Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAKIKAT PAUD
Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Konsep Dasar PAUD.
Dosen Pembimbing
Rina Insani Setyowati M.Pd

Oleh

Chierly Cantika P 2186236001


Nafissatur rosyidah 2186236002
Faridhotul mu'amanah 2186236010
Nurdiana 2186236014
Defita Nurfarida 2186236017

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Fiqih Ibadah tanpa halangan suatu apapun. Makalah ini
kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar PAUD. Tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada :
1. Ibu Rina Insani Setyowati. selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar
PAUD yang telah turut serta, dan memberi dukungan kepada penulis.
2. Teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan para mahasiswa untuk
mengetahui dan memahami tentang aspek dan fungsi dalam manajemen kelas.
Namun dengan ini kami menyadari bahwa makalah ini belum mencapai taraf
kesempurnaan, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar kami bisa menyempurnakan dan memperbaiki makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa mendapatkan ridho Allah Swt.

Blitar,Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………...…..... ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….... 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………..……............... 1


1.2 Rumusan masalah……………………………………………..………….. 1
1.3 Tujuan…………………………..………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………. 2

2.1 Pengertian PAUD…………………………………….……………….….. 2

2.2 Tujuan dan Fungsi PAUD…………………………………………….….. 2

2.3 Landasan PAUD………………………………………………………..… 4

2.4 Asas PAUD…………………………………………………………….… 7

2.5 Pendekatan PAUD………………………………………..…………….… 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………. 10

3.2 Saran ……………………………………………………………………. .10

Daftar Pustaka………………………………………………………………. 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini, adalah pendidikan yang diselenggarakan


dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara
menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian
anak. Pendidikan Anak Usia Dini memberi kesempatan untuk mengembangkan
kepribadian anak, oleh karena itu pendidikan untuk Usia Dini khususnya Taman
Kanak-Kanak perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan
berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik
dan motorik. Anderson ( dalam 1993).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa tujuan dan fungsi PAUD?


2. Apa pentingnya PAUD untuk anak-anak?
3. Pembelajaran apa yang diberikan kepada anak-anak usia dini?

1.3 TUJUAN

Untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang


tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga
memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta
mengarungi kehidupan di masa dewasa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PAUD

Pengertian PAUD adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan


untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh
atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. PAUD
adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan
pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan
keterampilan pada anak (kompetensi).

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum


jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan
informal.

2.2 TUJUAN DAN FUNGSI PAUD

Tujuan utama

Membentuk anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan


berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan
yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di
masa dewasa, mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan
untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Tujuan Penyerta PAUD antara lain adalah:

a. Kesiapan anak memasuki pendidikan lebih lanjut.


b. Mengurangi angka mengulang kelas.
c. Mengurangi angka putus sekolah (DO).
1. d. Mempercepat pencapaian Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun.
d. Meningkatkan mutu pendidikan.
e. Mengurangi angka buta huruf muda.
f. Memperbaiki derajat kesehatan & gizi anak usia dini
g. Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Selain tujuan di atas, menurut UNESCO (2005) tujuan PAUD antara lain
berdasarkan beberapa alasan:

a) Alasan Pendidikan: PAUD merupakan pondasi awal dalam


meningkatkan kemampuan anak untuk menyelesaikan pendidikan lebih
tinggi, menurunkan angka mengulang kelas dan angka putus sekolah.
b) Alasan Ekonomi: PAUD merupakan investasi yang menguntungkan baik
bagi keluarga maupun pemerintah.
c) Alasan sosial: PAUD merupakan salah satu upaya untuk menghentikan
roda kemiskinan.
d) Alasan Hak/Hukum: PAUD merupakan hak setiap anak untuk
memperoleh pendidikan yang dijamin oleh undang-undang.

PAUD juga bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi anak


agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya
diri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, dan cakap (Puskur, Depdiknas:
2007).

2.3 LANDASAN PAUD

A. Landasan Yuridis

Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa


”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

Dalam UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak


dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai dengan
minat dan bakatnya”.

Dalam UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa ”Pendidikan Anak Usia Dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa ”

1) Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang


pendidikan dasar,
2) Pendidkan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidkan formal, non formal, dan/atau informal,
3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau
bentuk lain yang sederajat,
4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA,
atau bentuk lain yang sederajat,
5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan
keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan,
6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur
lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”

B. Landasan Filosofis

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia.


Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang
baik. Standar manusia yang “baik” berbeda antar masyarakat, bangsa atau negara,
karena perbedaan pandangan filsafah yang menjadi keyakinannya. Perbedaan
filsafat yang dianut dari suatu bangsa akan membawa perbedaan dalam orientasi
atau tujuan pendidikan.

Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan bahwa


pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan pendidikan yaitu
menjadikan manusia indonesia seutuhnya.Bangsa Indonesia juga sangat
menghargai perbedaan dan mencintai demokrasi yang terkandung dalam
semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang maknanya “berbeda tetapi satu.” Dari
semboyan tersebut bangsa Indonesia juga sangat menjunjung tinggi hak-hak
individu sebagai mahluk Tuhan yang tak bisa diabaikan oleh siapapun. Anak
sebagai mahluk individu yang sangat berhak untuk mendaptkan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dengan pendidikan yang diberikan
diharapkan anak dapat tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilkinya, sehingga
kelak dapat menjadi anak bangsa yang diharapkan. Melalui pendidikan yang
dibangun atas dasar falsafah pancasila yang didasarkan pada semangat Bhineka
Tunggal Ika diharapkan bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang tahu akan
hak dan kewajibannya untuk bisa hidup berdampingan, tolong menolong dan
saling menghargai dalam sebuah harmoni sebagai bangsa yang bermartabat.
Sehubungan dengan pandangan filosofis tersebut maka kurikulum sebagai alat
dalam mencapai tujuan pendidikan, pengembangannya harus memperhatikan
pandangan filosofis bangsa dalam proses pendidikan yang berlangsung.
C. Landasan Keilmuan

Landasan keilmuan yang mendasari pentingnya pendidikan anak usia dinii


didasarkan kepada beberapa penemuan para ahli tentang tumbuh kembang anak.
Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan
perkembangan struktur otak. Menurut Wittrock (Clark, 1983), ada tiga wilayah
perkembangan otak yang semakin meningkat, yaitu pertumbuhan serabut dendrit,
kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel saraf. Peran ketiga wilayah
otak tersebut sangat penting untuk pengembangan kapasitas berpikir manusia.
Sejalan dengan itu Teyler mengemukakan bahwa pada saat lahir otak manusia
berisi sekitar 100 milyar hingga 200 milyar sel saraf. Tiap sel saraf siap
berkembang sampai taraf tertinggi dari kapasitas manusia jika mendapat stimulasi
yang sesuai dari lingkungan.

Jean Piaget (1972) mengemukakan tentang bagaimana anak belajar:“ Anak


belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak seharusnya mampu
melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru bisa menuntun anak-anak
dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak
dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, dan ia harus
menemukannya sendiri.” Sementara Lev Vigostsky meyakini bahwa : pengalaman
interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi perkembangan proses berpikir
anak. Aktivitas mental yang tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi
dengan orang lain. Pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna bagi
anak jika ia dapat melakukan sesuatu atas lingkungannya. Howard Gardner
menyatakan tentang kecerdasan jamak dalam perkembangan manusia terbagi
menjadi: kecerdasan bodily kinestetik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan naturalistik, kecerdasan logiko matematik, kecerdasan
visual-spasial, kecerdasan musik.

Dengan demikian perkembangan kemampuan berpikir manusia sangat


berkaitan dengan struktur otak, sedangkan struktur otak itu sendiri dipengaruhi
oleh stimulasi, kesehatan dan gizi yang diberikan oleh lingkungan sehingga peran
pendidikan yang sesuai bagi anak usia dini sangat diperlukan.
2.4 ASAS PAUD

Adapun asas pembelajaran pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah sebagai
berikut .

1) Asas apresepsi yaitu : pembelajaran yang memperhatikan


pengetahuan dan pengalamanawal/sebelumnya yang dimiliki anak
agar hasil belajar optimal.
2) .Asas kekongkritan yaitu pembelajaran dengan menggunakan
berbagai media dan sumber belajar nyataagar pembelajaran
menjadi bermakna.
3) Asas motivasi yaitu : Pembelajaran yang dirancang sesuai dengan
kebutuhan, minat dankemauan anak agar anak memiliki dorongan
untuk belajar.
4) Asas kemandirian yaitu pembelajaran yang dirancang untuk
mengembangkan kemandirian anak danmemecahkan masalah yang
dihadapinya.
5) Asas kerjasama (kooperatif ) yaitu pembelajaran yang dirancang
untuk mengembangkan keterampilan sosialanak melalui bekerja
sama.
6) Asas perbedaan individu yaitu pembelajaran yang dirancang
dengan memperhatikan perbedaan individu ,asas yang
memperhatikan perbedaan-perbedaan individu.
7) Asas keterpaduan ( korelasi )yaitupembelajaran yang dirancang
dan dilaksanakan antaraaspekpengembangan satu dengan lainnya
saling berkaitan/terpadu.
8) Asas belajar sepanjang hayat yaitu: pembelajaran yang dirancang
untuk membekali anak agar bisa belajarsepanjang hayat dan
mendorong anak selalu ingin dan berusahabelajar kapanpun dan
dimanapun.
9) Asas Nondiskriminasi yaitu: pembelajaran yamh di laksanakan
dengan tidak membeda-bedakan anak dari SARA apapun.
Prinsip dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):

1. Nondiskriminasi (tidak membedakan SARA


2. Mengetahui adanya Hak hidup (sebagai jaminan dan kelangsungan
perkembangan anak).
3. Melakukan hal terbaik
4. .Penghargaan ( memberikan perhatian dan penghargaan terhadap ide anak)

2.5 PENDEKATAN PAUD

Pendekatan yang bisa dilakukan yaitu pendekatan saintifik dan tematik


terintegratif. Kedua pendekatan ini sangat cocok diterapkan untuk anak usia dini,
karena akan membangun cara berpikir anak.

Anak akan memiliki kemampuan menalar yang diperoleh melalui proses


mengamati sampai pada mengkomunikasikan hasil pikirannya. Pendekatan
tematik terintegratif dipilih untuk mencapai beberapa tujuan. Diantaranya untuk
memusatkan perhatian peserta didik.

Pendekatan tematik terintegratif digunakan agar memudahkan guru agar


bisa menyampaikan materi dengan jelas, mengembangkan berbagai kompetensi
dasar dalam tema yang sama, dan untuk memberikan pemahaman terhadap materi
yang diberikan.

Berdasarkan hal tersebut, maka penyusunan perencanaan pembelajaran


sesuai dengan perkembangan anak usia dini memiliki tahapan-tahapan sebagai
berikut :

1.Tema dan program pengembangan

Tema yang dikembangkan dalam pembelajaran harus dapat membangun


program pengembangan nilai agama dan moral, fisik motorik ,kognitif, bahasa,
sosial emosional dan seni.
2. Pengaturan ruang kelas

Ruang kelas perlu ditata dan disesuaikan dengan tema. Susunan bangku
dapat diubah-ubah, memanfaatkan dinding kelas, alat, sarana, dan sumber belajar
yang mudah digunakan dan disimpan anak kembali.

3. Pemilihan materi

Memilih materi yang sederhana, mudah dipahami, dan bermanfaat untuk


anak.

4. Pemilihan metode

Pembelajaran dilakukan dengan berbagai metode. Misalnya percobaan,


eksperimen, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi dan bercakap-cakap.
Pembelajaran bisa dilakukan di dalam ataupun di luar kelas.

5. Pemilihan media

Media disesuaikan dengan tema kegiatan yang mudah digunakan dan


memiliki manfaat untuk mengembangkan aspek perkembangan anak.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
 8Pengertian PAUD adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan
tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara
menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek
kepribadian anak.
 Tujuan PAUD adalah membentuk anak yang berkualitas, yaitu anak yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya
sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan
dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa, mengembangkan
berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
 Salah satu landasan PAUD adalah Amandemen UUD 1945 pasal 28 B
ayat 2 dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi”.
 Adapun asas pembelajaran pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah Asas
apresepsi, Asas kekongkritan, Asas motivasi, Asas kemandirian, Asas
kerjasama (kooperatif ). Asas perbedaan individu, Asas keterpaduan
( korelasi ), Asas belajar sepanjang hayat, Asas Nondiskriminasi
 Pendekatan yang bisa dilakukan yaitu pendekatan saintifik dan tematik
terintegratif. Kedua pendekatan ini sangat cocok diterapkan untuk anak
usia dini, karena akan membangun cara berpikir anak.

3.2 SARAN

Demikian makalah yang kami susun, kami menyadari bahwa makalah


yang kami susun ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca demi lebih baiknya penulisan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bias bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/hidayatifahmi/54f8337ca3331169638b4e69/asas-
dan-prinsip-pendidikan-anak-usia-dini

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pendekatan-pembelajaran-paud/

https://www.psychologymania.com/2013/01/hakikat-pendidikan-anak-usia-
dini.html

santi.f umaya.di download (13 oktober 2021) . konsep dasar pendidikan paud

http://nurarifah22.blogspot.com/2016/01/makalah-konsep-dasar-pendidikan-anak.
tanggal 13 oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai