Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KELOMPOK BERMAIN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah : Pembelajaran Kelompok Bermain

Dosen Pengampu : Naila Fikrina Afrih Lia, M. Pd

Disusun Oleh :

1. Aqilah Nurussaniyyah ( 2003106030 )


2. Riska Hidayatul Arifah ( 2003106066 )
3. Salma Laelarafah Kamal ( 2003106069 )
4. Zulfatul Alawiyah ( 2003106074 )

Kelas : PIAUD 6B

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN KELOMPOK BERMAIN ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Naila Fikrina Afrih Lia, M. Pd pada Mata kuliah Pembelajaran Kelompok Bermain. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN KELOMPOK BERMAIN. bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Naila Fikrina Afrih Lia, M. Pd. selaku
dosen pada Mata kuliah Pembelajaran Kelompok Bermain yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang 24 Februari 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii

Bab I : Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................................iv


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ iv
C. Tujuan .......................................................................................................................... iv

Bab II : Pembahasan

A. Pembelajaran Kelompok bermain ............................................................................. 1


B. Implementasi Pembelajaran Kelompok bermain ...................................................... 3

Bab III : Penutup

KESIMPULAN ...................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini merupakan kelompok manusia yang berada pada proses
pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini mengisyaratkan bahwa anak usia dini adalah
individu yang unik yang memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif,
sosio-emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan
tahapan yang sedang dilalui oleh anak. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang system pendidikan nasional, anak usia dini ialah anak sejak lahir sampai usia
enam tahun. Pendidikan Anak Usia dini mengacu pada pendidikan yang diberikan
kepada anak usia 0-6 tahun atau sampai dengan 8 tahun.1
Kelompok Bermain (KB) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan PNF
yang memberikan layanan pada anak usia dini dengan menerapkan basis bermain
sambil belajar mengoptimalkan semua potensi anak umumnya memberikan layanan
untuk usia 2-4 tahun atau 1-4 tahun. Waktu pembelajaran 6 hari durasi 2,5 – 3 jam/hari.
Membina anak usia 2 - 4 Tahun, Dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan pada
Kelompok Bermain yang diterbitkan pada tahun 2001 oleh Departemen Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa: Kelompok bermain merupakan salah satu bentuk
pendidikan prasekolah yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan luar sekolah
dengan mengutamakan kegiatan bermain yang bertujuan untuk membantu meletakkan
dasar pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan
oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar siap memasuki
pendidikan dasar, dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pembelajaran Kelompok bermain itu?
2. Bagaimana Implementasi Pembelajaran Kelompok bermain?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa itu Pembelajaran Kelompok bermain itu
2. Untuk mengetahui Implementasi Pembelajaran Kelompok bermain

1
Suyadi, Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia, (Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani, 2010), h.
194.
iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Kelompok Bermain


Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menunjang sebuah
proses penanaman ilmu pengetahuan apalagi yang ingin di berikan kepada anak usia
dini. Sebuah proses pendidikan membutuhkan sebuah pemikiran dan sebuah cara yakni
berfilsafat dalam hal memberikan yang terbaik bagi pendidikan demi kemajuan
pendidikan bangsa dan demi tercapainya tujuan pendidikan bagsa yang jelas tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pondasi bagi perkembangan
kualitas sumber daya manusia selanjutnya. Karena itu peningkatan penyelenggaraan
PAUD sangat memgang peranan yang penting untuk kemajuan pendidikan di masa
mendatang. Arti penting mendidik anak sejak usia dini dilandasi dengan kesadaran
bahwa masa kanak-kanak adalah masa keemasan (the golden age), karena dalam
rentang usia dari 0 sampai 5 tahun, perkembangan fisik, motorik dan berbahasa atau
linguistik seorang anak akan tumbuh dengan pesat. Selain itu anak pada usia 2 sampai
6 tahun dipenuhi dengan senang bermain. Konsep bermain sambil belajar serta belajar
sambil bermain pada PAUD merupakan pondasi yang mengarahkan anak pada
pengembangan kemampuan yang lebih beragam, sehingga dikemudian hari anak bisa
berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Pengelolaan Pembelajaran
KB Itu sangat Penting, ini berfungsi Menyusun proses pembelajaran pada anak usia
dini sehingga dapat tertata sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diramcang
sebelumnya. Selanjutnya tujuan dari penyelengaraan KB yaitu untuk membina,
menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh anak pada usia
dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan
tahap perkembangannya Khusunya di KB, tujuannya agar memiliki kesiapan untuk
memasuki Pendidikan selanjutnya. Salah satu jalur terselenggaranya PAUD adalah
jalur pendidikan non formal. PAUD non formal memiliki peran yang sangat besar
dalam membantu pemerintah meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan
pendidikan.2

2
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: DIVA Press, 2009), h. 15.
1
Pendidikan nonformal sebagai subsistem pendidikan nasional, mencakup pula
bentuk-bentuk pendidikan lainnya sepanjang pendidikan tersebut diselenggarakan di
luar subsistem pendidikan formal yang berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan
belajar masyarakat, seperti pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan anak usia dini
sebagai salah satu upaya pelaksanaan pembangunan sumber daya manusia. Dengan
demikian, pendidikan anak usia dini perlu lebih difokuskan pada upaya membantu anak
sehingga mereka senantiasa mau dan mampu belajar. Belajar di sini untuk
menumbuhkan dan membentuk potensi-potensi yang unggul dalam diri anak. Mengenai
pentingnya pendidikan bagi anak usia dini, senada dengan pernyataan yang berbunyi
“Secara ilmiah, perkembangan anak berbeda- beda, baik intelegensi, bakat, minat,
kreativitas, kematangan emosi, kepribadian, kemandirian, jasmani, dan sosial. Oleh
karena itu, anak memerlukan program pendidikan yang mampu membuka kapasitas
tersembunyi tersebut melalui pembelajaran yang bermakna sedini mungkin”.3
‘Kegiatan belajar’ yang dilakukan di dalam kelompok bermain kebanyakan
merupakan kegiatan bermain. Melalui permainan, anak-anak diarahkan untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya dan mempelajari hal-hal baru yang akan
menjadi bekalnya memasuki pendidikan dasar nanti. Anak-anak dibimbing agar
kepribadian, kecerdasan, bakat, kemampuan, minat dan keterampilannya dapat
berkembang secara optimal. Kegiatan belajar di dalam kelompok bermain harus
bersifat menyenangkan dan tidak membebani si Kecil.4
Di dalam kelompok bermainnya, si Kecil akan dilatih kemandiriannya,
dikembangkan kemampuan emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik dan seni, serta
beradaptasi dengan wahana pembelajaran dan permainan. Saat ini, sudah banyak
kelompok bermain yang bilingual, tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia, tetapi
juga bahasa asing (misalnya bahasa Inggris) sebagai pengantarnya. Tidak ada salahnya
memasukkan si Kecil ke dalam kelompok bermain bilingual, asal di rumah ketrampilan
berbahasa asingnya juga terus dilatih sehingga si Kecil lebih terbiasa dengan bahasa
tersebut. Kalau begitu, si Kecil wajib ikut kelompok bermain? Jika Ibu merasa yakin
bahwa Ibu dan Ayah punya cukup waktu kemampuan, sarana, dan fasilitas untuk
mengajari si Kecil berbagai hal yang akan menjadi bekalnya masuk ke pendidikan

3
Saleh Marzuki, Pendidikan Nonformal, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.20
4
Galuh, Panduan Pengembangan Kurikulum PAUD, (Solo: Solopos Ceria,2013), h. 4
2
dasar, mungkin si Kecil menjadi tidak wajib ikut kelompok bermain. Namun jika Ibu
dan Ayah sibuk bekerja, dan pengasuh yang menemani si Kecil di rumah tidak cukup
kompeten untuk membantu mengembangkan potensi si Kecil, mungkin memang si
Kecil sebaiknya mengikutinya sesuai usia kelompok bermain.5

B. Implementasi Pembelajaran Kelompok bermain


Ruang lingkup program kegiatan belajar kelompok bermain adalah melalui delapan
aspek perkembangan atau kemampuan melalui :
1) Program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan perilaku yang antara lain
meliputi keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti, sosial dan emosional, dan
disiplin.
2) Program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan dasar yang
antara lain meliputi kemampuan berbahasa, daya pikir, keterampilan dan seni,
dan kesehatan jasmani. Pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan
dasar tersebut dicapai melalui tema-tema yang dikembangkan sendiri oleh
pendidik.
Mengacu pada paparan di atas maka pada intinya fungsi program
pembelajaran pada kelompok yaitu aspek program pembentukan perilaku anak dan
aspek pengembangan kemampuan dasar. Kedua rambu ini merupakan elemen dasar
dalam rangka pencapaian hasil belajar anak melaui aktivitas bermain6.
Program kegiatan belajar kelompok bermain berfungsi yaitu (1) meningkatkan
kesejahteraan anak melalui kesehatan dan gizi, (2) mengembangkan seluruh potensi
yang dimiliki anak sesuai dengan perkembangannya. “Program kegiatan belajar
kelompok bermain bertujuan untuk :
1) meningkatkan keyakinan dalam beragama;
2) mengembangkan budi pekerti dalam kehidupan anak;
3) mengembangkan sosialisasi dan kepekaan emosional;
4) meningkatkan disiplin melalui kebiasaan hidup teratur;

5
Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa pada Anak, (Yogyakarta: Remaja Rosdakarya, 2016), h.
17
6
Hamzah, Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar MengajarYang Kreatif Dan Efektif,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 54
3
5) mengembangkan komunikasi dalam kemampuan berbahasa;
6) meningkatkan pengetahuan atau pengalaman melalui kemampuan daya pikir;
7) mengembangkan koordinasi motorik halus dan kreatifitas dalam keterampilan
dan seni;
8) meningkatkan kemampuan motorik kasar dalam rangka kesehatan jasmani.”

Adapun rambu–rambu kegiatan belajar kelompok bermain yaitu :


a) Program kegiatan belajar kelompok bermain merupakan pegangan bagi
pembina, pengelola, pengasuh dan orang tua yang mempunyai kekhasan
dalam bermain sesuai dengan tujuan pendidikan dan prinsip-prinsip
pelaksanaan pendidikan,
b) Program kegiatan belajar kelompok bermain hendaknya dipelajari secara
terintegrasi antar delapan aspek perkembangan/ kemampuan.
c) Dalam mencapai kemampuan yang diharapkan, kegiatan belajar dilakukan
sambil bermain dengan memanfaatkan pengalaman otentik (pengalaman
yang dialami sendiri oleh anak),
d) Kemampuan yang diharapkan dicapai dalam pelaksanaanya dapat dilakukan
secara bertahap dan berulang sesuai dengan kemampuan anak.
e) Kemampuan yang diharapkan dapat dicapai dikembangkan melalui tema
yang sesuai dengan lingkungan terdekat anak.
f) Program kegiatan belajar kelompok bermain merupakan kemampuan
minimal yang hendaknya dimiliki anak sesuai dengan tumbuh kembangnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka rambu-rambu ini merupakan pedoman


yang diharapkan kepada tenaga pendidik kelompok bermain untuk dapat
diterapkan agar dapat memberikan stribusi yang positif bagi pengembangan
kompetensi anak didik.

4
Kurikulum merupakan salah satu aspek input (masukan) utama yang harus
diperhatikan oleh penyelenggara kelompok bermain. Kurikulum merupakan
seperangkat program, aturan atau pedoman dalam melaksanakan kegiatan
pendidikan pada suatu lembaga. Kejelasan tujuan suatu lembaga pendidikan
akan lebih jelas lagi dan dapat dipahami dari aspek kurikulum yang dirancang
dan akan dilaksanakan. Dan aspek kurikulum, suatu lembaga dapat memberikan
gambaran umum tentang isi program dan kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan dan dikembangkannya.

Kurikulum pada Kelompok Bermain dapat menggunakan Menu Acuan


Pembelajaran Generik yang dibuat oleh Direktorat PAUD atau Kurikulum
berbasis kompetensi untuk anak Usia Dini dengan kategori usia yang sesuai
dengan usia anak Kelompok Bermain, yaitu usia 3 sampai 6 tahun. Kedua
panduan ini mengenal potensi anak yang seharusnya dikembangkan pada usia
tersebut. Dengan adanya panduan ini, pihak penyelenggara akan semakin
mudah untuk menyusun sebuah kurikulum Kelompok Bermain yang sesuai
dengan tujuan lembaganya serta tetap memiliki komitmen untuk
mengoptimalkan seluruh potensi anak.

Pendidik (sebutan guru atau pamong) pada Kelompok Bermain merupakan


subjek pendidikan yang sekaligus menjadi unsur sentral masukan (input)
penyelenggaraan Kelompok Bermain. Guru memiliki kewajiban sebagai
perancang, penggerak, pengarah dan pelaksana serta pengembangan model
pendidikan yang diterapkan dalam Kelompok Bermain tersebut. Guru
Kelompok Bermain memiliki kewenangan untuk didampingi oleh seorang guru
bantu (jika jumlah anak kelompok bermain di atas 20) yang bertugas membantu
dirinya dalam mengorganisasikan pembelajaran setiap hari. Selain itu,
penyelenggaraan Kelompok Bermain dapat pula dibantu oleh beberapa staf
antara lain tata usaha dan cleaning service. Tata usaha akan membantu dalam
kelancaran administrasi dan pelayanan pendidikan sementara cleaning service
akan membantu guru dalam menyiapkan kondisi fisik ruangan agar senantiasa
bersih dan terawat.

5
Kualifikasi pendidik kelompok bermain sebaiknya minimal SLTA dan telah
memperoleh kegiatan sertifikasi sebagai guru atau pamong kelompok bermain
yang diselenggarakan pemerintah pusat atau pemerintah daerah melalui
departemen pendidikan nasional. Sertifikasi program dilaksanakan dengan
standar waktu yang identik dengan program diploma pada perguruan tinggi. Hal
ini perlu dipertimbangkan mengingat usia anak pada Kelompok Bermain dan
sarana yang berbasis pada lingkungan sekitar membutuhkan performansi dan
kreativitas guru atau pamong yang handal.7

7
Anisa, Pengelolaan pembelajaran di kelompok bermain (KB), (Yogyakarta: CV Media Kita,
2019), h.183
6
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pembelajaran program KB ini membawa anak untuk terjun langsung ke lingkungan.


Anak yang belajar dengan melihat keadaan lingkungan secara langsung akan lebih mudah
mengamati dan memahami subjek yang dipelajari. Sehingga dapat membantu untuk
mengaktualisasikan diri anak. Dapat mengaktualisasikan diri, berarti anak dapat melihat
sesuatu dari berbagai sudut pandang sehingga dapat menjadikan anak kreatif dan produktif.
Mengenai kreativitas, senada dengan pernyataan yang berbunyi “kreativitas merupakan
kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa produk atau gagasan
baru yang dapat diterapkan dalam memecahkan masalah, atau sebagai kemampuan untuk
melihat unsur- unsur yang sudah ada sebelumnya. Pengembangan kreativitas sangat penting,
karena dengan berkreativitas seseorang dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan dirinya
yang merupakan kebutuhan pokok tertinggi dalam hidup manusia”

Ruang lingkup program kegiatan belajar kelompok bermain adalah Hapidin (2004: 15)
mengintegrasikan delapan aspek perkembangan atau kemampuan melalui : (1) Program
kegiatan belajar dalam rangka pembentukan perilaku yang antara lain meliputi keimanan dan
ketaqwaan, budi pekerti, sosial dan emosional, dan disiplin. (2) Program kegiatan belajar dalam
rangka pengembangan kemampuan dasar yang antara lain meliputi kemampuan berbahasa,
daya pikir, keterampilan dan seni, dan kesehatan jasmani. Pembentukan perilaku dan
pengembangan kemampuan dasar tersebut dicapai melalui tema-tema yang dikembangkan
sendiri oleh pendidik. Mengacu pada pendapat di atas maka pada intinya fungsi program
pembelajaran pada kelompok yaitu aspek program pembentukan perilaku anak dan aspek
pengembangan kemampuan dasar. Kedua rambu ini merupakan elemen dasar dalam rangka
pencapaian hasil belajar anak melaui aktivitas bermain.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anisa. (2019). Pengelolaan Pembelajaran di Kelompok Bermain (KB). Yogyakarta: CV Media


Kita.
Galuh. (2013). Pengembangan Kurikulum PAUD. Solo: Solopos Ceria.
Hamzah. (2009). Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif
Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan, M. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: DIVA Press.
Madyawati. (2016). Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Yogyakarta: Remaja
Rosdakarya.
Marzuki, S. (2010). Pendidikan Nonformal . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suyadi. (2010). Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan
Madani.

Anda mungkin juga menyukai