumbangkan
kontribusi mereka sendiri.
c) Model pembelajaran Sudut

Berikut ini merupakan beberapa kelebihan dari Model Pembelajaran Sudut pada anak
usia dini berkebutuhan khusus, penggunaan model pembelajaran sudut dalam PAUD
memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

 Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Model pembelajaran sudut mampu


meningkatkan keterlibatan anak secara aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam model ini, anak memiliki kebebasan untuk memilih sudut mana yang
ingin mereka pelajari terlebih dahulu. Dengan demikian, rasa penasaran dan
motivasi anak akan meningkat, membantu mereka lebih aktif dalam mencari
informasi dan menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapkan.

8
 Meningkatkan Kreativitas: Melalui model pembelajaran sudut, anak didorong
untuk mengeksplorasi konsep pembelajaran dengan cara yang lebih kreatif.
Mereka dapat mengeksplorasi berbagai sumber daya yang ada di setiap sudut,
memadukan gagasan-gagasan yang mendalam, dan menuangkan pemikiran
mereka dalam sebuah proyek atau presentasi yang unik. Model pembelajaran
sudut memberikan kebebasan bagi anak untuk berpikir out-of-the-box, yang
berarti, ide-ide segar dan kreatif pun akan lebih mudah dikembangkan.
 Membangun Kemandirian: Model pembelajaran sudut mengajarkan siswa
untuk mandiri dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri.
Kebebasan untuk memilih sudut pembelajaran mengharuskan siswa untuk
mengatur progres belajar mereka sendiri. Hal ini juga membantu
mengembangkan kemampuan mengatur waktu, mengelola sumber daya, dan
bekerja secara independen. Skill ini tidak hanya berguna dalam pendidikan,
tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari mereka di masa depan.

Kekurangan Model Pembelajaran Sudut pada anak usia dini berkebutuhan khusus.
Pada beberapa kasus, model pembelajaran sudut juga memiliki kekurangan, di
antaranya:

 Memerlukan Pengaturan yang Matang: Model pembelajaran sudut


memerlukan pengaturan yang matang serta persiapan yang lebih menyeluruh
dan rinci. Setiap sudut harus dirancang dan dipersiapkan dengan baik,
memerlukan waktu, tenaga, dan sumber daya yang cukup. Ini adalah tugas
yang memerlukan komitmen dan kerja sama dari para pendidik.
 Dapat Memakan Waktu yang Lebih Lama: Penerapan model pembelajaran
sudut mungkin memakan lebih banyak waktu daripada metode tradisional. Hal
ini disebabkan oleh aktivitas penjelajahan yang lebih intensif yang diberikan
kepada anak. Ketika anak memilih sudut pembelajaran, mereka perlu
meluangkan waktu yang cukup untuk mempelajari dan mengeksplorasi materi
lebih dalam. Dalam penerapannya, waktu yang tak terbayangkan bisa
dihabiskan, yang mungkin menjadi kendala bagi kurikulum yang sudah padat.
 Memerlukan Monitoring yang Lebih Intensif: Dalam model pembelajaran
sudut, pendidik harus cermat dalam memantau perkembangan dan kemajuan
setiap anak di setiap sudut pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memastikan
bahwa anak memperoleh pemahaman yang komprehensif serta dapat

9
mendapatkan bantuan jika mereka membutuhkannya. Monitoring yang intensif
ini memerlukan ketersediaan tenaga pengajar yang lebih banyak dan
pemantauan yang cermat.

d) Model pembelajaran Area

Kelebihan Model Pembelajaran Area pada anak usia dini berkebutuhan khusus,
penggunaan model pembelajaran area pada PAUD memiliki beberapa kelebihan, di
antaranya:

 Mendorong keaktifan dan keterlibatan anak dalam proses belajar. Anak-anak


dapat belajar sambil bermain dan mengeksplorasi berbagai aspek potensi
mereka.
 Memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan berbagai
keterampilan, seperti motorik halus, kreativitas, dan berpikir kritis.
 Memperluas wawasan dan pengetahuan anak melalui eksplorasi berbagai area
belajar yang disediakan.
 Membantu anak mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan
berkomunikasi melalui interaksi dengan anak-anak lain.
 Membuat belajar menjadi menyenangkan dan tidak terasa seperti beban.

Kekurangan Model Pembelajaran Area anak usia dini berkebutuhan khusus. Di sisi
lain, model pembelajaran area PAUD juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

 Membutuhkan persiapan dan pengorganisasian yang lebih intensif dari guru.


Guru harus mempersiapkan berbagai area belajar dan mengelola proses belajar
anak dengan baik.
 Dalam beberapa kasus, anak mungkin lebih tertarik bermain daripada belajar.
Hal ini dapat membuat proses belajar menjadi tidak efektif jika tidak ada
pengawasan yang cukup dari guru.
 Butuh ruang kelas yang cukup luas untuk menyediakan area belajar yang
variatif. Tidak semua sekolah atau lembaga PAUD memiliki fasilitas yang
memadai untuk menerapkan model ini.

10
 Tidak semua anak mampu belajar secara mandiri. Beberapa anak mungkin
membutuhkan bimbingan dan pengawasan yang lebih intensif dari guru.
 Penggunaan banyak peralatan dan media belajar dapat menjadi tantangan bagi
guru yang terbatas dalam sumber daya.

e) Model pembelajaran Sentra

Kelebihan Metode Pembelajaran Sentra, berikut ini merupakan beberapa kelebihan


dari Model Pembelajaran sentra pada anak usia dini berkebutuhan khusus,
penggunaan model pembelajaran sentra dalam PAUD memiliki beberapa kelebihan, di
antaranya:

 Mendorong perkembangan kognitif anak melalui metode pembelajaran yang


interaktif.
 Menstimulasi perkembangan motorik halus dan kasar anak melalui aktivitas di
sentra.
 Mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak melalui sentra yang
mendukung eksplorasi.
 Meningkatkan kemampuan sosial anak melalui interaksi dengan teman sebaya
dalam sentra pembelajaran.
 Memperkaya pengalaman belajar anak dengan variasi sentra pembelajaran
yang menarik.
 Membantu anak mengembangkan rasa tanggung jawab dan kemandirian
dalam belajar.

Kekurangan Metode Pembelajaran Sentra pada anak usia dini berkebutuhan khusus.
Di sisi lain, model pembelajaran sentra PAUD juga memiliki beberapa kekurangan,
antara lain:

 Diperlukannya ruang yang cukup luas dan bebas untuk membuat sentra
pembelajaran yang efektif.
 Menggunakan metode ini membutuhkan banyak sumber daya dan perencanaan
yang matang.

11
 Tidak semua anak merespons dengan efektif terhadap metode pembelajaran
sentra PAUD.
 Dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyiapkan material dan
mempersiapkan sentra pembelajaran.

Metode pembelajaran sentra PAUD merupakan pendekatan yang efektif dalam


memfasilitasi perkembangan anak usia dini. Dengan menggunakan sentra
pembelajaran yang beragam, metode ini dapat mengaktifkan potensi anak dalam
berbagai aspek perkembangan. Model pembelajaran sentra juga tidak hanya memberi
kesempatan siswa untuk belajar dengan satu orang guru, melainkan dengan semua
guru yang terlibat pada setiap sentra.

Maka dengan demikian potensi siswa dapat lebih berkembang dan terarah.
Selain itu dengan model pembelajaran sentra, karakteristik siswa juga bisa lebih
terbaca dengan seksama. Hal tersebut dikarenakan semua guru yang terlibat pada
sentra dapat bergaul secara langsung dengan semua siswa. Bukan hanya siswa di
kelasnya sendiri. Model pembelajaran sentra juga sangat efektif bagi ABK. Belajar
dengan satu orang guru saja, siswa ABK bisa terpantau dengan baik. Apalagi jika
belajar dengan lebih dari satu orang guru. Belajar dengan semua guru yang terlibat
dalam pembelajaran sentra, perkebangan ABK bisa lebih terarah. Maka dengan
demikian gurupun bisa berkolaborasi dalam mengatasi permasalahan yang dialami si
anak, dan bisa bersama-sama mencari solusinya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran anak usia dini merupakan proses interaksi antara anak, orang tua atau
orang dewasa lainnya dalam suatu lingkungan untuk mencapai tugas perkembangan.
Interaksi yang dibangun tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi tercapainya
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Hal ini disebabkan interaksi tersebut
mencerminkan suatu hubungan dimana anak akan memperoleh pengalaman yang
bermakna, sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan lancar.

Dalam Pendidikan Anak Usia Dini ada berbagai macam model pembelajaran yang
sudah diterapkan baik yang berpusat pada guru maupun yang berpusat pada anak. Model
pembelajaran yang berpusat pada anak memberikan kesempatan dan kebebasan pada anak
untuk mengemukakan pemikiran masing-masing anak dan mengutamakan kebutuhan anak
sebagai kebutuhan individu yang unik dan bernilai. Sedangkan model pembelajaran yang
berpusat pada guru, anak diberi petunjuk tentang kegiatan yang akan dilakukan dan
pembelajaran berdasarkan kebutuhan kelompok sebagai satu kesatuan. Model-model
pembelajaran dalam PAUD diantaranya yaitu model klasikal, model kelompok, model
sudut, model area dan model sentra/ BCCT.

B. Saran

Pada saat pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak sekali
kesalahan baik itu dalam segi isi ataupun tata penulisan makalah yang sangat jauh dari

13
kata sempurna. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca guna untuk memperbaiki makalah ini agar menjadi makalah yang baik dan
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Berk, L. E. (2013). Child Development. Pearson Education Limited.

Fromberg, D. P., & Bergen, D. (2006). Play and Early Childhood Development. Pearson
Education Limited.

Pellegrini, A. D., & Smith, P. K. (1998). Physical activity play: The nature and function of a
neglected aspect of play. Child Development, 69(3), 577-598.

Singer, D. G., Golinkoff, R. M., & Hirsh-Pasek, K. (2006). Play = Learning: How play
motivates and enhances children's cognitive and social-emotional growth. Oxford
University Press.

Munarmi, Ineke. Damri. (2023). Pelaksanaan Model Pembelajaran Sentra Untuk Anak
Berkebutuhan Khusus. Universitas Negeri Padang, Indonesia. Volume 11 Nomor 2.

Aba. (2023). Metode Pembelajaran Sentra PAUD yang Seru dan Efektif untuk Anak.
https://perpusteknik.com/metode-pembelajaran-sentra-paud/.

Baniin. (2023). Model Pembelajaran Area PAUD: Menggali Potensi Anak dengan Santai
dan Menyenangkan. https://perpusteknik.com/model-pembelajaran-area-paud/.

Dristi. (2023). Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Sudut: Berpetualang dalam
Dunia Pendidikan yang Tak Sekadar Kursi dan Meja.
https://perpusteknik.com/kelebihan-dan-kekurangan-model-pembelajaran-sudut/.

Hamal. (2023). Model Pembelajaran Klasikal PAUD: Menyenangkannya Mengajar dengan


Gaya Klasik!. https://perpusteknik.com/model-pembelajaran-klasikal-paud/.

14
15

Anda mungkin juga menyukai