Anda di halaman 1dari 14

KELEMBAGAAN PAUD

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Anak Usia Dini

DOSEN PEMBIMBING: NUJHA NIRWANA DAMANIK, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
ASEP ROSANDI (1901020020)
MIMIN RAHAYU (1901020100)
RISMA KUMALASARI (1901020143)

PRODI : PAI SEMESTER VII

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL ULUUM
ASAHAN-KISARAN
2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan Makalah.......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis dan Syarat Penyelenggaraan PAUD...............................................................2
B. POS PAUD..............................................................................................................6
C. Superrvisi Pendidikan Pada Lembaga................................................................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari tahun ketahun terus
mengalami perkembangan yang pesat setidaknya jika dilihat dari adanya
peningkatan jumlah satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang cukup
signifikan yang diprakarsai oleh masyarakat secara mandiri di seluruh
pelosok tanah air. Perkembangan ini tentu sangat positif jika dilihat dari sisi
perluasan akses layanan pendidikan. Namun disisi lain sebagai bagian penting
dari program utama pembangunan pendidikan nasional, kebijakan
pengembangan pendidikan anak usia dini juga senantiasa harus bertumpu
pada prinsip pembangunan pendidikan yang berkeadilan dan bermutu
Pembinaan anak secara utuh tidak hanya dapat dilaksanakan sendiri
oleh orang tua, akan tetapi harus diintervensi dan difasilitasi oleh Pemerintah
Daerah melalui kerjasama lembaga/lintas sektoral. Untuk membantu
pemenuhan pertumbuhan dan kesehatan fisik anak dilakukan melalui program
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), sementara untuk pembinaan tumbuh
kembang anak balita melalui rangsangan fisik, mental, intelektual, spiritual,
sosial dan emosional dilakukan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB)
dan program PAUD.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana Jenis dan Syarat Penyelenggaraan Lembaga PAUD?
2. Bagaimana konsep Pos PAUD?
3. Bagaimana Superrvisi Pendidikan Pada Lembaga?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui Jenis dan Syarat Penyelenggaraan Lembaga PAUD.
2. Untuk mengetahui konsep Pos PAUD.
3. Untuk mengetahui Superrvisi Pendidikan Pada Lembaga.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis dan Syarat Penyelenggaraan Lembaga PAUD


Jenis penyelenggaraan Lembaga PAUD terdiri dari tiga jalur yaitu
pendidikan yaitu :
1. Pendidikan PAUD Formal
PAUD jalur formal adalah proses pendidikan bagi anak usia dini yang
diselenggarakan secara terstruktur dan berjenjang melalui jalur formal.
Bentuk lembaga PAUD jalur formal adalah Taman Kanak-Kanak (TK)
dan Raudhatul Athfal (RA). TK/RA adalah salah satu bentuk
Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur formal yang menyelenggarakan
program pendidikan anak usia dini usia 4-6 tahun.
2. Pendidikan PAUD Non Formal
PAUD jalur non formal adalah proses pendidikan bagi anak usia dini
yang diselenggarakan secara terstruktur dan berjenjang diluar jalur
formal. Berbagai bentuk Lembaga jalur PAUD Non formal adalah
Taman Penitpan ANak (TPA), Kelompok Bermain (KB), POS PAUD,
3. Pendidikan PAUD Informal
PAUD jalur informal adalah proses pendidikan bagi anak usia dini yang
diselenggarakan di lingkungan keluarga, baik langsung diselenggarakan
oleh orang tua maupun pihak penyelenggaraan home schooling bagi
anak usia dini.1
Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini haruslah didasarkan pada
berbagai landasan, yaitu landasan yuridis, landasan filosofis dan landasan
religius serta landasan keilmuan secara teoritis maupun empiris, dengan
penjelasan sebagai berikut.
1. Landasan Yuridis Pendidikan Anak Usia Dini
Landasan Yuridis Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari
1
Sugiarto Sutomo, Penyelenggaraan Pendidikan Anak usia Dini, (Jkarta : Universitas
Negeri Jakarta, 2003), h.4

2
pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
2. Landasan Filosofis dan Religi
Pendidikan dasar anak usia dini pada dasarnya harus berdasarkan pada
nilai-nilai filosofis dan religi yang dipegang oleh lingkungan yang
berada disekitar anak dan agama yang dianutnya. Di dalam Islam
dikatakan bahwa “seorang anak terlahir dalam keadaan fi
trah/islam/lurus, orang tua mereka yang membuat anaknya menjadi
yahudi, nasrani, dan majusi,” maka bagaimana kita bisa menjaga serta
meningkatkan potensi kebaikan tersebut, hal itu tentu harus dilakukan
dari sejak usia dini.
3. Landasan Keilmuan dan Empiris Pendidikan Anak Usia Dini pada
dasarnya harus meliputi aspek keilmuan yang menunjang kehidupan
anak dan terkait dengan perkembangan anak. Konsep keilmuan PAUD
bersifat isomorfi s artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari
interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin
ilmu, di antaranya: psikologi, fi siologi, sosiologi, ilmu pendidikan
anak, antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neurosains
(ilmu tentang perkembangan otak manusia). Dalam mengembangkan
potensi belajar anak, maka harus diperhatikan aspek-aspek
pengembangan yang akan dikembangkan sesuai dengan disiplin ilmu
yang saling berhubungan dan terintegrasi sehingga diharapkan anak
dapat menguasai beberapa kemampuan dengan baik. 2
Syarat-syarat pendirian lembaga Pendidikan terdapat dalam UU RI No.
2
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta :
Indeks, 2013), h.8-10

3
20 Tahun 2003 pasal 62 yang berbunyi :
1. Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal yang didirikan wajib
memperoleh izin pemerintah atau pemerintah daerah.
2. Syarat-syarat untuk memperoleh izin meliputi isi pendidikan, jumlah
dan kualifikasi pendidik, dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana
pendidikan, pembiayaan pendidikan, system evaluasi dan sertifikasi,
serta manajemen dan proses pendidikan.
3. Pemerintah atau pemerintah daerah memberi atau mencabut izin
pendirian satuan pendidikan sesuai dengan peraturan dan perundangan
yang berlaku.
4. Ketentuan mengenai pendirian satuan pendidikan sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah. 3
Secara umum syarat-syarat pendirian lembaga pendidikan PAUD antara lain:
1. Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan. Sudah tidak dapat
dipungkiri lagi dalam sebuah lembaga pendidikan harus ada pendidik
dan peserta didik. Dalam proses mencari peserta didik dapat dilakukan
dengan survei ataupun mempromosikan dalam bentuk spanduk atau
peta lokasi sehingga dalam lembaga PAUD tersebut mendaptkan
peserta didik yang cukup
2. Pendidik
Pendidik adalah tenaga yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasai
dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru PAUD harus
dimaksimalkan mengajar sejumlah 25 anak saja. Pendidik dalam hal ini
mencakup pendidikan guru dan staf administrasi. Serta harus dilengkapi
dengan latar belakang keahlian yang dimiliki. Terutama guru yang

3
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional pasal 62

4
mengajar dilembaga PAUD harus berlatar belakang S1 PG PAUD atau
S1 PGTK. Mengapa demikian. Karena dengan pendidik yang
profesional maka kelak akan menjadi lembaga pendidikan yang benar-
benar mempunyai keahlian basik gurunya serta dapat menjadikan
lulusan yang terbaik dan berilmu
3. Sarana dan prasarana yaitu
Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu sumber daya
yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus
menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang cukup canggih. Sarana dan prasarana dalam PAUD haruslah
disesuaikan dengan potensi fisik, kognitif, sosial, emosi, dan kejiwaan
anak didik. Karena karakter tersebut merupakan keperluan pendidik
yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
4. Kurikulum
Kurikulum merupakan aspek utama dalam pendidikan baik
pendidikan PAUD sampai dengan pendidikan menengah, Kurikulum
merupakan seperangkat alat atau pedoman program pendidikan yang
mengatur proses penyelenggaraan dan proses pendidikan. Yang
didalamnya telah diatur materi yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik dengan melihat dari segi filosofis, psikologis, sosial dan budaya,
serta ilmu pengetahuan dan tehnologi. Selain itu kurikulum juga dapat
dijadikan acuan dalam menyusun lampiran dalam penyusunan proposal
PAUD.
Berdasarkan pasal 62 ayat 2, persyaratan penyelenggaraan lembaga
pendidikan secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Isi pendidikan (kurikulum)
2. Program kerja PAUD selama satu bulan pelajaran
3. Surat persetujuan masyarakat setempat, melalui pengantar RT dan RW
4. Surat rekomendasi lurah
5. Rekomendasi dinas pendidikan kecamatan
6. Rekomendasi camat dari kecamatan setempat.

5
7. Akte yayasan penyelenggara
Ketujuh berkas tersebut dijadikan lampiran dari yayasan penyelenggara
yang ditujukan kepada kepala dinas pendidikan nasional kota atau kabupaten
Persyaratan pendirian lembaga Pendidikan Anak Usia Dini nonformal:
1. Ada Dewan Pembina minimal 1 orang
2. Dewan Pengawas minimal 1 orang
3. Ada Pengurus harian yang terdiri dari ketua, bendahara dan sekretaris
4. Photo Copy KTP semua anggota Yayasan/LSM
5. Surat Domisili Lembaga dari Kepala Desa Setempat
6. Semua ini dibawa ke Notaris Notaris akan membuat duplikasi Akta
(copian) untuk persyaratan Pembuatan NPWP Mengurus Surat Izin
Operasi Dari Dinas Pendidikan Kabupaten/kota Setempat.4

B. Pos PAUD
Pos Paud merupakan layanan PAUD yang penyelenggaraannya dapat
diintegrasikan dengan layanan Bina Keluarga Balita (BKB) dan Pos Layanan
Terpadu (Posyandu) yang pengelolaannya di bawah pembinaan pemerintah
desa atau kelurahan.Pos PAUD dikelola dengan prinsip “dari, oleh, dan untuk
masyarakat”. Pos PAUD dibentuk atas kesepakatan masyarakat dan dikelola
berdasarkan azas gotong-royong, kerelaan, dan kebersamaan. Pembinaan Pos
PAUD di tingkat desa/kelurahan dilakukan oleh Tim Pembina Tingkat
Desa/Keluarahan (TPD/K) yang beranggotakan unsurunsur perangkat
desa/kelurahan, dewan perwakilan desa/kelurahan, tokoh masyarakat/agama,
dan Tim Penggerak PKK.5
Adapun bentuk program kegiatan POS PAUD Adalah
1. Program Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)adalah salah satu bentuk
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola
dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

4
Erni. Munastiwi, Manajemen Lembaga PAUD Untuk Pengelola Pemula,
(Yogyakarta: Istana Agency Istana Publishing, 2019), h. 12
5
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Petunjuk teknis
Penyelenggaraan POS PAUD, (Jakarta: Kementrian Pendidikan nasional, 2011), h. 4

6
menyelenggarakan perkembangan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi
2. Program Bina Keluarga Balita (BKB) adalah upaya peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan kesadaran ibu serta anggota keluarga
lain dalam membina tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan
fisik, motorik, kecerdasan, sosial, emosional serta moral yang
berlangsung dalam proses interaksi antara ibu/anggota keluarga lainnya
dengan anak balita
Penyelenggaraan Pos PAUD berfungsi membina, menumbuhkan, dan
mengembangkan seluruh potensi. Pemerintah hendaknya membantu dalam
menyelenggarakan program anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk
perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar
memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan Nasional. Salah satu jalur terselenggaranya Pos
PAUD adalah jalur pendidikan nonformal. Pendidikan anak usia dini
nonformal memiliki peran yang sangat besar dalam membantu pemerintah
meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan pendidikan. Untuk itu,
pemerintah hendaknya memberikan perhatian baik terhadap sarana,
prasarana, pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan pada setiap Pos
PAUD
Pos PAUD dikelola dengan prinsip, dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Pos PAUD dibentuk atas kesepakatan masyarakat dan dikelola berdasarkan
azas gotongroyong, kerelaan, kebersamaan. Pos PAUD ditingkat
Desa/Kelurahan dilakukan oleh tim Pembina tingkat Desa/Kelurahan yang
beranggotakan unsur- unsur perangkat Desa/Kelurahan, dewan perwakilan
Desa/kelurahan, tokoh masyarakat, agama, dan tim penggerak PKK.
Mengelolah Pos PAUD dari, oleh dan untuk masyarakat serta memanfaatkan
potensi lingkungannya, membuat Pos PAUD terjangkau biayanya. Semua
biaya dibahas bersama sesuai dengan keperluan yang selanjutnya yang

7
dicarikan sumber daya atau dibebankan kepada orangtua. 6
Berbagai faktor yang menghambat rendahnya partisipasi orangtua dalam
penyelenggaraan Pos PAUD antara lain adalah tingkat didikan dan kesadaran
terhadap keberadaan Pos PAUD sebagai titik awal pendidikan nonformal masih
rendah, kesibukan dalam berbagai aktivitas mencari nafkah serta dukungan fasilitas
yang belum memadai.
C. Supervisi Pendidikan Pada Lembaga
Menurut Suharsini Arikunto supervisi pendidikan, adalah pembinaan
yang diberikan kepada seluruh staf sekolah, agar mereka dapat meningkatkan
kemampuan untuk mengembangkan situasi mengajar dengan baik. Sedangkan
menurut Made Pidarta pengertian supervisi pendidikan, adalah suatu proses
pembimbingan dari pihak atasan kepada para guru atau personalia sekolah
lainnya, yang langsung menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki
situasi belajar mengajar, agar para siswa dapat belajar secara efektif dengan
prestasi belajar yang semakin meningkat.7
Supervisi pendidikan adalah usaha untuk membantu, membina,
membimbing, dan mengarahkan seluruh staf sekolah, agar mereka dapat
meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar
dengan lebih baik.
Tujuan supervisi adalah sebgai berikut:
1. Meningkatkan efektivitas dan efesiensi belajar mengajar
2. Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di sekolah
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan.
3. Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, sehingga berjalan lancar dan memperoleh hasil yang
optimal.
4. Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya.
5. Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan,
kekurangan, dan kekhilafalafan serta membantu memecahkan masalah

6
Ibid, h. 4
7
Nuryati dan Ade Muslimat Mufrodi, Manajemen Penyelenggaraan PAUD,
(Makasar: Yayasan Bercode : 2020), h.. 104

8
yang dihadapi sekolah,sehingga dapat dicegah kesalahan yang lebih
jauh.
Ruang lingkup tugas supervisi disekolah meliputi berbagai aspek
kehidupan sekolah, khususnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan
proses belajar mengajar, sebagai implementasi kurikulum yang berlaku.
Dengan demikian, program supervisi meliputi penelitian dan pembinaan
tentang:
1. Pelaksanaan kurikulum
2. Ketenagaan
3. Ketatausahaan
4. Sarana dan Prasarana pendidikan
5. Hubungan sekolah dengan masyarakat

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jenis penyelenggaraan Lembaga PAUD terdiri dari tiga jalur yaitu
pendidikan yaitu :
1. Pendidikan PAUD Formal
2. Pendidikan PAUD Non Formal
3. Pendidikan PAUD Informal
Secara umum syarat-syarat pendirian lembaga pendidikan PAUD antara lain:
1. Peserta Didik
2. Pendidik
3. Sarana dan prasarana yaitu
4. Kurikulum
Berdasarkan pasal 62 ayat 2, persyaratan penyelenggaraan lembaga
pendidikan secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Isi pendidikan (kurikulum)
2. Program kerja PAUD selama satu bulan pelajaran
3. Surat persetujuan masyarakat setempat, melalui pengantar RT dan RW
4. Surat rekomendasi lurah
5. Rekomendasi dinas pendidikan kecamatan
6. Rekomendasi camat dari kecamatan setempat.
7. Akte yayasan penyelenggara
Pos Paud merupakan layanan PAUD yang penyelenggaraannya dapat
diintegrasikan dengan layanan Bina Keluarga Balita (BKB) dan Pos Layanan

10
Terpadu (Posyandu) yang pengelolaannya di bawah pembinaan pemerintah
desa atau kelurahan.Pos PAUD dikelola dengan prinsip “dari, oleh, dan untuk
masyarakat.
Supervisi pendidikan adalah usaha untuk membantu, membina,
membimbing, dan mengarahkan seluruh staf sekolah, agar mereka dapat
meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar
dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Petunjuk teknis
Penyelenggaraan POS PAUD, Jakarta: Kementrian Pendidikan nasional,
2011

Munastiwi, Erni. Manajemen Lembaga PAUD Untuk Pengelola Pemula,


Yogyakarta: Istana Agency Istana Publishing, 2019

Nurani Sujiono, Yuliani Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta :
Indeks, 2013

Nuryati dan Ade Muslimat Mufrodi, Manajemen Penyelenggaraan PAUD,


Makasar: Yayasan Bercode : 2020

Sugiarto Sutomo, Penyelenggaraan Pendidikan Anak usia Dini, (Jkarta :


Universitas Negeri Jakarta, 2003

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional pasal 62

11

Anda mungkin juga menyukai