Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN TUJUAN KURIKULUM


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

Disusun oleh :
PIKA AFSARI (1901020124)
RISMA KUMALASARI (1901020143)
SRI ASTUTI SEPTYOWATI (1901020163)

SEMESTER / PRODI : IV (EMPAT) / PAI-A


FAKULTAS TARBIYAH
DOSEN PENGAMPUH :
KENNY AGUSTO ARIE WIBOWO, M.Pd.i
INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL ULUUM
ASAHAN – KISARAN
T.A. 2020 /2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pengembangan Tujuan Kurikulum. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum. Demikian pengantar yang dapat
penyusun sampaikan, dimana penyusun pun sadar bahwasanya penyusun hanyalah
seorang manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Sehingga dalam penulisan dan
penyusunan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif dan senantiasa penulis terima dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya penyusun hanya bisa berharap bahwa dibalik tidak kesempurnaan
penyusunan makalah ini dapat ditemukan sesuatu yang bisa memberikan manfaat dan
hikmah bagi penyusun, pembaca dan bagi seluruh mahasiswa mahasiswi Institut
Agama Islam Daar Al Uluum Asahan Kisaran. Aamiin aamiin yarabbal alaamiin.

Kisaran, 8 Maret 2021

Kelompok Empat

i
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................................
i
Daftar Isi.............................................................................................................................
ii
PEMBAHASAN.................................................................................................................
1
A. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum.............................................................
1
B. Pengembangan Kurikulum......................................................................................
3
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum............................
4
D. Artikulasi Dan Hambatan Pengembangan Kurikulum............................................
5
E. Model-Model Pengembangan Kurikulum...............................................................
6
PENUTUP..........................................................................................................................
10.........................................................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
10
B. Saran........................................................................................................................
11
Daftar Pustaka...................................................................................................................
11

ii
iii
PEMBAHASAN
A. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua
pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum
terintregasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum
disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik,
penjabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini
disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana siswa, mencapai
tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang dianutnya 1. Prinsip
itu pada dasarnya merupakan kaidah yang menjiwai kurikulum tersebut.
1. Prinsip Umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum
a) Prinsip Relevansi
Secara umum istilah relevansi diartikan sebagai kesesuain atau keserasian
pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. Artinya pendidikan dipandang
relevan jika hasil perolehan pendidikan itu bersifat fungsional. Ada dua macam
relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevansi di dalam
kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar
yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan
perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan
bekerja dalam masyarakat. Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu
ada kesesuain atau konsistensi anatara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara
tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian.
b) Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas ini artinya lentur/tidak kaku dalam memberikan kebebasan bertindak.
Dalam kurikulum pengertian itu dimaksudkan kebebasan dalam memilih program-

1 Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hal.9

1
program pendidikan bagi murid dan mengembangkan program pendidikan bagi para
guru.
c) Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu berkesinambungan. Perkembangan dan proses belajar
akan berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti.
Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga
hendaknya berkesinambungan anatar satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara
satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan
dengan pekerjaan.
d) Prinsip Praktis
Yaitu mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dana biayanya juga
murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisien. Betapapun bagus dan idealnya suatu
kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan
mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan.
Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik
keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personal.Kurikulum bukan hanya harus ideal
tetapi juga praktis.
e) Prinsip Efektifitas
Dalam sajian bidang pendidikan prinsip efektifitas ini dikaitkan dengan efektifitas
guru mengajar dan efektifitas para murid belajar.Implikasi prinsip ini dalam
pengembanagan kurikulum ialah mengusahakan agar setiap kegiatan kurikuler
membuahkan hasil tanpa ada kegiatan yang mubazir dan terbuang percuma.
2. Prinsip Khusus
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum.
a) Prinsip Berkenaan dengan Tujuan Pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.Perumusan
komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan.Tujuan
pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).

2
b) Prinsip berkenaan dengan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah
ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal.Perlu
penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar
yang khusus dan sederhana.

B. Pengembangan Kurikulum
Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi,
yaitu: administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu
pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat.Adapun
antara lain adalah:  2
1. Peranan Para Administrator Pendidikan
Para administrator pendidikan ini terdiri dari: direktur bidang pendidikan, pusat
pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan
kecamatan serta kepala sekolah. Peranan para administrator tingkat pusat (direktur
dan kepala pusat) dalam pengembangan kurikulum adalah menyusun dasar-dasar
hukum, menyusun kerangka dasar serta program inti kurikulum.
2. Peranan Para Ahli
Pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas perubahan tuntutan
kehidupan dalam masyarakat, tetapi juga perlu dilandasi oleh perkembangan konsep-
konsep dalam ilmu. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum membutuhkan
bantuan pemikiran para ahli, baik ahli pendidikan, ahli kurikulum, maupun ahli
bidang studi/disiplin ilmu.
Partisipasi para ahli pendidikan dan ahli kurikulum terutama sangat dibutuhkan
dalm pengembangan kurikulum pada tingkat pusat. Apabila pengembangan
kurikulum sudah banyak dilakukan pada tingkat daerah atau lokal, maka partisipasi
mereka pada tingkat daerah, lokal bahkan sekolah juga sangat diperlukan, sebab apa
2 Ibid, hal.10-11

3
yang telah digarikan pada tingkat pusat belum tentu dapat dengan mudah dipahami
oleh para pengembangan dan pelaksana kurikulum di daerah.
3. Peranan Guru
Guru memegang peranan yang cukup penting baik di dalam perencanaan maupun
pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana, dan pengembag kurikulum
bagi kelasnya. Peranan guru bukan hanya menilai perilaku dan prestasi belajar murid-
murid dalam kelas, tetapi juga menilai implementasi kurikulum dalam lingkup yang
lebih luas.
4. Peranan Orang Tua Murid
Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum peranan
mereka dapat berkenaan dengan dua hal: pertama dalam penyusunan kurikulum dan
kedua dalam pelaksanaan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak
semua orang tua dapat ikut serta.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kurikulum


1. Perguruan tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi.Pertama, dari
pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dikembangkan di perguruan
tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan (Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan).
2. Masyarakat
Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sanagt dipengaruhi oleh
lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya
mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat
homogen atau heterogen, masyarakat kota atau desa, petani, pedagang atau pegawai,
dan sebagainya.
3. Sistem nilai

4
Masalah utama yang dihadapi para pengembangan kurikulum menghadapi nilai
adalah, bahwa dalam masyarakat nilai itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya
heterogen dan multifaset.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai
a. Guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam
masyarakat.
b. Guru hendaknya berpegang pada prinsip demokrasi, etis, dan normal.
c. Guru berusaha menajdikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru.
d.  Guru menghargai nilai-nilai kelompok lain.
e. Memahami dan menerima keberagaman kebudayaan sendiri.

D. Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum


Artikulasi dalam pendidikan berarti “kesatupaduan dan koordinasi segala
pengalaman belajar”. Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti
kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan,
menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi pengajaran, mengusahakan
perluasan dan kesinambungan kurikulum. Untuk menyusun artikulasi kurikulum
diperlukan kerja sama dari berbagai pihak: para administrator, kepala sekolah, TK
sampai rektor universitas, guru-guru dari setiap jenjang pendidikan, orang tua murid
dan tokoh-tokoh masyarakat.Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa
hambatan.Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam
pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan beberapa hal. 3
Pertama kurang waktu. Kedua kurang kesesuaian pendapat, baik antara sesama
guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator. Ketiga karena kemampuan
dan pengetahuan guru sendiri. Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk
pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan
maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum

3 Nana Syaodil Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdaarya, 1997),


hal.155

5
yang sedang berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari sekolah. Keberhasilan
pendidikan, ketetapan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan,
serta input fakta dan pemikiran dari masyarakat.

E. Model-model Pengembangan Kurikulum


Pemilihan suatu model pengembangan kurikulunm bukan saja didasarkan atas
kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang
optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem
pengelolaan pendidikan yang di anut serta model konsep pendidikan mana yang
digunakan adalah:
1. The Administrative Model
Model pengembangan kutikulum ini merupakan model paling lama dan paling
banyak dikenal. Diberi nama model administrative atau line staff karena inisisatif dan
gagasan pengembangan datang dari para administrator pendidikan dan menggunakan
prosedur administrasi. Dalam pelaksanaan kurikulum tersebut, selama tahun-tahun
permulaan diperlukan pula adanya kegiatan monitoeing, pengamatan dan pengawasan
serta bimbingan dalam pelaksanaannya. Setelah berjalan beberapa saat perlu juga
dilakukan suatu evaluasi, untuk menilai baik valitidas komponen-komponennya,
prosedur pelaksanaan maupun keberhasilannya.4
2. Tim Grass Roots Model
Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Insiatif dan
upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu
guru-guru atau sekolah.Dalam model pengembangan kuruikulum yang bersifat grass
roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru suatu sekolah
mengadakan uapaya pengembangan kurikulum.
3. Beaucamph’s System
Model pengembangan ini dikemukan oleh Beaucamp seorang ahli kurikulum.
Beaucamph mengemukakan lima hal dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
4 Ibid, hal.156

6
a) Menetapkan arena atau lingkup wilyah yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut,
apakah suaru sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi atau seluruh Negara.
Penetapan area ini ditentukan oleh wewewang yang dimiliki oleh pengambil
kebijaksanaan dalam pengembangan kurikulum serta oleh tujuan pengembangan
kurikulum.
b) Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam
pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi dalam
pengembangan kurikulum yaitu: 1) Para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada
pusat pengembangan kurikulum dan para ahli bidang ilmu dari luar. 2) Para ahli
pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru terpilih. 3) Para
professional dalam sistem pendidikan. 4) Professional lain dan tokoh-tokoh
masyarakat
c) Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langka ini berkenaan dengan
posedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan tujuan yang lebih
khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam
menentukan keseluruhan desain kurikulum.
d) Implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan
atau melaksanakan kurikulum yang bukan sesuatu yang sederhana, sebab
membutuhkan kesiapan yang menyeluruh, baik kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas,
bahan maupun biaya, di samping kesiapan manajerial dari pimpinan sekolah atau
administrator setempat.
e) Evaluasi kurikulum. Langkah ini minimal mencakup empat hal, yaitu:
1) Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru
2) Evaluasi desain kurikulum
3) Evaluasi hasil belajar siswa
4) Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum
4. The Demonstration Model
Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass roots, datang dari bawah. Model
ini diprakarsai oleh sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja sama dengan ahli

7
yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum. Model ini umumnya berskala
kecil, hanya mencakup suatu atau beberapa sekolah, suatu komponen kurikulum atau
mencakup keseluruhan komponen kurikulum. Karena sifatnya ingin mengubah atau
mengganti kurikulum yang ada, pengembangan kurikulum sering mendapat tantangan
dari pihak-pihak tertentu.5
5. Taba’s Inverted Model
Ada lima langkah pengembangan kurikulum model Taba ini, yaitu:
a) Mengadakan unit-unit eksperimen bersama-sama guru
b) Menguji unit eksperimen
c) Mengadakan revisi dan konsolidasi
d) Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum
e) Implementasi dan diseminasi
6. Roger’s interpersonal relation model
Menurut Rogers manusia berada dalam proses perubahan (becoming developing,
changing), sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembang
sendiri, tetapi karena ada hambatan-hambatan tertentu ia membutuhkan orang lain
untuk membantu memperlancar atau mempercepat perubahan tersebut. Pendidikan
juga tidak lain merupakan upaya guru untuk memperlancar dan mempercepat
perubahan tersebut. guru serta pendidik lainnya bukan pemberi informasi apalagi
penentu perkembangan anak, mereka hanayalah pendorong dan pemelancar
perkembangan anak.
Ada empat langkah pengembangan kurikulum model Rogers :
a) Pemilihan target dari sistem pendidikan
b) Partisipasi guru dalam pengalaman kelompok yang intensif
c) Pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit
pelajaran
d) Partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok
7. The Systematic Action-Research Model
5 Ibid, hal.157

8
Model perkembangan ini didasarakan pada asumsi bahwa perkembangan
kurikulum merupakan perubahan sosial. Hal itu mencakup suatu proses yang
melibatkan kepribaddaian orang tua, siswa guru, struktur sistem sekolah, pola
hubungan pribadi dan kelompok dari sekolah dan masyarakat.

8. Emerging Technical Model


Perkembangan bidang teknologi dan ilmu oengetahuan serta nilai-nilai efesien
efektifitas dalam bisnis, juga mempengaruhi perkembangan model-model kurikulum.
Tumbuh kecenderungan baru yang didasarkan atas hal itu, di antaranya:
a. The Behavioral Analysis Model
Yaitu menekankan penguasaan perilaku atau kemampuan.Suatu
perilaku/kemampuan yang kompleks diuraikan menjadi perilaku-perilaku yang
sederhana yang tersusun secara hierarkis. Siswa mempelajari perilaku-perilaku
tersebut secara berangsur-angsur mulai dari yag sederhana menuju yang lebih
kompleks.
b. The System Analysis Model
Berasal dari gerakan efesien bisnis. Langkah pertama dari model ini adalah
menentukan spesifikasi perangkat hasil belajar yang harus dikuasai siswa. Langkah
kedua adalah menyusun instrument untuk menilai ketercapaian hasil-hasil belajar
tersebut. Langkah ketiga, mengindentifikasi tahap-tahap ketercapaian hasil serta
perkiraan biaya yang diperlukan. Langkah keempat, membandingkan biaya dan
keuntungan dari beberapa program pendidikan.

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua
pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum
terintregasi filsafat, nila-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan.Kurikulum
disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik,
penjabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya.
2. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum, yaitu prinsip umum dan prinsip
khusus. Didalam prinsip khusus terdapat beberapa macam pengembangannya yaitu;
(a) prinsip relevansi, (b) prinsip fleksibilitas, (c) prinsip kontinuitas, (d) prinsip
praktis, (e) prinsip efektifitas. Adapun prinsip khusus yaitu; (a) prinsip berkenaan
dengan tujuan pendidikan, (b) prinsip berkenaan dengan isi pendidikan, (c)  prinsip
berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, (d) prinsip berkenaan dengan
pemilihan media dan alat pengajaran, (e) prinsip berkenaan dengan pemilihan
kegiatan penilaian.
3. Model-model perkembangan kurikulum yaitu; (a) the administrative model,
(b) tim grass roots model, (c) beaucamph’s system, (d) The demonstration model, (e)
taba’s inverted model, (f) roger’s interpersonal relation model, (g) the systematic
action-research model, (h) emerging technical models.

10
DAFTAR PUSTAKA
Ladjid, Hafni, (2005) Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Quantum Teaching.
Sukmadmata, Nana Syaodil, (1997), Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdaarya.

11

Anda mungkin juga menyukai